SKRIPSI
Tugas akhir ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Tugas Akhir
Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan
Rajawali dan diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada
bulan Februari 2023.
Dewan Penguji :
Mengetahui
Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali,
Apabila kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam tugas akhir saya tersebut,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
ABSTRAK
Latar Belakang Berdasarkan data cakupan ASI eksklusif tahun 2021 di Indonesia
baik secara nasional, Provinsi Jawa Barat maupun Kabupaten Bandung Barat
masih belum mencapai target nasional yaitu 80%. Pada tahun 2021 di PMB Yeti
cakupan ASI eksklusif sebesar 39,51%. Salah satu faktor kegagalan pemberian
ASI eksklusif adalah faktor ibu bekerja yang belum mengetahui tentang ASI
perah.
Tujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang ASI perah terhadap perilaku
pemberian ASI perah pada ibu bekerja di PMB Yeti Kabupaten Bandung Barat.
Metode Penelitian menggunakan Desain Quasi Eksperiment dengan pretest-
posttest one group desain. Sampel penelitian ibu bekerja yang menyusui pada
tahun 2022 yaitu sebanyak 51 orang dengan teknik Accidental Sampling. Analisis
data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan
uji McNemar.
Hasil Sebelum dilakukan edukasi tentang ASI perah hampir setengahnya ibu
bekerja memiliki perilaku pemberian ASI perah dalam kategori tidak baik yaitu
49 %, Setelah dilakukan edukasi tentang ASI perah masih ada ibu bekerja
memiliki perilaku pemberian ASI perah dalam kategori tidak baik yaitu hampir
setengahnya 31,4 %, terdapat pengaruh edukasi tentang ASI perah terhadap
perilaku pemberian ASI perah pada ibu bekerja dengan p-value 0,022 < 0,05.
Simpulan Terdapat pengaruh edukasi tentang ASI perah terhadap perilaku
pemberian ASI perah pada ibu bekerja di PMB Yeti Kabupaten Bandung Barat
tahun 2022.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT serta sholawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-
Nya penyusun mampu menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan judul
“Pengaruh Edukasi Tentang ASI Perah Terhadap Perilaku Pemberian ASI Perah
Pada Ibu Bekerja Di PMB Yeti Kabupaten Bandung Barat Tahun 2022 “ sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sarjana Kebidanan Institut
Kesehatan Rajawali Bandung.
Dalam penyelesaian skripsi penelitian ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Ketidaksempurnaan dalam penulisan ini, memotivasi penulis untuk
menerima kritik dan saran yang membangun dan dapat mendorong penulis untuk
terus memperbaiki diri. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes, selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
3. Lia Kamila, S.S.T., Bd., M.Keb, selaku Penanggung Jawab Program Studi
Sarjana Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung
4. Dr. Eny Kusmiran, S.Kp., M.Kes, selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan serta masukan dan arahan pada penulis
v
6. Seluruh dosen Institut Kesehatan Rajawali Bandung yang telah
memberikan ilmu dan bimbingannya dalam pelaksanaan penyusunan
Skripsi.
Semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun Skripsi ini mendapat balasan dari Allah SWT. Akhir kata penulis
berharap, semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pihak lain pada umumnya.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandung, Februari
2023
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
2.1.5 Gangguan Pemberian ASI...................................
2.2 ASI Perah.........................................................................
2.2.1 Definisi ASI Perah...............................................
2.2.2 Waktu Yang Tepat Untuk Memerah ASI............
2.2.3 Manajemen ASI Perah.........................................
2.2.4 Cara Memerah ASI dengan Tangan.....................
2.2.5 Langkah - Langkah Memerah ASI......................
2.2.6 Penyimpanan ASI Perah......................................
2.2.7 Cara Menghangatkan ASI Perah..........................
2.3 Perilaku Pemberian ASI..................................................
2.3.1 Pengertian............................................................
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Pemberian ASI.....................................................
........................................................................ 32
2.3.3 Prosedur Pembentukan Prilaku............................
........................................................................ 46
2.3.4 Pengukuran Prilaku..............................................
2.4 Peran Bidan Dalam Pemberian ASI Eksklusif ...............
2.5 Edukasi Kesehatan...........................................................
2.5.1 Pengertian............................................................
2.5.2 Tujuan Edukasi....................................................
2.5.3 Edukasi Sebagai Proses Perubahan Prilaku.........
2.5.4 Metode Edukasi...................................................
2.5.5 Alat Bantu Atau Media Edukasi..........................
2.6 Kerangka Teori................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian.......................................................
3.2 Kerangka Penelitian ........................................................
3.3 Variabel Penelitian...........................................................
3.3.1 Variabel Independen............................................
3.3.2 Variabel Dependen..............................................
viii
3.4 Definisi Operasional........................................................
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian.......................................
3.5.1 Populasi................................................................
3.5.2 Sampel.................................................................
3.5.3 Teknik Sampiling.................................................
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian.......
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data...................................
3.6.2 Instrumen Penelitian............................................
3.6.3 Uji Validitas Dan Reliabilitas..............................
3.6.4 Prosedur Penelitian..............................................
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ........................................
3.7.1 Pengolahan Data..................................................
3.7.2 Analisis Data........................................................
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................
3.8.1 Lokasi Penelitian..................................................
3.8.2 Waktu Penelitian..................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian...............................................................
4.1.1 Analisa Perlaku Pemberian ASI Perah Pada Ibu
Bekerja Sebelum Diberikan Edukasi Tentang ASI
Perah di PMB Yeti Bandung Barat......................
4.1.2 Analisa Perlaku Pemberian ASI Perah Pada Ibu
Bekerja Setelah Diberikan Edukasi Tentang ASI
Perah di PMB Yeti Bandung Barat......................
