Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN


HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI PMB EKA SRIWAHYUNI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik


pada Ibu Hamil

Oleh :
SRI NIRWANA RUMAHORBO
NIM: P07524720038

PEMBIMBING INSTITUSI
JULIETTA HUTABARAT, S.Psi, SST, M.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN
2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN


HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI PMB EKA SRIWAHYUNI

Oleh :
SRI NIRWANA RUMAHORBO
NIM: P07524720038

Menyetujui,

No Nama Pembimbing Tanda Tangan


1. Pembimbing Lahan Praktik ¿
Eka Sriwahyuni, SST, M.Kes, CHt.CI
NIP:-

2. Pembimbing Institusi ¿
Julietta Hutabarat, S.Psi, SST, M.Keb
NIP: 196707201989032002

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ardiana Batubara SST,M.Keb


NIP. 196605231986012001
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Komprehensif dalam Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik pada Ibu
Hamil ini dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu Ibu
Julietta Hutabarat, S.Psi, SST, M.Keb dan Ibu Eka Sri Wahyuni, SST, M.Kes,
CHt.CI yang telah membimbing selama ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Profesi bidan.

Medan, Desember 2020

Sri Nirwana Rumahorbo

i
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................3
C. Ruang Lingkup.............................................................................................3
D. Manfaat........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Kajian Masalah.............................................................................................5
B. Kajian Teori................................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian..................................................................................................14
B. Analisis.......................................................................................................16
C. Penatalaksanaan..........................................................................................16
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis dan hormonal pada tubuh
ibu. Hal tersebut menimbulkan bermacam-macam keluhan, salah satunya adalah
mual muntah atau morning sickness yang biasa terjadi pada awal kehamilan. Mual
muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling
menyebabkan stres yang dikaitkan dengan kehamilan. Hampir 50-90% perempuan
hamil mengalami mual muntah pada trimester pertama. Mual dan muntah sering
kali diabaikan karena dianggap sebagai sebuah konsekuensi diawal kehamilan
(Suryaningrat, 2016).
Mual muntah (emesis gravidarum) merupakan hal yang umum terjadi pada
awal kehamilan (Trimester I). Mual muntah biasanya terjadi pada pagi hari oleh
karena itu disebut juga Morning Sickness, namun tidak menutup kemungkinan
juga terjadi pada siang dan malam hari. Gunanegara mengungkapkan bahwa mual
muntah merupakan keluhan yang sering dialami oleh wanita hamil terutama
trimester pertama dan dialami oleh 50-80% wanita hamil. Penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soa, yang mengatakan bahwa 50-
90% wanita mengalami mual muntah pada trimester pertama dan sekitar 25%
wanita hamil yang mengalami masalah mual muntah memerlukan waktu untuk
beristirahat dari pekerjaanya (Rofi’ah & Siti, 2019).
Mual muntah berlebihan merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang
mempengaruhi status kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. Perasaan mual ini
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon esterogen dan Hormon
Chorionic Gonadotropin (HCG). Keadaan inilah yang disebut dengan hiperemesis
gravidarum (Rukiyah, 2017).
Hiperemesis gravidarum disebabkan oleh adanya peningkatan hormon
estrogen dan Hormon Chorionic Gonadothrophin (HCG). Pada umumnya wanita
dapat menyesuaikan diri dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Sehingga, pekerjaan sehari-
hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Kehamilan dengan

