Anda di halaman 1dari 123

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA SAAT ANAK MENONTON

TELEVISI DENGAN PERILAKU ANAK USIA PRASEKOLAH


DI TK NEGERI PEMBINA KIHAJAR DEWANTORO
KOTA GORONTALO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian


Sarjana Keperawatan

Oleh

AYU THIRTA LESTARI


NIM: 841415062

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2021

i
ii
HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA SAAT ANAK MENONTON
TELEVISI DENGAN PERILAKU ANAK USIA PRASEKOLAH
DI TK NEGERI PEMBINA KIHAJAR DEWANTORO
KOTA GORONTALO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian


Sarjana Keperawatan

Oleh

AYU THIRTA LESTARI


NIM: 841415062

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2021
ABSTRAK

Ayu Thirta Lestari, 2021. Hubungan Bimbingan Orang Tua Pada Saat Anak
Menonton Televisi Dengan perilaku anak Usia Prasekolah di TK Negeri Pembina
Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Olahraga Dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Rini Fahriani
dan Pembimbing II Muhamad Nur Syukriani Yusuf
Televisi dengan tayangan yang mengandung unsur kekerasan tidak selalu
menimbulkan efek negatif jika ada pendampingan orang tua yang dapat mengajarkan
anak mengenai nilai-nilai yang diambil dalam tayangan televisi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan bimbingan orang tua saat menonton acara
ditelevisi dengan perilaku pada anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar
Dewantoro Kota Gorontalo.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 84
responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisa
menggunakan uji chi square test. Hasil penelitian didapatkan bahwa 82 responden
(97.6%) yang menyatakan bimbingan orang tua dilakukan saat anak menonton
televisi dan tidak dilakukan sebanyak 2 responden (2.4%). Perilaku anak pada usia
prasekolah saat menonton TV terdapat 80 responden (95,2%) terpengaruh dan 4
responden (4,8%) tidak terpengaruh. Hasil uji analisis statistic diperoleh diperoleh
p value = (0,000) < α (0,05).
Kesimpulan terdapat hubungan bimbingan orang tua saat menonton acara
ditelevisi dengan perilaku pada anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar
Dewantoro Kota Gorontalo. Penelitian ini diharapkan TK Negeri Pembina Kihajar
Dewantoro dapat menjalin kerjasama dengan baik dengan orang tua anak agar lebih
mudah melakukan proses pengawasan anak diluar sekolah.

Kata kunci : Bimbingan Orang Tua, Perilaku Anak Usia Prasekolah


Daftar Pustaka : 27 (2010-2019)
ABSTRACT

Ayn Thirta Lestnrj 2020. The Relationship between Parental Guidance


When Children Watch Television with Preschoolers’ Behavior. Study
Prognm in Nursing Science, Faculty of Sports and Health, State University of
Gorontalo. Tbe principal supervisor is Rini Fahriani, and the co-supervisor is
Muhamad Nur Syukriani Yusuf.

Television with shows that contain violence does not always have a
negative effect if there is parental assistance who can teach children about
the values taken in the shows. This study aimed to determine the relationship
between parental guidance while watching television programs with
preschoolers’ behavior in TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro, Gorontalo
City.
This study used a cross-sectional method with 84 respondents using a
simple random sampling technique. The analysis applied the chi-square test. The
result showed that 82 respondents (97,6%) state that parental guidance was
happening when the children watch television, and 2 resjx›ndents (2,4%) were
not. There were 80 respondents (95.2%) of preschooler’s behavior affected
when watched TV (95.2%), and 4 (4.8%) were not. The result
of the statistical analysis test sbowed that the value of p = (0.000) < o
(0.05).
To conclude, there is a relationship between parental guidance while
watching television programs with the behavior I schoolers in TK Negeri
Pembina Kihajar Dewantoro, Gorontalo Ci J, ,research expected that TK
Negeri Pembina Kihajar Dewantoro could §I1 with e parents to be
easier in the process of child supervision t

Keywords : Parental Guidance,


References : 27 (2010-2019)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

"Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan


tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri"
(Qs. Al-Ankabut: 6 )
“Bukanlah ilmu yang seharusnya mendatangimu, tetapi kamulah yang harus
mendatangi ilmu itu”
(Imam Malik)
Alhamdulillah, rasa syukurku panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat
keberkahan dan rahmat yang dilimpahkannya kepadaku sehingga aku dapat
menyelesaikan skripsi ini. Tidak mudah bagiku untuk menyelesaikannya tanpa
perantara Allah SWT dan tanpa doa dari kedua orang tuaku.
Sebagai bentuk cinta kasihku kepada kedua orang tuaku “Bapak Drs.Syafarudin
Kono, M.Pd & Ibu Srilestari, S.Pd” kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda
dharma baktiku untuk kalian. Untuk ayah tercinta terima kasih karena selama ini
sudah membimbingku, mendidikku, mendoakanku yang selalu memanjatkan doa
disetiap sujut untuk kelancaran studiku dan rela berkorban demi penyelesaian studiku.
Untuk Ibu terima kasih karena sudah membesarkanku, merawatku, mendidiku, dan
tanpa mengharap balasan dari anaknya. Bahkan ucapan terima kasihku pun tidak akan
mampu membalas apa yang telah kalian berikan kepadaku. Untuk kaka yang aku
sayangi dan sangat aku banggakan “Moh Panji Briantara Kono, S.Pd” yang selalu
mendukung dan membantuku dalam melakukan penelitian dan menjadi sumber
inspirasiku. Dan untuk Adik-Adikku “Dimas Aji Saputra Kono & Ananda Aditia
Pratama Kono’’yang menjadi sumber motivasiku yang memberikan semangat
untukku.
ALMAMATERKU TERCINTA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin segala puji bagi Allah SWT Dzat yang maha
sempurna, Dzat yang maha kuasa, Dzat maha indah dan maha benar diatas segala
kebenaran, Dzat yang memberikan hidup dan kehidupan bagi Hambanya. Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunia hanya dengan izin-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
penyusunan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Bimbingan Orang Tua Saat
Anak Menonton Televisi Dengan Perilaku Anak Usia Prasekolah di TK Negeri
Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo” penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian Sarjana
Keperawatan Di Universitas Negeri Gorontalo.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan, tantangan dan rintangan

yang penulis hadapi. Akan tetapi semua itu dapat terlewati berkat petunjuk dan

pertolongan dari Allah SWT sehingga penulis dapat mengatasi segala hambatan dan

kesulitan. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukan semata-mata atas

usaha penulis sendiri, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

baik langsung maupun tidak langsung. Semoga bantuan yang telah diberikan dan

segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu, melalui kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk

menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada ke dua Orang Tua tercinta Bapak

Syafarudin Kono dan Ibu Srilestari yang selalu senantiasa memanjatkan doa,

memberikan motivasi serta dukungan yang tiada hentinya.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, tentunya tak lepas dari bimbingan,

percikan, bantuan, nasehat serta doa restu dari berbagai pihak. Penulis menyadari
kontribusi yang diberikan sangatlah berharga. Oleh karenanya, penulis menghaturkan

ucapan “Terima Kasih” sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi yang setinggi-

tingginya, Tak lupa ucapan terima kasih juga penulis tunjukan kepada :

1. Bapak Dr. Eduart Wolok, S.T., M.T selaku Rektor Universitas Negeri

Gorontalo (UNG) terimakasih atas fasilitas yang telah diberikan selama kuliah

di Universitas Negeri Gorontalo.

2. Bapak Dr. Harto S. Malik, M.Hum selaku wakil rektor I, bapak Dr. Fence M.

Wantu SH., MH selaku wakil rektor II, ibu Karmila Mahmud, S.Pd., M.A.,

Ph.D selaku wakil rektor III, dan bapak Prof. Dr. Phil. Ikhfan Haris, M.Sc

selaku wakil rektor IV Universitas Negeri Gorontalo.

3. Ibu Prof. Dr. Herlina Jusuf, Dra. M.Kes selaku dekan Fakultas Olahraga dan

Kesehatan. bapak Dr. Hartono Hadjarati, M.Pd selaku wakil dekan I, ibu Dr.

Widysusanti Abdulkadir, M.Si, Apt selaku wakil dekan II dan bapak Edy

Dharma Putra Duhe M.Pd selaku wakil dekan III. Serta seluruh staf tata usaha

terima kasih telah memberikan bantuan selama penulis menempuh pendidikan

di Fakultas Olahraga dan Kesehatan di Universitas Negeri Gorontalo.

4. Ns. Yuniar Mansyes Soeli, M.Kep, Sp.Kep.J selaku Ketua Jurusan Program

Studi Sarjana Keperawatan dan Ns. Wirda Y. Dulahu M.Kep selaku

Sekretaris Jurusan Program Studi Sarjana Keperawatan, terima kasih telah

membimbing dan memberikan solusi-solusi dalam setiap permasalahan yang

didapatkan selama proses perkuliahan Universitas Negeri Gorontalo.


5. dr. Sri A. Ibrahim M,Kes selaku dosen pembimbing akademik terima kasih

telah membimbing dan memberikan solusi-solusi dalam setiap permasalahan

yang didapatkan selama proses perkuliahan jurusan keperawatan di

Universitas Negeri Gorontalo.

6. Rini Rahmawati Zees, S.Kep, Ns, M.Kep dan dr. Muhamad Nur Syukriani

Yusuf M.Med.Ed selaku pembimbing I dan pembimbing II terima kasih telah

meluangkan waktu dan kesempatan dalam membimbing serta mengarahkan

penulis dalam penyusunan skripsi ini dan berkontribusi dalam memberikan

solusi, masukan dan sarannya pada setiap permasalahan.

7. dr. Elvie Febriani Dungga, M.Kes dan Ns. Andi Mursidah, S.Kep, M.Kes

selaku penguji I dan penguji II terima kasih telah mengarahkan, memberi

solusi, masukan dan sarannya pada setiap permasalahan serta memberikan

motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

8. Teruntuk pengelola Skripsi Ns Andi Mursyidah, S.Kep, M.Kes dan Ns Ita

Sulistiani Basir S.Kep, M.Kep yang telah membimbing, mengarahkan,

memperjuangkan dan tak henti-hentinya memberikan motivasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi.

9. Seluruh staf Dosen Keperawatan terima kasih telah memberikan ilmunya

yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan dan staf administrasi

Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah membantu saya dari awal proses

perkuliahan sampai saya selesai ditahap ini.


10. Kepala sekolah ibu Hj. Anitje Wahidji S.Pd dan seluruh staf guru di TK

Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo yang banyak

memberikan pelajaran-pelajaran berharga kepada peneliti dan membantu

peneliti selama proses penelitian

11. Kepada bapak Drs.Syafarudin Kono, M.Pd & Ibu Srilestari, S.Pd terimakasih

sudah menjadi orang tua yg hebat, yang senantiasa memberikan doa dan

dukuan terbaik sehingga peneliti samapai di tahap ini.

12. Kepada Moh Panji Briantara Kono, S.Pd, Dimas Aji Saputra Kono dan

Ananda Aditia Pratama Kono trimakasih sudah memberikan semgat dan

motivasi kepada peneliti, dan Seluruh keluarga yang selalu membantu dan

memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

13. Kepada Febriyanto Samani S.Km Terima kasih penulis ucapkan sebanyak-

banyaknya selalu ada saat penulis meminta bantuan, menemani, dan juga

selalu memberi motivasi dan memberikan semangat kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman KKS HIRILISASI RISET 2019 Desa Kotajin Utara Kec.

Atinggola Kab. Gorontalo Utara terima kasih telah menjadi saudara baru

peneliti yang saling mendukung, memberi motivasi, memberi canda tawa

serta cerita disetiap moment. Dan kekompakan tulus yang diberikan serta

persahabatan yang tak akan pernah terlupakan yang membuat hari-hari sangat

menyenangkan. Serta aparat desa dan masyarakat kotajin utara terima kasih
telah menjadi keluarga selama kks berlangsung dan dukungan serta

pengertiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

15. Kepada sahabat-sahabat keperawatan Ns. Puji Rianti Ilahude, S.Kep, Rahmi

Paputungan, S.Kep, dan Apriyani Ahmad, S.Kep yang selalu ada saat peneliti

bertanya. Terimakasih peneliti ucapkan sehingga peneliti sampai ditahap ini

dan dapat menyelesaikan skripsi.

16. Semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu yang selalu mendoakan,

memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Dalam penulisan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwasanya

masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis

mengharapkan adanya kritikan, saran yang bersifat membangun dari semua

pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

kesehatan khusunya dibidang ilmu keperawatan.

Gorontalo, Januari 2021

Ayu Thirta Lestari

NIM. 841415062
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
LOGO UNG..............................................................................................................ii
HALAMAN JUDUL................................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN..................................................................................iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................vi
ABSTRAK................................................................................................................vii
ABSTRACK..............................................................................................................viii
MOTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................................ix
KATA PENGANTAR..............................................................................................x
DAFTAR ISI.............................................................................................................xv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................................1
Identifikasi Masalah...............................................................................................................5
Rumusan Masalah..................................................................................................................5
Tujuan Penelitian................................................................................................6
Tujuan Umum 6
Tujuan Khusus 6
Manfaat Penelitian.................................................................................................................7
Manfaat Teoritis 7
Manfaat Praktis 7
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS...................................................9
Pengertian Media Televisi.....................................................................................................9
Perilaku Anak........................................................................................................................10
Bentuk Perilaku Anak............................................................................................................11
Tahap Perkembangan Perilaku Anak.....................................................................................15
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Anak..............................................................17
Peran Orang Tua Dan Lingkungan Dalam Perkembangan Perilaku
Anak..........................................................................................................21
Pengertian Bimbingan Orang Tua.........................................................................................22
Fungsi Bimbingan Orang Tua...............................................................................................23
Jenis Bimbingan Orang Tua..................................................................................................25
Kajian Penelitian Yang Relevan............................................................................................27
Kerangka Berfikir..................................................................................................................30
Kerangka Teori 30
Kerangka Konsep...................................................................................................................31
Hipotesis Penelitian...............................................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................32
Tempat dan Waktu...............................................................................................32
Tempat Penelitian..................................................................................................................32
Waktu Penelitian 32
Desain Penelitian...................................................................................................................32
Variabel Penelitian.................................................................................................................32
Variabel Independen (Variabel Bebas)..................................................................................32
Variabel Dependen (Variabel Terikat)..................................................................................33
Definisi Operasional..............................................................................................................33
Populasi Dan Sampel.............................................................................................................34
Populasi 34
Sampel 34
Teknik Pengumpulan Data....................................................................................................35
Kuesioner 35
Wawancara 35
Prosedur Pengambilan Data...................................................................................................36
Prosedur Administratif...........................................................................................................36
Prosedur Teknis 36
Etika Penelitian......................................................................................................................37
Surat Persetujuan Riset..........................................................................................................37
Kerahasiaan 38
Menghormati Hak dan Martabat Manusia.............................................................................38
Menghormati Keadilan Inklusivitas......................................................................................38
Teknik Analisa Data..............................................................................................................38
Analisa Univariant.................................................................................................................38
Analisa Bivariant 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................40
Hasil Penelitian......................................................................................................................40
Gambaran Umum Penelitian..................................................................................................40
Analisis Univariat..................................................................................................................41
Analisis Bivariat 45
Pembahasan...........................................................................................................................46
BAB V PENUTUP....................................................................................................60
Kesimpulan............................................................................................................................60
Saran 61
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................62
LAMPIRAN..............................................................................................................64
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional..................................................................................33
Tabel 4.1 Frekuensi Responden Berdasarkan Umur..................................................42
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................43
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan...........................................43
Tabel 4.4 Hasil Distribusi Frekwensi Berdasarkan Bimbingan Orang Tua...............44
Tabel 4.5 Hasil Distribusi Frekwensi Perilaku Anak Pada Usia Prasekolah.............45
Tabel 4.6 Analisis Hubungan Bimbingan Orang Tua Saat Anak Menonton Televisi
Dengan Perilaku Anak Usia Prasekolah Pada Murid TK Negeri
Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo.............................................45
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori.......................................................................................30
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian..................................................................31
Gambar 3.1 Rumus Slovin.........................................................................................34
Gambar 3.2 Kerangka Kerja......................................................................................37
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
Lampiran 1. Lembar Observasi Penelitian Bimbingan Orang Tua............................65
Lampiran 2. Lembar Observasi Penelitian Perilaku Anak.........................................66
Lampiran 3. Master Tabel..........................................................................................67
Lampiran 4. Analisis Validasi Variabel.....................................................................68
Lampiran 5. Analisis Validasi Variabel Y.................................................................70
Lampiran 6. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen...............................................72
Lampiran 7. Output SPSS..........................................................................................78
Lampiran 8. Bar Chart................................................................................................80
Lampiran 9. Analisis Univariat..................................................................................81
Lampiran 10. Chi-Square Tests..................................................................................83
Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian................................................................84
Lampiran 12. Surat Selesai Meneliti..........................................................................85
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian.......................................................................86
Lampiran 14. Jurnal Keperawatan.............................................................................89
Lampiran 15. Curiculum Vitae..................................................................................99
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia dini memiliki kemampuan berpikir fantasi atau daya imajinatif

yang sangat luas. Fantasi sendiri didefinisikan sebagai daya jiwa untuk psikologis

(Ahmadi, 2015). Pada tahap usia dini anak dapat meniru segala hal yang mereka lihat

ataupun dengar tanpa bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk

dilakukan karena mereka masih belum mampu menguasai mental secara logis

(Nurcahyani, 2015).

Anak dengan usia 4-6 tahun adalah anak telah memasuki jenjang prasekolah.

Sebelum memasuki fase ini, anak telah memasuki fase sebelumnya 1-3 tahun yang

turut berpengaruh (Yuliani, 2013). Pada fase ini, semua aspek baik fisik maupun

psikis anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lumayan cepat,

meskipun dari segi kualitas dan kuantitas perkembangan setiap anak berbeda.

Perkembangan mental emosional adalah suatu kondisi yang mengidentifikasi indifidu

yang mengalami psikis, emosi, sikap yang secara keseluruhan akan menentukan gaya

tingkah laku (Mauliyah, 2017). Mental emosional pada anak prasekolah merupakan

hubungan antara proses tumbuh kembang. Perkembangan perilaku anak dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor internal (dari dalam diri anak) umur dan jenis kelamin.

Sedangkan faktor eksternal (dari luar anak) lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat, media masa, dan sebagainya (Wulan, 2016).

1
Pendidikan pertama diperoleh anak di awal kehidupannya dari keluarga,

khususnya orang tua. Pendidikan dapat diberikan dalam bentuk pola asuh, sikap atau

tingkah laku yang dicontohkan oleh orang tua terhadap anak dalam kehidupan sehari-

hari. Bimbingan orang tua merupakan proses di dalam keluarga, suatu interaksi orang

tua dan anak adalah cara terbaik untuk mendidik anak. Peran orang tua diterapkan

sejak anak lahir dan disesuaikan dengan usia serta tahap perkembangan. Namun pada

usia prasekolah fase ini terdapat perilaku anak yang kadang kurang diperhatikan oleh

orang tua karena dianggap tidak terlalu membutuhkan bimbingan dan anak dianggap

akan belajar dengan sendirinya bila telah memasuki bangku sekolah. Padahal

bimbingan orang tua sangat diperlukan terkait perkembangan media informasi yang

dapat mempengaruhi perilaku anak di usia prasekolah.

