KKD 4.1.
FK UNDIP
SPIROMETRI
PEREMPUAN
PEFR (L/detik) = -5,12502 + 0,09006 x Usia + 0,06980 X TB
0,00145669 X Usia2 1,77692
Keterangan:
-Usia dengan satuan tahun, TB (tinggi badan) dengan satuan cm
-Hasil dengan satuan L/menit hasil perhitungan dikali 60
VARIABILITAS PEFR/APE HARIAN
Dinilai dengan cara mengukur APE terendah pagi hari dan APE tertinggi malam
hari selama 1-2 minggu. Rerata APE harian didapatkan dengan 2 cara berikut:
1.Bila sedang menggunakan bronchodilator, diambil perbedaan nilai APE pagi
sebelum bronchodilator dan nilai APE malam hari sesudah bronchodilator
Variabilitas Harian = APE malam APE pagi x 100%
(APE malam + APE pagi)
Nilai variasi > 20% dipertimbangkan sebagai asma
2.Metode lain adalah: nilai terendah APE pagi sebelum bronchodilator selama
pengamatan 2 minggu dibandingkan dengan nilai terbaik (nilai tertinggi APE
malam hari), dinyatakan dengan persen. Contoh: selama 2 minggu diukur
pagi dan malam, misalkan didapatkan APE pagi terendah 300 dan APE
malam tertinggi 400 maka nilai paling tinggi variabilitas APE adalah
300/400=75%
SPIROMETRI DENGAN AUTOSPIRO
TUJUAN PEMERIKSAAN
Menilai fungsi paru dengan mengukur aliran udara yang
melewati sensor dengan manuever tertentu, dari aliran
(flow) dalam jangka waktu tertentu tersebut dapat
diukur volume udaranya.
Menentukan jenis kelainan paru, obstruktif atau
restriktif.
Mendiagnosis asma bronkhial, COPD, gangguan
compliance paru
Menilai reversibilitas bronkhus
Alat bantu untuk pemeriksaan bronchial chalenge test
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN
1. Persiapan alat spirometri, hendaknya alat telah dikalibrasi 1 minggu
sekali
2. Persiapan pasien, seharusnya tidak mendapat terapi short acting
bronchodilator enam jam sebelum pemeriksaan, long acting beta agonis
12 jam sebelumnya, theofilin 24 jam sebelumnya. Hendaknya pasien
secara klinis stabil dan bebas dari infeksi
3. Perkenalkan diri, menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, hasil akan
sangat bergantung dari terbinanya komunikasi antara operator dan
pasien, karena pemeriksaan spirometri menuntut subyek untuk
bernapas maksimal dan memahami instruksi yang diberikan. Jika
diperlukan demonstrasikan dulu manuver yang akan dilakukan
4. Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan
data seperti umur, seks, TB, BB
5. Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri
kedalam mulutnya dan tutuplah hidung dengan penjepit hidung
6. Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan
tenang sebelum melakukan pemeriksaan
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN
7. Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran
8. Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk
ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar maka
akan keluar data dan kurva pada layar monitor spirometri, anjurkan
pasien untuk mempertahankan ekshalasi sampai pada tahap maksimal
9. Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan
ekspirasi maksimal
10. Untuk manuver force vital capacity dilakukan dengan menarik napas
dalam kemudian hembuskan cepat dan pertahankan ekshalasi sampai
maksimal
11. Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian
dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada
alat spirometri)
12. Batasi manuver 8 kali atau kurang untuk setiap sesi
Kesalahan
Alat yang tidak terkalibrasi dengan baik, kebersihan
yang kurang dapat memberikan hasil yang tidak
akurat
Inhalasi yang tidak adekuat
Kurangnya upaya ekshalasi selama pernapasan
Melakukan napas tambahan yang diambil selama
manuver
Bibir tidak rapat saat menutupi mouth piece
Awal yang lambat pada saat ekshalasi paksa
Pernapasan berhenti sebelum waktunya
Pernapasan melalui hidung
INTERPRETASI
Manuver yang dapat dilakukan pada spirometri
adalah:
1.Kapasitas Vital/KV (Vital Capacity/VC)
2.Kapasitas Vital Paksa/KVP (Force Vital
Capacity/FVC)
3.Maximal Voluntary Ventilation (MVV)
Total Lung Capacity (TLC) / kapasitas total paru = hasil penjumlahan antara VC dan
RV
Vital Capacity (VC) / kapasitas vital = volume udara yang diekspirasi dengan santai
sejak posisi akhir inspirasi maksimal hingga posisi akhir ekspirasi maksimal;
merupakan nilai hasil penjumlahan TV, IRV, dan ERV
Residual Volume (RV) / volume residu = sisa volume pada saat posisi akhir
ekspirasi maksimal
Inspiratory Capacity (IC) = volume udara yang dihisap sejak posisi netral (akhir
ekspirasi) hingga posisi akhir inspirasi maksimal; merupakan nilai penjumlahan TV
dan IRV
Functional Residual Capacity (FRC) = hasil penjumlahan ERV dan RV, volume sisa
udara yang masih ada dalam keadaan ekspirasi istirahat
Inspiratory Reserve Volume (IRV) = volume udara yang dihisap sejak posisiakhir
inspirasi pada manuver TV hingga posisi akhir inspirasi maksimal
Expiratory Reserve Volume (ERV) = volume udara yang dikeluarkan sejak posisi
akhir ekspirasi pada TV hingga posisi akhir ekspirasi maksimal
Tidal Volume (VT) = volume udara yang terhisap sejak posisi netral (akhir ekspirasi
hingga posisi akhir inspirasi
Minute Ventilation (MV) = jumlah udara yang dihisap dalam waktu satu menit;
merupakan hasil perkalian nilai TV dengan frekuensi napas dalam satu menit
Manuver kapasitas vital/KV atau Vital
Capacity (VC)
Bertujuan mengukur volume dan kapasitas paru
Manuver KV dilakukan secara berurutan dan
berkesinambungan mulai dari manuver volume tidal
(TV), volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve
volume = ERV), volume cadangan inspirasi
(inspiratory reserve volume = IRV), dan kemudian
manuver kapasitas vital
Manuver TV harus dilakukan secara hati-hati karena
merupakan inti dari pemeriksaan ini. Pernapasan
dimulai dengan inspirasi dan ekspirasi senatural
mungkin dengan ritme yang teratur dan kedalaman
yang sama
Manuver kapasitas vital paksa/KVP atau
Force Vital Capacity (FVC)
Bertujuan utama untuk mengukur deras aliran
udara ekspirasi dan panjangnya waktu inspirasi,
kemudian dikomputasi untuk menghasilkan
parameter yang lain. Gerakan utamanya adalah
dengan melakukan inspirasi maksimal, kemudian
melakukan ekspirasi dengan cepat dan kuat
sampai udara habis atau ekshalasi maksimal
Maximal Voluntary Ventilation (MVV)
Aliran udara
Satuan : Liter/menit atau Liter/detik
PEF : peak expiratory flow; arus puncak ekspirasi atau PFR
Aliran udara
MMEF 25-75 % : maximum mid expiratory flow
(rerata deras aliran udara ekspirasi) pada volume
paru antara 25% dan 75% terhadap FVC
MMEF 50-75 % : maximum mid expiratory flow
(rerata deras aliran udara ekspirasi) pada volume
paru antara 50% - 75% terhadap FVC
Parameter spirometer pada manuver FVC
NORMAL < 70 %
FVC FEV1