1
hiperemesis gravidarum menurut World Health Organization (WHO) mencapai
12,5% dari seluruh jumlah kehamilan di dunia dengan angka kejadian yang
beragam yaitu mulai dari 0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada,
10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan, dan 1,9% di Turki (World
Health Organization, 2018).
Tingginya komplikasi hiperemesis gravidarum disebabkan adanya racun
yang berasal dari janin/kehamilan. Selain itu, adanya peningkatan kadar serum
korionik gonadotropin atau hormone estrogen dengan cepat di dalam darah ibu
hamil. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Suryaningrat, 2016)
hiperemesis gravidarum disebabkan keadaan hormon khoronik gonadotropin
dibentuk berlebihan. Dampak hiperemesis gravidarum menyebabkan penurunan
berat badan dan dehidrasi. Pada kasus ini embrio atau janin dapat mati dan ibu
meninggal akibat perubahan metabolik yang menetap. Upaya pemerintah yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum yaitu dengan
kunjungan Antenatal Care (ANC) yang dilakukan paling sedikit 4 kali dan 10 T
selama kehamilan (Suryaningrat, 2016).
Sedangkan peran masyarakat dalam mencegah terjadinya hiperemesis
gravidarum yaitu dengan mengetahui pentingnya seorang ibu hamil dalam
menjalankan peran, fungsi serta tanggung jawab terutama dalam meningkatkan
pendidikan di awal kehamilan sebagai upaya mempersiapkan ibu agar memahami
pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil. Selain itu, seorang ibu hamil
juga harus ikut berpatisipasi, kerjasama, dan memberi dukungan terhadap
pemerintah sebagai upaya peningkatan kesehatan ibu dan bayi.
Pada masa pandemi COVID-19 ini menjadi masalah untuk tenaga
kesehatan dan masyarakat, khususnya bagi ibu hiperemesis gravidarum yang
mengalami kendala pada kehamilan, karena pada masa lock down ini masyarakat
diharapkan untuk tetap dirumah saja, sehingga asuhan kebidanan yang diberikan
untuk ibu hiperemesis gravidarum berkurang, bidan tidak bisa memberikan
kunjungan rumah, atau melakukan kelas ibu untuk memberikan pelayanan. Untuk
itu saran untuk ibu yang sedang mengalami keluhan pada masa kehamilan untuk
mencari informasi seputar bagaimana cara untuk mengatasi mual dan muntah.

2
Seperti membaca informasi seputar hiperemesis gravidarum, ibu bisa
mengandalkan social media seperti facebook, twitter, instagram, google, maupun
youtube untuk mencari informasi yang berkaitan dengan apa yang sedang
dirasakan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui data subjektif pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Geavidarum Tingkat 1 di PMB Eka Sriwahyuni
b. Untuk mengkaji data objektif pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat 1 di PMB Eka Sriwahyuni
c. Untuk menganalisis kasus Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1 di PMB
Eka Sriwahyuni.

C. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan
Komprehensif ini adalah di PMB Eka Sriwahyuni, sedangkan waktu dan
penyusunan Laporan Komprehensif di mulai pada tanggal 27 November –
22 Desember dilanjutkan 4 Januari – 20 Januari 2021.
2. Subjek Laporan Kasus
Subjek yang diambil untuk penyusunan Laporan Komprehensif ini adalah
ibu hamil.
3. Teknik/ Cara Pengumpulan Data :
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara teknik
wawancara dan observasi
a. Wawancara : Penulis menggunakan Teknik wawancara dengan CI
Lahan untuk pengambilan data pada tanggal 16 Desember 2020 pukul

3
20.00 WIB dan dengan cara telemedicine melalui aplikasi Whatsapp
pada tanggal 17 Desember pada pukul 12.00 WIB untuk memperoleh
data yang berhubungan dengan pasien yang akan dijadikan sebagai
bahan laporan.
b. Studi Kepustakaan : Membaca dan mempelajari buku-buku sumber,
makalah ataupun jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang
berhubungan dengan kasus yang diambil

D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan
kepustakaan untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program
studi Profesi Kebidanan di Politeknik Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Medan
2. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan
dalam mengatasi ibu hamil dengan Hyperemesis Gravidarum.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Tinjauan Teori Hiperemesis Gravidarum
1. Defenisi Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah merupakan hal yang umum terjadi pada awal
kehamilan (trimester I). Biasanya terjadi pada pagi hari disebut morning
sickness, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada siang dan malam hari.
Hiperemesis gravidarum merupakan muntah yang berlebihan pada ibu hamil
yang terjadi mulai dari minggu ke-6 kehamilan dan dapat berlangsung sampai
minggu ke-12 atau lebih. Hiperemesis gravidarum lebih banyak terjadi pada
kehamilan primigravida daripada multigravida (Suryaningrat, 2016).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada ibu
hamil, dimana jika seorang ibu memuntahkan segala yang dimakan dan diminum
sehingga berat badan ibu sangat turun (Rukiyah, 2017).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang dialami
ibu hamil di awal kehamilannya dimulai dari minggu ke-6 dan dapat
berlangsung hingga minggu ke-12 atau lebih dan biasanya terjadi pada ibu
primigravida.

