Disusun oleh:
Julius Tanaca (07120110058)
Clinton (07120120068)
Pembimbing:
DR. Dr. Shirley Ivonne Moningkey, M.Kes
Drg. Lely Aryuni
Dr. Siti Zaenab Oktarina
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat
yang diberikan selama proses pembuatan laporan evaluasi program yang berjudul
“Evaluasi program stimulasi dini dan intervensi dini tumbuh kembang balita di
kecamatan Balaraja tahun 2015" sehingga dapat disusun dan diselesaikan dengan
tepat waktu dalam program kepaniteraan klinik imu kesehatan masyarakat
Universitas Pelita Harapan periode 30 Mei 2016 - 23 Juli 2016.
Penyusunan laporan evaluasi program ini dilakukan dalam periode
kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat di Puskesmas Balaraja, dimulai
dari tanggal 30 Mei sampai 23 Juli 2016. Laporan evaluasi program ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan kepaniteraan klinik ilmu
kesehatan masyarakat program studi profesi dokter dan bertujuan untuk
meningkatkan program puskesmas terutama dalam hal program pemberian
stimulasi dini dan intervensi dini tumbuh kembang balita. Keberhasilan dalam
penyusunan laporan evaluasi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang turut
membantu dalam proses pembuatan laporan evaluasi program ini. Oleh karena
itu, kami selaku penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak atas segala bantuan dan dukungan yang telah
diberikan, serta kerjasama dalam pembuatan laporan ini. Secara spesifik kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. DR. Dr. Shirley I. Moningkey, M.Kes sebagai dosen pembimbing
kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan evaluasi progam ini.
2. Drg. Lely Aryuni selaku kepala Puskesmas Balaraja yang telah
memberikan kami kesempatan dalam melakukan observasi, melayani
dan berpartisipasi dalam seluruh program-program yang ada di dalam
puskesmas.
3. Dr. Siti Zaenab Oktarina sebagai pembimbing kepaniteraan klinik ilmu
kesehatan masyarakat di Puskesmas Balaraja yang telah memberikan
arahan, bimbingan, dan bantuan dalam penyusunan laporan evaluasi
program ini.
2
4. Ibu Isnawati, S.ST sebagai pemegang program Anak di Puskesmas
Balaraja yang telah memberikan arahan, bimbingan dan bantuan dalam
penyusunan laporan evaluasi program ini.
5. Semua staf di Puskesmas Balaraja yang telah memberikan kontribusi
selama menjalani kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat.
Akhir kata, penulisan laporan evaluasi program ini jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan
dalam penyusunan laporan evaluasi program ini, juga selama menjalankan
kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat di Puskesmas Balaraja. Semoga
laproan evaluasi program ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Balita dalam masa pertumbuhan berbeda dengan dewasa dimana otak balita
lebih plastis dimana harus lebih diperhatikan dan diberikan gizi yang baik.
Plastisitas otak pada balita mempunyai dua sisi, sisi positif dan sisi negatif. sisi
positifnya otak balita lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan.
Sedangkan sisi negatifnya, otak balita lebih peka terhadap lingkungan utamany,
lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak adekuat,
kurangnya stimulasi dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Plastisitas ini berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulangi, dalam periode
5 tahun ini terdapat masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),
jendela kesempatan (window of opportunity), dan msasa kritis (critical period).
Mengingat jumlah balita di indonesia sangat besar sekitar 10 persen dari
seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh
kembang balita di indonesia harus mendapatkan perhatian serius yaitu hak untuk
mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh
4
pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang. Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini
Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk
salah satu program pokok Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan
terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua,
pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi
profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional. Indikator
keberhasilan pogram SDIDTK adalah 90% balita terjangkau oleh kegiatan
SDIDTK pada tahun 2010. Cakupan SDIDTK balita Puskesmas balajara tahun
2015 sebesar 77.3%.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, terdapat masalah yang belum diketahui, yaitu:
a. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan stimulasi,
deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang di kecamatan Balaraja?
