“Spirometry”
MKK ASMA PPOK
Kontributor Modul:
Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P(K)
dr. Aditya Sri Listyoko, Sp.P
P
Overview Modul
Modul ini merupakan modul prosedural skill melakukan spirometry
mulai dai indikasi dan kontraindikasi, persiapan alat, persiapan pasien,
prosedur pemeriksaan, penyimpanan dan pelaporan, serta intepretasi hasil.
Modul ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai
dengan area kompetensi, khususnya area kompetensi Ketrampilan Klinis
(Tabel 1).
Penilaian Skill
Metode evaluasi yang digunakan berupa nilai skill, scenario case test, nilai
saat pelayanan ke pasien dan ujian formatif.
P
Modul
SPIROMETRY
P
Tutor 1. Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P(K)
2. dr. Aditya Sri Listyoko, Sp.P
PEMERIKSAAN SPIROMETRI
1. Persiapan pemeriksa
2. Persiapan Alat
● Alat harus dikalibrasi untuk mendapatkan pengukuran yang baik antara aliran
atau volume tranduser yang diukur dengan sensor dan nilai actual aliran dan
volume.
dengan siklus paling tidak 3x untuk memberikan rentang aliran 0,5 dan 12
L/detik (dengan tabung 3 L antara 0,5-6 detik)
P
Gambar Kalibrasi Spirometri
3. Persiapan Pasien
serileks mungkin dan melonggrakan pakaian yang terlalu ketat atau melepas
ikat pinggang. Keputusan untuk menahan dahulu short acting bronkodilator
sebelum pemeriksaan bergantung pada keputusan klinisi.
P
●
4. Prosedur Spirometri
● Untuk spirometer yang mengukur inspirasi dan ekspirasi terdapat 4 fase FVC
● Operator harus mendemokan teknik yang tepat. Ketika zero flow level sudah
● Operator cek posisi pasien, noseclip berada pada psosisi yang benar dan
P
● Pasien yang tidak dapat menggunakan mouthpiece mungkin dapat
menggunakan facemask.
seperti menggunakan sealing face mask, tube konektor atau valve penutup
dapat diaplikasikan pada pasien dan operator mencatat pada catatan
operator.
● Manuver FVC :
mungkin yang bisa dilakukan” tidak hanya tariak napas dalam, pasien
harus diobservasi kepala dan wajahnya, selama inspirasi operator
mendorong pasien dengan kata kata “terus terus terus”. Indicator
inspirasi maksimal termasuk alir terangkat, mata melebar atau kepala
mulai bergetar. Pasien yang nampak nyaman cenderung inflasi tidak
dilakukan secara maksimal.
P
●
● Manuver SVC
● Untuk SVC (slow vital capacity) maksimum 8 manuver dan lebih baik
P
● Pasien diinstruksikan : 1. Ambil napas dalam sampai TLC dan tanpa
kurang dari 5% dari FVC atau 0,100L. Waktu ragu didefinisikan dari
titik inspirasi maksimal sampai waktu 0, tidak boleh lebih dari 2 detik
(maksimal 2 detik atau kurang). Pasien dengan obstruksi jalan napas
atas atau penyakit neuromuscular sering tidak mampu dalam
mengekspirasi cepat dan dapat melebihi batasan BEV.
P
Gambar Back extrapolated volume (BEV)
obstruksi jalan napas atau pasien usia tua FET dicapai dalam jangka
waktu lebih panjang, tetapi bagaimanapun juga FETs>15 detik tidak
merubah keputusan klinis.
95% pasien gejala obstruksi memiliki FET < 15 detik dan >95%
subjek normal memiliki FET < 11 detik. Pasien yang tidak dapat
mengekspirasi dalam jangka waktu lama untuk mencapai plateu
(pasien anak dengan elastisitas recoil yang tinggi atau pasien
dengan kelainan restriksi) 🡪 untuk acceptability, FVC harus lebih
tinggi atau mengggunakan repeatability
P
Gambar End of forced expiration (EOFE) / End of test (EOE)
P
Kriteria acceptable
• Tanpa permulaan ekspirasi yang baik, dimulai dengan terlalu ragu-
ragu atau permulaan yang salah atau volume yang diharapkan
kembali lebih dari 5% dari nilai FVC atau 0,150L.
• Tanpa disertai batuk selama manuver 1 detik pertama, sehingga
dapat mengukur nilai FEV1 sehingga bisa mendapatkan hasil yang
akurat.
• Tidak boleh mengakhiri ekspirasi lebih awal sebelum waktunya.
• Tanpa adanya penutupan glotis ( Valsava Maneuver) atau manuver
yang berlebihan yang dapat menyebabkan aliran udara yang
berlebihan sehingga tidak bisa mendapatkan hasil FEV1 atau FVC
yang akurat.
• Tidak boleh ada kebocoran.
• Tidak ada hambatan pada mouthpiece (misalkan hambatan karena
lidah harus disingkirkan dari mouthpiece, atau gigi yang ada di
depan mouthpiece, atau mouthpiece yang rusak karena gigitan).
• Tanpa adanya napas tambahan selama dilakukan manuver.