2. Etiologi Hiperemesis Gravidarum


Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tetapi
terdapat beberapa faktor predisposisi, yaitu:
a) Faktor adaptasi dan hormonal. Pada wanita hamil yang kekurangan darah
lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang
lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita
primigravida, dan overdistensi rahim pada hamil kembar dan hamil mola
hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap
hormon estrogen dan korionik gonadotropin, sedangkan pada hamil kembar
dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan
menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum itu (Rukiyah, 2017)

5
b) Faktor psikologis. Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis
gravidarum belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak
hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan
sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian hiperemesis gravidarum.
Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit penderitaannya dapat
berkurang sampai menghilang (Rukiyah, 2017).

3. Diagnosis
Umumnya tidak sukar untuk menegakan diagnosis Hiperemesis
gravidarum. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dengan mual muntah
yang terus menerus, sehingga berpengaruh terhadap keadaan umum dan juga
dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi
perkembangan janin sehingga pengobatan perlu segera diberikan. Dapat dilihat
juga hasil pemeriksaan laboratorium, yang menunjukkan adanya benda keton
dalam urin (Rofi’ah & Siti, 2019).

4. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum


Mual adalah rasa ingin muntah yang dapat disebabkan oleh impuls iritasi
yang datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari otak bawah
yang berhubungan dengan motion sickness maupun impuls yang berasal dari
korteks serebri untuk memulai muntah.
Di dalam tubuh terjadi peradangan lambung sehingga menyebabkan
terjadi iritasi pada lambung dan menyebabkan peradangan di lambung yang
diakibatkan oleh tingginya asam lambung. Setelah terjadi peradangan lambung,
maka tubuh akan merangsang pengeluaran zat yang disebut vase aktif yang
menyebabkan permeabilitas kapiler pembuluh darah naik. Sehingga
menyebabkan lambung menjadi oedema (bengkak) dan merangsang reseptor
tegangan dan merangsang hipotalamus untuk mual. Muntah adalah pengeluaran
isi lambung/perut melalui esofagus dan mulut karena terjadi kontaksi otot
abdominal dan otot dada yang disertai dengan penurunan diafragma dan kontrol
oleh pusat muntah otak.

6
Lambung memberi sinyal ke zona kemoreseptor oleh sistem saraf aferen
dan saraf simpatis sehingga menyebabkan kontaksi antiperistaltik dan
menyebabkan makanan kembali ke duodenum dan lambung setelah masuk ke
usus. Sehingga banyak terkumpul makanan di lambung dan mengganggu kerja
lambung dan duodenum akibatnya duodenum teregang mengakibatkan kontraksi
kuat diafragma dan otot dinding abdominal dapat menyebabkan tekanan didalam
lambung tinggi. Setelah itu, kita bernafas dalam dan naiknya tulang lidah dan
laring untuk menarik sfingter esofagus bagian atas supaya terbuka sementara
sfingter bagian bawah berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui esofagus
keluar.
Gejala mual biasanya disertai muntah umumnya terjadi pada awal
kehamilan, biasanya pada trimester pertama disebut emesis gravidarum atau
nama lainnya nausea gravidarum (NVP) atau lebih dikenal dengan istilah
morning sickness. Kondisi ini umumnya disebabkan karena meningkatnya kadar
hormon estrogen. Dalam beberapa kasus, gejala yang sama pula dialami oleh
para wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal atau menjalani bentuk-
bentuk terapi hormonal tertentu. Gejala ini biasanya timbul di pagi hari dengan
frekuensi yang akan menurun setiap harinya seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan. Namun, mual juga disertai muntah dapat bertahan lama bahkan bisa
mengalami mual dan muntah secara berlebihan yang disebut hiperemesis
gravidarum.
Adapun penyebab atas gejala yang dapat menimbulkan terjadinya mual
dan muntah belum diketahui secara pasti, namun perkiraan beberapa penyebab
antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatnya kadar sirkulasi hormon estrogen dalam tubuh. Kadar hormon
estrogen dalam tubuh umumnya akan meningkat pada masa kehamilan.
b. Kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglikemia) yang disebabkan
penyerapan energi yang dilakukan oleh plasenta.
c. Meningkatnya kadar hormon HCG dikarenakan sel telur yang sudah dibuahi
menempel pada dinding rahim sehingga tubuh akan memproduksi hormon
HCG.