1.2 Tujuan
Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta mengevaluasi penyebab
rendahnya cakupan program stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang di kecamatan Balaraja tahun 2015.
1.3 Manfaat
Bagi Mahasiswa
a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik ilmu
kesehatan masyarakat.
5
b. Melatih kemampuan analisa dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan.
c. Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan
masyarakat.
Bagi Puskesmas
Mendapatkan informasi yang berguna tentang pelaksanaan program
SDIDTK, faktor faktor penunjang dan penghambat keberhasilan program
sehingga tujuan akhir program dapat tercapai dengan mengidentifikasi
penyebab dari upaya puskesmas dalam hal pelaksanaan SDIDTK yang
belum berjalan maksimal.
Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan,kesadaran dan pengawasan, khususnya bagi
para ibu mengenai pentingnya stimulasi dan pendeteksian tumbuh
kembang anak.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan
bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri
jika pertumbuhan kakinya dan bagian tubuh lanin yang terkait dengan
fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini
merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
Anak sehat ,bertambah umur,bertambah berat dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hokum yang tetap,
yaitu:
a.perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudia menuju kea
rah kauda/anggota tubuh (pola sefalokaudal)
b.Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak
terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebaginya.
Proses tumbuh kembang aak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling
berkaitan.
8
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses interinsik yang terjadi dengan sendirinya,
sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar , anak
memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan
potensi yang dimiliki anak.
2) Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan
berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi
berkesinambungan.
9
d. Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari
pada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan
anak laki-laki lebih cepat dibandingkan perempuan.
e. Genetik.
Heredokonstitusional) bawaan anak yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetic yang berpengaruh
pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
f. Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.
2) Faktor luar (eksternal).
A. Faktor prenatal
a.Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester terakhir kehamilan akan
memperngaruhi pertumbuhan janin.
b. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti club foot.
c. Toksin/zat kimia
beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid akan
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
d. Endokrin
Diabetes mellitus akan menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hyperplasia adrenal.
e.Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefali , spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak, kelainan kongenital mata, serta kelainan jantung.
f. Infeksi
10
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toxoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat mengakibatkan
kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan
kelainan jantung kongenital.
g. Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah atara
janin dan ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin,
kemudian melalui plasenta masuk melalui peredaran darah janin dan
akan menyebabkan hemolysis yang seanjutnya akan mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak.
h. Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plaseta
menyebabkan prtumbuhan terganggu.
i. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan , perlakuan salah/kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain.
B. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
C. Faktor Pascasalin
a. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi , diperlukan zat makanan yang adekuat.
b. Penyakit kronis/ kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia , kelainan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani.
c. Lingkungan fisis dan kimiawi
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup dan
berfungisebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai
dampak yang ngatif terhadap pertumbuhan anak.
11
d. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
e. Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangta mempengaruhi
tumbuhkembang anak.
h. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan
ibu dan anggota keluarga lainnya terhadap kegiatan anak.
i. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka panjang aan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormone pertumbuhan.
12
tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan
sebagainya.
3) Kemampuan berbicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara ,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak(makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
13
Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini
pertumbuhan berlangsung pesat disertai erkembangan fungsi-
fungsi. Terjadi transfer Imunnoglobulin (IgG) dari darah ibu
melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esensial seri Omega 3
(Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6( Arachidonic Acid) pada
otak dan retina.
14
2) Masa bayi (infacy) umur 0 sampai 11 bulan.
Masa ini dibagi menjadi 2 periode , yaitu:
o Masa neonatal , umur 0 sampai 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang
menjadi anak sehat adalah:
- Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih ,
disarana kesehatan yang memadai.
15
Seorang bayi sangat bergantung pada orangtua dan keluarganya
sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang
mempunyai orangtua yang hidup rukun, bahagia, dan memberikan
yang terbaik untuk anak. Pada masaini, pemeliharaan akan
kesehatan bayi , mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh,
diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya,
diberikan imunisasi sesuai jadwalnya, mendaoat pola asuh yang
sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antar ibu dan
ayah terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam
mendidik anak angat besar.