4.1.3 Analisa Pengaruh Edukasi Tentang ASI Perah
Terhadap Perilaku Pemberian ASI Perah Pada Ibu
Bekerja di PMB Yeti Bandung Barat...................
4.2 Pembahasan....................................................................
4.2.1 Perilaku Pemberian ASI Perah Pada Ibu Bekerja
Sebelum diberi Edukasi Tentang ASI Perah di
PMB Yeti Kabupaten Bandung Barat..................
ix
4.2.2 Perilaku Pemberian ASI Perah Pada Ibu Bekerja
Setelah diberi Edukasi Tentang ASI Perah di
PMB Yeti Kabupaten Bandung Barat..................
4.2.3 Pengaruh Edukasi Tentang ASI Perah Terhadap
Perilaku Pemberian ASI Perah Pada Ibu Bekerja
di Yeti Kabupaten Bandung Barat.......................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori.............................................................. 56
Gambar 3.1 Rancanan Penelitian ..................................................... 57
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................ 58
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dan bekerja didapatkan hasil hanya 6 orang ibu saja yang memerah ASI dan 4
orang lainnya tidak memerah ASI. Dari 6 orang ibu yang bekerja dan
memerah ASI terdiri dari 1 orang ibu mengatakan ASIP disimpan di kulkas
bersamaan dengan makanan, sayur dan buah. Dan 2 orang ibu mengatakan
ASIP disimpan di kulkas khusus untuk nyimpan ASI saja. Sementara 3 orang
ibu yang lainnya memerah ASI tapi ASIP hanya disimpan di ruangan terbuka
sehingga karena lama waktu penyimpanan diruang terbuka, ASIP tersebut
hanya bertahan sebentar dan berujung basi sehingga membuang ASIP
dikarenakan tidak tahu bagaimana cara menyimpan ASI perah.
10
11
5. Immunoglobin A (IgA)
ASI tidak hanya berperan sebagai imunisasi aktif yang
merangsang pembentukan daya tahan tubuh bayi, melainkan juga
berperan sebagai imunisasi pasif yang akan melindungi usus bayi
pada minggu pertama kehidupan dari allergen (Jauhari, Fitriani &
Bustami, 2018).
ASI diperah secara rutin minimal setiap 2-3 jam dan tidak
menunggu payudara terasa penuh. Akan lebih sulit untuk memerah jika
payudara sudah bengkak dan akan terasa nyeri serta akan menyebabkan
penurunan produksi ASI, Di tempat bekerja, anda bisa memerah ASI
anda sebanyak 2-3 kali. Sesuaikan dengan jadwal kegiatan anda
dikantor. Misalnya, sekitar jam 09.00 (sebelum waktu rapat), setelah
makan siang, dan sebelum pulang. Anda harus memeiliki niat kuat
untuk memerah ASI di kantor. Kalau tidak, jadwal memerah ASI ini
bisa terlewatkan karena sebagai tuntunan aktivitas kantor lainnya
(Ambarwati, 2015).
a. Menyiapkan Perlengkapan
Perlengkapan memerah ASI dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan ibu, yaitu: Gelas/cangkir untuk
menampung ASI perah, botol untuk menyimpan ASI yang sudah
diperah, label dan spidol, jika diperlukan memerah dapat
menggunakan pompa ASI.
f. ASIP yang tersimpan didalam freezer 2 pintu dan pada suhu -20
derajat celcius sampai dengan -18 derajat celcius hanya dapat
bertahan selama 3 - 6 bulan.
Pemberian ASI bagi seorang bayi sangat dianjurkan dilakukan
terutama pada masa pandemi COVID-19, dikarenakan ASI dapat
meningkatkan daya tahan tubuh dari seorang bayi, sehingga tidak
mudah untuk terserang sebuah penyakit. Apabila seorang ibu yang
terkonfirmasi COVID-19 dan tidak mampu untuk memberikan ASI
secara langsung maupun memerah ASI maka dapat menghubungi
tenaga kesehatan untuk melakukan konsultasi tentang keadaannya,
melalui alat komunikasi yang tersedia. Pemberian ASI melalui
donor ASI hanya disarankan jika dalam pengawasan tenaga
kesehatan. Bayi dapat diberikan pengganti ASI dengan pengawasan
tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2021).
Tabel. 2.2 Metode Penyimpanan ASI Perah
bagian pintu 8
hari (jika kondisi
sangat bersih)
ASI Perah segar bisa dicampur dengan ASI Perah 24 jam
sebelumnya asalkan memiliki suhu yang sama. ASIP beku
dicairkan dengan menetapkannya di lemari pendingin (kurang lebih
1 malam sebelum digunakan), lalu alirkan dengan air hangat atau
merendam botol ASI Perah di dalam baskom air hangat. ASI beku
yang sudah dicairkan hanya bertahan selama kurang dari 24 jam
dalam lemari pendingin dan kurang dari 4 jam ruang. Perubahan
warnah atau aroma lazim terjadi, tapi tidak berbahaya bagi bayi.
Bayi bisa minum ASI perah dingin, suhu ruang, atau suhu hangat
(Ambarwati, 2015).
Lebih lanjut Precede model ini dapat diuraikan bahwa perilaku itu
sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yakni:
a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut
masyarakat, pengetahuan, pendidikan, sikap, pendapatan, pekerjaan,
dan sebagainya. Ikhwal ini dapat dijelaskan sebagai berikut untuk
berperilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu
hamil, diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang
manfaat periksa kehamilan baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun
janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan
sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu
untuk periksa kehamilan. Misalnya, orang hamil tidak boleh disuntik
(periksa kehamilan termasuk memperoleh suntikan anti tetanus),
karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini
terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka
sering disebut faktor pemudah.
b. Faktor pendukung (Enabling Factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana prasarana dan media
informasi. Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah,
tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan
sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat
desa, dokter atau bidan praktik swasta, dan sebagainya. Untuk
berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana
pendukung. Misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil
yang mau periksa kehamilan tidak hanya karena ia tahu dan sadar
manfaat periksa kehamilan melainkan ibu tersebut dengan mudah
harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa kehamilan
32
d. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi
(Notoatmojo, 2017).