Media masa adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan

pesan, fungsi mendidik, mempengaruhi, menginformasikan dan menghibur

(Makhshun, 2018). Media komunikasi merupakan semua sarana atau alat komunikasi

dalam kehidupan manusia baik secara verbal (teks, gambar) maupun non verbal

(mimik muka, gerakan). Media masa ialah proses komunikasi antara komunikator

dengan komunikan melalui sebuah sarana yaitu televisi (Rahmi, 2017).

Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkan telah mampu menarik minat

pemirsanya dan beberapa orang telah menjadikan menonton televisi sebagai rutinitas

penting dalam kehidupan (Yudistira, 2017). Televisi menimbulkan pengaruh terhadap

masyarakat baik yang bersifat positif maupun negatif. Pengaruh negatif didalamnya
dapat berupa tindakan kekerasan yang dapat ditemukan dalam tayangan televisi mulai

dari film dewasa hingga film anak-anak. (Wulan, 2006).

Tayangan tidak mendidik tersebut hadir disaat jam anak masih aktif menonton

televisi, apabila yang ditonton merupakan acara edukatif, maka bisa memberikan

dampak positif namun, jika tontonan lebih kepada hal yang mengandung unsur

negatif atau kekerasan, maka akan berdampak sebaliknya (Wahyuni, 2016).

Kurangnya pengawasan dari orang tua membuat anak dengan bebas menonton

televisi. Pentingnya mendampingi anak ketika menonton televisi agar anak

pengetahuan informasi yang pantas diterima sesuai tahap perkembangan.

(Situmorang, 2016).

Sepanjang tahun 2013 sampai dengan 2014, Komisi Penyiaran Indnesia

menerima sebanyak 1.600 pengaduan masyarakat terhadap program sinetron dan

FTV yang dianggab meresahkan dan membahayakan pertumbuhan fisik dan mental

anak serta mempengaruhi perilaku kekerasan terhadap anak.

Tahun 2015 ada 93 surat teguran, 11 surat klarifikasi dan 100 aduan

masyarakat terhadap tayangan yang mengganggu, dan tahun 2016 KPI mengeluarkan

76 surat teguran dan 150 pengaduan masyarakat.

Pada tahun 2017-2018 Komisioner KPI pusat sekaligus koordinator bidang isi

siaran telah mampu mendeteksi 33.802 potensi pelanggaran pada program siaran 15

televisi berjaringan nasional. KPI juga menerima 4.377 pengaduan masyarakat

tentang konten siaran yang meresahkan.


Penelitian yang telah dilakukan oleh Longdong dan kawan-kawan (2017).

Kegiatan menonton pada anak-anak sangat rentan dan mudah menerima informasi

dari apa yang mereka lihat seperti acaraa kartun di televisi, sehingga walaupun ada

bimbingan orang tua tapi perilaku anak masih saja meniru. Karena ada faktor

lingkungan seperti pergaulan yang salah yang berpengaruh buruk pada perilaku anak.

Penelitian yang dilakukan Sutisna (2017) dapat diketahui bahwa media

televisi memiliki pengaruh terhadap perilaku agresi anak secara siknifikan media

televisi memiliki pengaruh terhadap perilaku agresi anak ini terlihat dari besarnya

nilai Fhitung= 3,41 > Ftabel = 0,04.

Hasil wawancara tanggal 28 februari pada 15 orang tua 7 diantaranya tidak

melakukan bimbingan saat menonton televisi, 5 diantaranya jarang memberi arahan

pada anak atau menemani anak saat menonton televisi karna alasan bekerja. Dan 3

lainnya sering menemani dan melakukan bimbingan pada saat anak menonton

televise. Televisi dengan tayangan yang mengandung unsur kekerasan tidak selalu

menimbulkan efek negatif jika ada pendampingan orang tua yang dapat mengajarkan

anak mengenai nilai-nilai yang diambil dalam tayangan televisi. Perilaku yang

muncul pada anak dapat berasal dari bentuk peniruan dan pola dalam menonton

televisi. Beberapa fakta yang disebutkan perlu mendapatkan perhatian berupa

bimbingan orang tua menjadi faktor dominan dalam pembentukan perilaku anak.

Seharusnya anak usia dini mendapat bimbingan yang layak dari orang tua saat anak

menonton Televisi. Setelah melakukan pengamatan dari data yang diperoleh, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Hubungan Bimbingan


Orang Tua Pada Saat Anak Menonton Televisi Dengan perilaku anak Usia Prasekolah

di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

masalah yang muncul pada anak prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar

Dewantoro Kota Gorontalo adalah:

1. Pada tahun 2018 KPI pusat mendeteksi 33.802 scene pelanggaran pada 15

program siaran televisi berjaringan nasional.

2. Anak meniru segala hal yang mereka lihat ataupun dengar tanpa adanya

pengawasan dari orang tua saat anak menonton televisi.

3. Tayangan tidak mendidik hadir disaat jam-jam anak masih aktif menonton

televisi, didalamnya dapat berupa tindakan kekerasan dan kejahatan yang dapat

ditemukan dalam tayangan televisi.

4. Orang tua tidak terlalu mempermasalahkan tayangan televisi yang dilihat oleh

anak.

5. Berdasarkan wawancara yang dilakuka pada 15 orang tua anak-anak di TK

Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo, 7 diantaranya tidak melakukan

bimbingan saat menonton televisi, 5 diantaranya jarang memberikan bimbingan

dan 3 diantaranya tidak memberikan bimbingan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka pokok masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana hubungan bimbingan orang tua saat anak menonton televisi dengan
perilaku anak usia prasekolah pada murid TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro

Kota Gorontalo. Sebagai berikut :

Bagaimana hubungan bimbingan orang tua saat ini terhadap perkembangan

perilaku anak pada usia prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro

Kota Gorontalo ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya pembahasan ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan bimbingan orang tua saat menonton acara

ditelevisi dengan perilaku pada anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina

Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui bagaimana bimbingan orang tua saat anak menonton

televisi di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo.

b. Untuk mengetahui bagaimana perilaku anak di TK Negeri Pembina Kihajar

Dewantoro Kota Gorontalo dalam kehidupan sehari-hari.

c. Untuk mengetahui hubungan bimbingan orang tua saat menonton acara

ditelevisi dengan perilaku pada anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina

Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo.


1.5 Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian tentang hubungan bimbingan orang tua saat

anak menonton televisi dengan perilaku anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina

Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo maka hasil penelitian akan bermanfaat bagi:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberi kontribusi dalam pengembangan Ilmu

pengetahuan khususnya dibidang keperawatan.

1.5.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Masyarakat

a. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat

dijadikan sebagai dokumen bahan bacaan.

b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat khususnya orang tua yang memiliki

anak usia prasekolah agar dapat membimbing anak saat anak sedang menonton

televisi.

c. Sebagai bahan masukan selanjutnya bagi masyarakat agar mengetahui bahwa

pentingnya bimbingan orang tua pada saat anak menonton televisi dengan

perilaku anak usia prasekolah.

2) Bagi Peneliti

a. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai hubungan

bimbingan orang tua saat menonton televisi dengan perilaku anak usia

prasekolah.
b. Sebagai pengalaman yang berharga dalam memperluas wawasan dan

pengetahuan melalui penelitian lapangan.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian

dengan topik yang berbeda.


BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

2.1 Pengertian Media Televisi

Menurut Sanjaya (2018), media adalah kata jamak dari medium yang berarti

perantara atau pengantar. Media massa adalah alat yang digunakan dalam

penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan

menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan TV.

(Cangara, 2012).

Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam

proses komunikasi massa. Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan

tindakan khalayak. Budaya, sosial, politik dipengaruhi oleh media (Agee dalam

Ardianto, 2014). Media massa dikatakan sebagai kebudayaan yang bercerita. Media

membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan.

Televisi (TV) adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

menyampaikan informasi tetapi juga membangun dan membentuk karakter serta

perilaku seseorang, baik kearah positif maupun negatif. Fungsi TV sama dengan

fungsi media massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan

membujuk. Fungsi menghibur lebih dominan dari pada fungsi lainnya. Menurut

Burhan Bungin (2018), TV dikatakan sebagai media komunikasi yang paling besar

pengaruhnya terhadap perubahan sosial karena kemampuan audio visual yang ada

pada TV adalah kekuatan yang luar biasa. Perubahan sosial tidak akan cepat terjadi

apabila manusia belum menemukan media komunikasi. Setiap media komunikasi


memiliki karakteristik tersendiri. Berikut ini adalah karakteristik media massa TV

menurut Sutisna (2013), yaitu :

1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang

penglihatan dan pendengaran manusia.

2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya, atau yang

langka.

3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.

4. Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu.

5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik.

6. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak

menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.

Berbagai program acara TV, termasuk program pendidikan, biasanya

dirancang sedemikian rupa sehingga menarik minat penonton. Untuk memaksimalkan

usaha perubahan perilaku dan sikap, selain melalui TV juga dilengkapi dengan

penyediaan media cetak untuk dikonsumsi oleh anak-anak.

2.2 Perilaku Anak

Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi

dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak

tampak, dari yang dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Okviana, 2015).

Perilaku merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi

manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus

yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010).

Usia prasekolah (3-6 tahun) disebut juga dengan golden age atau keemasan,

sehingga pola pengasuhan dan pembelajaran yang diterapkan perlu diperhatikan

karena sangat penting dalam proses perkembangan anak (Surbakti, 2008). Kesalahan

pola pengasuhan dan pembelajaran pada usia ini akan berdampak terhadap

perkembangan anak selanjutnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan anak adalah pengaruh media masa (Aprilia, 2017).

2.2.1 Bentuk Perilaku Anak

Sebagian dari bentuk perilaku sosial yang berkembang pada masa kanak-

kanak awal, merupakan perilaku yang terbentuk atas dasar landasan yang diletakan

pada masa bayi. Sebagian lainnya merupakan bentuk perilaku sosial baru yang

mempunyai landasan baru. Banyak di antara landasan baru ini dibina oleh hubungan

sosial dengan teman sebaya diluar rumah dan hal-hal yang diamati anak dari tontonan

televisi.

Pola perilaku sosial menurut Elizabeth B. Hurlock (dalam Marliyani, 2019)

terbagi atas dua kelompok, yaitu pola perilaku yang sosial dan pola perilaku yang

tidak sosial. Pola perilaku sosial adalah :

1. Kerja sama, sekelompok anak belajar bermain atau bekerja bersama dengan

anak lain.
2. Persaingan, merupakan dorongan bagi anak-anak untuk berusaha sebaik-

baiknya. Hal itu akan menambah sosialisasi mereka.

3. Kemurahan hati, kemurahan hati terlihat pada kesediaan untuk berbagi

sesuatu dengan anak lain.

4. Hasrat akan penerimaan sosial, jika hasrat pada diri anak untuk diterima kuat,

hal itu mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial.

5. Simpati, anak kecil tidak mampu berperilaku simpati sampai mereka pernah

mengalami situasi yang mirip dengan duka cita.

6. Empati, adalah kemampuan meletakan diri sendiri dalam posisi orang lain

dan menghayati pengalaman orang tersebut.

7. Ketergantungan, ketergantungan terhadap orang lain dalam hal bantuan,

perhatian, dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku dalam cara

yang diterima secara sosial.

8. Sikap ramah, anak kecil memperlihatkan sikap ramah melalui kesediannya

melakukan sesuatu untuk orang lain atau anak lain dan dengan

mengekspresikan kasih sayang kepada mereka.

9. Peduli, sikap tidak mementingkan diri sendiri, anak perlu mendapat

kesempatan dan dorongan untuk membagi apa yang mereka miliki. Belajar

memikirkan orang lain dan berbuat untuk orang lain.

10. Meniru, dengan meniru orang yang diterima baik oleh kelompok sosial,

anak- anak memperoleh kesempatan untuk mengembangkan sifat dan

meningkatkan penerimaan kelompok terhadap diri mereka.


Adapun pola perilaku yang tidak sosial adalah perilaku yang menunjukkan :

1. Negativisme

Suatu bentuk tingkah laku melawan berupa pelanggaran terhadap

aturan-aturan yang ada, tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap

penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai

dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada sekitar usia 18

bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun. Perkembangan tingkah

laku negativisme pada usia ini di pandang sebagai hal yang wajar.

Setelah usia empat tahun, biasanya tingkah laku ini mulai menurun.

Antara usia empat tahun dan enam tahun, sikap membangkang atau melawan

secara fisik beralih menjadi sikap melawan secara verbal (menggunakan kata-

kata). Sikap orang tua terhadap tingkah laku melawan pada usia ini tidak

dipandang serius sebagai hal yang negatif.

2. Agresi

Perilaku menyerang balik secara fisik (non verbal) maupun kata-kata

(verbal). Agrasi ini merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap frustasi (rasa

kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya) yang di

inginkannya. Agresi ini berwujud dalam perilaku menyerang, seperti :

memukul, mencubit, menendang, mengigit, marah-marah dan berkata kasar.

Orang tua yang menghukum anak berperilaku agresi menyebabkan

peningkatan agresifitas anak. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua sebaiknya

mereduksi, mengurangi agresivitas anak tersebut dengan cara mengalihkan


perhatian atau keinginan anak, memberi mainan atau sesuatu yang diinginkan

(sepanjang tidak membahayakan keselamatannya) atau upaya lain yang bisa

meredam agresivitas anak tersebut.

3. Berselisih atau bertengkar (quarreling)

Hal ini bisa terjadi apabila seorang anak merasa tersinggung atau

terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain, seperti diganggu pada saat

mengerjakan sesuatu atau direbut barang atau mainannya.

4. Mengejek

Sebagai bentuk lain dari tingkah laku agresi. mengejek merupakan

serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan

atau cemohan), sehingga menimbulkan reaksi marah pada orang yang

diserangnya.

5. Perilaku yang berkuasa

Perilaku ini adalah kecenderungan untuk mendominasi orang lain atau

menjadi majikan, wujudnya anak suka meminta, memerintah mengancam dan

memaksa.

6. Prasangka.

Landasan prasangka terbentuk pada masa kanak-kanak awal yaitu

ketika anak menyadari bahwa sebagian orang berbeda dari mereka dala hal

penampilan dan perilaku dan bahwa perbedaan ini oleh kelompok sosial

dianggap sebagai tanda kerendahan. Bagi anak kecil tidaklah umum


mengekspresikan prasangka dengan bersikap membedakan orang-orang yang

mereka kenal.

2.2.2 Tahap Perkembangan Perilaku Anak

Perkembangan kehidupan individu itu tidak statis melainkan dinamis, dan

pengalaman belajar yang disajikan kepada setiap individu harus sesuai dengan sifat-

sifat khasnya sesuai dengan perkembangan perilakunya. Sudah tentu tidak ada orang

yang menyangkal bahwa perkembangan perilaku itu merupakan hal yang

berkesinambungan. Akan tetapi untuk lebih mudah memahami dan

mempersoalkannya, biasanya individu menggambarkan perkembangan dalam fase-

fase atau periode-periode tertentu (Ahmadi, 2015).

Masalah periodisasi perkembangan ini biasanya juga merupakan masalah

yang banyak dipersoalkan oleh para ahli, pendapat mengenai dasar-dasar periodisasi

serta panjang masing-masing periode juga macam-macam yang pada umumnya lebih

bersifat teknis dari pada konsepsional. Pendapat mengenai penahapan yang

bermacam-macam itu secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga golongan,

yaitu:

1. Berdasarkan Biologis

2. Berdasarkan Didaktis atau Instruksional

3. Berdasarkan Psikologis

Perbedaan menjadi tiga kelompok itu tidak berarti bahwa setiap penahapan

hanya menggunakan satu dasar dan mengingkari berfungsinya kedua dasar yang lain,
pembedaan itu dilakukan atas dasar pilihan di antara dasar-dasar itu yang dianggap

paling menentukan (Sarwono, 2012).

1. Tahap perkembangan berdasarkan biologis.

Sekelompok ahli dalam membuat penahapan mendasarkan diri pada keadaan

atau proses biologis tertentu, diantaranya pendapat ahli Aristoteles,

menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa itu dalam tiga

tahap masing-masing lamanya tujuh tahun.

1) Tahap I : Dari 0 sampai 7 tahun masa anak kecil atau masa bermain.

2) Tahap II : Dari 7 sampai 14 tahun masa anak, masa belajar atau masa

sekolah rendah.

3) Tahap III : Dari 14 sampai 21 tahun masa anak remaja atau pubertas,

masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa (Sarwono, 2012).

2. Tahap perkembangan berdasarkan didaktis atau instruksiaonal

Dasar didaktis atau instruksional yang dipergunakan oleh para ahli seperti

pendapat Rousseau mengemukakan tahapan atas dasar didaktis dijelaskan

sebagai berikut:

1) Tahap I : Umur 0 sampai 2 tahun masa asuhan.

2) Tahap II : Umur 2 sampai 12 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan

panca indera.

3) Tahap III : Umur 12 sampai 15 tahun periode pendidikan akal.

4) Tahap IV : Umur 15 sampai 20 tahun periode pendidikan watak dan

pendidikan agama (Sarwono, 2012).


3. Tahap perkembangan berdasarkan psikologis

Kegoncangan psikis itu dialami oleh hampir setiap orang, karena itu

dapat digunakan sebagai perpindahan dari masa yang satu ke masa yang lain

dalam proses perkembangan. Pada umumnya selama perkembangan individu

mengalami masa kegoncangan dua kali yaitu, yang pertama kira-kira pada

tahun ketiga atau keempat, dan yang kedua pada permulaan masa pubertas.

Berdasarkan atas kedua masa kegoncangan itu, perkembangan

individu dapat digambarkan melewati tiga periode atau masa yaitu:

1) Masa lahir sampai masa kegoncangan pertama, yang biasanya disebut

masa kanak-kanak.

2) Masa kegoncangan pertama sampai masa kegoncangan kedua, yang

biasanya disebut masa keserasian sekolah.

3) Masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja, yang biasanya

disebut masa kematangan. Umur berapa tepatnya masa remaja tidak

dapat dikatakan dengan pasti, tetapi umumnya dapat diterima sebagai

perkiraan pada umur 21 tahun (Sarwono, 2012)

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Anak

Setiap anak yang dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu.

Karakteristik setiap anak diperoleh dari orang tuanya. Karakteristik tersebut

menyangkut fisik dan psikis atau sifat-sifat mental. Hereditas merupakan aspek

individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang, seberapa jauh

perkembangan terjadi tergantung pada lingkungan yang mempengaruhinya.


Lingkungan merupakan faktor pentingyang menentukan perkembangan perilaku.

Faktor lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

sosial (Yunus, 2015).

1. Lingkungan keluarga

Keluarga memiliki peranan penting dalam upaya mengembangkan

perilaku anak. Setiap anak dirawat dari orang tua dengan penuh kasih sayang

dan mendidik tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya

yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan

perilaku anak menjadi baik dan sehat. Segala aktivitas anak di dalam rumah

merupakan tanggung jawab seluruh anggota keluarga, aktivitas seperti belajar,

bermain, dan menonton televisi memerlukan pengawasan dari orang tua.