7
d. Meningkatnya sensivitas terhadap bau atau aroma tertentu.
e. Peningkatan kadar bilirubin yang disebabkan karena meningkatya kadar
enzim dalam hati.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam
hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan
kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah dan klorida air kemih turun.
Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah-muntah lebih
banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan
pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan
akibat perdarahan gastrointestinal (Rukiyah, 2017).

5. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringan gejalanya dibagi
menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a. Tingkat I Ringan; ditandai dengan muntah terus menerus yang mempengaruhi
keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat
badan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri epigastrium. Nadi meningkat
sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
mengurang, lidah mengering, dan mata cekung (Suryaningrat, 2016).
b. Tingkat II Sedang; penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
mengurang lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata
cekung, adanya gangguan BAB. Aseton dapat tercium dalam hawa
pernafasan, karena mempunyai aroma yag khas dan dapat ditemukan dalam
air kencing (Suryaningrat, 2016).

8
c. Tngkat III Berat; keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat
dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal
sebagai ensefalopati (Suryaningrat, 2016).

6. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum


Penatalaksanaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum dimulai
dengan cara:
a. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tapi sering. Waktu bangun pagi, jangan segera
turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat. Makanan yang berminyak dan berlemak sebaiknya dihindarkan.
Makanan seyogianya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
Defekasi teratur, menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor
penting, dianjurkan makanan yang banyak megandung gula (Suryaningrat,
2016).

b. Diet
Diet hiperemesis gravidarum adalah penekanan karbohidrat kompleks
terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-
gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jarak dalam
pemberian makan dan minum. Diet bertujuan untuk mengganti persediaan
glikogen tubuh dan mengontrol asodosis secara berangsur memberikan makanan
berenergi dan zat gizi yang cukup. Adapun beberapa syarat diet hiperemesis
gravidarum diantaranya adalah karbohidrat tinggi yaitu 75-80% dari kebutuhan
energi total, lemak rendah yaitu <10% dari kebutuhan energi total, protein
sedang yaitu 10- 15% dari kebutuhan energi total. Makanan diberikan dalam

9
bentuk kering, pemberian cairan di sesuaikan dengan keadaan pasien yaitu 7-10
gelas/hari, makanan mudah di cerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan
diberikan sering dalam porsi kecil, bila makan pagi dan sulit diterima, pemberian
di optimalkan pada makan malam dan selingan malam, makanan yang berangsur
di tingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
gizi pasien. Ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu:
a) Diet hiperemesis tingkat I diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan
bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Makanan hanya berupa roti kering
dan buah-buahan, makanan ini kurang mengandung zat gizi, kecuali vitamin
C. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Pemilihan bahan makanan yang tepat dapat memenuhi
kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi (Suryaningrat, 2016).
b) Diet hiperemesis gravidarum tingkat II diberikan kepada pasien hiperemesis
gravidarum sedang. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien dan minuman
tidak boleh diberikan bersama makanan. Makanan mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi kecuali vitamin A dan D (Suryaningrat, 2016).
c) Diet hiperemesis tingkat III diberikan pada pasien hiperemesis gravidarum
berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong/ubi bakar atau rebus,
dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya karena zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama (Suryaningrat, 2016).
Makanan yang tidak dianjurkan untuk hiperemesis I, II, dan III adalah
makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbau tajam.
Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengandung zat
tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan
(Rukiyah, 2017).