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah membantu individu atau
masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku hidupnya yang
tidak sehat menjadi perilaku yang sehat melalui peningkatan
pengetahuan. Perubahan sikap berarti perubahan tujuan yang
dialami individu sejak pertama kali menerima informasi atau
pengetahuan mengenai hal baru sampai pada saat ia memutuskan
menerima atau menolak hal yang baru tersebut. Praktisnya
perubahan sikap ini mengalami empat tahap:
a. Perkenalan dan belajar memahami guna dari informasi baru
tersebut.
b. Persuasi yaitu individu membentuk sikap positif atau negatif
terhadap informasi tersebut.
c. Mengambil keputusan untuk menerima atau menolak informasi
tersebut.
41
3. Pendidikan
Undang-Undang tentang adanya pendidikan tersebut, Menurut
UU No. 20 tahun 2003 pengertian Pendidikan adalah sebuah usaha
yang di lakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaaan, membangun kepribadian, pengendalian diri,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Undang-undang inilah
yang menjadi dasar berdidirinya proses pendidikan yang ada di
Negara Indonesia.
Dalam arti formal pendidikan adalah suatu proses
penyampaian bahan atau materi pendidikan guna mencapai
perubahan tingkah laku. Sedangkan tugas pendidikan disini adalah
memberikan atau peningkatan pengetahuan dan pengertian,
menimbulkan sikap positif serta memberikan/ meningkatkan
keterampilan-keterampilan masyarakat atau individu tentang aspek-
aspek yang bersangkutan sehingga dicapai suatu masyarakat yang
42
4. Pendapatan
Setiap hari manusia beraktifitas berupa mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Penghasilan diperoleh dengan
bekerja dan digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari,
seperti pangan, sandang, papan, obat-obat dan lain-lain. Pendapatan
berupa uang melalui kucuran keringat bukan saja halal, namun
dapat berguna bagi orang lain (Irianton Aritonang, 2014).
Data Indonesia dan negara lain menunjukkan bahwa adanya
hubungan timbal balik antara kurang gizi dan kemiskinan.
Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi
buruk. Proporsi anak malnutrisi berbanding terbalik dengan
pendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi
persentasi balita yang kekurangan gizi (Yetty Nency dan
Muhamad Thohar Arifin, 2016).
5. Media Informasi
Menurut media pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah
alat bantu pendidikan yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran dan media adalah
perantara yang menghantarkan informasi antara sumber ke
penerima. Pesan, ide, gagasan atau informasi yang disampaikan
pengajar atau pembicara akan mudah diterima apabila diberikan
dengan metode dan media yang benar dan baik. (Mubarak, 2014).
Alat bantu (media) disusun berdasarkan prinsip bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau
ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang
43
tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak serta mudah
terlipat (Notoatmodjo, 2014).
b. Media Elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan
pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan, jenisnya
berbeda-beda antara lain televisi, radio, video, slide, dan film
strip. Media elektronik memiliki beberapa kelebihan yaitu sudah
dikenal masyarakat, mengikut sertakan semua panca indera,
lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan
gambar bergerak, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan
relatif besar, dan sebagai alat diskusi serta dapat diulang-ulang.
Walaupun demikian media elektronik juga memiliki kelemahan
yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik, perlu alat
canggih untuk produksinya dan perlu terampil dalam
pengoperasian.
c. Media Papan (Billboard)
Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum
dapat dipakai dan diisi dengan pesan-pesan atau informasi-
informasi kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan-
pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
kendaraan-kendaraan umum seperti bus dan taksi.
Menurut (Notoatmodjo, 2015) menyatakan metode dan
teknik promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan untuk
massa yang sering digunakan adalah:
1) Ceramah umum (Public speaking), misalnya dilapangan
terbuka dan tempat–tempat umum.
2) Penggunaan media massa elektonik, seperti radio dan
televisi. Penyampaian pesan melalui radio atau televisi ini
dapat dirancang dengan berbagai bentuk, misalnya
sandiwara (drama) dan sebagainya.
45
7. Lingkungan
Lingkungan yang berperan dalam pemberian ASI eksklusif
diantaranya adalah adanya dukungan dari suami dan dari orang-
orang terdekat seperti orantua dukungan dari masyarakat
khususnya kader posyandu. Meskipun perilaku pemberian ASI
eksklusif mereka beda-beda. Namun seluruh ibu memiliki
kesamaan jawaban yaitu kader menyarankan untuk memberikan
ASI, memberikan informasi terkait ASI sering menanyakan dan
mengingat kepada ibu-ibu untuk memberikan ASI saat kunjungan
rumah maupun posyandu.
8. Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan berperan sangat penting untuk mendukung
ibu tetap menyusui tidak hanya dengan memberikan obat atau
46
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Pendapatan
4. Pendidikan
FAKTOR PENDORONG
1. Lingkungan
2. Petugas Kesehatan
Keterangan :
O1 : Pengukuran awal perilaku pemberian ASIP sebelum diberi
edukasi kesehatan dengan menggunakan media leaflet (Pre test)
O2 : Pengukuran akhir perilaku pemberian ASIP setelah diberi
edukasi kesehatan dengan menggunakan media leaflet (Post test)
X1 : Pemberian perlakuan dengan memberikan edukasi kesehatan
58
59
102
N = 2
1+ N (d )
102
= 2
1+ 102(0,1)
102
=
2,02
= 50,5 dibulatkan 51 responden
ASI
Cara menyajikan 3 20,21 19, 22
dan memberikan
ASIP
Keterangan:
r hitung : Koefisien korelasi
∑ Xi : Jumlah skor item
∑ Yi : Jumlah skor total
n : Jumlah responden
Uji validitas akan dilakukan di PMB Rudita Kabupaten
Bandung Barat terhadap 20 orang ibu bekerja yang menyusui
dengan nilai r-tabel 0,444. Butir kuesioner dinyatakan valid apabila
nilai r-hitung > r-tabel (0,444).