3) Masa anak dibawah lima tahun (anak balita , umur 12-59 bulan)
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat
kemajuan dalam perkembangan motoric (gerak kasar dan gerak halus)
serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang terjadi pada masa
balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan ,
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan
terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya,
sehingga membentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Jumlah
dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel saraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar,
berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.
Pada masa balita , perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,
kreatibitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat
cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk
pada masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun
apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik , akan
mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.
16
4) Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan).
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir.
Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya,
seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan
diluar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai suka ermain diluar
rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang
menghabiskan sebagian besar waktu anakbermain diluar rumah dengan
cara membawa anak-anak ke taman bermain, taman –taman kota, atau
ketempat tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.
Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana
bermain yang bersahabat untuk anak. Semakin banyak taman kota atau
taman bermain dibuat untuk anak, semakin baik untuk menunjang
kebutuhan anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah , untuk itu panca indra
dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus
harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu
diperhatikan proses belajar pada masa ini adalah dengan cara
bermain.Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau
pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan
intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.
17
o Suka tertawa keras
o Menggenggam pensil
18
o Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
19
Umur 12-18 bulan
o Berdiri endiri tanpa berpegangan
o Menumpuk 2 kubus
20
Umur 24-36 bulan
o Jalan naik tangga sendiri
o Menyebut nama,umur,tempat
o Mendengarkan cerita
21
o Bermain bersama teman dan mengikuti aturan permainan
o Melompat-lompat 1 kaki
o Menari
o Menggambar lingkaran
22
Umur 60-72 bulan
o Berjalan lurus
o Mengenal warna-warni
o Mengungkapkan simpati
23
motoric pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/ belu selesai
pertumbuhannya.
3) Sindrom Down
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari
feontipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas , yang terjadi akibat
adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih
lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung
kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya
dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motoric dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4) Perawakan Pendek
Short stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminology
mengenai tinggi badan yang dibawah presentil 3 atau -2 SD pada kurva
pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut.penyebabnya dapat
karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit
sistemik atau kelainan endokrin.
5) Ganguan Autism
Merupakan gangguan perkembangan percasif pada anak yang gejalanya
akan muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasive ini berarti meliputi
seluruh aspek perkembangn sehingga gangguan tersebut sangat luas dan
berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan
perkembangan yang ditemukan pada autism mencakup bidang interaksi
sosial , komunikasi, dan perilaku.
6) Retardasi Mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ
<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap
normal.
7) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan
perhtian yang seringkali disertai hiperaktivitas.
24
2.2 Program Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
25
dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu
atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.
26
Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa
ditangani di Puskesmas.
Tabel 2.1
Pelaksana dan Alat yang Digunakan untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Pertumbuhan
Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang Digunakan
Keluarga, Orang tua KMS
Masyarakat Kader Timbangan dacin
kesehatan
Petugas PAUD,
BKB, TPA dan
Guru TK
Puskesmas Dokter Tabel BB/TB
Bidan Grafik LK
27
Perawat Timbangan
Ahli gizi Alat ukur tinggi
Petugas lain badan
Pita pengukur
lingkar kepala
Tabel 2.2
Pelaksana dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini Penyimpangan
Perkembangan Anak
Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang
dibutuhkan
Keluarga dan Orang tua Buku KIA
Masyarakat Kader kesehatan,
BKB, TPA
Petugas pusat KPSP
PAUD terlatih TDL
Guru TK terlatih TDD
Puskesmas Dokter KPSP
Bidan TDL
Perawat TDD
Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak Pusat
28
PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini
TK : Taman Kanak-kanak
29
Jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah oleh tenaga kesehatan
dapat dilihat pada table 2.3.
Tabel 2.3
Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining/Deteksi
Keterangan :
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
TDL : Tes Daya Lihat
KPSP :Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
LK : Lingkaran Kepala
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
30
TDD : Tes Daya Dengar
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas
CHAT : Checlist for Autism in Toddlers
31
ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan rujukan
ke tim medis di Puskesmas.