10
c. Pengobatan
Pengobatan dalam keadaan muntah berlebihan dan dehidrasi ringan, ibu
yang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat II sebaiknya dirawat. Konsep
pengobatan yang dapat diberikan sebagai berikut:
1) Isolasi dan pengobatan psikologis. Dengan melakukan isolasi di ruangan
sudah dapat meringankan wanita hamil karena perubahan suasana dari
lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan komunikasi,
informasi, dan edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan
kehamilan.
2) Pemberian cairan pengganti. Dalam keadaan darurat diberikan cairan
pengganti sehingga keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti
yang diberikan adalah glukosa 5-10% dengan keuntungan dapat
mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai sumber energi,
sehingga terjadi perubahan metabolisme dari lemak dan protein menjadi
pemecahan glukosa. Dalam cairan dapat ditambahkan vitamin C, B
kompleks atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolisme.
Selama pemberian cairan harus mendapat perhatian tentang
keseimbangan cairan yang masuk dan keluar melalui kateter, nadi,
tekanan darah, suhu dan pernapasan (Rukiyah, 2017).

B. Kajian Teori
1. Defenisi Masa Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung selama 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana
trimester I berlangsung selama 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu
ke 13 hingga 27), dan trimester III 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke
40).5 Kehamilan adalah matarantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan

11
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm.6 Jadi kehamilan adalah proses
penyatuan spermatozoa dan ovum, konsepsi dan implantasi yang
berlangsung selama 40 minggu. kehamilan dibagi menjadi III trimester
yaitu trimester I 12 minggu, trimester II 15 minggu, dan trimester III 13
minggu (Tyastuti, 2016).

2. Tujuan Asuhan Pada Ibu Hamil


Tujuan asuhan kehamilan yang harus di upayakan oleh bidan melalui
asuhan antenatal yang efektif; adalahmempromosikan dan menjaga kesehatan
fisik mental sosial ibu dan bayi dengan pendidikan kesehatan, gizi,
kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi. Di dalamnya juga harus dilakukan
deteksi abnormalitas atau komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi medis,
bedah, atau obstetri selama kehamilan. Pada asuhan kehamilan juga
dikembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi,
membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
nifas normaldan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial dan
mempersiapkan rujukan apabila diperlukan (Pantiwati & Saryono, 2017).

3. Periode Masa Kehamilan


Periode kehamilan tersebut dibagi menjadi 3, yaitu masa awal
kehamilan (trimester 1), tengah (trimester kedua), dan akhir kehamilan
(trimester ketiga), yaitu:
1. Trimester pertama
Perubahan hormon yang paling berkontribusi terhadap gejala kehamilan
adalah peningkatan kadar estrogen dan hCG yang menyebabkan mual dan
muntah yang akan dirasakan perempuan selama beberapa bulan pertama
kehamilannya. Selain itu, ibu hamil juga akan merasa lebih lelah dari
biasanya selama trimester pertama, gejala yang disebabkan oleh
meningkatnya kadar hormon progesteron, yang dapat menyebabkan
kantuk (Asrinah, 2017).

12
2. Trimester kedua
Pada trimester kedua, gejala yang tidak menyenangkan seperti kehamilan
awal dapat berkurang atau bahkan menghilang. Tidur mungkin akan
menjadi lebih mudah dan tingkat energi dapat meningkat. Meskipun gejala
yang tidak menyenangkan cenderung hilang, tetapi gejala lain mungkin
akan muncul saat perkembangan janin mulai meningkat. Ibu hamil akan
merasakan lebih banyak tekanan pada panggul, seperti sesuatu yang
membebani. Perut akan mulai terlihat membuncit dan kulit di sekitar perut
cenderung gatal karena adanya peregangan kulit. Kamu juga akan
mengalami lebih banyak sakit punggung karena beban di bagian depan
tubuh. Namun di antara kehamilan 16 dan 18 minggu, ibu hamil akan
merasakan salah satu keajaiban kehamilan, yaitu tendangan dari janin
(Asrinah, 2017).

3. Trimester ketiga (27 minggu hingga akhir kehamilan)


Ketika rahim mendorong diafragma, otot yang mengatur pernapasan akan
terganggu, sehingga kamu akan lebih merasa sesak. Pergelangan kaki,
tangan, kaki, dan wajah mungkin akan membengkak karena menahan
lebih banyak cairan dan sirkulasi darah yang melambat. Bayi juga akan
mulai turun ke jalan lahir untuk bersiap lahir ke dunia (Asrinah, 2017).