66
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dalam kata
lain hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2018).
Pertanyaan yang sudah valid, akan dilakukan uji reliabilitas
dengan menggunakan Teknik Paralel dengan uji alpha cronbach,
yaitu dengan cara membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hasil,
nilai r hasil adalah nilai alpha yang terletak di akhir output dengan
tingkat kemaknaan 5% (0,05), dengan ketentuan bila nilai alpha
cronbach (0,6) > r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel dan jika
nilai alpha cronbach (0,6) ≤ r tabel maka pertanyaan tersebut tidak
reliabel.
Pada penelitian ini uji reliabilitas akan dilakukan dengan
menggunakan rumus alpha cronbach, yaitu sebagai berikut:
[ ][ ]
2
K 1−Σ σ b
r 11 =
( K−1) 2
σ1
Keterangan:
r 11 : Reliabilitas Instrument
K : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ2b : Jumlah varian butir
σ21 : Varian total
e. Menarik kesimpulan
3. Tahap Akhir
69
70
4.1.2 Perilaku Pemberian ASI Perah Pada Ibu Bekerja Setelah Diberi
Edukasi Tentang ASI Perah Di PMB Yeti Kabupaten Bandung
Barat
Tabel 4.2 Rata-Rata Perilaku Pemberian ASI Perah Pada Ibu
Bekerja Setelah Diberi Edukasi Tentang ASI Perah
Perilaku Sesudah
Edukasi Total P
Tidak Baik Baik
Perilaku Sebelum Tidak Baik 14 11 25
0,022
Edukasi Baik 2 24 26
Total 16 35 51
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada bulan
Desember 2022 – Januari 2023. Saat melakukan penelitian, tidak ada
satupun ibu yang menolak untuk dijadikan responden dan semua ibu yang
dijadikan responden tidak ada yang mengundurkan diri sebagai responden
setelah menandatangani informed concent, hambatan yang ditemukan dalam
penelitian ini salah satunya dimana ada sebagian kecil responden tidak dapat
kembali di hari ke 7 dikarenakan responden adalah ibu bekerja yang
memiliki keterbatasan waktu sehingga pelititi harus melakukan kunjungan
rumah untuk melakukan evaluasi dengan mengisi kuesioner post test. sejak
awal hingga akhir penelitian jumlah ibu yang dijadikan sampel yaitu
sebanyak 51 orang sesuai dengan penentuan sampel yang telah ditetapkan
peneliti sebelumnya.
Adapun dari 51 ibu yang diteliti didapatkan data bahwa usia rata-rata
ibu adalah 19-40 tahun yaitu sebanyak 48 orang (94,1%) sedangkan pada
ibu usia 40 tahun didapatkan sebanyak 2 orang (3,9%) dan pada ibu usia <
19 tahun hanya 1 orang (2,0%). Hasil karakteristik paritas ibu diketahui
bahwa sebagian besar ibu merupakan ibu multipara (2-3 anak) yaitu
sebanyak 31 orang (60,8%), sebanyak 15 ibu (29,4%) merupakan ibu
primipara dan sisanya 5 orang (9,8%) merupakan ibu multigrande.
72
4.2.1 Perilaku Pemberian ASI Perah Pada Ibu Bekerja Sebelum Diberi
Edukasi Tentang ASI Perah Di PMB Yeti Kabupaten Bandung
Barat
Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa
sebelum diberikan edukasi tentang ASI Perah hampir setengahnya ibu
bekerja memiliki perilaku pemberian ASI Perah dalam kategori tidak
baik yaitu sebesar 49%, dengan nilai rata-rata perilaku pemberian ASI
Perah sebesar 34,98. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skor rata-rata
perilaku ibu bekerja dalam pemberian ASI Perah, termasuk rendah
dibawah 50%.
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak
luar. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulasi atau
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik,
durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan
kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Karena itu amat
penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu,
sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2015).
ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperah dari
payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi,
dimana ASI merupakan sumber gizi utama. Memerah bisa secara
manual menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu pompa
73
4.2.2 Perilaku Pemberian ASI Perah Pada Ibu Bekerja Setelah Diberi
Edukasi Tentang ASI Perah Di PMB Yeti Kabupaten Bandung
Barat
Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan setelah
diberikan edukasi tentang ASI Perah, hampir setengahnya ibu bekerja
memiliki perilaku pemberian ASI Perah dalam ketegori tidak baik
yaitu sebesar 31,4 % dan sebagian besar ibu bekerja memiliki perilaku
pemberian ASI Perah dalam ketegori baik yaitu sebesar 68,6%.
Adapun nilai rata-rata perilaku ibu bekerja dalam pemberian ASI
Perah setelah diberikan edukasi tentang ASI Perah yaitu 59,75.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dijelaskan bahwa rata-rata
perilaku ibu bekerja dalam memberikan ASI Perah setelah diberikan
edukasi meningkat dimana yang semula sebelum diberikan nilai rata-
rata edukasi perilaku ibu bekerja dalam pemberian ASI perah hanya
34,98 namun setelah diberikan edukasi tentang ASI Perah nilai rata-
rata perilaku ibu bekerja dalam memberikan ASI perah menjadi 59,75
dan termasuk dalam kategori baik, hal ini berarti perilaku ibu
bertambah sebesar 24,77. Hal tersebut menggambarkan peningkatan
yang sangat signifikan.