Keluarga juga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan

manusia. Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting

bagi perkembangan perilaku anak, karena dengan perlakuan dan bimbingan

yang baik dari orang tua anak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik

secara fisik, biologis, maupun sosio psikologisnya (Yusuf, 2015).

Setiap anak akan merasa nyaman dengan keluarganya apabila fungsi

keluarga dapat dijalankan dengan baik. Fungsi keluarga adalah memberikan

rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan yang

baik diantara anggota keluarga. Cinta kasih dalam keluarga bukan hubungan

yang sebatas perasaan, akan tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa


tanggung jawab, perhatian, pemahaman, dan keinginan untuk menumbuh

kembangkan anak yang dicintai (Yusuf, 2015).

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak, anak

mendapat asuhan dari orang tua menuju ke arah perkembangan. Keluarga

menjalankan perannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk

karakter serta moral seorang anak. Adapun fungsi keluarga secara

psikososiologis mencakup sebagai berikut :

a. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya.

b. Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis.

c. Sumber kasih sayang dan penerimaan.

d. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar jadi anggota

masyarakat yang baik.

e. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku.

f. Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya

dalam rangka menyesuaikan diri terhadap kehidupan.

g. Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan

sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri.

h. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai

prestasi, baik di sekolah maupun dimasyarakat.

i. Pembimbing dalam segala aktifitas yang dilakukan anak.

j. Sumber teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk

mendapatkan teman di luar rumah (Dagun, 2012).


2. Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan perilaku anak.

Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru substitusi orang tua.

Sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam membantu

para siswa mencapai tugas perkembangannya, dengan hal ini sekolah

berupaya menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat

memfasilitasi siswa untuk mencapai perkembangannya, selain itu sekolah

juga mempunyai peran dalam mengembangkan potensi pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki anak, menciptakan budi pekerti luhur, membangun

solidaritas terhadap sesama serta mengembangkan keimanan dan ketakwaan

anak agar menjadi manusia yang beragama dan beramal kebaikan.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis

melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka

membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang

menyangkut aspek moral spiritual, intelektual, emosional maupun sosial

(Yusuf, 2015).

Guru dipersiapkan secara khusus dalam bidang pendidikan untuk

menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang bisa menjadi

stimulus bagi perkembangan anak. Hal ini menjadi salah satu sisi keunggulan

dari guru dibandingkan orang-orang dewasa lain pada umumnya. Karena

pengalaman interaksi pendidikan dengan guru di sekolah akan lebih bermakna

bagi anak. Tujuan serta fungsi dari sekolah untuk memfasilitasi proses
perkembangan anak, secara menyuluh sehingga dapat berkembang secara

optimal sesuai dengan harapan dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat

(Yusuf, 2015).

3. Lingkungan sosial

Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak

mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan perilaku. Peran

itu semakin penting, terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur

masyarakat. Interaksi sosial di dalam lingkungan memiliki keanekaragaman

yang sesuai dengan status dan juga perannya masing-masing. Anak belajar

untuk menjalani kehidupan melalui interaksi dengan lingkungan (Yusuf,

2015).

Ketika lingkungan sekitar tidak sehat misalkan dalam lingkungan

masyarakat yang bermoral tidak baik anak akan mengikuti keadaan yang ada

disekitarnya. Sebaliknya jika lingkungan itu sehat atau bermoral yang baik

maka perkembangan perilaku anak akan ikut baik karena lingkungan sosial

sangat berperan dalam membentuk perilaku atau karakter anak (Yusuf, 2015).

2.2.4 Peran Orang Tua dan Lingkungan Dalam Perkembangan Perilaku Anak

Orang tua juga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan

manusiawi, terutama kebutuhan bagi pengembangan perilakunya. Orang tua yang

memberikan bimbingan serta perlakuan yang baik, maka anak dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya, baik fisik, maupun sosiopsikologisnya. Perawatan orang tua

yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama
maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk

mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang sehat dengan perilaku yang

baik (Yusuf, 2015).

Orang tua adalah contoh bagi anak. Tidak dapat disangkal bahwa contoh dari

orang tua mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi anakdan orang tua merupakan

contoh model yang pertama dan terdepan bagi anak baik perilaku positif maupun

negatif (Yusuf, 2015).

Cara berpikir anak dibentuk oleh cara berpikir dan berbuat dari orang tuanya.

Orang tua telah mewariskan cara berpikirnya kepada anak, yang kadang sampai pada

generasi ketiga atau keempat. Perananan orang tua bagi anak dipandang sebagai suatu

hal yang sangat mendasar, suci dan perwujudan spiritual yang akan mengajarkan

anak tentang sikap perilaku proaktif dan sikap perilaku kasih sayang dari orang tua

(Yusuf, 2015).

Peranan lingkungan juga tidak kalah pentingnya bagi perkembangan anak.

Lingkungan sosial bagi anak ditentukan dari terjadinya perubahan dalam struktur

masyarakat yaitu kesenjangan antara generasi tua dan generasi muda memasuki

masyarakat (Yusuf, 2015).

2.3 Pengertian Bimbingan Orang Tua

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu atau

kelompok agar mereka itu dapat mandiri melalui berbagai bahan, interaksi, nasehat,

gagasan, alat dan asuh yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku (Chasanatin,

2010).
Hal ini mengandung pengertian bahwa bimbingan dapat melalui berbagai

cara, bahan, ataupun arahan yang berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan yang dilakukan harus terus-menerus atau kontinu, agar mendapatkan hasil

yang diharapkan. Bimbingan juga mengandung makna memberikan pertolongan atau

bantuan (Wardani, 2017). Orang tua merupakan pendidik utama dan terutama bagi

anak-anak mereka. Dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Oleh

karena itu, bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga (Djamarah,

2014).

Dari pengertian di atas, yang dimaksud dengan bimbingan orang tua adalah

petunjuk atau penjelasan cara mengerjakan sesuatu hal yang dilakukan oleh orang tua

terhadap anak-anaknya. Di antara orang tua yang layak memberikan bimbingan

kepada anak-anaknya dalam keluarga adalah ayah dan ibu (Wardani, 2017).

2.3.1 Fungsi Bimbingan Orang Tua

Bimbingan orang tua mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

1. Pemahaman

Salah satu sebab mengapa anak mengalami kesulitan atau terlambat

perkembangannya, kurang pemahaman tentang dirinya. Orang dewasa sering

kali, menghadapi berbagai kesulitan dan hambatan karena kurang pemahaman

diri. Orang tua hendaknya mempunyai pemahaman yang memadai tentang

kemampuan umum atau kecerdasan bakat, sifat dan sebagainya kepada anak.
2. Pencegahan

Anak dalam hal perkembangan mempunyai dorongan yang

mengarahkan untuk bergerak atau berbuat. Dorongan-dorongan itu bersumber

dari faktor yang ada dalam diri anak dan faktor yang ada di luar diri anak.

Faktor yang ada dalam diri anak antara lain. Kecerdasan, bakat khusus, sifat-

sifat pribadi dan sebagainya.

Faktor yang ada di luar diri anak antara lain keluarga, sekolah,

masyarakat sekitar dan sebagainya. Dari semua faktor tersebut bisa

mengarahkan kepada perbuatan yang positif membangun. Sehingga disini

bimbingan mempunyai fungsi pencegahan atau preventif terhadap dorongan-

dorongan yang mengarah kepada perbuatan yang negatif.

Serta mendorong dan mengarahkan pada perbuatan yang

menggambarkan ke arah yang positif, dengan menyalurkan bakat, sifat,

kegiatan-kegiatan olah raga, kesenian dan sebagainya. Pengembangan ini

berupa pemeliharaan dan peningkatan, pengembangan di sini bukan hanya

pengembangan hoby namun juga pengembangan semua aspek di dalam diri

anak.

3. Penyesuaian

Penyesuaian diri dalam perkembangan baik di rumah, di sekolah dan

dimasyarakat, anak selalu menghadapi hal-hal baru. Didalam hal ini

merupakan fungsi korektif, sehingga baik orang tua dan guru dapat membantu

anak untuk mempercepat penyesuaian diri. Sebab dengan keterlambatan dan


ketidakadaan penyesuaian diri bisa menghambat atau membawa kesulitan

belajar.

2.3.2 Jenis Bimbingan Orang Tua

1. Otoriter

Otoriter terdapat unsur memaksa pada anak untuk mengikuti

kehendak orang tua. Aturan yang di terapkan di rumah, harus dipatuhi tanpa

mau tahu perasaan anak. Jika anak tidak mau patuh, orang tua cenderung

memberi hukuman yang keras (biasanya hukuman fisik).

Dampaknya ada jarak pemisadah dalam hubungan antara orang tua

dan anak, komunikasi keduanya tidak lancar cenderung kaku atau tidak

hangat. Orang tua selalu merasa paling benar, akibatnya anak anak akan

merasa tertekan, menarik diri dari pergaulan dan tidak percaya pada orang

tuanya apalagi orang lain. Anak dengan pola asuh otoriter, bisa tumbuh

menjadi anak yang kurang percaya diri, agresif, berpotensi punya masalah

dalam pergaulan dengan teman sebaya.

2. Permisif (Serba Boleh)

Permisif berbanding terbalik dengan pola asuh otoriter, semua

dilonggarkan nyaris tidak ada aturan. Orang tua tidak menerapkan batasan,

cenderung memberi kebebasan anak mengerjakan apapun semuanya.

Hubungan antara anak dan orang tua sangat hangat karena tidak ada tuntutan

apapun pada anaknya. Sistem reward dan punishment tidak terlalu efektif,

karena anak lebih sering mendapat reward dibandingkan hukuman.


Pola asuh permisif atau serba boleh biasanya membuat anak egois.

Selain itu anak menjadi tidak percaya diri, tumbuh menjadi pribadi kurang

mandiri atau sangat tergantung yang disebabkan kurangnya bimbingan dan

arahan, sehingga anak kurang dilatih bertanggung jawab. Anak dengan pola

asuh permisif, akan mengalami masalah ketika remaja atau jelang dewasa.

Mereka yang seharusnya bisa menyelesaikan urusan sendiri tapi masih

sangat mengandalkan orang lain.

3. Demokratis

Demokratis menggabungkan pola asuh otoriter dan permisif. Pola asuh

demokratis adalah pola asuh yang menghargai kepentingan anak, tapi juga

memberi rambu mana boleh dan tidak boleh. Hubungan orang tua dan anak

cukup hangat, namun pada saat tertentu orang tua bisa berlaku tegas. Setiap

keputusan dibuat atas keputusan bersama, disertai alasan mengapa boleh dan

mengapa tidak boleh.

Sistem reward dan punishment bisa berjalan baik, melatih anak

bersikap disiplin dan bertanggung jawab. Biasanya membuat orang tua

terjebak dalam hal kompromi. Anak yang biasa menyampaikan pendapat

relatif mudah minta toleransi atas kesalahan dengan argumen. Anak dengan

pola asuh demokratis akan memiliki harga diri tinggi, mandiri, tumbuh rasa

percaya diri, bisa mengontrol diri dan senang belajar pada lingkungan.
4. Pengabaian

Pengabaian adalah bentuk ketidak pedulian orang tua, mereka tidak

mengambil tanggung jawab pengasuhan serta tidak menetapkan aturan-

aturan. Anak tumbuh tanpa keterlibatan ayah dan ibu sehingga anak mencari

tahu sendiri apa yang harus dilakukan. Ketika dewasa anak yang

pengasuhannya terabaikan berpotensi memiliki kemampuan yang tertinggal,

muncil sifat rendah diri berlebihan, tidak percaya diri dan tidak bersemangat

(Bahri, 2014).

2.4 Kajian Penelitian Yang Relevan

Dari beberapa hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian

ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyani (2015) di Universitas Negeri

Yokyakarta, yang berjudul “Pola Perilaku Menonton Televisi Pada Anak

Berperilaku Agresif di Kelompok B TK Darma Bakti IV Ngebel Kasihan

Bantul”. Dalam penelitian yang dilakukan, yang menjadi fokus masalah anak-

anak dengan media masa yang dapat menimbulkan perilaku agresif,

ketakutan, dan mementingkan orang lainatau perilaku peduli. Penelitian ini

menggunakan teknik survei. Penelitian dilakukan pada jenis tayangan yang

dilihat oleh anak usia prasekolah dan remaja. Hasil dari penelitian

menunjukkan perilaku agresif pada anak dapat meningkat ketika melihat

tayangan yang mengandung unsur kekerasan. Perilaku agresif muncul pada


anak karena pola perilaku menonton televisi dengan adegan yang

mengandung unsur kekerasan seperti aksi-aksi heroik.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah perbedaan waktu dan tempat

penelitian perbedaan juga terdapat pada jenis penelitian pola perilaku anak

dan difokuskan pada bimbingan orang tua pada anak usia prasekolah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rohani (2015) di Universitas Negeri

Yogyakarta, yang berjudul “Pengaruh Televisi (TV) Terhadap Aspek-Aspek

Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun”. Dalam penelitian yang dilakukan, yang

menjadi fokus masalah adalah tontonan televisi yang dapat menghambat

aspek-aspek perkembangan pada anak. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa televisi

mampu mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini,

khususnya usia 3-4 tahun.

Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada waktu dan tempat

penelitian yang berbeda perbedaan juga terdapat pada jenis penelitian yang

membahas pola perilaku anak sedangkan penelitian yang dilakukan rohani

membahas perkembangan anak.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2016) di Universitas Islam Negeri

Alaudin Makasar, yang berjudul “Pengaruh Menonton Tayangan Kekerasan

Pada Sinetron Anak Jalanan Terhadap Perilaku Agresif Anak di Smp Negeri 3

Sinjai Utara”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara


menonton tayangan kekerasan pada sinetron anak jalanan terhadap perilaku

agresif anak sebesar 80,7%.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah perbedaan waktu dan tempat

penelitian perbedaan juga terdapat pada jenis penelitian pola perilaku anak

dan difokuskan pada bimbingan orang tua pada anak usia prasekolah.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Longdong dan kawan-kawan (2017) di

Universitas Sam Ratulangi, yang berjudul “Hubungan Bimbingan Orang Tua

Saat Anak Menonton Film Kartun di Televisi Dengan Perilaku Anak di SD

Inprees Laikat Kabupaten Minahasa Utara”. Dalam penelitian yang

dilakukan, yang menjadi fokus masalah adalah anak-anak yang terpengaruh

dengan film kartun yang biasa ditonton. Penelitian ini menggunakan

pendekatan cross sectional. Hasil dari penelitian menunjukan kegiatan

menonton pada anak-anak sangat rentan dan mudah menerima informasi dari

apa yang mereka lihat seperti acara kartun di televisi sehingga walaupun ada

bimbingan dari orang tua tapi perilaku anak masih saja meniru.

Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada jenis penelitian dan pola

perilaku anak perbedaan juga terdapat pada waktu dan tempat penelitian dan

difokuskan pada bimbingan orang tua pada anak usia prasekolah.


2.5 Kerangka Berfikir

2.5.1 Kerangka Teori

Anak usia Tayangan televisi Bimbingan orang tua saat


prasekolah yang yangtidak mengandung anak menonton televisi
terpengarh dengan edukasi atau
tayangan televisi mengandung umur
kekerasan Cara orang tua dalam
memberikan arahan pada
Perubahan anaknya saat menonton
perilaku anak televisi untuk perkembangan
anti sosial moral
1. Negativisme 1. Otoriter
2. Agresif 2. Permisif (Serba Boleh)
3. Berselisih 3. Demokratis
4. Mengejek 4. Pengabaian
5. Berkuasa
6. Egosentris 1. Beri pengertian pada anak
7. Prasangka 2. Bersikap tegas
8. Sensitif 3. Bersikap disiplin
9. tertutup 4. Pilih acara televisi yang inovatif

Perubahan perilaku
sosial anak
1. Kerja sama
2. Persaingan
3. Kemurahan hati
4. Hasrat
5. Simpati
6. Empati
7. Ramah
8. Perduli
9. Menurut
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Notoatmojo (2010), Ahmadi (2015), Nurcahyani (2015)
2.5.2 Kerangka Konsep

Adapun gambaran kerangka konsep dari penelitian ini adalah:

Bimbingan orangtua Perilaku anak

Keterangan
:
: variabel independen

: variabel dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Dari kerangka konsep bisa dilihat bahwa terdapat hubungan bimbingan orang

tua dengan perilaku anak.

2.6 Hipotesis Penelitian.

Hipotesis Nol : Tidak ada hubungan bimbingan orang tua saat anak menonton

televisi dengan perilaku anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar

Dewantoro Kota Gorontalo.

Hipotesis Alternatif : Ada hubungan bimbingan orang tua saat anak menonton

televisi dengan perilaku anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar

Dewantoro Kota Gorontalo.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota

Gorontalo.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada 2 November – 20 November 2020.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik

dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana penelitian ini dilakukan

dengan menggali bagaimana dan mengapa fenomena ini terjadi. Penelitian survei

analitik dengan pendekatan cross sectional bertujuan untuk mengetahui pengaruh

bimbingan orang tua pada saat anak menonton televisi dengan perilaku anak usia

prasekolah.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Independent (Variabel Bebas)

Variable independent adalah variabel yang menjelaskan atau yang

mempengaruhi besarnya variabel dependent dan sangat berpengaruh terhadap

perubahan variabel dependent. Yang menjadi variabel independent dalam penelitian


ini adalah bimbingan orang tua saat anak menonton televisi seperti beri pengertian

pada anak, bersikap tegas, bersikap disiplin, pilih acara televisi yang inofatif.

3.3.2 Variabel Dependent (Variabel Terikat)

Yang menjadi variabel penelitian ini adalah variabel yang nilainya tergantung

dan dipengaruhi oleh variabel independent. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependent adalah perilaku anak usia prasekolah.

3.4 Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil ukur Skala
operasional
1 Variabel Suatu bantuan Kuesioner 1. Skor 30-60 Ordinal
independen yang diberikan Bimbingan orang
: Bimbingan orang tua tua dilakukan
Orang Tua kepada anak 2. Skor 1-29
saat anak agar anak Bimbingan orang
menonton mampu tua tidak
televisi mengambil dilakukan
pelajaran yang
baik saat
menonton
televisi.
2 Variabel Bentuk perilaku Kuesioner Kategori Ordinal
dependen: social yang 1. Skor 38-76
Perilaku berkembang terpengauh
Anak Usia pada masa dengan tayangan
Prasekolah kanak-kanak televisi
awal, 2. Skor 1-37
merupakan tidak terpengauh
perilaku yang dengan tayangan
terbentuk atas televisi
dasar landasan
yang diletakkan
pada masa bayi.
3.5 Populasi Dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang

akan di teliti (Notoadmojo, 2010). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

semua anak di TK Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo berjumlah 107

sampel.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dipilih oleh populasi (Notoatmojo, 2010). Penarikan sampel

digunakan dengan menggunakan teknik simple random sampling adalah metode

penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap

anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih (Kerlinger, 2006).Pada

penelitian ini sampel yang diteliti sebanyak 84 sampel.

Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

N
n= 2
(1+n e )

Gambar 3.1 Rumus Slovin

Dimana :

n =jumlah sampel minimal

N =jumlah populasi

e =eror margin
Perhitungannya adalah :

n = N/ (1 + (N x e2))

n = 107/ (1 + (107 x 0,052))

n = 107/ (1 + (107 x 0,0025))

n = 107/ (1+ 0,2675)

n = 107 / 1,2675

n = 84,418

Apa bila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 107 populasi pada

margin of error 5% adalah sebesar 84 sampel.

3.6 Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti

menggunakan beberapa teknik sabagai berikut:

3.6.1 Kuesioner

Pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertannyaan yang diberikan

langsung kepada responden. Kuesioner di desain sesuai dengan tujuan dan

objek penelitian.

3.6.2 Wawancara

Menanyakan pada responden dengan menggunakan formulir yang telah

disusun oleh peneliti. Pengumpulan data ini bertujuan untuk melengkapi data

secara lebih mendalam atau lebih lengkap berdasarkan informasi yang di

ambil melalui penyebaran kuesioner.


3.7 Prosedur Pengambilan Data

3.7.1 Prosedur Atministratif

1. Mengajukan permohonan surat izin meneliti dari dekan dan ketua jurusan ke

TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo.

2. Mengajukan surat permohonan dari jurusan ke kepala sekolat TK Negeri

Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo.

3.7.2 Prosedur Teknis

1. Setelah peneliti mendapatkan ijin penelitian, peneliti ke ruang kepala sekolah

untuk memberitahu tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada orang

tua murid.

2. Peneliti melakukan pengambilan data awal dengan mengambil jumlah

keseluruhan murid laki-laki dan murid perempuan.

3. Melakukan wawancara ke orang tua murid.

4. Melakukan pemilihan responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi

yang telah di tetapkan.

5. Peneliti melakkan pendekatan kepada orang tua murid, memberikan informasi

mengenai tujuan dan prosedur penelirian yang akan dilakukan.

6. Orang tua murid diberi kuesioner dan meminta untuk mengisi pertanyaan atau

menyatakan yang sudah disediakan oleh peneliti di lembar kuesioner tersebut.

7. Selanjutnya jika semua responden sudah mengisi kuesioner yang ada, peneliti

melakukan pengumpulan data dan analisa data, Kerangka kerja penelitian ini

dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut:


Menentukan populasi penelitian

Menentukan jumlah sampel

Melakukan seleksi sampel berdasarkan kriteria inklusi dan


mengeluarkan sampel dari penelitian jika terdapat kriteria eksklusi

Melakukan pengolahan data (seleksi, editing, koding, tabulasi data)

Menganalisa data secara univariat dan bivariat. Analisa univariat menggunakan


tabel distribusi dan frekuensi dimana analisa bivariat menggunakan uji statistic
chi square

Menyajikan hasil penelitian

Membuat kesimpulan hasil penelitian


Gambar 3.2 Kerangka Kerja
3.8 Etika Penelitian

Mengingat dalam penelitian ini menggunakan manusia sebagai objek, maka

masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting.

Komponen dalam etika penelitian ini adalah antar lain:

3.8.1 Surat Persetujuan Riset

Proses pemberian informasi yang cukup dapat dimengerti kepada indifidu

mengenai partisipasinya dalam penelitian yang meliputi hak dan tanggung

jawab dalam penelitian.


3.8.2 Kerahasiaan

Merahasiakan nama responden terkait dengan partisipasinya dalam penelitian.

3.8.3 Menghorati Hak dan Martabat Manusia

Penelitian tidak boleh melanggar hak asasi dan kebebasan subjek peneitian.

Tidak boleh ada unsur paksaan sehingga subjek berhak menolak jika tidak

setuju.

3.8.4 Menghormati Keadilan Inklusivitas

Penelitian harus dilaksanakan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan

dilakukan secara profesional.

3.9 Teknik Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan:

3.9.1 Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel dependen dan

independen untuk memperoleh gambaran karakteristik sampel menggunakan

tabel distribusi frekwensi. Adapun data yang dianalisis unifariat pada

penelitian ini antara lain jenis kelamin anak, umur anak dan pekerjaan orang

tua.

3.9.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis penelittian yaitu yang

terkait dengan variabel dependent dan independent. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan uji statistik Chi Square Test adalah salah satu jenis uji
komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel dimana skala

data kedua variabel adalah nominal (Murti, 2016).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Penelitian

TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro merupakan salah satu sekolah yang

ada di Kota Gorontalo yang sebelumnya bernama TK Kihajar Dewantoro. Sekolah ini

didirikan pada tanggal 1 agustus 1988 di bawah asuhan darma wanita Dikbud Kota

Gorontalo dimana ketua yayasannya yakni ibu Dra Ha. Sartin Dunggio Monoarfa

dengan kepala sekolahnya yakni ibu Silvoni Rahman. Namun pada tanggal 16 Januari

2006 nama sekolah ini berubah menjadi TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro

dengan kepala sekolah yang baru yakni ibu Ha. Anitje Wahidji, S.Pd dan lokasi yang

baru pula yaitu berada di kelurahan Limba U2 Kecamatan Kota Selatan Kota

Gorontalo. TK ini memiliki visi, misi, tujuan serta ikrar PAUD untuk menunjang

kegiatan operasional pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini.

Keadaan guru di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro berjumlah 8 orang

yang terdiri dari 6 orang berstatus ASN dan 2 orang berstatus tenaga honorer. Peserta

didik atau anak didik adalah generasi penerus masa depan. Oleh karena itu, kesadaran

orang tua dalam menyekolahkan anak adalah faktor penting bagi kemajuan bangsa.

Jumlah anak didik pada tahun ini berjumlah 161 orang yang terdiri dari 74 orang anak

laki-laki dan 87 orang anak perempuan yang terbagi dalam lima kelompok kelas

sesuai dengan kelompok umur.


Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang ada di TK Negeri Pembina

Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo telah berkembang dan

digunakan secara efektif dalam menunjang proses pembelajaran sesuai kebutuhan dan

kondisi yang ada.

4.1.2 Analisis Univariat

Penelitian dilaksanakan di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota

Gorontalo, waktu penelitian dilaksanakan 2 November sampai dengan 20 November

2020. Sampel diambil dengan cara simple random sampling. Besar sampel yang

diambil untuk penelitian ini yaitu sebanyak 84 anak usia prasekolah di TK Negeri

Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo. yang masing-masing kuisioner diisi

oleh orang tua.

a. Karakteristik Responden

Pada hasil analisis univariat ini akan di gambarkan frekuensi dari masing-

masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel

dependen.

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Distribusi responden berdasarkan umur di TK Negeri Pembina Kihajar

Dewantoro Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel berikut ini :


Tabel 4.1 Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Usia Responden Jumlah (n) Jumlah
Presentase (%)
< 30 Tahun 52 61,90
> 30 Tahun 32 38,10
Total 84
Sumber: Penelitian di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota
Gorontalo, (2020)

Data di atas menunjukkan bahwa dari 84 orang tua, sebagian besar

berumur < 30 tahun yaitu sebesar 52 orang (61,90%) dan yang berumur > 30

tahun yaitu sebesar 22 orang (38,10%). Dasar pengambilan kurang dan lebih

30 tahun berdasarkan pendapat Soetjiningsih dalam buku Tumbuh Kembang

Anak menyebutkan bahwa ibu yang berusia kurang dari 20 tahun kurang

memiliki kesiapan secara psikologis dalam pengasuhan anak. Memasuki usia

30 tahun, orang tua akan memasuki fase baru dalam hidupnya. Pada

umumnya, seseorang yang berusia 30 tahun akan lebih stabil emosinya

khsusunya dalam membimbing anak menonton televisi.

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Jumlah responden yang diteliti, maka didapatkan distribusi

responden menurut tingkat pendidikan yang dapat dilihat pada tabel 4. Dalam

hal ini Tingkat pendidikan responden dikelompokan menjadi tiga yaitu

pendidikan rendah, pendidikan tinggi, pendidikan menengah, dan pendidikan

rendah. Responden tergolong pendidikan rendah bila pendidikan terakhir tidak

sekolah sampai SD, menengah untuk SMP dan SMA dan tinggi untuk

akademi atau PT.


Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Presentase (%)
SD 8 9,52
SMP 10 11,90
SMA 24 28,57
Akademi/PT 42 50,0
Total 84 100
Sumber: Penelitian di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota
Gorontalo, (2020)

Data diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan yang terbanyak

yaitu tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 42 orang (50,0%), dan

SMA sebanyak 24 orang (28,57 %) dibandingkan dengan responden yang

tingkat pendidikan SMP sebanyak 10 orang (11,90%) dan tingkat pendidikan

SD yaitu sebanyak 8 orang (9,52%).

3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Status pekerjaan yang dimiliki oleh orang tua juga turut mendukung

ketersedian waktu orang tua dalam membimbing anak ketika menonton TV.

Hal dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan


Status Pekerjaan Jumlah (n) Presentase (%)
PNS 29 34,52
Swasta 11 13,10
Buruh /Tani 5 5,95
Lainnya 39 46,43
Total 84 100
Sumber: Penelitian di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota
Gorontalo, (2020)

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah responden menurut status

pekerjaan pada kategori lainnya yaitu sebagai ibu rumah tangga berjumlah 39
orang atau 46,43%, bekerja sebagai aparutur sipil Negara berjumlah 29 orang

atau 34,52%, sedangkan swasta dan buruh/tani masing sangat sedikit

jumlahnya.

b. Gambaran Bimbingan orang tua dan perilaku anak pada usia prasekolah

1) Gambaran Bimbingan orang tua saat anak menonton televisi di TK Negeri

Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo

Tabel 4.4 Hasil Distribusi Frekwensi Berdasarkan Bimbingan Orang Tua


No Bimbingan orang tua Jumlah Sampel (n) %
1 Dilakukan 82 97.6
2 Tidak Dilakukan 2 2.4
Total 84 100
Sumber: data primer, (2020)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan terdapat 82 orang tua atau 97.6%

yang menyatakan bimbingan orang tua dilakukan saat anak menonton televisi,

sedangkan yang menyatakan berada pada bimbingan orang tua pada kategori

tidak dilakukan sebanyak 2 orang atau 2.4%. Pada responden 2 orang tua yang

tidak melakukan bimbingan pada saat anak menonton televisi dikarenakan umur

orang tua kurang dari 30 tahun, pendidikan sekolah dasar dan pekerjaan swasta

yaitu sebagai pedagang makanan yang sering tidak melakukan aktivitas bersama

anak di dalam rumah. Sedangkan responden lainnya umur orang tua kurang dari

30 tahun, pendidikan SMA dan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga.

Sehingga semua pernyataan di dalam kuisioner tidak dilakukan.

2) Gambaran perilaku anak pada usia prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar

Dewantoro Kota Gorontalo


Tabel 4.5 Hasil Distribusi Frekwensi Perilaku Anak Pada Usia Prasekolah
No Perilaku Anak Jumlah Sampel (n) %
1 Terpengaruh 80 95,2
2 Tidak Terpengaruh 4 4,8
Total 84 100
Sumber: data primer, (2020)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan perilaku anak pada usia prasekolah

saat menontnton TV dari 84 orang anak terdapat 84 orang atau 95,2% yang

terpengaruh dan tidak terpengaruh sebanyak 4 orang atau 4,8%. Adapun 4 orang

tidak terpengaruh dikarenakan anak lebih sering bermain gadget atau game di

handphone (tidak menonton acara TV atau acara yang mengandung unsure

heroik).

4.1.3 Analisis Bivariat

Uji Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan bimbingan orang tua

saat anak menonton dengan perilaku anak pada usia prasekolah yang dianalisis

(Chi Square) dengan α=0.05, maknanya Hipotesis yang artinya ada hubungan

antara variabel bebas dan terikat. Untuk mengetahui seberapa besar kekuatan

hubungan kedua variabel tersebut diuraikan sebagai berikut :

Tabel 4.6 Analisis hubungan bimbingan orang tua saat anak menonton televisi
dengan perilaku anak usia prasekolah pada murid TK Negeri
Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo
Perilaku Anak Jumlah X2 hitung
Presentase Pvalue
Bimbingan orang Terpengaruh Tidak (%)  (Chi Square)
2

tua Terpengaruh
n % n % n %
Dilakukan 80 63,2 2 2,4 82 97,6
Tidak dilakukan 0 38,8 2 2,4 2 2,4 0,000
Total 80 95,2 4 4,8 84 100
Sumber: data diolah, (2020)
Berdasarkan Uji Statistik diperoleh diperoleh 0,000 dan 0,000 < α (0,05)

menggambarkan ada hubungan yang bermakna antara hubungan bimbingan orang tua

saat anak menonton televisi dengan perilaku anak usia prasekolah, ini berarti

kekuatan hubungan bimbingan orang tua saat anak menonton televisi dengan perilaku

anak usia prasekolah termasuk dalam hubungan yang signifikan.

4.2 Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian dan kajian teori

dan hasil penelitian sebelumnya.

Menurut hasil penelitian bahwa ada hubungan bimbingan orang tua saat

anak menonton televisi dengan perilaku anak usia prasekolah pada murid TK

Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo.

1) Gambaran bimbingan orang tua saat anak menonton televisi di TK Negeri

Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat 82 orang tua atau

97.6% yang menyatakan bimbingan orang tua dilakukan saat anak menonton

televisi, sedangkan yang menyatakan berada pada bimbingan orang tua pada

kategori tidak dilakukan sebanyak 2 orang atau 2.4%. Orang tua bertanggung

jawab dan memegang peranan penting terhadap proses pembelajaran dan

tumbuh kembang si anak. Dibutuhkan kesabaran dan kebijaksanaan orang tua

untuk dapat memberikan pertimbangan yang terbaik dalam mengambil

keputusan. Keputusan penting di kehidupan dan proses tumbuh kembang anak.

Media pembelajaran televisi dapat berperan positif yang dapat memberikan


pesan-pesan edukatif dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Penyampaian pesan-pesan melalui media televisi dengan berbagai trik-trik maka

akan menimbulkan kesan tertentu sehingga pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan.

Mengingat fungsi televisi adalah media penyiaran yang menghibur juga

mengedukasi, masih ada hal yang perlu penonton waspadai.

Semakin banyak seorang anak menonton televisi, semakin besar kemungkinan

pada anak usia dini prestasinya memburuk di sekolah dan kesehatannya

terganggu. Karena diusia dini seorang anak lebih banyak meniru perkataan

bahkan perilaku yang mereka lihat salah satunya dari acara TV. Pola pikir anak-

anak lebih polos jadi mereka belum mampu berpikir apa yang mereka lihat

pantas atau tidak pantas, baik atau tidak baik.

Hubungan orang tua dengan anak merupakan proses interaksi atau

komunikasi antara orang tua dengan anak dalam membentuk bimbingan sebagai

perilaku, cara dan kebiasaan orang tua yang diterapkan untuk mengasuh,

memelihara, membimbing dan membesarkan anak di lingkungan keluarga dalam

rangka mengembangkan perilaku anak (Desmita, 2010).

Beragam pandangan orang tua terhadap tayangan televisi yang dilihat

oleh anaknya. Sebagian besar orang tua berpendapat bahwa televisi bermanfaat

untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan yang itu

semua secara otomatis dapat mempengaruhi perkembangan moral anak. Pada

penelitian ini bimbingan orang tua yang memiliki hubungan dengan perilaku
anak yaitu orang tua memberitahukan apa yang boleh ditiru dan apa yang tidak

boleh ditiru pada tayangan televisi, melarang anak meniru adegan-adegan heroik

atau kekerasan yang dilihat di televisi dan orang tua memberikan batas

menonton televisi untuk anak. Umumnya yang tidak berpengaruh pada perilaku

anak dikarenakan orang tua menemani anak saat menonton televisi tanpa

memberikan bimbingan, membiarkan anak meniru adegan-adegan tayangan

televisi dan orang tua membiarkan anak menonton tayangan televisi dewasa

yang sedang di tonton keluarga. Kemudian ada tidaknya kemauan responden

untuk membimbing anak saat menonton film kartun di televisi dapat di pengruhi

oleh kondisik fisik responden, artinya dengan kondisi responden yang lelah

setelah bekerja hanya mempunyai kesempatan sedikit untuk membimbing dan

mengarahkan anak saat menonton film kartun di televisi.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku anak meniru adagan

dalam film kartun di televisi yaitu faktor pekerjaan orang tua/responden. Dalam

penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah

tangga. Selain itu lingkungan sekolah dapat memberikan bimbingan yang baik di

bawah pengawasan guru. Kuswandi (2016) menyatakan fungsinya televisi: a)

fungsi informasi, b) fungsi pendidikan, c) fungsi menghibur, d) fungsi

mempengaruhi, e) fungsi proses pengembangan mental, f) fungsi adaptasi

lingkungan, dan g) fungsi menciptakan rasa kebersatuan. Senada dengan George

Gomstock (dalam Vivian, 2008) berpendapat bahwa”televisi telah menjadi


faktor yang tak terelakkan dan tak terpisahkan dalam membentuk diri kita dan

akan seperti apa diri kita nanti”.

Dari sekian banyak program acara yang disajikan televisi, kebanyakan

dapat mempengaruhi sikap penontonnya setelah atau pada waktu melihat

tayangan televisi. Hasil penelitiam Kirkorian (2008) yang berjudul Media And

Young Children’s Learning menunjukan bahwa media televisi dapat

memberikan dampak pada segi perilaku anak. Karakteristik anak yang suka

meniru akan berdampak pada prilaku anak termasuk meniru adegan tokoh kartun

yang ada di televisi.

Hasil penelitian Bavelier (2008) Children, Wired: For Better and for

Worse menyimpulkan bahwa kemajuan teknologi menjadikan semakin

mudahnya hiburan seperti televisi, video ataupun game berdampak pada perilaku

anak. Anak yang sering melihat tayangan televisi secara terus menerus tanpa

adanya pengawasan dari orang tua menjadikan perilaku anak menjadi buruk.

Anak cenderung lebih kasar dan pemarah sebagai akibat meniru pola adegan dari

tokoh kartun yang ada di televisi ataupun di permainan game tesebut.

Hal yang dilakukan orang tua dalam mengarahkan anaknya dalam

menonton acara televisi di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Membiasakan

melihat acara televisi yang sesuai untuk perkembangan moral anak, misalnya

acara tentang bincang-bincang talk show. 2. Melihat acara kartun acara-acara

yang bersifat informatif dan edukatif dan menghindari acara-acara yang bersifat

acara drama. 3. Memberi peringatan bahwa acara itu tidak baik. Juga
membiasakan lihat berita-berita dan acara-acara yang inovatif, misalnya acara

program acara olahraga, cerita religi dan acara-acara yang sesuai dengan umur

anak. Tidak segan untuk mematikan televisi dan memarahi kalau anak melihat

acara yang tidak sesuai dengan umurnya. 4. Membiasakan kepada anak untuk

melihat acara-acara yang bisa memberi perkembangan moral pada anak

misalnya melihat liputan-liputan khusus yang membahas tentang tayangan-

tayang edukatif untuk anak. Program acara mengenai topik khusus yang bersifat

informatif seperti acara memasak, berkebun, berpetualang dan acara kuis, acara

khusus anak-anak, dan acaraacara rohani serta program acara yang membahas

tentang ilmu pengetahuan dan pendidikan. 5. Memberi kesepakatan dengan

jadwal kepada anak tentang mana acara yang boleh ditonton atau tidak, kapan

boleh menonton, waktu sembahyang, waktu belajar, waktu tidur, bahkan waktu

membantu orang tua di rumah dan berikan sanksi bila melanggar. 6. Berusaha

mendampingi anak-anak pada saat menyaksikan acara televisi dan memberikan

wacana mengenai tayangan yang ditonton termasuk juga iklan-iklannya. 7.