Tingkat Rumah Sakit Rujukan
2.2.7 Evaluasi
Evaluasi (penilaian) adalah kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang
telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Evaluasi merupakan alat
penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan
kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program.
Evaluasi formative adalah evaluasi yang dilaksanakan selama program
sedang berjalan (sedang dilaksanakan), dengan tujuan untuk dapat
memberikan umpan balik kepada manajer program tentang hasilhasil yang
dicapai serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program.
Sehingga dapat diambil tindakan tertentu dengan segera supaya tujuan dapat
tercapai. Evaluasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang
faktor-faktor yang menghambat, mendorong, memberi peluang dan tantangan
yang ada. (Strenghts, Weakness, Opportunities dan Treath – SWOT) Evaluasi
kegiatan SDIDTK dilakukan akhir tahun dengan mengolah dan menganalisa
laporan tahunan Puskesmas. Data yang dilihat adalah data cakupan kontak
pertama SDIDTK, cakupan SDIDTK bayi 4 kali setahun, cakupan balita dan
anak pra sekolah 2 kali setahun dan persentase anak yang tingkat
perkembangannya sesuai (S), meragukan (M) atau dengan penyimpangan (P).
Evaluasi kegiatan SDIDTK di Puskesmas dan jaringannya dilakukan dengan
cara mengkaji data sekunder laporan tahunan hasil kegiatan SDIDTK,
32
diantaranya dengan membandingkan hasil cakupan SDIDTK tahun ini
dengan tahun-tahun sebelumnya. Indikator untuk melihat tingkat
keberhasilan kegiatan SDIDTK anak dapat dilihat pada table 2.4 dibawah ini.
Tabel 2.4
Indikator Keberhasilan Program SDIDTK
33
BAB III
PROFIL PUSKESMAS BALARAJA
34
5. Meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu secara
berkesinambungan.
Data Geografi
Puskesmas Balaraja terletak di Jalan Raya Serang KM 24 dengan luas
wilayah kerja 1672 Ha dan memiliki batasan wilayah kerja sebagai berikut:
Utara : Kecamatan Kronjo dan Kemeri
Barat : Kecamatan Sukamulya
Timur : Kecamatan Cikupa
Selatan : Kecamatan Cisoka
Puskesmas Balaraja memiliki cakupan wilayah kerja wilayah yang luas,
dengan 1 kelurahan (Balaraja) dan 4 desa (Talagasari, Saga, Sentul, Sentul Jaya
dengan jumlah KK 18.502. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Balaraja pada tahun 2015 sebesar 73.632 jiwa.
35
Data Demografi
No Pendidikan Jumlah Persentase
36
No Sarana Jumlah
1 TK 28
2 SD 24
3 SMP 10
4 SMA 13
5 SLB 1
Jumlah 76
Tabel 3.3. Sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Balaraja tahun 2015.
Tabel 3.4. Klasifikasi penduduk menurut mata pencaharian di wilayah kerja Puskesmas
Balaraja.
37
Sumber Daya
No Kategori tenaga Status Jumlah
PNS/CPNS PTT/TKK Lain-lain
1 Dokter umum 4 4
2 Dokter gigi 1 2 3
3 SKM 4 4
4 Perawat 9 5 14
5 Bidan 9 8 6 23
6 Pekarya
7 Perawat Gigi 1 1
8 Gizi 1 1
9 Sanitasi 1 1
10 Farmasi 2 2
11 Analis 1 1
12 SMA 4 4
13 Kebersihan 3 3
14 Petugas Dapur 1 1
15 Supir 1 1
16 Satpam 5 5
17 Medical Record
Jumlah 26 12 29 66
Tabel 3.5. Jumlah tenaga berdasarkan jenis ketenagaan dan status kepegawaian di
Puskesmas Balaraja tahun 2016.