Peningkatan nilai tersebut berdasarkan hasil olah data penelitian
terdapat pada pernyataan mengenai cara penyimpanan ASI Perah
dengan memberikan label pada botol berupa jam, tanggal pemerahan
dan nama, peningkatan lain pada pernyatan mengenai penyajian ASI
Perah dengan tidak memberikan dan menyimpan kembali sisa ASI
perah yang tidak dihabiskan oleh bayi. Sedangkan pada pernyataan
dengan skor terendah pada saat pre test yaitu pada soal no 13
pernyataan mengenai cara menyimpan ASI perah setelah pulang di
rumah skor yang diperoleh hanya 67 bertambah menjadi 137,
kemudian tentang cara penyimpanan ASI perah dengan menggunakan
botol steril yang di tutup rapat dan tentang cara penyajian ASI perah
76
ibu bekerja yang memiliki perilaku baik dalam pemberian ASI perah
sebelum edukasi dan memiliki perilaku tidak baik setelah pemberian
edukasi yaitu sebanyak 2 orang dengan p value 0,022 < α (0,05), yang
berarti H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pemberian edukasi tentang ASI Perah terhadap perilaku ibu bekerja
dalam pemberian ASI Perah di PMB Yeti Kabupaten Bandung Barat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa
Edukasi kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang
yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan
masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada
seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus
dilaksanakan atau suatu yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya
merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis,
yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap,
maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat
(Waryana, 2016).
Teori tersebut sejalan dengan tujuan dari pemberian edukasi
terhadap perubahan perilaku kesehatan yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2015) yang mengungkapkan bahwa edukasi sebagai
perubahan perilaku yang dimaksud adalah dengan pemberian edukasi
pada individu, kelompok atau masyarakat diharapkan tidak hanya
terbatas atau klien yang menjadi sasaran utama penyuluhan, tetapi
harus mampu mengubah perilaku semua stakeholders pembangunan,
terutama aparat pemerintah selaku pengambil keputusan, pakar,
peneliti, pelaku bisnis, aktivis LSM, tokoh masyarakat dan
stakeholders pembangunan lainnya. Perubahan perilaku yang terjadi
tidak terbatas atau berhenti setelah masyarakat atau klien mengadopsi
(menerima, menerapkan, mengikuti) informasi atau inovasi yang
disampaikan, termasuk selalu siap melakukan perubahan-perubahan
terhadap inovasi yang sudah diyakininya, manakala ada informasi atau
79
juga oleh faktor usia ibu, di mana berdasarkan hasil olah data
penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa rata-rata usia ibu
merupakan usia reproduksi sehat yaitu 18-39 tahun sehingga ibu dapat
mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah
kesehatan khususnya pentingnya memberikan ASI pada bayinya. Hal
tersebut seperti pendapat yang dikemukakan oleh Monika (2014) yang
menjelaskan bahwa Usia merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap penerimaan pendidikan kesehatan yang
diberikan lebih lanjut Monika menjelaskan bahwa rentang usia 20-35
merupakan kelompok umur dalam kategori dewasa awal, dimana pada
rentan usia tersebut cukup matang dalam berfikir. Berdasarkan
penjelasan tersebut, peneliti berpendapat bahwa usia mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk menerima informasi dan pola pikir
seseorang terhadap informasi yang diberikan.
Selain usia pendidikan terakhir responden juga merupakan
faktor seseorang dalam menerima pendidikan kesehatan. Pada
penelitian ini hampir seluruhnya responden berpendidikan terakhir
SMA sebanyak 43 orang (84,3%) dan hanya 7,9% saja yang
berpendidikan SMP dan SD. Hal tersebut seperti teori yang
mengungkapkan hahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi
mempengaruhi persepsi seseorang untuk mengambil keputusan dan
bertindak (Notoatmodjo, 2015). Berdasarkan teori tersebut, peneliti
berpendapat bahwa seorang yang berpendidikan tinggi cenderung
lebih mudah dalam menerima informasi baik dari orang lain maupun
dari media masa.
BAB V
5.1 Simpulan
Penelitian mengenai pengaruh edukasi tentang ASI Perah terhadap
pemberian ASI Perah pada ibu bekerja di PMB Yeti Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2022 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebelum diberikan edukasi tentang ASI Perah hampir setengahnya ibu
bekerja memiliki perilaku pemberian ASI Perah dalam kategori tidak
baik yaitu sebesar 49 %.
2. Setelah diberikan edukasi tentang ASI Perah, masih ada ibu bekerja
memiliki perilaku pemberian ASI Perah dalam ketegori tidak baik yaitu
hampir setengahnya sebesar 31,4 %.
3. Terdapat pengaruh edukasi tentang ASI Perah terhadap perilaku
pemberian ASI Perah pada ibu bekerja di PMB Yeti Kabupaten
Bandung Barat dengan p-value 0,022 < 0,05.
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dibuat,
maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
5.2.1 Bagi Ibu Bekerja
Disarankan ibu dapat terus meningkatkan pengetahuannya
tetang ASI Perah dan dapat tetap memberikan ASI pada bayinya
selama ibu bekerja dengan melaksanakan manajemen laktasi.
5.2.2 Bagi PMB Yeti Kabupaten Bandung Barat
Perlu memantau manajemen laktasi ibu bekerja untuk tetap
memberikan ASI Eksklusif saat kembali bekerja dapat melalui praktik
asuhan kebidanan sejak kehamilan, ibu nifas dan bayi baru lahir
terhadap program peningkatan pemberian ASI Eksklusif dengan
memberikan edukasi kesehatan menggunakan media leaflet atau
media edukasi lainnya.
81
82
Al-aiyub, dkk. ASI dalam sudut pandang islam & ilmu kesehatan modern.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media; 2017.