Mamantau kegiatan anak di luar rumah, bergaul dengan siapa, dikhawatirkan

kalau menonton film-film yang tidak layak ditonton yang ada di rumah

temannya yang tidak terpantau oleh orang tuanya. 8. Memberikan pendidikan

agama mulai sejak sekarang. 9. Membuat jadwal kapan waktunya belajar, waktu

tidur, bahkan waktu mandi dan membantu orang tua di rumah.

Pembahasan di atas sesuai dengan pendapat Balson (2010) bahwa orang

tua hendaknya melihat bahwa peran mereka sekarang lebih sebagai penuntun
dari pada sebagai majikan. Senada dengan Gerungan (2018) yang menyatakan

bahwa orang tua adalah penuntun dalam keluarga. Keluarga merupakan

kelompok sosial yang anggota-anggotanya sering bertatap muka antara satu

dengan yang lain dan saling mengenal dekat. Karena itu, hubungan antara orang

tua dan anak lebih erat dan intensif. Peranan keluarga dalam kehidupan individu

besar sekali karena di dalam keluarga, manusia pertama-tama berkembang dan

di didik sebagai makhluk sosial. Di sini ia memperoleh pendidikan awal untuk

meningkatkan dan mengembangkan sifatsifat sosialnya, antara lain

mengindahkan norma-norma, belajar bekerja sama, sopan patuh dan sebagainya.

Hopson (2002) menyatakan bahwa komunikasi antara orang tua dengan anak

dikatakan berkualitas apabila kedua belah pihak memiliki hubungan yang baik

dalam arti bisa saling memahami, saling mengerti, saling mempercayai dan

menyayangi satu sama lain, sedangkan komunikasi yang kurang berkualitas

mengindikasikan kurangnya perhatian, pengertian, kepercayaan dan kasih

sayang di antara keduanya.

Menurut asumsi peneliti bahwa orang tua harus dapat memenuhi

kebutuhan psikis dan fisik seorang anak. Apabila dilihat dari perspektif pekerja

sosial, interaksi yang baik antara orang tua dan anak dapat menciptakan

hubungan kondusif yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan

anaknya. Interaksi tersebut dapat dibangun dengan melakukan kegiatan yang

bersifat hiburan bersama-sama. Televisi bermanfaat untuk meningkatkan


pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan yang itu semua secara otomatis

dapat mempengaruhi perkembangan moral anak.

2) Gambaran perilaku anak di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota

Gorontalo dalam kehidupan sehari-hari

Berdasarkan hasil penelitian dari perilaku anak pada usia prasekolah saat

menonton TV dari 84 orang anak terdapat 80 orang atau 95,2% yang terpengaruh

dan tidak terpengaruh sebanyak 4 orang atau 4,8%. Televisi merupakan salah

satu hiburan masa kini yang dapat kita nikmati dengan sangat mudah karena

dapat diakses dirumah kita sendiri. Menonton televisi sering kali dijadikan

sebagai waktu keluarga untuk berkumpul menikmati acara televisi yang

disukainya. Tetapi sering kali acara-acara yang ditawarkan oleh pihak stasiun

televisi tidak selalu aman untuk dinikmati oleh keluarga. Banyak acara televisi

yang mempertontonkan kekerasan secara fisik dan juga perilaku-perilaku remaja

yang menyimpang.

Tayangan dalam media telivisi dapat berpengaruh negatif apabila anak

berada pada posisi pasif dan tidak kritis, saat anak hanya menerima pesan dari

televisi saja sehingga apa yang ia tonton dianggap sebagai kewajaran karena

diusia dini anak belum memiliki dan mengetahui batasan nilai atau norma

eksistensi moral mereka pada saat masih kecil. Contohnya pada saat pra sekolah

tergantung pada pujian (reward) dan hukuman (punishment). Pujian dan

hukuman mengembangkan moral anak agar lebih banyak mengekspose pujian

(reward).
Anak usia pra sekolah memiliki keterbatasan daya nalar, daya fantasi

yang besar dan ketidakmampuan membedakan antara khayalan dan kenyataan,

serta kurangnya penjelasan yang rasional dari orang tua atau orang dewasa di

sekitar mereka, akibatnya mereka percaya bahwa tayangan tersebut adalah

realita. Hal ini didukung oleh pendapat peneliti yang lain bahwa lingkungan

sosial seperti lingkungan keluarga dan teman-teman memiliki hubungan nyata

dengan terpaan media televisi pada anak. Ketika menonton televisi, biasanya

anak didampingi oleh orang tua atau keluarga. Maka dapat dikatakan bahwa

semakin sering suatu keluarga menonton televisi maka semakin sering pula anak

menonton televisi dan sebaliknya semakin jarang suatu keluarga menonton

televisi, maka semakin jarang pula seorang anak menonton televisi. Hal ini

didukung oleh pendapat peneliti yang lain bahwa pada fase intuituf atau

praoperasional (Umur 2-7 tahun), ini anak sudah tidak lagi terikat oleh

lingkungan, ia mulai mengembangkan berbagai tanggapan mental yang

terbentuk dalam fase sebelumnya. Fase ini kemampuan menyimpan tanggapan

bertambah besar. Ini didukung pula oleh pendapat peneliti sebelumnya bahwa

untuk kategori usia, disebutkan bahwa semakin rendah usia khalayak maka

semakin rendah pula motivasi menonton televisi mereka, dan semakin tinggi

usia khalayak berarti semakin mereka membutuhkan informasi dari televisi.

Pernyataan diatas yang mengemukakan bahwa semakin rendah usia seseorang

memiliki motivasi menonton yang rendah tidak selamanya benar. Responden

yang memiliki usia prasekolah dan sekolah dasar biasanya memiliki motivasi
menonton yang sangat tinggi. Jumlah jam menonton mereka lebih tinggi

dibandingkan jumlah kegiatan mereka yang lain seperti belajar.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Adhim (2014) yang

mengatakan bahwa anak yang terbiasa menonton Televisi otaknya cenderung

banyak istirahat. Tidak perlu usaha yang sungguh-sungguh untuk bisa

menikmati tayangan Televisi sehingga otak anak cenderung malas karena

terbiasa menangkap saja. Gambar yang setiap detik bergerak dan berganti

dengan gambar yang lain menjadikan otak anak usia sekitar satu tahun

mengalami kurang bisa untuk berkonsntrasi lama yang pada dasarnya baru

mampu berkonsentrasi kurang lebih dua menit (Adhim, 2014).

Menurut asumsi peneliti bahwa perilaku anak didasari pada kemampuan

untuk bereksperimen dan mempunyai kecerdasan kognitif sehingga keluarga

adalah lingkungan yang paling dekat dengan anak. Banyaknya waktu yang

dihabiskan anak prasekolah bersama keluarga lebih banyak dibandingkan

dengan waktu yang dihabiskan di sekolah maupun bersama tetangga atau teman

sepermainnya. Selain itu keluarga merupakan bagian lingkungan sosial yang

paling sering menonton bersama dengan anak. Oleh karena itulah keluarga lebih

mampu untuk mengontrol dampak media televisi dibandingkan lingkungan

sekolah maupun tetangga atau teman sepermainan. Selain itu, anak prasekolah

cenderung masih sangat menuruti perkataan orang tua atau keluarganya.


3) Hubungan bimbingan orang tua saat menonton acara ditelevisi dengan

perilaku pada anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar

Dewantoro Kota Gorontalo

Berdasarkan Uji Statistik diperoleh diperoleh 0,000 < α (0,05)

menggambarkan ada hubungan yang bermakna antara hubungan bimbingan

orang tua saat anak menonton televisi dengan perilaku anak usia prasekolah, ini

berarti kekuatan hubungan bimbingan orang tua saat anak menonton televisi

dengan perilaku anak usia prasekolah termasuk dalam hubungan yang

signifikan. Keluarga merupakan bagian lingkungan sosial yang paling sering

menonton bersama dengan anak. Oleh karena itulah keluarga lebih mampu untuk

mengontrol terpaan media televisi dibandingan lingkungan sekolah maupun

tetangga atau teman sepermainan. Selain itu, anak TK cenderung masih sangat

menuruti perkataan orang tua atau keluarganya. Didukung juga oleh pendapat

Kuswarno bahwa bagi anak-anak yang cukup mengerti dan diberi pengarahan

oleh orang tua mereka, maka mereka cenderung untuk tidak terpengaruh atau

meniru. Lain halnya dengan khalayak anak-anak yang tidak memperoleh

pembinaan dari orang tuanya maka cenderung untuk meniru. Artinya bahwa

peranan keluarga dan latar belakang keluarga menentukan pembentukan persepsi

seseorang.

Menurut Suhartatik (2014) Hal menarik lainnya adalah keragaman

pandangan orang tua terhadap tayangan televisi. Sebagian besar orang tua

berpendapat secara positif terhadap dampak acara televisi sehingga dianggap


baik dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan

keterampilan. Pandangan positif ini disebabkan kemampuan orang tua dalam

mengatur jadwal dan memilih acara yang tepat untuk anak sehingga anak-anak

dapat melihat tayangan yang bermanfaat. Di samping itu, para orang tua

menyatakan selalu mendampingi anaknya ketika menonton televisi agar dapat

diarahkan secara positif dan kontruktif. Ibu mengungkapkan kalau anak

menonton televisi tidak ada masalah asalkan tidak menggangu belajar dan

sekolah dia, soalnya itu juga bisa menjadi hiburan agar tidak jenuh setelah

belajar di sekolah. Kalau masalah acara yang ditonton, orang tua harus selalu

berusaha memantau apa yang mereka lihat.

Televisi untuk perkembangan untuk perilaku mempunyai daya tarik yang

kuat karena menyajikan gambar dan suara. Jika radio mempunyai daya tarik

yang kuat disebabkan unsur kata-kata, musik, efek sound maka televisi selain

tiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar. Gambar ibu

bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan

mendalam pada pemirsa. Maka dari orang tua perlu memberikan arahan kepada

anak pada saat melihat televisi agar acara yang ditonton oleh anak agar dapat

berfungsi untuk berkembangan moral. Salah satu cara mengarahkan acara

televisi kepada anak saya adalah jarang menonton sinetron dan acara-acara yang

sekira kurang layak untuk ditonton anak. Orang tua harus memberi pengertian

kepada anak mana acara yang layak ditonton dan tidak layak ditonton bagi anak.
Dengan adanya televisi masyarakat dapat dengan mudah memperoleh

informasi. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan mengakses program

televisi yang disukainya, tanpa memerlukan pengorbanan yang berat. Kita bisa

langsung memencet angka tombol berapa pada televisi dapat stasiun televisi

mana yang kita inginkan. Selain kita mengetahui berbagai macam informasi,

televisi juga merupakan sarana hiburan, baik berupa acara film, sinetron, musik,

ilmu pengetahuan, dunia flora dan fauna, dunia laut, berbagai acara kuis yang

dapat membuat seseorang menjadi kaya mendadak. Dengan demikian, orang tua

yang diharapkan bisa berfungsi sebagai sensor untuk anak-anaknya dalam

menonton televisi.

Dari sekian banyak program acara yang disajikan televisi, kebanyakan

dapat mempengaruhi sikap penontonnya setelah atau pada waktu melihat

tayangan televisi. Banyak fakta yang kita jumpai dari informasi yang

disampaikan televisi, baik fakta positif maupun fakta negatif. Hal ini baik secara

langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi akhlak penontonnya ke arah

positif atau ke arah negatif. Maka dari itu orang tua perlu melakukan arahan

terhadap anak dalam melihat acara televisi seperti yang diungkapkan oleh Ibu

Atun hambatan saya dalam memberi arahan untuk anak saya adalah selalu

memberi pengertian tentang mana acara televisi yang layak ditonton atau tidak.

Orang tua juga hendaknya tidak menonton acara televisi tentang sinetron atau

acara-acara televisi yang tidak layak ditonton bagi anaknya.


Penelitian pada film anak-anak yang dilakukan oleh Yayasan

Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) bekerja sama dengan Balitbang Deppen

tahun 2003 menunjukkan bahwa adegan antisosial (52%) lebih banyak dari pada

adegan prososial (48%). Adegan prososial merupakan beberapa perilaku yang

memiliki konsekuensi sosial positif. Perilaku prososial sebagai tindakan yang

ditujukan untuk memberi bantuan atau kebaikan pada orang lain atau kelompok

orang tanpa mengharapkan balasan, dengan caracara yang cenderung menaati

norma sosial sedangkan kategori adegan antisosial meliputi berkata dan

bertindak kasar, membunuh, berkelahi, pemaksaan, mencuri, berperang,

memukul, melukai, mengganggu, menyerang, dan sejenisnya, seperti ungkapan

kebencian atau mengejek (Gunarto, 2004). Melihat tayangan televisi terlalu lama

bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan perilaku anak tergantung dari

penyusuaian anak (Hurlock, 2006). Anak yang memiliki penyesuaian baik,

berkemungkinan kecil terpengaruh secara negatif dibandingkan dengan anak

yang buruk penyesuainnya. Pengaruh yang diingat seseorang melalui membaca

ternyata hanya sekitar 15% saja, namun pengaruh terlihat semakin meningkat

kalau disertai suara bahkan adegan visual yang ternyata berpengaruh 50% bagi

yang menontonnya. Televisi sangat besar pengaruhnya dalam mengubah

perkembangan anak. Imitasi adalah tingkat pertama pengaruh yang terlihat jelas,

dimana penonton melihat secara berulang-ulang perilaku tokoh idolanya dan

cenderung meniru perilaku tersebut.


Peran serta tayangan televisi sangat besar dalam perkembangan anak

khususnya terhadap pola pikir, sikap dan perilaku anak disekolah khususnya

anak usia 2-7 tahun dimana anak mengalami perkembangan pesat dalam bahasa,

dan hanya bisa menyimpulkan sesuatu berdasarkan apa yang dilihat. Apabila

anak pada usia ini selalu mendapatkan teman yang berupa tayangan televisi,

maka hal tersebut akan sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan perilaku

perkembangan pada anak tersebut. Tetapi dari penelitian Qotijah (2007) yang

berjudul pengaruh pola bimbingan orang tua terhadap kenakalan siswa

disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara pola bimbingan orang tua terhadap

kenakalan siswa.

Anak yang banyak menonton televisi namun belum memiliki daya kritis

yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di

televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu

mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan

mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.


BAB V

PENUTUP

4.3 Kesimpulan

Dari hasil penelitian hubungan bimbingan orang tua pada saat anak menonton

televisi dengan perilaku anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar

Dewantoro Kota Gorontalo dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Orang tua tidak terlalu mempermasalahkan tayangan televisi yang dilihat oleh

anak. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 15 orang tua anak-anak di

TK Pembina Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo, 7 diantaranya tidak melakukan

bimbingan saat menonton televisi dan 5 jarang memberikan bimbingan dan 3

tidak melakukan bimbingan.

2. Berdasarkan hasil penelitian dan jawaban kuisioner menunjukkan bahwa

sebagian besar responden menyatakan dilakukan bimbingan pada saat anak

menonton televisi.

3. Berdasarkan identifikasi perilaku anak dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar responden menyatakan terpengaruh saat anak menonton televisi

pada usia prasekolah.

4. Uji Chi-Square yang didapatkan ada hubungan yang bermakna antara

bimbingan orang tua saat anak menonton televisi dengan perilaku anak usia

prasekolah, ini berarti kekuatan hubungan bimbingan orang tua saat anak
menonton televisi dengan perilaku anak usia prasekolah termasuk dalam

hubungan yang signifikan.

4.4 Saran

1. TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro

Diharapkan TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro dapat menjalin kerjasama

dengan baik dengan orang tua anak agar lebih mudah melakukan proses

pengawasan anak diluar sekolah.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan para praktisioner seperti dokter diberbagai tingkat layanan kesehatan

dapat turut serta mendorong ibu dan keluarga untuk memahami betul proses

bimbingan kepada anak saat menonton Televisi.

3. Bagi orang tua

Meningkatkan kepedulian orang tua dengan perilaku anak yang dapt berubah

karena menonton televisi.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. & Uhbiyati, N. 2015. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Aprilia, Shelly. 2017. Pelaksanaan Pengasuhan Anak Usia Dini di Tempat.


Penitipan Anak Dharma Yoga Santi Yogyakarta. Program Studi. Pendidikan
Luar Sekolah

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala E. 2014. Komunikasi Massa–Suatu


Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Asriah P.W, 2017 Peran Orang Tua Dengan perilaku anak Sebagai Pemirsa Televisi
Di Rumah.

Bungin, M. Burhan. 2018. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana.

Cangara Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada,


Dagun, M. S. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.
Darwanto. 2011. Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Fadilah Azizah, 2017. Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dengan
Pengambilan Keputisan Karir Siswa Kelas IX MTS 1 Yokyakarta. Tugas
Akhir. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yokyakarta.

Hartuti A.P dkk, 2017, Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepribadian Siswa
SMA Di Kota Bengkulu. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Bengkulu.

Iin Patimah, 2016. Gambaran Perilaku Kemandirian Anak Usia Prasekolah Pada
Ibu Yang Bekerja Dan Tidak Bekerja. Pustaka Pelajar.

Indah Maulia, 2017. Perkembangan Emosional Anak Pada Umur 3-5 Tahun Ditinjau
Dari Sikap Orang Tua. Stikes Muhamadiyah Lamongan.

Komisi penyiaran indonesia, 2014. 10 Sinetron Dan FTV Bermasalah Dan Tidak
Layak Di Tonton. Jakarta: KPI

Komisi penyiaran indonesia, 2018. Jakarta: KPI


Longdong J.S dkk, 2017. Hubungan Bimbingan Orang Tua Saat Anak Menonton
Filem Kartun Ditelevisi Dengan Perilaku Anak di SD Inpres Laikit
Kabupaten Minahasa Utara. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Rarulangi.

Marliyani, Lenny. 2019. Perilaku Sosial Anak Usia 5-6 Tahun Ditinjau Dari
Pekerjaan Orang Tua Sebagai Pembuat Minuman Beralkohol (Studi Kasus di
Desa Ngombakan, Polokarto, Sukoharjo). Pendidikan guru pendidikan anak
usia dini. Fakultas ilmu pendidikan universitas negeri semarang

Murti, B. 2016, Penerapan Metode Statistik Non Parametik dalam Ilmu-ilmu


Kesehatan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Murti, B. 2016, Penerapan Metode Statistik Non Parametik dalam Ilmu-ilmu


Kesehatan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Notoadmojo, 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
, 2010. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurcahyani A, 2015. Pola Perilaku Menonton Televisi Pada Anak Berperilaku


Agresif Di Kelompok B Tk Dharma Bakti IV Ngebel Kasihan Bantul. Tugas
Akhir. Fakultas Ilmu Pendidikan Unifersitas Negeri Yogyakarta.

