Anda di halaman 1dari 3

TUGAS GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Nama : Hanna Lore Lumbantoruan

NPM : F622142

1. Deteksi dini infertilitas endometriosis dan adenomyosis

Tujuan dari ini adalah untuk mengklarifikasi hubungan relatif antara adenomiosis dan
infertilitas dan kemungkinan pengobatan untuk pasien infertil. Meskipun adenomiosis lebih
sering terdeteksi pada wanita usia reproduksi akhir, pengaruhnya terhadap angka kehamilan
penting, terutama mengingat kecenderungan menunda kehamilan di kalangan wanita di
negara maju. Pada artikel ini, kami menyajikan analisis kritis dari data literatur mengenai
dampak adenomiosis pada fertilitas. Kemungkinan efek pengobatan pada tingkat kehamilan
juga akan dibahas. Kami melakukan pencarian literatur; publikasi dari database Pubmed,
Embase dan Cochrane yang diterbitkan dari tahun 1982 hingga 2019 diambil menggunakan
istilah 'adenomiosis dan infertilitas' dan 'hasil adenomiosis dan kehamilan', dipelajari secara
ekstensif dalam aspek diagnosis, patogenesis infertilitas dan kemungkinan metode
pengobatan. Studi molekuler telah memberikan wawasan mendalam tentang patogenesis
adenomiosis dalam beberapa tahun terakhir, tetapi ada perbedaan besar antara studi in vitro
dan praksis. Pil kontrasepsi oral, anti-prostaglandin, progestin oral atau parenteral, danazol
dan analog hormon pelepas gonadotropin (GnRH) semuanya telah digunakan untuk
mengontrol nyeri haid dan menorrhagia pada wanita dengan adenomiosis, tetapi untuk
sementara menekan siklus haid. Selain itu, ablasi endometrium dan histerektomi yang
digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh adenomiosis mengecualikan
perencanaan kehamilan. Perkembangan teknik pencitraan—USG dan MRI—memungkinkan
diagnosis adenomiosis dengan akurasi yang sangat tinggi saat ini, namun cara-cara
pengobatan tersebut di atas belum memberikan hasil yang memuaskan pada wanita yang
merencanakan kehamilan. Untuk pasien ini, metode ultrasonografi fokus intensitas tinggi
(HIFU) dan pengobatan kombinasi sebelum teknik reproduksi berbantuan terbukti
bermanfaat pada pasien adenomiosis.

Diagnostik

Adenomyosis terjadi dalam dua bentuk yang berbeda: Diffuse dan fokal, biasanya diamati
selama pemeriksaan US transvaginal. Bentuk fokal adenomiosis disajikan sebagai pelebaran
semu, adenomioma, dan kista hemoragik Sejauh ini, berbagai sistem telah diusulkan untuk
menggambarkan adenomiosis

2. kebutuhan asuhan kebidanan pada kasus prolabs organ panggul dan disfus

Padasaat terjadi penurunan serviks ke dalam vagina, seorang wanita tidak dapat
menggunakan tampon lebih lama. Pasien biasanya tidak menyadari adanya protrusi ketika
prolaps masih diatas hymen, tetapi mereka mengalami penekanan pada panggul atau merasa
berat. Nyeri panggul dan nyeri punggung sering dipertimbangkan sebagai gejala dari POP.
Namun, penelitian terbaru mendapatkan bahwa nyeri panggul tidak berhubungan dengan
POP. Wanita dengan prolaps lebih berat secara aktual lebih jarang mengalami nyeri
punggung daripada yang mengalami prolaps ringan.9 Wanita dengan POP sering
mengeluhkan gejala pada sistem urinarius. Mekanisme yang mendasari gejala ini dapat
berbeda-beda. Beberapa wanita mengalami gejala stress incontinence karena inkompeten
uretra, tetapi wanita yang mengalami prolaps vagina anterior berat, tidak mengalaminya.
Pada kasus lain, wanita dengan inkompeten uretra tidak mengeluhkan gejala karena
terjadinya prolaps menyebabkan uretra menjadi kaku dan mengalami obstruksi. Hal ini
disebut stress incontinence laten atau tersembunyi karena pasien tidak mengalami gejala
inkontinensia, selama prolaps tidak diterapi. Pada satu penelitian, obstruksi uretra terjadi pada
58% wanita dengan prolaps vagina anterior derajat 3 dan 4, dibandingkan hanya 4% pada
prolaps derajat 1 dan 2. Wanita dengan riwayat stess incontinence akan mengalami perbaikan
gejala saat prolaps bertambah berat. Wanita dengan obstruksi uretra sering mengalami
disfungsi BAK, dengan gejala hesitansi, frekuensi atau pengosongan tidak komplit.3,9
Gejala-gejala BAB seperti mengedan terlalu lama, pengosongan rektum tidak komplit, atau
perlu untuk menekan perineum atau vagina untuk dapat BAB harus ditelusuri pada semua
wanita yang mengalami prolaps. Selain itu, prolaps juga berpengaruh terhadap aktivitas
seksual. Beberapa wanita dengan prolaps menghindari kontak seksual vagina karena malu.
Wanita yang lain memiliki pengalaman inkontinensia urin (IU) atau inkontinensia alvi (IA)
yang mengganggu saat melakukan aktivitas seksual.9 PEMERIKSAAN FISIK PADA
PASIEN DENGAN POP