• Supaya hasil yang didapatkan akurat, pada waktu pemeriksaan
pemeriksa harus melihat apakah penderita mengerti instruksi yang
dijelaskan dan melakukan manuver dengan inspirasi maksimal,
P
permulaan yang baik, ekspirasi yang terus menerus, serta usaha
yang maksimal.
• Nilai yang diambil dilihat dari bentuk grafik (awalnya cepat,
puncaknya tinggi) dan nilai FVC yang besar
Kriteria reproducible
• Setelah didapatkan 3 manuver yang acceptable (dapat diterima)
• FVC reprodusible bila antara 2 nilai terbesar terdapat perbedaan
kurang dari 5 % FVC terbesar atau kurang dari 150 ml
• Perbedaan 2 nilai FEV1 terbesar kurang dari 5 % FEV1 paling besar
atau kurang dari 150 ml
P
aerosol-generating procedure (AGP)/ prosedur medis yang
menimbulkan aerosol
2. Pemeriksaan spirometri dapat dilakukan pada suatu keadaan yang
membutuhkan keputusan medis segera, dengan tetap
memperhatikan risiko dan manfaat.
3. Jangan melakukan prosedur spirometri pada pasien dengan gejala
COVID-19 atau gejala flu pada keadaan apapun
4. Tunda semua pemeriksaan rutin selama masa kritis penularan
COVID-19 saat ini
5. Jangan lakukan pemeriksaan spirometri pada pasien COVID19
minimal 30 hari sesudah sembuh (post- infeksi)
6. Uji latih, nebulisasi, uji provokasi bronkus dan prosedur lain yang
menimbulkan aerosol harus ditunda dulu
7. Untuk pasien poliklinik dengan risiko tinggi, pertimbangkan
pemakaian telemedicine yaitu pemeriksaan jarak jauh dengan
instruksi melalui videocall dari operator spirometri
8. Laksanakan protokol pengendalian infeksi dan pembersihan secara
ketat sesuai peraturan setempat
Ruang Pemeriksaan
1. Atur ruangan dan staf untuk meminimalisasi infeksi virus
2. Ruangan harus cukup luas, ada cukup jarak antara pasien dengan
operator
3. Ventilasi ruangan yang adekuat dengan jendela terbuka lebar
(gunakan ruangan bertekanan negatif bila memungkinkan)
4. Penggunaan HEPA Filter di ruangan tidak direkomendasikan
(kolonisasi virus).
5. Dekontaminasi ruangan dengan sinar UV atau ozon mengikuti
aturan PPI setempat
6. Untuk pasien dengan risiko tinggi, pemeriksaan spirometri dilakukan
di dalam ruangan bertekanan negatif dan menggunakan alat khusus
untuk pasien dengan risiko tinggi
Alat Spirometer
P
1. Spirometer hendaklah selalu menggunakan filter yang spesifik untuk
bakteri dan virus dan filternya sekali pakai (Direkomendasikan filter
dengan minimal terbukti efisien untuk kecepatan arus ekspirasi 600-
700 L /menit)
2. Maksimalkan penggunaan alat dan buang semua peralatan
pemeriksaan yang sekali pakai (penjepit hidung dan corong mulut)
secara hati-hati.
3. Bila menggunakan alat yang bisa dipakai ulang, maka harus
diperlakukan secara benar dan dibersihkan sesuai dengan
rekomendasi pedoman dari PPI (Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi)
4. Permukaan alat selalu dibersihkan setiap selesai pemeriksaan
5. Kalibrasi ulang alat spirometer setelah dekontaminasi.
Petugas/Operator
1. Pemakaian APD harus digunakan di area risiko tinggi saja, dan
petugas tidak boleh keluar area tanpa melepas APD
2. Direkomendasikan pemakaian masker FFP3 (N99) atau FFV2 (N95)
jika FFP3 tidak tersedia. Lama pemakaian masker disesuaikan
dengan kebijakan lokal. Pelindung mata (Goggle atau face shield)
harus selalu digunakan.
3. Sarung tangan sekali pakai harus selalu digunakan saat
pemeriksaan dan dibuang setiap selesai pemeriksaan
4. Lakukan protokol cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
pemakaian sarung tangan
5. Petugas kesehatan tetap melaksanakan menjaga jarak (physical
distancing).
Subjek/Pasien
1. Pasien yang dirujuk ditapis mana yang memerlukan pemeriksaan
2. Pilah pasien secara teliti, pasien yang terinfeksi COVID-19 ditunda
pemeriksaannya
3. Pasien duduk dengan jarak antara 2 meter, memakai masker, bila
ada pengantar hanya boleh satu orang
4. Selama menunggu prosedur pemeriksaan tetap memakai masker
P
CEKLIST PEMERIKSAAN SPIROMETRI
Seorang laki-laki 25 tahun, datang ke Poliklinik Paru dengan keluhan batuk
dan sesak hilang timbul sejak 2 tahun. Riwayat merokok 1 pack per hari.
Riwayat menggunakan obat salbutamol.
PERTANYAAN:
P
1. Lakukan tindakan prosedur penegakan diagnostik pada pasien tersebut
dan kominikasikan kemungkinan hasilnya
P
Penguji
(………………)