Rohani G.A, 2015. Pengaruh televisi terhadap aspek-aspek perkembangan anak usia
3-4 tahun.Tugas Akhir . Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Yogyakarta.

Sanjaya, Wina. 2018. Strategi PembelajaranBerorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Sarlito Wirawan Sarwono. 2012. Menuju Keluarga Bahagia. Jakarta: BatharaKary.

Sutisna. 2013. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta:
Grasindo. Dalam makalah tentang peranan televisi dalam pendidikan.

Yuliani, 2013. Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta: PT. Indeks.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Observasi Penelitian Bimbingan Oramg Tua

KUESIONER BIMBINGAN ORANG TUA SAAT ANAK MENONTON


TELEVISI
Nama Orang Tua :
Umur Orang Tua :
Pendidikan Orang Tua :
Pekerjaan Orang Tua :

Mohon dijawab sesuai dengan situasi yang sebenarnya, dengan memberi tanda (√)
pada kolom jawaban yang telah tersedia.
No Pernyataan SS S TS STS
1 Orang tua membiarkan anak menonton terus menerus.
2 Orang tua memberikan kebebasan anak memilih tontonan televisi
yang di inginkan
3 Orang tua menemani anak saat menonton televisi tanpa memberikan
bimbingan
4 Orang tua membiarkan anak meniru adegan-adegan tayangan televisi
5 Orang tua membimbing anak saat menonton televisi
6 Orang tua memberitahukan apa yang boleh ditiru dan apa yang tidak
boleh ditiru pada tayangan televisi
7 Orang tua melarang anak meniru adegan-adegan heroik ataukekerasan
yang dilihat di televisi
8 Orang tua membiarkan anak menonton tayangan televisi dewasa yang
sedang di tonton keluarga
9 Orang tua mengemukakan jenis tayangan yag boleh ditonton anak
10 Orang tua memberikan saran ke anak untuk mematuhi jam tidur
11 Orang tua melarang anak menonton televisi tanpa menjelaskan
alasannya.
12 Orang tua memberikan batas menonton televisi untuk anak
13 Orang tua menemani anak saat anak sedang menonton acara keluarga
14 Orang tua tidak tahu cara membimbing anak saat sedang menonton
acara televisi
15 Orang tua memaksa anak berhenti menonton acara televisi dewasa
Keterangan:
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Lampiran 2. Lembar Observasi Penelitian Perilaku Anak

KUESIONER PERILAKU ANAK USIA PRASEKOLAH SAAT


BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA

Nama Anak :
Jenis Kelamin :
Umur Anak :
Mohon dijawab sesuai dengan situasi yang sebenarnya, dengan memberi tanda (√ )
pada kolom yang telah tersedia.
No Pernyataan SS S TS STS
1 Anak meniru adegan heroik telefisi yang sering di tonton seperti (melompat,
meninju, lari-lari, menendang)
2 Anak meniru bahasa atau ungkapan pada tayangan televisi yang sering di
tonton
3 Anak lebih suka menonton acara televisi yang terdapat adegan-adegan heroik
4 Saat berinteraksi sosial dengan teman sebaya, anak menjadi pendiam
dibandingkan anak-anak lain
5 Anak berbicara dengan sopan kepada temannnya
6 Saat berinteraksi sosial terkadang anak mengejek atau mencemoh
7 Anak marah saat di paksa berhenti menonton televisi
8 Saat berinteraksi soial dengan teman sebaya anak cenderung terlihat lebih
aktif dibanding anak-anak lain
9 Anak lebih mendengarkan perintah orang tua saat diberi ancaman
10 Anak lebih suka bermain sendiri dibandingkan bermain dengan teman-teman
sebayanya
11 Anak membagi makanan atau barang miliknya pada anak lain
12 Anak berhenti bermain ketika dipanggil orangtua
13 Anak meniru ungkapan kasar pada acara yang di tonton
14 Anak berperilaku agresif (mencubit, menggigit, memukul, berteriak)
15 Anak mau mendengarkan perintah orang tua
16 Anak melakukan kegiatan dengan mengajak teman bermain bersama
17 Anak memaksa orang tua atau teman sebayanya untuk mengikuti
keinginannya
18 Anak peduli pada temannya yang tidak memiliki alat permainan
19 Saat anak meminta sesuatu anak cenderung memaksa dan tidak ingin ditolak
Keterangan :
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

66
Lampiran 3. Master Tabel
N Umur Pendidikan Pekerjaan x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y11 y12 y13 y14 y15 y16 y17 y18 y19 Y Bimbingan Perilakuanak
1 >30 SMP Swasta 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 65 Dilakukan Terpengaruh
2 <30 SMA Lainnya 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 58 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 1 4 67 Dilakukan Terpengaruh
3 <30 Akademi/PT PNS 3 3 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 2 4 4 49 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 4 68 Dilakukan Terpengaruh
4 <30 SMP Lainnya 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 1 4 66 Dilakukan Terpengaruh
5 <30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 4 66 Dilakukan Terpengaruh
6 <30 SMP Swasta 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 55 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 1 4 3 4 1 4 2 4 63 Dilakukan Terpengaruh
7 >30 Akademi/PT Lainnya 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 70 Dilakukan Terpengaruh
8 <30 Akademi/PT Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 1 4 66 Dilakukan Terpengaruh
9 <30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 1 4 68 Dilakukan Terpengaruh
10 <30 SMP Buruh/Tani 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 60 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 1 4 66 Dilakukan Terpengaruh
11 >30 Akademi/PT Lainnya 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 68 Dilakukan Terpengaruh
12 <30 Akademi/PT PNS 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 65 Dilakukan Terpengaruh
13 <30 SMA Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 3 1 4 4 2 1 4 1 4 59 Dilakukan Terpengaruh
14 <30 Akademi/PT PNS 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 55 4 3 4 2 1 2 3 4 3 4 3 1 2 3 4 1 4 2 3 53 Dilakukan Terpengaruh
15 <30 SMP Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 69 Dilakukan Terpengaruh
16 >30 Akademi/PT Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 66 Dilakukan Terpengaruh
17 >30 SMA Buruh/Tani 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 62 Dilakukan Terpengaruh
18 <30 SMA Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 67 Dilakukan Terpengaruh
19 >30 Akademi/PT PNS 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 1 4 68 Dilakukan Terpengaruh
20 >30 SMP Swasta 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 64 Dilakukan Terpengaruh
21 >30 Akademi/PT Lainnya 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 66 Dilakukan Terpengaruh
22 >30 SMA Lainnya 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 1 3 63 Dilakukan Terpengaruh
23 <30 Akademi/PT PNS 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 49 4 4 4 3 1 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 2 4 1 4 60 Dilakukan Terpengaruh
24 <30 SMP Buruh/Tani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 4 65 Dilakukan Terpengaruh
25 <30 Akademi/PT PNS 3 4 3 2 4 1 4 3 1 2 4 1 4 4 4 44 4 2 4 3 1 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 1 4 1 4 59 Dilakukan Terpengaruh
26 <30 SMA Lainnya 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 1 51 4 4 3 4 1 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 2 3 1 4 60 Dilakukan Terpengaruh
27 <30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 66 Dilakukan Terpengaruh
28 >30 SMA Swasta 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 1 4 67 Dilakukan Terpengaruh
29 >30 SMP Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 2 4 68 Dilakukan Terpengaruh
30 <30 SMA Lainnya 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 60 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 65 Dilakukan Terpengaruh
31 >30 SD Lainnya 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 1 4 66 Dilakukan Terpengaruh
32 <30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 54 4 3 4 3 1 2 4 4 1 4 4 2 2 4 4 1 4 1 4 56 Dilakukan Terpengaruh
33 <30 Akademi/PT Buruh/Tani 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 67 Dilakukan Terpengaruh
34 >30 SMP Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 3 65 Dilakukan Terpengaruh
35 <30 Akademi/PT Lainnya 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 4 66 Dilakukan Terpengaruh
36 <30 SMA Swasta 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 52 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 1 4 3 4 2 3 2 2 60 Dilakukan Terpengaruh
37 >30 Akademi/PT Lainnya 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 55 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 65 Dilakukan Terpengaruh
38 <30 SD Lainnya 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 64 Dilakukan Terpengaruh
39 >30 Akademi/PT PNS 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 65 Dilakukan Terpengaruh
40 >30 SMA PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 65 Dilakukan Terpengaruh
41 <30 Akademi/PT Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 4 65 Dilakukan Terpengaruh
42 <30 SMP Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 59 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 66 Dilakukan Terpengaruh
43 <30 SMA PNS 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 58 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 64 Dilakukan Terpengaruh
44 <30 Akademi/PT Lainnya 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 55 2 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 1 4 62 Dilakukan Terpengaruh
45 <30 SMA PNS 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 67 Dilakukan Terpengaruh
46 >30 Akademi/PT Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 2 4 66 Dilakukan Terpengaruh
47 >30 SMA Lainnya 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 55 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 2 4 67 Dilakukan Terpengaruh
48 >30 Akademi/PT Buruh/Tani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 1 4 66 Dilakukan Terpengaruh
49 <30 Akademi/PT PNS 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 1 4 68 Dilakukan Terpengaruh
50 <30 SMA Swasta 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 66 Dilakukan Terpengaruh
51 >30 Akademi/PT Lainnya 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 69 Dilakukan Terpengaruh
52 <30 Akademi/PT PNS 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 69 Dilakukan Terpengaruh
53 >30 Akademi/PT PNS 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 58 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 1 4 1 4 62 Dilakukan Terpengaruh
54 >30 SMA Swasta 3 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 2 2 3 3 55 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 3 1 3 53 Dilakukan Terpengaruh
55 >30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 58 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 1 4 1 3 60 Dilakukan Terpengaruh
56 >30 SD Lainnya 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 58 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 1 4 66 Dilakukan Terpengaruh
57 >30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 65 Dilakukan Terpengaruh
58 >30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 68 Dilakukan Terpengaruh
59 <30 SMA Lainnya 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 66 Dilakukan Terpengaruh
60 <30 SMA Swasta 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 68 Dilakukan Terpengaruh
61 <30 Akademi/PT Lainnya 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 56 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 3 4 66 Dilakukan Terpengaruh
62 >30 Akademi/PT PNS 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 66 Dilakukan Terpengaruh
63 >30 SMA Lainnya 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 1 4 67 Dilakukan Terpengaruh
64 >30 Akademi/PT PNS 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 68 Dilakukan Terpengaruh
65 <30 Akademi/PT Lainnya 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 65 Dilakukan Terpengaruh
66 >30 SD Lainnya 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 51 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 62 Dilakukan Terpengaruh
67 >30 SD Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 67 Dilakukan Terpengaruh
68 >30 SMA Swasta 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 55 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 65 Dilakukan Terpengaruh
69 <30 SMA Lainnya 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 55 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 1 4 4 4 2 3 2 3 60 Dilakukan Terpengaruh
70 <30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 4 65 Dilakukan Terpengaruh
71 <30 SMA PNS 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 54 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 2 3 64 Dilakukan Terpengaruh
72 <30 SD Lainnya 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 49 4 2 4 4 1 3 3 4 4 4 4 1 3 3 4 1 4 2 4 59 Dilakukan Terpengaruh
73 <30 SMA Swasta 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 25 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 30 Tidakdilak Tidakterpengaruh
74 <30 Akademi/PT PNS 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 58 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 1 4 63 Dilakukan Terpengaruh
75 <30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 1 4 64 Dilakukan Terpengaruh
76 <30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 1 4 67 Dilakukan Terpengaruh
77 <30 SD Lainnya 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 56 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 25 Dilakukan Tidakterpengaruh
78 <30 Akademi/PT Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 1 4 63 Dilakukan Terpengaruh
79 <30 Akademi/PT Swasta 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 64 Dilakukan Terpengaruh
80 <30 SD Lainnya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 1 4 64 Dilakukan Terpengaruh
81 <30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 2 1 4 61 Dilakukan Terpengaruh
82 <30 SMA Lainnya 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 51 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4 1 4 1 4 62 Dilakukan Terpengaruh
83 <30 Akademi/PT PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 24 Dilakukan Tidakterpengaruh
84 <30 SMA Lainnya 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 26 2 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 34 Tidakdilak Tidakterpengaruh

67
42
Lampiran 4
Analisis Validitas Variabel

Bimbingan Orang Tua


n Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 58
3 3 3 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 2 4 4 49
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
6 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 55
7 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
10 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 60
11 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
12 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
14 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 55
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
17 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
19 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57
20 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57
21 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
22 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57
23 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 49
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
25 3 4 3 2 4 1 4 3 1 2 4 1 4 4 4 44
26 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 1 51
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
28 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
30 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 60
31 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
32 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 54
33 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
35 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
36 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 52
37 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 55
38 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
39 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60

68
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 59
43 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 58
44 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 55
45 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
47 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 55
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
49 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 59
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
51 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
52 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
53 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 58
54 3 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 2 2 3 3 55
55 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 58
56 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 58
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
59 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
61 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 56
62 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57
63 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57
64 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
65 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 57
66 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 51
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
68 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 55
69 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 55
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
71 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 54
72 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 49
73 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 25
74 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 58
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
77 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 56
78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
79 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
82 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 51
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
84 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 26
Lampiran 5
Analisis Validitas Variabel Y

Perilaku Anak Usia Prasekolah


n Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 65
2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 1 4 67
3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 4 68
4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 1 4 66
5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 4 66
6 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 1 4 3 4 1 4 2 4 63
7 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 70
8 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 1 4 66
9 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 1 4 68
10 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 1 4 66
11 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 68
12 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 65
13 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 3 1 4 4 2 1 4 1 4 59
14 4 3 4 2 1 2 3 4 3 4 3 1 2 3 4 1 4 2 3 53
15 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 69
16 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 66
17 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 62
18 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 67
19 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 1 4 68
20 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 64
21 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 66
22 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 1 3 63
23 4 4 4 3 1 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 2 4 1 4 60
24 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 4 65
25 4 2 4 3 1 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 1 4 1 4 59
26 4 4 3 4 1 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 2 3 1 4 60
27 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 66
28 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 1 4 67
29 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 2 4 68
30 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 65
31 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 1 4 66
32 4 3 4 3 1 2 4 4 1 4 4 2 2 4 4 1 4 1 4 56
33 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 67
34 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 3 65
35 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 4 66
36 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 1 4 3 4 2 3 2 2 60
37 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 65
38 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 64
39 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 65
40 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 65
41 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 4 65
42 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 66

70
43 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 64
44 2 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 1 4 62
45 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 67
46 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 2 4 66
47 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 2 4 67
48 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 1 4 66
49 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 1 4 68
50 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 66
51 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 69
52 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 69
53 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 1 4 1 4 62
54 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 3 1 3 53
55 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 1 4 1 3 60
56 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 1 4 66
57 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 65
58 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 68
59 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 66
60 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 68
61 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 3 4 66
62 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 66
63 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 1 4 67
64 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 68
65 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 65
66 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 62
67 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 67
68 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 65
69 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 1 4 4 4 2 3 2 3 60
70 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 4 65
71 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 2 3 64
72 4 2 4 4 1 3 3 4 4 4 4 1 3 3 4 1 4 2 4 59
73 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 30
74 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 1 4 63
75 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 1 4 64
76 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 1 4 67
77 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 25
78 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 1 4 63
79 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 64
80 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 1 4 64
81 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 2 1 4 61
82 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4 1 4 1 4 62
83 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 24
84 2 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 34

71
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Variabel Bimbingan Orang tua
Correlations

x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x


x1 Pearson
1 . .170 . . . . . . . . .334** . .345** .204 .454**
Correlation
300** 319** 353** 305** 378** 332** 375** 319** 298** 297**
Sig. (2-
tailed) .006 .121 .003 .001 .005 .000 .002 .000 .003 .006 .002 .006 .001 .063 .000
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x2 Pearson
.300** 1 . . . . . . . . . .455** . .488** . .738**
Correlation
396** 502** 662** 408** 591** 520** 508** 502** 559** 597** 337**
Sig. (2-
tailed) .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x3 Pearson
.170 . 1 . . . . . . . . .418** .205 .403** .266* .596**
Correlation
396** 550 459 379 509 373 377 550 389**
** ** ** ** ** ** **

Sig. (2-
tailed) .121 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .062 .000 .015 .000
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x4 Pearson 1.00
.319** . . 1 . . . . .
0
. .490** . .397** .272* .711**
Correlation
502** 550** 459** 464** 460** 438** 543** ** 404** 314**
Sig. (2-
tailed) .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .012 .000
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x5 Pearson
.353** . . . 1 . . . . . . .529** . .749** . .832**
Correlation
662** 459** 459** 462** 598** 610** 527** 459** 979** 502** 471**
Sig. (2-
tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x6 Pearson
.305** . . . . 1 . . . . . .985 ** . .421 ** . .685**
Correlation
408** 379** 464** 462** 472** 547** 837** 464** 401** 479** 410 **

Sig. (2-
tailed) .005 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x7 Pearson
.378** . . . . . 1 . . . . .519** . .550** . .741**
Correlation
591** 509** 460** 598** 472** 626** 528** 460** 523** 539** 537**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x8 Pearson
.332** . . . . . . 1 . . . .590** . .588** . .681**
Correlation
520** 373** 438** 610** 547** 626** ** **
621 438 576 **
634**
378 **

Sig. (2-
tailed) .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84

72
x9 Pearson
.375** .508** .377** .543** .527** .837** .528** .621** 1 .543** .477** .823** .507** .461** .342** .751**
Correlation
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
tailed)
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x10 Pearson 1.000
.319** .502** .550** ** .459** .464** .460** .438** .543** 1 .404** .490** .314** .397** .272* .711**
Correlation
Sig. (2- .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .012 .000
tailed)
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x11 Pearson
.298** .559** .389** .404** .979** .401** .523** .576** .477** .404** 1 .456** .443** .711** .424** .759**
Correlation
Sig. (2- .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x12 Pearson
.334** .455** .418** .490** .529** .985** .519** .590** .823** .490** .456** 1 .525** .473** .440** .739**
Correlation
Sig. (2- .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x13 Pearson
.297** .597** .205 .314** .502** .479** .539** .634** .507** .314** .443** .525** 1 .471** .448** .629**
Correlation
Sig. (2- .006 .000 .062 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x14 Pearson
.345** .488** .403** .397** .749** .421** .550** .588** .461** .397** .711** .473** .471** 1 .749** .714**
Correlation
Sig. (2- .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x15 Pearson
.204 .337** .266* .272* .471** .410** .537** .378** .342** .272* .424** .440** .448** .749** 1 .572**
Correlation
Sig. (2- .063 .002 .015 .012 .000 .000 .000 .000 .001 .012 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
x Pearson
.454** .738** .596** .711** .832** .685** .741** .681** .751** .711** .759** .739** .629** .714** .572** 1
Correlation
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
**. Correlation is significant at the
0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the
level (2-tailed).