Ambarwati, dkk. Buku pintar asuhan keperawatan bayi dan balita. Yogyakarta:
Cakrawala Ilmu; 2015.
Idrisa EP, Sukri P. The Relationship between mother’s knowledge, attitudes and
beliefs to exclusive breastfeeding in jeneponto district. International journal
83
84
Jauhari, Fitriani, Bustami. Perlindungan hak anak terhadap emberian air susu ibu
(ASI). Yogyakarta: Deepublish; 2018.
Nency, Yetty, Muhamad T. Gizi buruk, ancaman, generasi yang hilang. Jurnal
Inovasi.: 5(XVII); 2016.
Niven, Neil. Psikologi kesehatan pengantar untuk perawat dan profesi lain.
Jakarta: EGC; 2013.
Pratidina. 2017. Breastfeeding self efficacy pada ibu post partum di rumah sakit
PKU Muhammadiyah Gombong. Skripsi Prodi S1 Keperawatan STIKE
Muhammadiyah Gombong
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. [03 Februari 2022] Available from:
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf. 2018.
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. [03 Februari 2022] Available from:
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf .
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. [03 Februari 2022]. Available from:
https://pusdatin.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
profil-kesehatan.html.
Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2018. [03 Februari 2022]. Available from:
https://diskes.jabarprov.go.id/informasipublik/profil/9.
Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2019. [03 Februari 2022]. Available from:
https://id.scribd.com/document/499747205/Profil-Kesehatan-Jabar-2019.
Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2020. [03 Februari 2022]. Available from:
https://diskes.jabarprov.go.id/informasipublik/profil/9.
Profil Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2020. [03 Februari 2022. Available
from: https://ppid.bandungkab.go.id/detail/dinas-kesehatan-program-kerja-
dinas-kesehatan-tahun-2020.
Riyanto A. Pengolahan dan analisis data kesehatan (dilengkapi uji validitas dan
reliabilitas serta aplikasi program spss). Yogyakarta: Nuha Medika; 2011
Agustina S. Analisis faktor yang mempengaruhi cara penyimpanan ASI pada ibu
bayi usia 0-6 bulan di puskesmas Sukorame Kota Kediri 2014. Jurnal Ilmiah
Ilmu Kebidanan. 2018; 8(2):1-13
Sulistyawati. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Andi: Yogyakarta;
2015.
Sunesni, Dea, Ananda P. Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI
perah dengan praktek pemberian ASI perah. Jurnal Endurance. [serial
online]2018 June [cited 2022 February 05]; 3(2):[415 screens]. Available
from: URL:https://www.researchgate.net/publication/326125551
WHO. Global and strategy for infant and young child feeding. October 2012: [22
Februari 2022]. Available Form: https://www.who.int/publications
/i/item/9241562218.
Widuri H. Cara mengolah ASI eksklusif bagi ibu bekerja. Yogyakarta: Gosyen
Publishing; 2013
Zakiah. Efikasi diri dan lama pemberian air susu ibu saja selama 2 bulan
postpartum. Jurnal GASTER. 2012 Agustus; 9(2): 11
LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Bimbingan Skripsi
6
KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI
TA 2022/2023
5
KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI
T.A 2021/ 2022
6
KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI
TA 2022/2023
5
Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Balasan Izin Penelitian
Dengan hormat,
Sehubungan dengan surat Institut Kesehatan Rajawali nomor 1130 / IKR/ FKEB/ XII/ 2022 perihal
Permohonan Izin Penelitian mahasiswa :
Dengan ini bahwa kami tidak keberatan dengan permohonan yang di maksud untuk pelaksanaan penelitian
di PMB Yeti Widayati.
Demikian surat ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di Tempat ibu bekerja yang memiliki perilaku baik dalam pemberian ASI perah
sebelum edukasi dan memiliki perilaku tidak baik setelah pemberian edukasi yaitu
sebanyak 2 orang
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dina Viana Hadi
NPM : 6221318
Status : Mahasiswa S1 Kebidanan Alih Jenjang Institut Kesehatan
Rajawali
Hormat Saya
Judul : Penga ibu bekerja yang memiliki perilaku baik dalam pemberian ASI
perah sebelum edukasi dan memiliki perilaku tidak baik setelah
pemberian edukasi yaitu sebanyak 2 orang ruh Edukasi Tentang ASI
Perah Terhadap Pemberian ASI Perah Pada Ibu Bekerja Di PMB Yeti
Kabupaten Bandung Barat 2022.
Nama : Dina Viana Hadi
NIM : 6221318
Nama :
Usia :
Jumlah Anak :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Alamat :
Petunjuk Pengisian
Jawaban
NO Pernyataan Kadang Tidak
Selalu Sering Jarang
kadang P Pernah
Cara Penyimpanan ASI Perah Di Tempat Kerja
1 Saya menyimpan ASI perah
didalam botol kaca yang
bersih.
2 Saya memasukan ASI perah
dalam botol kaca sebanyak ¾
botol
3 Saya menggunakan botol
untuk ASI perah sudah dicuci
bersih dengan sabun dan
sebelum digunakan bilas
dengan air panas
4 Saya tidak menggunakan
botol yang steril dan ditutup
rapat untuk menyimpan ASI
perah.
5 Saya tidak memberikan label
pada botol berupa jam,
tanggal pemerahan dan nama
untuk membedakan dengan
ASI perah milik pekerja
lainnya.
6 Saya tidak menyimpan ASI
dalam lemari es bagian
bawah.