1 Balaraja 8 5 1 0 2
2 Talagasari 8 3 1 0 1
3 Saga 17 7 1 0 2
4 Sentul 9 2 1 0 0
5 Sentul Jaya 5 2 1 1 0
Jumlah 47 19 5 1 5
Tabel 3.6. Sumber daya berbasis masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Balaraja tahun
2015
38
Sarana Prasarana
Puskesmas Balaraja memiliki kelengkapan gedung rawat jalan, gedung
rawat inap, dan gedung PONED. Pada gedung rawat jalan, PKM Balaraja memiliki
unit:
1. Loket Pendaftaran
2. Balai Pengobatan Dewasa
3. Balai Pengobatan Gigi
4. Klinik Ibu Anak (KIA)/ Keluarga Berencana (KB)
5. Balai Pengobatan Anak
6. Balai PengobatanTB Paru
7. Laboratorium
8. Kasir
9. Apotik
10. Klinik Lansia Remaja
Pada gedung rawat inap, PKM Balaraja memiliki unit:
1. 4 unit kamar rawat inap
2. 1 unit kamar bersalin
3. 1 unit kamar administrasi
4. 1 kamar jaga
5. Unit gizi
6. Dapur
7. 20 tempat tidur rawat inap
8. Klinik Cherriya untuk IMS dan VCT
Pada gedung PONED, PKM Balaraja memiliki unit:
1. 1 Kamar Jaga Dokter dan Perawat
2. 1 Kamar mandi
3. 1 Ruang Cuci Alat
4. 1 Ruang Perawatan Kebidanan
5. 1 Ruang Tindakan Obstetri
6. 1 Area Tindakan Neonatus
39
Pembiayaan Kesehatan
Kegiatan di Puskesmas Balaraja didukung dan dibiayai oleh APBD
Kabupaten Tangerang, APBD Provinsi Banten, dan APBN Indonesia.
ruang laktasi
40
Gambar 5. Denah lantai 1 gedung perawatan Puskesmas Balaraja.
41
Program Pelayanan Kesehatan
1. Enam Program Kesehatan Pokok
a. Promosi Kesehatan
- PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
- Posyandu
- Saka Bakti Husada (SBH)
- Dana Sehat
b. Program Perbaikan Gizi
- K/S
- D/S
- N/S
Keterangan:
S : Jumlah balita yang ada di wilayah posyandu
K : Jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai KMS bulan ini
D : Jumlah balita yang ditimbang bulan ini
N : Jumlah balita yang naik berat badannya atau berat abdan
dalam pita warna yang sama atau berat badan aak pindah
ke pita warna yang lebih tua dalam KMS 85
- Vitamin A
- Distribusi zat besi (Fe)
- Bulan Penimbangan Balita (BPB)
- Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
- Kegiatan Klinik Gizi
42
- Program Imunisasi
e. Program Kesehatan Ibu dan Anak dan KB
- KIA
f. Program Pengobatan
- Balai Pengobatan (rawat jalan)
- Rawat Inap
2. Tiga Program Pengembangan Wajib
a. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Peogram Kesehatan Lanjut Usia
c. Program Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Additif lainnya)
43
BAB IV
Metodologi Evaluasi
44
4.3 Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data merupakan upaya untuk menyusun suatu data yang sudah
dikumpulkan sedemikian rupa. Data yang dikumpulkan untuk dievaluasi adalah
data sekunder. Data sekunder tersebut diolah dengan metode pendekatan sistem
dan dimasukkan ke dalam unsur-unsur sistem, kemudian dibuat variable yang
dibandingkan dengan tolak ukur dan hasil yang ada. Tolak ukur tersebut terdiri
dari unsur masukan/input, proses, keluaran/output, lingkungan, dan umpan balik
yang didapat dari program SDIDTK Puskesmas Balaraja dari awal tahun 2015.
Masukan/Input
45
Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi
dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Umpan balik dalam sistem pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas
tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu
meningkat.
Dampak
Dampak merupakan akibat yang dihasilkan sebuha hasil baru sistem, yang
terjadi relatif lama waktunya,. Setelah hasil dcapai, sebagaimana dalam
sistem pelayanan kesehatan, maka dampaknya akan menjadikan
masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena
pelayanan terjangkau oleh masyarakat.