13
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM TINGKAT I DI PMB EKA SRI WAHYUNI

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 17 Desember 2020
Pukul : 12.00 WIB
Tempat : PMB Eka Sri Wahyuni
Pengkaji : Sri Nirwana Rumahorbo

S (SUBJEKTIF)
Identitas/ Biodata
Nama ibu : Ny. C Nama Suami : Tn. R
Umur : 19 tahun Umur : 22 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Pelajar
No. Hp: 0857-6317-1793

Data Subjektif
Pemeriksaan subjektif dilakukan secara telemekomunikasi kepada pasien pada
tanggal 17 Desember 2020 pukul 12.00 WIB.
Ibu mengeluh muntah berlebihan di pagi hari sekitar 5-6 kali dengan konsistensi
cair dan berampas, dan terkadang ada rasa mual jika memakan makanan tertentu.
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya di tanggal 28 Oktober 2020, ibu
cemas dengan kehamilannya dikarenakan ini kehamilannya yang pertama dan
pada usia kehamilan 8 minggu ada keluar flek-flek darah, Bidan mengatakan
kepada ibu kalau ibu mengalami abortus iminens.

14
1. Riwayat kehamilan ini
 HPHT : 28-10-2020
 TTP : 5-8-2021
 Planotest : Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan Planotest pada
tanggal 30-11-2020 dengan hasil positif
2. Riwayat pernikahan
Ibu mengatakan menikah di usia 19 tahun dan usia suami 22 tahun. Ibu
mengatakan menikah tanpa ada unsur paksaan ataupun perjodohan.
3. Riwayat perekonomian
Ibu mengatakan hidup berdua dengan suami dan kebutuhan tercukupi sesuai
dengan pendapatan ibu dan suami.
4. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola Sehari- Sebelum Hamil Selama Hamil
hari
Nutrisi
a. Makan 3 kali sehari 3 kali sehari
Nasi, sayur, lauk, pauk Nasi, sayur, lauk pauk, buah
b. Minum 8 gelas/hari ±8 gelas/hari
Air putih Air putih, susu
Istirahat
a. Siang Ibu mengatakan jarang tidur ±1 jam
siang
b. Malam 6-7 jam ±6-7 jam
Eliminasi
a. BAK 7-8 kali/hari 7-9 kali/hari
Warna Jernih Kuning jernih
b. BAB 1kali/hari 1 kali/hari
Warna Kecokelatan Kuning kecoklatan
Personal Ibu mengatakan mandi Ibu mengatakan mandi 2x/hari
Hygiene 2x/hari
Aktifitas Ibu bekerja sebagai IRT Ibu bekerja sebagai IRT

O(OBJEKTIF)
Pemeriksaan fisik dilakukan oleh Bidan pada tanggal 16 Desember 2020 di PMB
Eka dikarenakan kondisi covid-19, dan pengambilan data dilakukan dengan cara

15
terjun langsung ke PMB Eka Sriwahyuni. Hasil pemeriksaan bidan sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Lemah
 Kesadaran : Composmentis
 BB sekarang : 45 kg
 BB sebelumnya : 47 kg
 Penurunan BB : 2 kg
 LILA : 24 cm
 TB : 151 cm
45
 IMT= =19,7 kategori ideal
1,51 x 1,51
2. Tanda vital
 TD : 100/70 mmHg
 RR : 28 x/i
 Pols : 90 x/i
 Temp : 36,8 0C
3. Pemeriksaan Fisik
 Wajah : Pucat dan tidak oedem
 Mata : Conjungtiva : pucat Sklera : anemis

B. Analisis
A(ASSESMENT)
Diagnosa : Ny. C usia 19 tahun G1P0A0 hamil 10 minggu dengan Hyperemesis
Gravidarum Tingkat I
Masalah potensial : antisipasi terjadinya dehidrasi
Kebutuhan : Memberikan pendidikan kesehatan tentang hyperemesis gravidarum,
pola hidup sehat, anjurkan pemeriksaan Hb