7 Saya menyimpan ASI perah
terpisah dengan bahan
makanan lain yang disimpan
dalam lemari pendingin
8 Saya menyimpan ASI perah
didalam ruangan dan pada
suhu ruangan hanya
bertahan selama 24 jam
Cara Membawa ASI Perah dari Tempat Kerja ke Rumah
9 Saya membawa ASI perah
dari tempat kerja ke rumah,
dengan botol ditutup rapat
10 Saya tidak memasukan ASI
perah kedalam termos atau
cooler bag yang sudah diisi
es batu dan hanya bertahan
selama 24 jam
11 Saya tidak memastikan
bahwa botol bersentuhan
langsung dengan es batu/
cooler bag.
Cara Penyimpanan ASI Perah Setelah Sampai di Rumah
12 Saya menyimpan ASI perah
disekat pintu kulkas bersatu
dengan makanan.
13 Setelah sampai di rumah,
saya masukan ASI perah ke
dalam lemari pendingin
menunggu 1 jam sebelum
dimasukkan ke dalam freezer
14 Saya menyimpan ASI perah
didalam lemari es bagian
bawah hanya bertahan
selama 2-3 hari
15 Saya menyimpan ASI perah
didalam freezer 1 pintu
hanya bertahan selama 2
minggu.
Cara Memerah ASI
16 Mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir
sebelum memerah ASI
17 Saya memerah ASI dengan
cara menekan perlahan-
lahan pada areola (kulit gelap
yang mengitari puting)
dengan ibu jari dan telunjuk
18 Menurut saya memerah ASI
sangat merepotkan
Cara Penyajian ASI Perah
19 ASI perah yang sudah
dibekukan, tidak langsung
saya keluarkan dalam suhu
ruangan.
20 Sebelum memberikan ASI
perah yang disimpan dalam
freezer, saya akan
menghangatkan ASI
perahnya terlebih dahulu
21 Biasanya ASI perah yang
disimpan dalam lemari es
langsung saya keluarkan dan
disimpan di ruangan
22 Saya menyimpan kembali
sisa ASI perah yang tidak
dihabiskan oleh bayi
Lampiran 5 : Leaflet ASI Perah
Lampiran 6 : Data Hasil Penelitian
Validitas
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 27 Tidak Baik 1 1
2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 28 Tidak Baik 1 1
3 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 27 Tidak Baik 1 1
4 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1 31 Tidak Baik 1 1
5 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 26 Tidak Baik 1 1
6 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 1 3 1 2 1 3 39 Baik 2 2
7 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 28 Tidak Baik 1 1
8 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 3 1 2 1 2 33 Tidak Baik 1 2
9 1 2 2 2 1 1 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 3 34 Tidak Baik 1 2
10 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 1 3 1 3 1 2 38 Baik 2 2
11 1 1 1 2 2 1 1 1 3 2 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 1 2 36 Baik 2 2
12 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 37 Baik 2 2
13 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 31 Tidak Baik 1 1
14 1 1 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 2 2 1 2 2 1 2 35 Baik 2 2
15 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 33 Tidak Baik 1 1
16 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 3 1 1 2 2 2 1 33 Tidak Baik 1 1
17 1 2 2 2 3 1 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 3 42 Baik 2 2
18 1 1 3 1 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 37 Baik 2 2
19 1 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 1 2 1 2 2 2 1 2 3 3 43 Baik 2 2
20 1 1 2 1 3 1 1 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1 2 38 Baik 2 2
21 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 29 Tidak Baik 1 1
22 1 2 2 2 3 3 1 2 1 3 2 3 1 2 1 2 3 2 1 2 3 3 45 Baik 2 2
23 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 2 3 35 Baik 2 2
24 2 2 3 1 3 2 1 2 3 1 2 2 1 2 3 2 1 2 1 1 3 2 42 Baik 2 2
25 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 2 31 Tidak Baik 1 1
26 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 28 Tidak Baik 1 1
27 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 3 1 2 2 2 3 1 34 Tidak Baik 1 1
28 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 40 Baik 2 2
29 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 30 Tidak Baik 1 1
30 2 1 3 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 2 42 Baik 2 2
31 2 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 1 3 3 40 Baik 2 2
32 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 1 3 3 1 2 3 2 3 46 Baik 2 2
33 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 31 Tidak Baik 1 1
34 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 30 Tidak Baik 1 1
35 1 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 1 2 1 2 42 Baik 2 2
36 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 28 Tidak Baik 1 1
37 3 2 2 1 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 33 Tidak Baik 1 1
38 2 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 3 1 2 2 2 1 1 3 1 1 1 34 Tidak Baik 1 2
39 3 2 2 2 2 1 1 3 1 3 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 38 Baik 2 2
40 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3 2 36 Baik 2 2
41 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 37 Baik 2 2
42 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 31 Tidak Baik 1 1
43 1 1 1 1 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 3 2 35 Baik 2 2
44 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 33 Tidak Baik 1 1
45 1 1 2 1 2 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 33 Tidak Baik 1 1
46 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 3 1 2 2 3 1 42 Baik 2 2
47 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 3 1 2 1 1 1 36 Baik 2 2
48 2 3 1 2 1 2 2 2 1 2 3 3 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 40 Baik 2 2
49 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 3 1 1 3 2 2 38 Baik 2 2
50 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 29 Tidak Baik 1 1
51 2 2 3 1 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 3 2 1 2 1 1 3 2 40 Baik 2 2