73
Reliability
Case Processing
Summary

N %
Cases Valid 84 100.0
Excluded 0 .0
a
Total 84 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.930 15
2. Variabel Perilaku Anak
Correlations
y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y11 y12 y13 y14 y15 y16 y17 y18 y19 Y
y1 Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
1 .608 .713 .725 .049 .712 .711 .784 .754 .815 .763 .039 .712 .738 .774 . .634 .184 . .840**
Correlation **
125 736
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .657 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .727 .000 .000 .000 . .000 .095 . .000
261 000
N
83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 8 83 83 83 83
3
y2 Pearson
.608** 1 .410** .582** .161 .706** .523** .483** .563** .482** .506** .194 .706** .465** .454** . .421** .129 . .649**
Correlation
188 386**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .143 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .077 .000 .000 .000 . .000 .243 . .000
086 000
N
83 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 8 84 84 84 84
4
y3 Pearson
.713** .410** 1 .741** .137 .627** .769** .735** .706** .874** .750** .144 .592** .688** .725** . .669** .108 . .822**
Correlation
131 754**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .213 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .192 .000 .000 .000 . .000 .326 . .000
236 000
N
83 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 8 84 84 84 84
4
y4 Pearson
.725** .582** .741** 1 .225* .876** .728** .784** .829** .829** .844** .134 .845** .679** .785** . .621** .159 . .903**
Correlation
206 803**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .040 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .225 .000 .000 .000 . .000 .149 . .000
060 000
N
83 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 8 84 84 84 84
4
y5 Pearson
.049 .161 .137 .225* 1 .232* .089 .197 .188 .149 .200 .176 .232* .097 .193 .351** .171 .016 . .300**
Correlation
146
Sig. (2-
tailed) .657 .143 .213 .040 .034 .423 .072 .088 .176 .069 .110 .034 .380 .078 . .121 .886 . .006
001 185
N
83 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 8 84 84 84 84
4
y6 Pearson
.712** .706** .627** .876** .232* 1 .717** .719** .855** .687** .738** .068 .968** .640** .714** . .512** .202 . .862**
Correlation
213 703**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .034 .000 .000 .000 .000 .000 .536 .000 .000 .000 . .000 .066 . .000
052 000
N
83 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 8 84 84 84 84
4
y7 Pearson
.711** .523** .769** .728** .089 .717** 1 .756** .664** .828** .742** .125 .684** .895** .751** . .623** .154 . .846**
Correlation
134 741**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .423 .000 .000 .000 .000 .000 .258 .000 .000 .000 . .000 .161 . .000
223 000
N
83 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 8 84 84 84 84
4
y8 Pearson
.784** .483** .735** .784** .197 .719** .756** 1 .714** .818** .865** .121 .719** .733** .988** . .648** .251* . .891**
Correlation
193 738**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .072 .000 .000 .000 .000 .000 .274 .000 .000 .000 . .000 .021 . .000
079 000
N
83 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 8 84 84 84 84
4
y9 Pearson
.754** .563** .706** .829** .188 .855** .664** .714** 1 .784** .768** .084 .827** .646** .715** . .591** .196 . .857**
Correlation
144 732**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .088 .000 .000 .000 .000 .000 .445 .000 .000 .000 . .000 .074 . .000
193 000
N
83 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 8 84 84 84 84
4

75
y10 Pearson
.815** .482** . .829** .149 .687** . .818** .784** 1 .843** .121 .653** .773** .815** .113 .769** .129 .874** .902**
Correlation
874** 828**
Sig. (2-
.000 .000 . .000 .176 .000 . .000 .000 .000 .273 .000 .000 .000 .308 .000 .242 .000 .000
tailed)
000 000
N
83 84 8 84 84 84 8 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
4 4
y11 Pearson
.763** .506** . .844** .200 .738** . .865** .768** .843** 1 .235* .705** .695** .867** .126 .645** .105 .760** .889**
Correlation
750** 742**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 . .000 .069 .000 . .000 .000 .000 .031 .000 .000 .000 .253 .000 .343 .000 .000
000 000
N
83 84 8 84 84 84 8 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
4 4
y12 Pearson
.039 .194 . .134 .176 .068 . .121 .084 .121 .235* 1 .068 .108 .111 .073 .107 -.052 .071 .245*
Correlation
144 125
Sig. (2-
tailed) .727 .077 . .225 .110 .536 . .274 .445 .273 .031 .536 .328 .315 .510 .331 .636 .518 .025
192 258
N
83 84 8 84 84 84 8 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
4 4
y13 Pearson
.712** .706** . .845** .232* .968** . .719** .827** .653** .705** .068 1 .700** .681** .213 .512** .202 .703** .850**
Correlation
592** 684**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 . .000 .034 .000 . .000 .000 .000 .000 .536 .000 .000 .052 .000 .066 .000 .000
000 000
N
83 84 8 84 84 84 8 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
4 4
y14 Pearson
.738** .465** . .679** .097 .640** . .733** .646** .773** .695** .108 .700** 1 .702** .135 .604** .154 .780** .818**
Correlation
688** 895**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 . .000 .380 .000 . .000 .000 .000 .000 .328 .000 .000 .222 .000 .161 .000 .000
000 000
N
83 84 8 84 84 84 8 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
4 4
y15 Pearson
.774** .454** . .785** .193 .714** . .988** .715** .815** .867** .111 .681** .702** 1 .192 .624** .253* .735** .879**
Correlation
725** 751**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 . .000 .078 .000 . .000 .000 .000 .000 .315 .000 .000 .080 .000 .020 .000 .000
000 000
N
83 84 8 84 84 84 8 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
4 4
y16 Pearson
.125 .188 . .206 .351** .213 . .193 .144 .113 .126 .073 .213 .135 .192 1 .212 .034 .160 .278*
Correlation
131 134
Sig. (2-
tailed) .261 .086 . .060 .001 .052 . .079 .193 .308 .253 .510 .052 .222 .080 .053 .756 .146 .011
236 223
N
83 84 8 84 84 84 8 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
4 4
y17 Pearson
.634** .421** . .621** .171 .512** . .648** .591** .769** .645** .107 .512** .604** .624** .212 1 .239* .660** .752**
Correlation
669** 623**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 . .000 .121 .000 . .000 .000 .000 .000 .331 .000 .000 .000 .053 .029 .000 .000
000 000
N
83 84 8 84 84 84 8 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
4 4
y18 Pearson
.184 .129 . .159 .016 .202 . .251* .196 .129 .105 -.052 .202 .154 .253* .034 .239* 1 .071 .241*
Correlation
108 154
76
Sig. (2- .095 .243 . .149 .886 .066 . .021 .074 .242 .343 .636 .066 .161 .020 .756 .029 .522 .027
tailed) 326 161
N 83 84 8 84 84 84 8 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
4 4
y19 Pearson
.736** .386** . .803** .146 .703** . .738** .732** .874** .760** .071 .703** .780** .735** .160 .660** .071 1 .843**
Correlation
754** 741**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 . .000 .185 .000 . .000 .000 .000 .000 .518 .000 .000 .000 .146 .000 .522 .000
000 000
N
83 84 8 84 84 84 8 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
4 4

77
Y Pearson ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** * ** * **
Correlation .840 .649 .822 .903 .300 .862 .846 .891 .857 .902 .889 .245 .850 .818 .879 .278 .752 .241 .843 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 . .000 . .000 . .000 .000 .025 .000 .000 .000 .011 .000 .027 .000
006 000 000
N 83 84 8 8 8 8 8 8 8 84 8 84 8 84 84 84 84 84 84 84
4 4 4 4 4 4 4 4 4
**. Correlation is significant at the
0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the
level (2-tailed).
Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 83 98.8
Excluded 1 1.2
a 84 100.0
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.946 19
Lampiran 7

FREQUENCIES VARIABLES=Umur Pendidikan Pekerjaan


/BARCHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics

Umur Pendidikan Pekerjaan


N Valid 84 84 84
Missing 0 0 0

Frequency Table

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <30 52 61.9 61.9 61.9
>30 32 38.1 38.1 100.0
Total 84 100.0 100.0

78
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Aka 42 50.0 50.0 50.0
SD 8 9.5 9.5 59.5
SMA 24 28.6 28.6 88.1

SMP 10 11.9 11.9 100.0


84 100.0 100.0
Total

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruh/ 5 6.0 6.0 6.0
Lainny 39 46.4 46.4 52.4
PNS 29 34.5 34.5 86.9

Swasta 11 13.1 13.1 100.0


84 100.0 100.0
Total

79
Lampiran 8. Bar Chart
Lampiran 9

A. Analisis Unvariat
Frequencies
Statistics

Bimbingan
orangtua Perilaku anak

N Valid 84 84

Missing 0 0

Frequency Table

Bimbingan orangtua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Dilakukan 82 97.6 97.6 97.6

Tidak dilakukan 2 2.4 2.4 100.0

84 100.0 100.0
Total

Perilaku anak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Terpengaruh 80 95.2 95.2 95.2

Tidak terpengaruh 4 4.8 4.8 100.0

84 100.0 100.0
Total
B. Analisis Bivariat
Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Bimbinganorangtua *
84 100.0 0 .0% 84 100.0%
Perilakuanak %

Bimbinganorangtua * Perilakuanak Crosstabulation

Perilakuanak

Terpengaruh Tidakterpengaruh Total

Bimbinganora Dilakukan Count 80 2 82


n gtua
% within Bimbinganorangtua 97.6% 2.4% 100.0%

% within Perilakuanak 100.0% 50.0% 97.6%

% of Total 95.2% 2.4% 97.6%

Tidakdilakukan Count 0 2 2

% within Bimbinganorangtua .0% 100.0% 100.0%

% within Perilakuanak .0% 50.0% 2.4%

% of Total .0% 2.4% 2.4%

Total Count 80 4 84

% within Bimbinganorangtua 95.2% 4.8% 100.0%

% within Perilakuanak 100.0% 100.0% 100.0%


95.2% 4.8% 100.0%
% of Total
Lampiran 10.
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-


Value Df (2- sided) (2- sided) sided)

Pearson Chi-Square 40.976a 1 .000


Continuity Correctionb 22.287 1 .000

Likelihood Ratio 13.357 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

N of Valid Casesb 84

a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .10.

b. Computed only for a 2x2 table


Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian

84
Lampiran 12 Surat Selesai Meneliti
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian

GAMBAR 1. Pertemuan Orang Tua Murid

GAMBAR 2. Saat Peneliti Meminta Ijin Melakukan Penelitian

86
GAMBAR 3. Saat Responden Mengisi Kuisioner

GAMBAR 4. Saat Responden Mengisi Kuisioner


GAMBAR 5. Saat Orang Tua Murid Mengisi Kuisioner

GAMBAR 6. Saat Orang Tua Murid Mengisi Kuisioner


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA SAAT ANAK MENONTON


TELEVISI DENGAN PERILAKU ANAK USIA PRASEKOLAH
DI TK NEGERI PEMBINA KIHAJAR DEWANTORO
KOTA GORONTALO

ABSTRAK

Ayu Thirta Lestari, Rini Fahriani Zees, Muhamad Nur Syukriani Yusuf
1
Mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri
Gorontalo Email : ayu.thirta@gmail.com
2 3
Dosen Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo
Email : -

Televisi dengan tayangan yang mengandung unsur kekerasan tidak selalu


menimbulkan efek negatif jika ada pendampingan orang tua yang dapat mengajarkan
anak mengenai nilai-nilai yang diambil dalam tayangan televisi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan bimbingan orang tua saat menonton acara
ditelevisi dengan perilaku pada anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar
Dewantoro Kota Gorontalo.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 84
responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisa
menggunakan uji chi square test. Hasil penelitian didapatkan bahwa 82 responden
(97.6%) yang menyatakan bimbingan orang tua dilakukan saat anak menonton
televisi dan tidak dilakukan sebanyak 2 responden (2.4%). Perilaku anak pada usia
prasekolah saat menonton TV terdapat 80 responden (95,2%) terpengaruh dan 4
responden (4,8%) tidak terpengaruh. Hasil uji analisis statistic diperoleh diperoleh
p value = (0,000) < α (0,05).
Kesimpulan terdapat hubungan bimbingan orang tua saat menonton acara
ditelevisi dengan perilaku pada anak usia prasekolah di TK Negeri Pembina Kihajar
Dewantoro Kota Gorontalo. Penelitian ini diharapkan TK Negeri Pembina Kihajar
Dewantoro dapat menjalin kerjasama dengan baik dengan orang tua anak agar lebih
mudah melakukan proses pengawasan anak diluar sekolah.

Kata kunci : Bimbingan Orang Tua, Perilaku Anak Usia Prasekolah


Daftar Pustaka : 27 (2010-2019)

AYU THIRTA LESTARI / 841415062 89


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

PENDAHULUAN komunikasi antara komunikator


Pendidikan pertama diperoleh dengan komunikan melalui sebuah
anak di awal kehidupannya dari sarana yaitu televisi (Rahmi, 2017).
keluarga, khususnya orang tua. Televisi dengan berbagai acara
Pendidikan dapat diberikan dalam yang ditayangkan telah mampu
bentuk pola asuh, sikap atau tingkah menarik minat pemirsanya dan
laku yang dicontohkan oleh orang tua beberapa orang telah menjadikan
terhadap anak dalam kehidupan sehari- menonton televisi sebagai rutinitas
hari. Bimbingan orang tua merupakan penting dalam kehidupan (Yudistira,
proses di dalam keluarga, suatu 2017). Televisi menimbulkan
interaksi orang tua dan anak adalah pengaruh terhadap masyarakat baik
cara terbaik untuk mendidik anak. yang bersifat positif maupun negatif.
Peran orang tua diterapkan sejak anak Pengaruh negatif didalamnya dapat
lahir dan disesuaikan dengan usia serta berupa tindakan kekerasan yang dapat
tahap perkembangan. Namun pada ditemukan dalam tayangan televisi
usia prasekolah fase ini terdapat mulai dari film dewasa hingga film
perilaku anak yang kadang kurang anak-anak (Wulan, 2006).
diperhatikan oleh orang tua karena Tayangan tidak mendidik
dianggap tidak terlalu membutuhkan tersebut hadir disaat jam anak masih
bimbingan dan anak dianggap akan aktif menonton televisi, apabila yang
belajar dengan sendirinya bila telah ditonton merupakan acara edukatif,
memasuki bangku sekolah. Padahal maka bisa memberikan dampak positif
bimbingan orang tua sangat diperlukan namun, jika tontonan lebih kepada hal
terkait perkembangan media informasi yang mengandung unsur negatif atau
yang dapat mempengaruhi perilaku kekerasan, maka akan berdampak
anak di usia prasekolah. sebaliknya (Wahyuni, 2016).
Media masa adalah alat yang Kurangnya pengawasan dari orang tua
digunakan oleh manusia untuk membuat anak dengan bebas
menyampaikan pesan, fungsi menonton televisi. Pentingnya
mendidik, mempengaruhi, mendampingi anak ketika menonton
menginformasikan dan menghibur televisi agar anak pengetahuan
(Makhshun, 2018). Media komunikasi informasi yang pantas diterima sesuai
merupakan semua sarana atau alat tahap perkembangan (Situmorang,
komunikasi dalam kehidupan manusia 2016).
baik secara verbal (teks, gambar) Sepanjang tahun 2013 sampai
maupun non verbal (mimik muka, dengan 2014, Komisi Penyiaran
gerakan). Media masa ialah proses Indnesia menerima sebanyak 1.600
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

pengaduan masyarakat terhadap ini terlihat dari besarnya nilai Fhitung=


program sinetron dan FTV yang 3,41 > Ftabel = 0,04.
dianggab meresahkan dan Hasil wawancara tanggal 28
membahayakan pertumbuhan fisik dan februari pada 15 orang tua 7
mental anak serta mempengaruhi diantaranya tidak melakukan
perilaku kekerasan terhadap anak. bimbingan saat menonton televisi, 5
Tahun 2015 ada 93 surat diantaranya jarang memberi arahan
teguran, 11 surat klarifikasi dan 100 pada anak atau menemani anak saat
aduan masyarakat terhadap tayangan menonton televisi karna alasan
yang mengganggu, dan tahun 2016 bekerja. Dan 3 lainnya sering
KPI mengeluarkan 76 surat teguran menemani dan melakukan bimbingan
dan 150 pengaduan masyarakat. pada saat anak menonton televise.
Pada tahun 2017-2018 Televisi dengan tayangan yang
Komisioner KPI pusat sekaligus mengandung unsur kekerasan tidak
koordinator bidang isi siaran telah selalu menimbulkan efek negatif jika
mampu mendeteksi 33.802 potensi ada pendampingan orang tua yang
pelanggaran pada program siaran 15 dapat mengajarkan anak mengenai
televisi berjaringan nasional. KPI juga nilai-nilai yang diambil dalam
menerima 4.377 pengaduan tayangan televisi. Perilaku yang
masyarakat tentang konten siaran yang muncul pada anak dapat berasal dari
meresahkan. bentuk peniruan dan pola dalam
Penelitian yang telah dilakukan menonton televisi. Beberapa fakta
oleh Longdong dan kawan-kawan yang disebutkan perlu mendapatkan
(2017). Kegiatan menonton pada anak- perhatian berupa bimbingan orang tua
anak sangat rentan dan mudah menjadi faktor dominan dalam
menerima informasi dari apa yang pembentukan perilaku anak.
mereka lihat seperti acaraa kartun di Seharusnya anak usia dini mendapat
televisi, sehingga walaupun ada bimbingan yang layak dari orang tua
bimbingan orang tua tapi perilaku anak saat anak menonton Televisi. Setelah
masih saja meniru. Karena ada faktor melakukan pengamatan dari data yang
lingkungan seperti pergaulan yang diperoleh, maka peneliti tertarik untuk
salah yang berpengaruh buruk pada melakukan penelitian dengan judul:
perilaku anak. “Hubungan Bimbingan Orang Tua
Penelitian yang dilakukan Pada Saat Anak Menonton Televisi
Sutisna (2017) dapat diketahui bahwa Dengan Perilaku Anak Usia
media televisi memiliki pengaruh Prasekolah di TK Negeri Pembina
terhadap perilaku agresi anak secara Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo”.
siknifikan media televisi memiliki Berdasarkan uraian latar
pengaruh terhadap perilaku agresi anak belakang masalah di atas, dapat
diidentifikasikan masalah yang muncul
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