C. Penatalaksanaan

16
P (PLANNING)

1. Memberikan asuhan kepada Ny.C dengan cara telemedicine dikarenakan


sedang dalam situasi pandemic covid-19 pada tanggal 17 Desember 2020.
2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
dengan porsi makanan pokok dan sayuran lebih dominan daripada lauk pauk
dan buah-buahan yang disertai dengan minum air putih yang cukup.
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan porsi sedikit tapi sering
dengan makanan tinggi karbohidrat dan protein seperti roti, biscuit, kacang-
kacangan, dan susu serta menghindari makanan yang berminyak, berlemak,
dan bau bumbu yang tajam agar tidak memicu mual dan muntah.
Evaluasi: ibu bersedia mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan
menghindari makanan yang dapat memicu mual dan muntah
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan pekerjaan
yang berat. Tidur malam paling sedikit 6-7 jam dan usahakan siangnya
tidur/berbaring 1-2 jam dan posisi tidur sebaiknya miring ke kiri. Istirahat dan
tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani serta
perkembangan dan pertumbuhan janin.
Evaluasi: ibu bersedia untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan
pekerjaan yang berat.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kadar Haemoglobin (Hb)
ke fasilitas pelayanan terdekat
Evaluasi: ibu bersedia melakukan pemeriksaan kadar Hb ke fasilitas
pelayanan terdekat
5. Melakukan asuhan Hipnotherapy untuk mengurangi mual muntah dengan
cara mengirimkan audio dengan kalimat afirmasi untuk mengurangi mual
muntah. Dimana audio ini di dapat dari Youtube Intaniaal yang berjudul
Panduan Relaksasi Kehamilan-Hipnobirthing dengan link
https://youtu.be/RnIyb1yVs7Q dan memberikan motivasi kepada ibu terkait
kehamilannya.
Evaluasi: ibu berterimakasih kepada bidan telah mengirimkan audio kalimat

17
afirmasi dan akan mendengarkannya.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui telemedicine, diagnosa yang
ditegakkan dan dilakukan rencana sesuai kebutuhan, serta pembahasan terdapat
kesesuaian antara teori dan kenyataan yang telah di uraikan maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa:
1. Data subjektif
Berdasarkan hasil anamnesa melalui telekomunikasi didapatkan data
subjektif dari pasien yaitu Ny. C berusia 19 tahun, HPHT 28 Oktober 2020, Ibu
mengeluh muntah berlebihan di pagi hari sekitar 5-6 kali dengan konsistensi cair
dan berampas, dan terkadang ada rasa mual jika memakan makanan tertentu. Hal
ini sesuai dengan penelitian Rahma & Safura (2016) yang mengatakan bahwa
pada kasus Ny. T dengan usia 18 tahun ini merupakan faktor predisposisi
terjadinya hiperemesis gravidarum, yaitu usia yang kurang dari 20 tahun. Hamil
dengan umur terlalu muda dan terlalu tua (35 tahun) lebih potensial terhadap
hiperemesis gravidarum. Umur ibu juga mempunyai pengaruh yang erat dengan
perkembangan alat reproduksi. Hal ini berkaitan dengan keadaan fisiknya dari
organ tubuh ibu di dalam menerima kehadiran atau mendukung perkembangan
janin dan berhubungan juga dengan faktor psikologis kesiapan pasien untuk
menjadi peran yang baru. Dan karena pada kasus Ny. T ini merupakan
kehamilan pertama, yang juga merupakan faktor predisposisi kejadian
hiperemesis gravidarum dimana kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering
dialami oleh primigravida daripada multigravida.

2. Data objektif

18
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Bidan di PMB
Eka Sriwahyuni didapatkan bahwa keadaan umum ibu tampak lemah, tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 90 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu 36,8⁰C,
wajah pucat, konjungtiva pucat, dan sklera anemis. Berdasarkan teori Rukiyah
(2017), hyperemesis gravidarum tingkat I ditandai dengan muntah terus menerus
yang mempengaruhi keadaan umum pasien, penurunan berat badan dan nyeri
epigastrium, frekuensi nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan
darah sistolik menurun. Pada pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung, lidah
kering, penurunan turgor kulit. Pada kasus ini keadaan umum ibu lemah, wajah
pucat, terlihat conjungtiva pucat dan sklera anemis, terdapat penurunan berat
badan sebanyak 2 kg.