46
skor, yaitu dengan memberikan penilaian terhadap masing-masing masalah
dengan beberapa parameter, diberikan skor mulai dari 1 (terkecil, teringan, atau
terendah) hingga 5 (terbesar, terberat, atau tertinggi), agar secara obyektif dan
komprehensif dapat menentukan prioritas masalah dimulai dari akumulasi skor
(CC + P + S + M) yang tertinggi. Parameter yang digunakan yaitu:
Community concern (CC) : sejauh mana masyarakat menganggap masalah
tersebut penting. Biasanya berdasarkan angka kejadian.
47
Gambar 8. Kerangka Penyebab Masalah
48
BAB V
PENYAJIAN DATA
5.1 Hasil
Dari pengumpulan data secara sekunder oleh penulis, diperoleh data
proyeksi jumlah sasaran anak di wilayah kerja Puskesmas Balaraja tahun 2015
adalah 8203 dengan target yang mengikuti program SDIDTK sebesar 90% dari
sasaran atau total 7382 balita tetapi Puskesmas Balaraja tahun 2015 hanya
mencakup 77,3% dari estimasi anak atau sebesar 6337 anak
No Nama Sasa SDIDTK 0 - 59 Bulan
Desa ran (Bulan Januari 2015)
Bayi Bulan ini Kumulatif
(0-59 Lk Pr ∑ Cakupan Lk. Pr. ∑ Cakupan
bln) Absolut (%) Absolut (%)
1 Balaraja 147 57 48 105 8.3 57 48 105 8.3
2 Saga 340 128 124 252 8.2 128 124 252 8.2
3 Talagasari 140 45 46 91 7.6 45 46 91 7.6
4 Sentul 129 45 45 90 8.0 45 45 90 8.0
5 Sentul Jaya 104 35 36 71 7.7 35 36 71 7.7
Jml: Puskesmas 860 310 299 609 8.0 310 299 609 8.0
49
No Nama Sasa SDIDTK 0 - 59 Bulan
Desa ran (Bulan Maret 2015)
Bayi Bulan ini Kumulatif
(0-59 Lk Pr ∑ Cakupan Lk. Pr. ∑ Cakupan
bln) Absolut (%) Absol (%)
ut
1 Balaraja 147 56 57 113 8.3 339 311 650 47.9
2 Saga 366 142 140 282 8.3 339 390 789 23.3
3 Talagasari 138 52 53 105 8.3 143 147 290 22.8
4 Sentul 129 50 49 99 8.3 138 131 269 22.5
5 Sentul Jaya 109 40 42 82 8.2 110 113 223 22.3
Jml: Puskesmas 899 340 341 681 8.3 1129 1092 2221 27.1
50
No Nama Sasa SDIDTK 0 - 59 Bulan
Desa ran (Bulan Juni 2015)
Bayi Bulan ini Kumulatif
(0-59 Lk Pr ∑ Cakupan Lk. Pr. ∑ Cakupan
bln) Absolut (%) Absolut (%)
1 Balaraja 147 55 53 108 8.0 458 422 880 64.9
2 Saga 366 141 140 281 8.3 779 767 1546 45.7
3 Talagasari 138 56 58 114 9.0 273 276 549 43.2
4 Sentul 129 52 55 107 9.0 258 255 513 43.0
5 Sentul Jaya 109 45 51 96 9.6 222 232 454 45.3
Jml: Puskesmas 889 349 357 706 8.6 1990 1952 3942 48.1
51
No Nama Sasa SDIDTK 0 - 59 Bulan
Desa ran (Bulan September 2015)
Bayi Bulan ini Kumulatif
(0-59 Lk Pr ∑ Cakupan Lk. Pr. ∑ Cakupan
bln) Absolut (%) Absolut (%)
1 Balaraja 147 72 70 142 10.5 670 642 1312 96.8
2 Saga 366 142 140 282 8.3 1162 1159 2321 69.6
3 Talagasari 138 26 38 64 5.9 403 419 822 64.7
4 Sentul 129 38 39 77 6.5 391 389 780 65.4
5 Sentul Jaya 109 36 40 76 7.6 349 361 710 70.9
Jml: Puskesmas 889 314 327 641 7.8 2975 2970 5945 72.5
52
No Nama Sasa SDIDTK 0 - 59 Bulan
Desa ran (Bulan Desember 2015)
Bayi Bulan ini Kumulatif
(0-59 Lk Pr ∑ Cakupan Lk. Pr. ∑ Cakupan
bln) Absolut (%) Absolut (%)