Pemeriksaan fisik difokuskan pada pemeriksaan panggul, dimulai dengan inspeksi pada vulva
dan vagina untuk mengidentifikasi adanya erosi, ulserasi, atau lesi lain. Lesi yang
mencurigakan harus dibiopsi dengan segera. Ulkus yang nampak jinak harus diobservasi
dengan ketat dan dibiopsi jika tidak sembuh dengan pemberian terapi.9 Perluasan prolaps
seharusnya dapat dinilai secara sistematis. Pada prolaps yang berat, penentuan perluasan
prolaps dan struktur yang menyertainya (vagina anterior dan posterior, serviks atau ujung
vagina) biasanya tidak sulit. Pada prolaps yang ringan, identifikasi struktur yang menyertai
prolaps lebih sulit dilakukan dengan melalui inspeksi saja. Penggunaan spekulum vagina atau
retractor sangat membantu untuk menentukan bagian vagina yang terkena prolaps. Vaginal
bulge yang tidak teridentifikasi hanya melalui inspeksi dapat dengan jelas diidentifikasi
sebagai ujung vagina, dimana vagina anterior dan posterior mengalami retraksi . Prolaps
vagina anterior dapat lebih jelas diamati sesudah dilakukan retraksi vagina posterior.. Prolaps
vagina posterior (rectocele) akan lebih mudah diidentifikasi melalui pemeriksaan vagina.
Pemeriksaan rectovaginal dapat membedakan prolaps vagina posterior, prolaps apikal tinggi
(kemungkinan enterocele) atau kombinasi dari keduanya.

3. Peran bidan

bidan berpengaruh positif terhadap peran kader. Hasil ujinya terhadap koefisien
parameter antara peran bidan terhadap peran kader menunjukkan pengaruh positif
Menurut Potter dan Perry bahwa macam-macam peran tenaga kesehatan (dokter,
bidan, perawat, dan
lain-lain) adalah sebagai komunikator. Komunikator adalah orang yang
memberikan informasi kepada orang yang menerimanya. Peran tenaga kesehatan
lainnya adalah sebagai motivator, motivator adalah orang yang memberikan motivasi
kepada orang lain. Peran terakhir yaitu sebagai fasilitator, fasilitator adalah orang atau
badan yang memberikan kemudahan dalam menyediakan fasilitas bagi orang lain yang
membutuhkan. Peran inilah yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap
seseorang.Penelitian lain yang juga mendukung hasil dari
penelitian ini adalah penelitian Wahyunnisa pada 2013, yang mengatakan bahwa peran
sebagai edukator harus dimiliki oleh seluruh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
sebagai pendidik harus mampu untuk mendidik dan mengajarkan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, serta tenaga kesehatan lain sesuai dengan tanggung jawabnya.
Tenaga kesehatan sebagai pendidik berupaya untuk memberikan pendidikan atau
penyuluhan kesehatan kepada klien dengan evaluasi yang dapat meningkatkan pembelajaran.
peran bidan mempengaruhi peran kader karena dengan adanya peran bidan yang baik,
maka peran kader juga akan baik dan akan berjalan sebagaimana mestinya, sehingga
segala kegiatan kesehatan seperti posyandu juga dapat terlaksana dengan baik.
Pengaruh dari berbagai macam variabel membuat peran bidan menjadi .peran bidan
berpengaruh positif terhadap dukungan keluarga.
Hasil ujinya terhadap koefisien parameter antara peran bidan terhadap dukungan
keluarga menunjukkan pengaruh
dalam pemberian ASI eksklusif.

REFERENSI

1. Maria szubert., Edward Kozirog.Adenomiosis dan Infertilitas.2021.


2. Yoga Mira Pratiwi. I Gede Mega Putra. PROLAPS ORGAN PANGGUL.
3. Heni Wulandari, Istiana Kusumastuti. Peran Bidan, Peran kader, Dukungan Keluarga
dan Motivasi Ibu terhadap Perilaku Ibu dalam Pencegahan Stunting.2020

Anda mungkin juga menyukai