FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
Kampus A Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60131 Telp. (031) 5020251, 5030252, 5030253.
Ext. 123 Fax (031) 5022472 website : http://www.fk.unair.ac.id email :imfo@fk.unair.ac.id
LAPORAN REFLEKSI
PROLAPS ORGAN PANGGUL PADA WANITA MENOPAUSE
Oleh : Daranindra Dewi Saraswati
Saya mempersilahkan ibu naik ke meja ginekologi dan meminta ibu untuk
melakukan posisi litotomi. Dokter memulai melakukan pemeriksaan ginekologis.
Saya dan partner saya yang baru pertama kali menyaksikan prolaps organ panggul
merasa sedikit kaget karena begitu besar organ yang keluar dari vagina dan bahkan
rektum ibu. Saya membayangkan bagaimana menjadi ibu tersebut, dengan organ
yang harusnya berada di dalam tubuh, menjuntai keluar tubuh. Saya tidak bisa
membayangkan betapa sakit dan tidak nyamannya ibu merasakan hal tersebut
bertahun-tahun. Saya kemudian bertanya-tanya, mengapa bisa ada kasus seperti ini?
Apa penyebab ibu bisa sampai seperti ini? Apakah masih banyak ibu-ibu lain yang
jauh lebih parah dari ini? Selama ini saya hanya melihat dan membaca kasus ini
dari teori saja, namun ternyata ada wanita yang mengalami hal ini, atau bahkan,
jauh lebih banyak di luaran sana. Saya melihat ibu begitu khawatir, begitupun anak
dari ibu tersebut. Dokter yang memeriksa mengatakan kepada kami bahwa ini
prolapse organ panggul jenis sistokel dan rektokel yang sudah derajat III+ dan harus
dilakukan terapi operatif yaitu kolporafi anterior dan posterior, namun sebelumnya
harus dilakukan konsultasi pada dokter urogin dan bedah. Sebelumnya, saya
memang belum begitu mengerti tentang bagaimana pengambilan keputusan
mengenai tatalaksana berbagai macam jenis prolapse uteri, dan apa pertimbangan
dokter dalam menentukan tindakan kolporafi anterior dan posterior, dan mengapa
bukan tindakan yang lain. Tetapi saya bertanya-tanya, jika harus menunggu
konsultasi ke pihak lain, apakah tidak sebaiknya dilakukan pemasangan pesarium
sebagai jalan konservatif terlebih dahulu untuk mengurangi keluhan?