1 Balaraja 147 3 8 11 0.8 699 668 1367 100.8
2 Saga 366 27 27 54 1.6 1245 1239 2484 73.5
3 Talagasari 138 10 10 20 1.6 438 451 889 69.9
4 Sentul 129 14 7 21 1.8 428 412 840 70.4
5 Sentul Jaya 109 7 4 11 1.1 377 380 757 75.5
Jml: Puskesmas 889 61 56 117 1.4 3187 3150 6337 77.3
53
5.2 Analisa variabel
MASUKAN / INPUT
A Tenaga
B Dana
Dana yang
Terdapat anggaran dana didapatkan dari
Dana operasional
dari APBD APBD Tidak ada
C Sarana
Dalam Gedung
Dalam bidang pelayanan anak
Terdapat perlengkapan
Poli Kesehatan Anak untuk mendukung kerja di
poli kesehatan anak seperti
54
AC, dispenser, lemari kaca, Terdapat
mikrotoise, meja, kursi, perlengkapan dan
timbangan bayi, meja sarana KIE yang Tidak ada
komputer, meja bayi, memadai dan
stetoskop, termometer, lengkap
sound timer, lemari kaca,
pengukur panjang badan
bayi, alat stimulasi, senter,
buku warna, pita pengukur
lingkar kepala, kuosioner
pra skrining
perkembangan, tes daya
lihat, tes daya dengar
D Metode
55
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar kesehatan dasar.
Kesehatan Dasar
PROSES/ PROCESS
A Perencanaan
56
B Pengorganisasian
C Pelaksanaan
D Pengawasan
57
KELUARAN/ OUTPUT
Persentase
Pelaksanaan SDIDTK pencapaian
Cakupan pelaksanaan memiliki target sebesar pelaksanaan
SDIDTK Balita 90% dari 8.203 balita SDIDTK tahun Ada
periode Januari - (7.382 balita) 2015 sebesar
Desember 2015 77,3% (6.337
balita)
LINGKUNGAN/ ENVIRONMENT
A Lingkungan Fisik
Lokasi Puskesmas
Mudah Dijangkau Balaraja terletak Tidak ada
Lokasi Puskesmas
strategis sehingga
mudah dijangkau
- Tersedia sarana
transportasi umum
yang relatif murah
seperti ojek dan
angkutan umum.
- Jalur jalan raya
Tersedia sarana yang rata dan tidak
transportasi umum yang sukar dilalui oleh
memadai prasarana Tidak ada
Transportasi
transportasi darat
- Di puskesmas
terdapat 2
ambulans yang
siap pakai
58
B Lingkungan non-fisik
Masyarakat
Status ekonomi masyarakat Balaraja sebagian
tidak menjadi faktor besar
penghambat keberhasilan berpenghasilan
Ekonomi program. Penghasilan rendah
tinggi >2.500.000, <Rp.1.500.000/bul Ada
penghasilan menengah an
1.500.000-2.500.000,
penghasilan rendah
<1.500.000
Stigma masyarakat Ada
yang memandang
Pola pikir masyarakat bahwa anak yang
mengenai suatu masalah memiliki kelainan
Sosial-budaya
tidak menjadi faktor merupakan
penghambat keberhasilan kutukan sehingga
program membuat malu
keluarga
Tingkat kesadaran
Tingkat pengetahuan tidak masyarakat
menjadi faktor penghambat mengenai tumbuh
keberhasilan program. kembang anaknya Ada
masih rendah,
sebagian besar
Pengetahuan
mengetahui secara
tidak sengaja saat
membawa
anaknya berobat
59
UMPAN BALIK/ FEEDBACK
60
Untuk melakukan pemeriksaan SDIDTK diperlukan alat alat ukur dan
stimulasi, tetapi pada beberapa posyandu belum terdapat alat alat yang
lengkap untuk melakukan pemeriksaan SDIDTK.