3. Analisis
Ny. C usia 19 tahun G1P0A0 hamil 10 minggu dengan hyperemesis gravidarum
tingkat I.

4. Penatalaksanaan
a. Memberikan asuhan kepada Ny.C dengan cara telemedicine dikarenakan
sedang dalam situasi pandemic covid-19 pada tanggal 17 Desember 2020.
b. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
dengan porsi makanan pokok dan sayuran lebih dominan daripada lauk
pauk dan buah-buahan yang disertai dengan minum air putih yang cukup.
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan porsi sedikit tapi sering
dengan makanan tinggi karbohidrat dan protein seperti roti, biscuit,
kacang-kacangan, dan susu serta menghindari makanan yang berminyak,
berlemak, dan bau bumbu yang tajam agar tidak memicu mual dan
muntah.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan
pekerjaan yang berat. Tidur malam paling sedikit 6-7 jam dan usahakan
siangnya tidur/berbaring 1-2 jam dan posisi tidur sebaiknya miring ke kiri.
Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan

19
rohani serta perkembangan dan pertumbuhan janin.
d. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kadar Haemoglobin
(Hb) ke fasilitas pelayanan terdekat.
e. Melakukan asuhan Hipnotherapy untuk mengurangi mual muntah dengan
cara mengirimkan audio dengan kalimat afirmasi untuk mengurangi mual
muntah. Dimana audio ini didapat dari Youtube Intaniaal (2020) yang
berjudul Panduan Relaksasi Kehamilan - Hipnobirthing dengan link
https://youtu.be/RnIyb1yVs7Q dan memberikan motivasi kepada ibu
terkait kehamilannya.
Berdasarkan teori yang sejalan dengan penelitian Rahma & Safura (2016)
sebagian kecil ibu hamil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap
Hormon Estrogen dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) yang
mengakibatkan ibu mengalami mual muntah yang berlebihan. Pada kasus
ini yang mengakibatkan ibu mengalami mual muntah yang berlebihan
dikarenakan ini kehamilan ibu yang pertama dengan usia yang terlalu
muda sehingga ibu belum mampu beradaptasi terhadap hormone estrogen
dan HCG. Penulis berharap dengan memberikan audio yang berisi kalimat
afirmasi tentang Panduan Relaksasi Kehamilan – Hipnobirthing, ibu dapat
beradaptasi dengan perubahan hormon kehamilan yang dialami ibu dan
lebih termotivasi terkait kehamilannya

B. Saran
1. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan sebagai tambahan referensi sehingga dapat memberikan
pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I.
2. Bagi responden
Diharapkan dapat mengerti tentang hiperemesis gravidarum, cara
pencegahannya dan cara mengatasi mual muntah saat dirumah.
3. Untuk profesi Bidan
Diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas asuhan sesuai dengan teori

20
yang terus berkembang namun tetap berdasarkan wewenangnya sebagai
bidan yang telah ditetapkan sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan bemanfaat bagi klien.

21
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah. (2017). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Graha Ilmu.


Intaniaal. (2020). Panduan Relaksasi Kehamilan - Hipnobirthing.
https://youtu.be/RnIyb1yVs7Q
Pantiwati, & Saryono. (2017). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Nuha Medika.
Rahma, M., & Safura, T. R. (2016). Asuhan Pada Ibu Hamil Trimester 1 dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I. Midwife Journal, 2 No. 02.
Rofi’ah, & Siti. (2019). Studi Fenomenologi Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Riset Kesehatan.
Rukiyah, A. Y. (2017). Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). CV. Trans
Info Media.
Suryaningrat, E. (2016). Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal dengan Kasus
Hiperemesis Gravidarum di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Tahun 2016.
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Alauddin Makasar.
Tyastuti. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Pusdik SDM Kesehatan.

22

Anda mungkin juga menyukai