pada anak prasekolah di TK Negeri


Pembina Kihajar Dewantoro Kota Media massa yaitu saluran
Gorontalo adalah: sebagai alat atau sarana yang
1. Pada tahun 2018 KPI pusat dipergunakan dalam proses
mendeteksi 33.802 scene komunikasi massa. Media massa
pelanggaran pada 15 program secara pasti mempengaruhi pemikiran
siaran televisi berjaringan nasional. dan tindakan khalayak. Budaya, sosial,
2. Anak meniru segala hal yang politik dipengaruhi oleh media (Agee
mereka lihat ataupun dengar tanpa dalam Ardianto, 2014). Media massa
adanya pengawasan dari orang tua dikatakan sebagai kebudayaan yang
saat anak menonton televise. bercerita. Media membentuk opini
3. Tayangan tidak mendidik hadir publik untuk membawanya pada
disaat jam-jam anak masih aktif perubahan yang signifikan.
menonton televisi, didalamnya Televisi (TV) adalah media
dapat berupa tindakan kekerasan yang potensial sekali, tidak saja untuk
dan kejahatan yang dapat menyampaikan informasi tetapi juga
ditemukan dalam tayangan televisi. membangun dan membentuk karakter
4. Orang tua tidak terlalu serta perilaku seseorang, baik kearah
mempermasalahkan tayangan positif maupun negatif. Fungsi TV
televisi yang dilihat oleh anak. sama dengan fungsi media massa
5. Berdasarkan wawancara yang lainnya, yakni memberi informasi,
dilakuka pada 15 orang tua anak- mendidik, menghibur dan membujuk.
anak di TK Pembina Kihajar Fungsi menghibur lebih dominan dari
Dewantoro Kota Gorontalo, 7 pada fungsi lainnya. Menurut Burhan
diantarana tidak melakukan Bungin (2018), TV dikatakan sebagai
bimbingan saat menonton televisi media komunikasi yang paling besar
dan 5 diantarana memberikan pengaruhnya terhadap perubahan
bimbingan. sosial karena kemampuan audio visual
KAJIAN TEORI yang ada pada TV adalah kekuatan
1. Media Televisi yang luar biasa. Perubahan sosial tidak
Menurut Sanjaya (2018), akan cepat terjadi apabila manusia
media adalah kata jamak dari medium belum menemukan media komunikasi.
yang berarti perantara atau pengantar. Setiap media komunikasi memiliki
Media massa adalah alat yang karakteristik tersendiri.
digunakan dalam penyampaian pesan- 2. Definisi Perilaku Anak
pesan dari sumber kepada khalayak Perilaku adalah segenap
(menerima) dengan menggunakan alat- manifestasi hayati individu dalam
alat komunikasi mekanis seperti surat berinteraksi dengan lingkungan, mulai
kabar, film, radio, dan TV. (Cangara, dari perilaku yang paling nampak
2012). sampai yang tidak tampak, dari yang
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

dirasakan sampai paling yang tidak sesuai dengan sifat-sifat khasnya


dirasakan (Okviana, 2015). Perilaku sesuai dengan perkembangan
merupakan hasil dari pada segala perilakunya. Sudah tentu tidak ada
macam pengalaman serta interaksi orang yang menyangkal bahwa
manusia dengan lingkungan yang perkembangan perilaku itu merupakan
terwujud dalam bentuk pengetahuan, hal yang berkesinambungan. Akan
sikap dan tindakan. Perilaku tetapi untuk lebih mudah memahami
merupakan respon atau reaksi seorang dan mempersoalkannya, biasanya
individu terhadap stimulus yang individu menggambarkan
berasal dari luar maupun dari dalam perkembangan dalam fase-fase atau
dirinya (Notoatmojo, 2010). periode-periode tertentu (Ahmadi,
Usia prasekolah (3-6 tahun) 2015).
disebut juga dengan golden age atau Masalah periodisasi
keemasan, sehingga pola pengasuhan perkembangan ini biasanya juga
dan pembelajaran yang diterapkan merupakan masalah yang banyak
perlu diperhatikan karena sangat dipersoalkan oleh para ahli, pendapat
penting dalam proses perkembangan mengenai dasar-dasar periodisasi serta
anak (Surbakti, 2008). Kesalahan pola panjang masing-masing periode juga
pengasuhan dan pembelajaran pada macam-macam yang pada umumnya
usia ini akan berdampak terhadap lebih bersifat teknis dari pada
perkembangan anak selanjutnya. Salah konsepsional.
satu faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan anak adalah pengaruh METODE PENELITIAN
media masa (Aprilia, 2017). Penelitian ini dilaksanakan di
Sebagian dari bentuk perilaku TK Negeri Pembina Kihajar
sosial yang berkembang pada masa Dewantoro Kota Gorontalo. Waktu
kanak-kanak awal, merupakan perilaku penelitian dilakukan pada 2 November
yang terbentuk atas dasar landasan – 20 November 2020.
yang diletakan pada masa bayi. Desain penelitian yang
Sebagian lainnya merupakan bentuk digunakan dalam penelitian ini adalah
perilaku sosial baru yang mempunyai survey analitik dengan menggunakan
landasan baru. Banyak di antara pendekatan cross sectional, dimana
landasan baru ini dibina oleh penelitian ini dilakukan dengan
hubungan sosial dengan teman sebaya menggali bagaimana dan mengapa
diluar rumah dan hal-hal yang diamati fenomena ini terjadi. Penelitian survei
anak dari tontonan televisi. analitik dengan pendekatan cross
Perkembangan kehidupan sectional bertujuan untuk mengetahui
individu itu tidak statis melainkan pengaruh bimbingan orang tua pada
dinamis, dan pengalaman belajar yang saat anak menonton televisi terhadap
disajikan kepada setiap individu harus perilaku anak usia prasekolah.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

Populasi adalah seluruh subjek penelitian ini, peneliti menggunakan


atau objek dengan karakteristik uji statistik Chi Square Test adalah
tertentu yang akan di teliti salah satu jenis uji komparatif non
(Notoadmojo, 2010). Yang menjadi parametris yang dilakukan pada dua
populasi dalam penelitian ini adalah variabel dimana skala data kedua
semua anak di TK Pembina Kihajar variabel adalah nominal (Murti, 2016).
Dewantoro Kota Gorontalo berjumlah HASIL DAN PEMBAHASAN
107 sampel. 1) Gambaran Bimbingan orang tua
Sampel adalah bagian dari saat anak menonton televisi di TK
populasi yang akan diteliti atau Negeri Pembina Kihajar Dewantoro
sebagian jumlah dari karakteristik Kota Gorontalo
yang dipilih oleh populasi Tabel 4.7 Hasil Distribusi
(Notoatmojo, 2010). Penarikan sampel frekwensi berdasarkan Bimbingan
digunakan dengan menggunakan orang tua
teknik simple random sampling adalah No Bimbingan Jumlah %
metode penarikan dari sebuah populasi orang tua Sampel
atau semesta dengan cara tertentu (n)
sehingga setiap anggota populasi 1 Dilakukan 82 97.6
Tidak 2 2.4
memiliki peluang yang sama untuk 2 Dilakukan
terpilih (Kerlinger, 2006).Pada Total 84 100
penelitian ini sampel yang diteliti Sumber: data diolah, (2020)
sebanyak 84 sampel. Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan terdapat 82 orang tua
atau 97.6% yang menyatakan
Analisa data dilakukan dengan: bimbingan orang tua dilakukan saat
a. Analisa Univariat anak menonton televisi, sedangkan
Analisa ini digunakan untuk yang menyatakan berada pada
mendeskripsikan variabel dependen bimbingan orang tua pada kategori
dan independen untuk memperoleh tidak dilakukan sebanyak 2 orang atau
gambaran karakteristik sampel 2.4%. Pada responden 2 orang tua
menggunakan tabel distribusi yang tidak melakukan bimbingan pada
frekwensi. Adapun data yang saat anak menonton televisi
dianalisis unifariat pada penelitian ini dikarenakan umur orang tua kurang
antara lain jenis kelamin anak, umur dari 30 tahun, pendidikan sekolah
anak dan pekerjaan orang tua. dasar dan pekerjaan swasta yaitu
b. Analisa Bivariat sebagai pedagang makanan yang
Analisa bivariat dilakukan sering tidak melakukan aktivitas
untuk menguji hipotesis penelittian bersama anak di dalam rumah.
yaitu yang terkait dengan variabel Sedangkan responden lainnya umur
dependent dan independent. Pada orang tua kurang dari 30 tahun,
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

pendidikan SMA dan pekerjaan menonton terhadap perilaku anak


sebagai asisten rumah tangga. pada usia prasekolah yang dianalisis
Sehingga semua pernyataan di dalam (Chi Square) dengan α=0.05,
kuisioner tidak dilakukan. maknanya Hipotesis yang artinya ada
2) Gambaran perilaku anak pada usia hubungan antara variabel bebas dan
prasekolah di TK Negeri Pembina terikat. Untuk mengetahui seberapa
Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo besar kekuatan hubungan kedua
Tabel 4.8 Hasil Distribusi frekwensi variabel tersebut diuraikan sebagai
perilaku anak pada usia prasekolah berikut :
No Perilaku Jumlah % Tabel 4.9 Analisis hubungan
Anak Sampel bimbingan orang tua saat anak
(n) menonton televisi terhadap perilaku
anak usia prasekolah pada murid TK
1 Terpengaruh 80 95,2
Tidak 4 4,8 Negeri Pembina Kihajar Dewantoro
2 Terpengaruh Kota Gorontalo
Total 84 100
Sumber: data diolah, (2020)
Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan perilaku anak pada usia
prasekolah saat menontnton TV dari
84 orang anak terdapat 84 orang atau Berdasarkan Uji Statistik
95,2% yang terpengaruh dan tidak diperoleh diperoleh 0,000 dan 0,000 <
terpengaruh sebanyak 4 orang atau α (0,05) menggambarkan ada
4,8%. Adapun 4 orang tidak hubungan yang bermakna antara
terpengaruh pada perilaku anak hubungan bimbingan orang tua saat
dikarenakan Anak lebih suka anak menonton televisi terhadap
menonton acara televisi yang terdapat perilaku anak usia prasekolah, ini
adegan-adegan heroik sehingga anak berarti kekuatan hubungan bimbingan
meniru bahasa atau ungkapan pada orang tua saat anak menonton televisi
tayangan televisi yang sering di terhadap perilaku anak usia prasekolah
tonton. Saat anak meminta sesuatu termasuk dalam hubungan yang
anak cenderung memaksa dan tidak signifikan.
ingin ditolak. Disisi lain bimbingan Pembahasan
orangtua tidak memiliki pengaruh 1) Gambaran bimbingan orang tua saat
pada perilaku anak karena anak marah anak menonton televisi di TK Negeri
saat di paksa berhenti menonton Pembina Kihajar Dewantoro Kota
televisi. Gorontalo.
Uji Chi Square digunakan Berdasarkan hasil penelitian
untuk mengetahui hubungan menunjukkan terdapat 82 orang tua
bimbingan orang tua saat anak atau 97.6% yang menyatakan
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

bimbingan orang tua dilakukan saat menikmati acara televisi yang


anak menonton televisi, sedangkan disukainya. Tetapi sering kali acara-
yang menyatakan berada pada acara yang ditawarkan oleh pihak
bimbingan orang tua pada kategori stasiun televisi tidak selalu aman untuk
tidak dilakukan sebanyak 2 orang atau dinikmati oleh keluarga. Banyak acara
2.4%. Orang tua bertanggung jawab televisi yang mempertontonkan
dan memegang peranan penting kekerasan secara fisik dan juga
terhadap proses pembelajaran dan perilaku-perilaku remaja yang
tumbuh kembang si anak. Dibutuhkan menyimpang.
kesabaran dan kebijaksanaan orang tua 3) Hubungan bimbingan orang tua
untuk dapat memberikan pertimbangan saat menonton acara ditelevisi dengan
yang terbaik dalam mengambil dampak perilaku pada anak usia
keputusan. Keputusan penting di prasekolah di TK Negeri Pembina
kehidupan dan proses tumbuh Kihajar Dewantoro Kota Gorontalo.
kembang si anak. Media pembelajaran Berdasarkan Uji Statistik diperoleh
televisi dapat berperan positif yang diperoleh 0,000 < α (0,05)
dapat memberikan pesan-pesan menggambarkan ada hubungan yang
edukatif dalam aspek kognitif, afektif, bermakna antara hubungan bimbingan
dan psikomotor. Penyampaian pesan- orang tua saat anak menonton televisi
pesan melalui media televisi dengan terhadap perilaku anak usia
berbagai trik-trik maka akan prasekolah, ini berarti kekuatan
menimbulkan kesan tertentu sehingga hubungan bimbingan orang tua saat
pembelajaran menjadi lebih anak menonton televisi terhadap
menyenangkan. perilaku anak usia prasekolah
2) Gambaran perilaku anak di TK termasuk dalam hubungan yang
Negeri Pembina Kihajar Dewantoro signifikan. Keluarga merupakan
Kota Gorontalo dalam kehidupan bagian lingkungan sosial yang paling
sehari-hari sering menonton bersama dengan
Berdasarkan hasil penelitian dari anak. Oleh karena itulah keluarga lebih
perilaku anak pada usia prasekolah mampu untuk mengontrol terpaan
saat menonton TV dari 84 orang anak media televisi dibandingan lingkungan
terdapat 84 orang atau 95,2% yang sekolah maupun tetangga/ teman
terpengaruh dan tidak terpengaruh sepermainan. Selain itu, anak TK
sebanyak 4 orang atau 4,8%. Televisi cenderung masih sangat menuruti
merupakan salah satu hiburan masa perkataan orang tua/keluarganya.
kini yang dapat kita nikmati dengan Didukung juga oleh pendapat
sangat mudah karena dapat diakses Kuswarno bahwa bagi anak-anak yang
dirumah kita sendiri. Menonton cukup mengerti dan diberi pengarahan
televisi sering kali dijadikan sebagai oleh orang tua mereka, maka mereka
waktu keluarga untuk berkumpul cenderung untuk tidak terpengaruh
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

atau meniru. Lain halnya dengan anak menonton televisi terhadap


khalayak anak-anak yang tidak perilaku anak usia prasekolah, ini
memperoleh pembinaan dari orang berarti kekuatan hubungan
tuanya maka cenderung untuk meniru. bimbingan orang tua saat anak
Artinya bahwa peranan keluarga dan menonton televisi dengan
latar belakang keluarga menentukan perilaku anak usia prasekolah
pembentukan persepsi seseorang. termasuk dalam hubungan yang
KESIMPULAN DAN SARAN signifikan.
Dari penelitian dan analisis Saran
yang telah dilakukan maka peneliti Saran yang peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikan terkait dengan penelitian ini
berikut: antara lain sebagai berikut :
1. Orang tua tidak terlalu 1. TK Negeri Pembina Kihajar
mempermasalahkan tayangan Dewantoro
televisi yang dilihat oleh anak. Diharapkan TK Negeri Pembina
Berdasarkan wawancara yang Kihajar Dewantoro dapat menjalin
dilakukan pada 15 orang tua kerjasama dengan baik dengan
anak-anak di TK Negeri Pembina orang tua anak agar lebih mudah
Kihajar Dewantoro Kota melakukan proses pengawasan
Gorontalo, 7 orang diantarana anak diluar sekolah.
tidak melakukan bimbingan saat 2. Bagi Tenaga Kesehatan
anak menonton televisi dan 5 Diharapkan para praktisioner
orang diantaranya jarang seperti dokter diberbagai tingkat
memberikan bimbingan dan 3 layanan kesehatan dapat turut
diantaranya memberikan serta mendorong ibu dan keluarga
bimbingan. untuk memahami betul proses
2. Berdasarkan hasil penelitian dan bimbingan kepada anak saat
jawaban kuisioner menunjukkan menonton Televisi.
bahwa sebagian besar responden 3. Bagi orang tua
menyatakan dilakukan bimbingan Meningkatkan kepedulian orang
pada saat anak menonton televisi. tua terhadap perilaku anak yang
3. Berdasarkan identifikasi perilaku dapt berubah karena menonton
anak dari hasil penelitian televisi.
menunjukkan bahwa sebagian
besar responden menyatakan
terpengaruh saat anak menonton
televisi pada usia prasekolah.
4. Uji Chi-Square yang didapatkan
ada hubungan yang bermakna
antara bimbingan orang tua saat
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2021
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. & Uhbiyati, N. 2015. Ilmu Komisi penyiaran indonesia, 2014. 10
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Sinetron Dan FTV Bermasalah
Dan Tidak Layak Di Tonton.
Aprilia, Shelly. 2017. Pelaksanaan Jakarta: KPI.
Pengasuhan Anak Usia Dini di
Tempat. Penitipan Anak Dharma Komisi penyiaran indonesia, 2018.
Yoga Santi Yogyakarta. Program Jakarta: KPI.
Studi. Pendidikan Luar Sekolah

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati


Komala E. 2014. Komunikasi
Massa–Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.

Asriah P.W, 2017 Peran Orang Tua


Terhadap Perilaku Anak Sebagai
Pemirsa Televisi Di Rumah.

Bungin, M. Burhan. 2018. Konstruksi


Sosial Media Massa. Jakarta:
Kencana.

Cangara Hafied. 2012. Pengantar Ilmu


Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.

Dagun, M. S. 2012. Psikologi


Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.

Darwanto. 2011. Televisi sebagai


Media Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka.

Iin Patimah, 2016. Gambaran


Perilaku Kemandirian Anak Usia
Prasekolah Pada Ibu Yang
Bekerja Dan Tidak Bekerja.
Pustaka Pelajar.
CURRICULUM VITAE

Penulis bernama Lengkap Ayu Thirta Lestari, lahir di Luwuk

pada tanggal 26 Oktober 1997, berjenis kelamin perempuan

dan beragama islam. Anak ke-2 dari 4 bersaudara, dari

pasangan Suami Istri Bapak Syafarudin M Kono dan Ibu

Srilestari.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal yang di mulai dari tingkatan Sekolah Dasar

yaitu di SDN Lomba dan lulus pada tahun 2009. Kemudian melanjutkan sekolah di

tingkat pertama yaitu SMP Negeri 1 Lamala dan lulus pada tahun 2012. Penulis

melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas yaitu SMA Negeri 1 Lamala dan lulus pada

tahun 2015. Penulis melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi yaitu Universitas Negeri

Gorontalo, Jurusan Keperawatan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan dengan Nomor

Induk Mahasiswa (NIM) 811415062. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di

kegiatan formal dan non-formal yaitu :

1. Peserta MOMB (Masa Orientasi Mahasiswa Baru) tahun 2015, Universitas

Negeri Gorontalo.

2. Peserta Pelatihan Komputer dan Internet, oleh Pusat Teknologi Informasi dan

Komunikasi tahun 2015, Universitas Negeri Gorontalo.

3. Peserta dalam Seminar Keperawatan & Workshop Hipnoanastesi dengan tema

“Deteksi Dini Dan Penatalaksanaan Penyakit Mata” pada tahun 2016.

4. Peserta dalam Seminar Nasional Keperawatan “Perawatan Luka Modern”

pada tahun 2016.

99
5. Peserta Seminar Nasional Keperawatan ”Community Health Nursing of

Disaster Case” pada tahun 2016.

6. Peserta Seminar Keperawatan Kegawatdaruratan “Persiapam Generasi

Perawat Dalam Bidang Keperawatan Gawat Darurat” pada tahun 2018.

7. Peserta Aplikasi Ilmu Keperawatan Klinik Di Rumah Sakit Toto Kabila

Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo pada tahun 2018.

8. Peserta Aplikasi Ilmu Keperawatan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Cimahi

Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat pada tahun 2018.

9. Peserta KKS (Kuliah Kerja Sibermas) Pengabdian Hilirisasi Riset di Desa

Kotajin Utara, Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara pada tahun

2019.

Anda mungkin juga menyukai