Lingkungan
a. Lingkungan non fisik
Ekonomi
Status ekonomi pasien Balaraja yang rendah menjadi salah satu faktor
yang menghambat dikarenakan terbentuk pola pikir mengenai biaya
kesehatan merupakan hal yang mahal. Berdasarkan hasil kuosioner
didapatkan penghasilan rata-rata < 1.500.000/bulan.
Sosial Budaya
Stigma masyarakat yang memandang bahwa kelainan pertumbuhan
merupakan kutukan atau karma sehingga masih membuat masyarakat malu
membawa pasien ke petugas kesehatan.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan salah satu faktor permasalahan karena dari hasil
kuosioner didapatkan tingkat pengetahuan masyarakat masih rendah
mengenai tumbuh kembang anaknya. Sebagian besar orangtua mengetahui
kelainan pada tumbuh kembang anaknya secara tidak disengaja yaitu saat
berobat ke tenaga kesehatan.
61
Lingkungan
Masyarakat memiliki tingkat ekonomi Mensosialisasikan kepada masyarakat
rendah. mengenai adanya program BPJS yang
dapat membantu pembiayaan, sehingga
tidak perlu khawatir.
62
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang, masih belum mencapai target dimana target ditentukan sebesar
90%, namun jumlah yang terlaksana sebesar 77,3%. Terdapat kesenjangan
dari program SDIDTK yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab
masalah, diantara lainnya:
1. Keterbatasan alat pemeriksaan SDIDTK terutama untuk kegiatan
di Luar Gedung. (posyandu)
2. Ekonomi yang rendah mempengaruhi pola pikir orangtua
mengenai biaya kesehatan yang mahal.
3. Sosial-budaya mempengaruhi Stigma masyarakat mengenai
kelainan pada anak.
4. Pengetahuan masyarakat yang rendah menyebabkan kesadaran
suatu masyarakat mengenai tumbuh kembang anaknya juga
rendah.
Secara garis besar program SDIDTK sudah berjalan cukup baik dan
hampir mencapai target.
6.2 Saran
Dari hasil dan kesimpulan diatas, kesenjangan perlu diatasi untuk
mencapai target di progam SDIDTK, oleh karena itu terdapat beberapa
saran yang dapat disampaikan :
63
Untuk Puskesmas
Puskesmas mengajukan pada Dinas Kesehatan untuk menyediakan
sarana dan prasarana SDIDTK agar berjalan secara maksimal dan
terfokus.
Untuk Masyarakat
Masyarakat disarankan untuk mengikuti program Jaminan Kesehatan
Nasional
Masyarakat berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang
diselenggarakan puskesmas terutama mengenai tumbuh kembang anak,
memperbaiki pola pikir mengenai stigma di masyarakat.
64
DAFTAR PUSTAKA
65
FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
I. IDENTITAS ANAK
1. Nama : Laki-laki/Perempuan
2. Nama Ayah : Nama Ibu :
3. Alamat :
4. Tanggal Pemeriksaan : / /2016
5. Tanggal Lahir : / /20
6. Umur Anak : Bulan
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :................................................................................................
2. Apakah Anak punya masalah tumbuh kembang
............................................................................................................................
3. Perkembangan Anak :
a. Sesuai
b. Meragukan : b1. G.Kasar, b2. G.Halus, b3. B.Bahasa, b4. Sos.Kemandirian, b5,Rujuk : ya
/ tidak
c. Penyimpangan : c1. G.Kasar, c2. G.Halus, c3. B.Bahasa, c4. Sos. Kemadirian,c5. Rujuk :
ya / tidak
V. Kesimpulan
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
.................................................................................................................................
66
Foto Pelayanan Evaluasi Program di Posyandu kecamatan Balaraja
67