70 72 92 71 94 75 73 86 91 80 82 82 67 77 95 82 79 83 71 84 86 92 34.98
Keterangan:
Kode perilaku 1 : Tidak Baik
Kode perilaku 2 : Baik
Keterangan:
Kode perilaku 1 : Tidak Baik
Kode perilaku 2 : Baik
K A RA K TERISTIK RESPONDEN
N
Usi a Ko de Par i tas Kode Peker j aan Kode Pen d i d i kan Kode
1 28 2 4 3 Buruh Pabrik 2 SMA 3
2 35 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
3 34 2 3 2 Kary aw an sw asta 3 S1 1
4 28 2 1 1 Buruh Pabrik 2 SMA 3
5 18 2 1 1 Buruh Pabrik 2 SMP 4
6 33 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
7 22 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
8 24 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
9 31 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
10 22 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
11 17 1 1 1 Buruh Pabrik 2 SMA 3
12 24 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
13 29 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
14 32 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
15 37 2 5 3 Kary aw an sw asta 3 SMA 3
16 31 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
17 22 2 1 1 Kary aw an sw asta 3 SMA 3
18 20 2 1 1 Buruh Pabrik 2 SMA 3
19 30 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMP 4
20 31 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
21 35 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
22 27 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
23 21 2 1 1 Buruh Pabrik 2 SMA 3
24 22 2 1 1 Kary aw an sw asta 3 SMA 3
25 28 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
26 37 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
27 40 3 4 3 Buruh Pabrik 2 SMA 3
28 38 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
29 19 2 1 1 PNS 1 S1 1
30 33 2 2 2 Kary aw an sw asta 3 SMA 3
31 28 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
32 39 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
33 26 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
34 24 2 1 1 Buruh Pabrik 2 SMA 3
35 31 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
36 28 2 1 1 Kary aw an sw asta 3 SMA 3
37 32 2 2 2 Buruh Pabrik 2 D3 2
38 21 2 1 1 Buruh Pabrik 2 SMA 3
39 29 2 1 1 Buruh Pabrik 2 SMA 3
40 34 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
41 34 2 2 2 Buruh Pabrik 2 D3 2
42 20 2 1 1 Buruh Pabrik 3 SMA 3
43 22 2 1 1 Kary aw an sw asta 3 SMA 3
44 40 3 4 3 Buruh Pabrik 2 SMA 3
45 22 2 1 1 Buruh Pabrik 2 SMA 3
46 36 2 4 3 Buruh Pabrik 2 SMA 3
47 35 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
48 27 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SMP 4
49 31 2 3 2 Buruh Pabrik 2 SD 5
50 29 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
51 35 2 2 2 Buruh Pabrik 2 SMA 3
Lampiran 7 : Pengolahan Data Hasil Penelitian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.937 22
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
S1 95.45 46.471 .610 .934
S2 95.45 46.471 .610 .934
S3 95.45 46.471 .610 .934
S4 95.45 46.471 .610 .934
S5 95.40 47.095 .520 .936
S6 95.40 46.042 .678 .933
S7 95.25 47.355 .529 .936
S8 95.20 47.011 .622 .934
S9 95.20 47.011 .622 .934
S10 95.20 47.116 .604 .934
S11 95.25 46.513 .665 .934
S12 95.25 46.513 .665 .934
S13 95.35 46.450 .627 .934
S14 95.40 46.568 .598 .935
S15 95.45 46.155 .657 .934
S16 95.50 46.684 .581 .935
S17 95.55 47.103 .528 .936
S18 95.55 46.366 .640 .934
S19 95.55 46.366 .640 .934
S20 95.55 46.366 .640 .934
S21 95.55 46.366 .640 .934
S22 95.55 46.366 .640 .934
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
99.95 50.997 7.141 22
Hasil Olah Data Penelitian
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 19 tahun 1 2.0 2.0 2.0
19-40 tahun 48 94.1 94.1 96.1
> 40 tahun 2 3.9 3.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 anak 15 29.4 29.4 29.4
2-3 anak 31 60.8 60.8 90.2
> 3 anak 5 9.8 9.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 1 2.0 2.0 2.0
Buruh Pabrik 42 82.4 82.4 84.3
Karyawan swasta 8 15.7 15.7 100.0
Total 51 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S1 2 3.9 3.9 3.9
D3 2 3.9 3.9 7.8
SMA/ SMK 43 84.3 84.3 92.2
SMP 3 5.9 5.9 98.0
SD 1 2.0 2.0 100.0
Total 51 100.0 100.0
Bar Chart
2. Distribusi Data
Descriptives
Statistic Std. Error
Skor_pre Mean 34.98 .722
95% Confidence Interval Lower Bound 33.53
for Mean Upper Bound 36.43
5% Trimmed Mean 34.89
Median 35.00
Variance 26.620
Std. Deviation 5.159
Minimum 26
Maximum 46
Range 20
Interquartile Range 8
Skewness .175 .333
Kurtosis -.848 .656
Skor_post Mean 59.75 1.076
95% Confidence Interval Lower Bound 57.58
for Mean Upper Bound 61.91
5% Trimmed Mean 59.79
Median 60.00
Variance 59.074
Std. Deviation 7.686
Minimum 39
Maximum 77
Range 38
Interquartile Range 10
Skewness -.218 .333
Kurtosis .586 .656
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skor_pre .094 51 .200* .970 51 .227
Skor_post .200 51 .000 .963 51 .116
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
3. Analisa Univariat
Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 25 49.0 49.0 49.0
Baik 26 51.0 51.0 100.0
Total 51 100.0 100.0
Postest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik 16 31.4 31.4 31.4
Baik 35 68.6 68.6 100.0
Total 51 100.0 100.0
Bar Chart
4. Analisa Bivariat McNemar
Crosstabs
Chi-Square Tests
Exact Sig. (2-
Value sided)
McNemar Test .022a
N of Valid Cases 51
a. Binomial distribution used.
Lampiran 8: Riwayat Hidup Penulis
Riwayat Pendidikan:
1. SD Negeri 1 Kertajaya : 2000-2006
2. SMP Negeri 1 Padalarang : 2006-2009
3. SMA Negeri 5 Cimahi : 2009-2012
4. D III Kebidanan STIKES Jenderal Achamd Yani Cimahi : 2012-2015
Riwayat Pekerjaan:
1. Bidan di PMB Yeti Widayati , Jalan Raya Padalarang No 467 Kecamatan
Padalarang Kabupaten Bandung Barat 2019 - Saat ini.