Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

ASI EKSKLUSIF
Oleh:
Isriani (200131064)

Pembimbing:
dr. Ismiralda Siregar, M.Kes

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS /
ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
MAKALAH KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
ASI EKSKLUSIF
Oleh:
Isriani (200131064)

Pembimbing:
dr. Ismiralda Siregar, M.Kes

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS /
ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
MAKALAH KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
ASI EKSKLUSIF

“Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi


persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
(KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sumatera Utara”

Oleh:
Isriani (200131064)

Pembimbing:
dr. Ismiralda Siregar, M.Kes

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS /
ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : ASI Ekslusif


Nama : Isriani
NIM : 200131064

Medan, 19 Mei 2022


Pembimbing

dr. Ismiralda Siregar, M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASI Eksklusif”
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior
Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Ismiralda Siregar, M.Kes selaku
pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, koreksi, dan masukan dalam
penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak sempurna. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan kesehatan secara
optimal dan dapat menjadi bahan rujukan bagi penulisan ilmiah.

Medan, 19 Mei 2022


Penulis

Isriani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................1
1.2 TUJUAN MAKALAH.................................................................................2
1.3 MANFAAT MAKALAH.............................................................................2
BAB II...............................................................................................................3
2.1 DEFINISI .....................................................................................................3
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF.......................................................................................................3
2.3 MANFAAT ASI ...........................................................................................5
2.4 KANDUNGAN ASI .....................................................................................7
2.5 KEUNGGULAN ASI ..................................................................................9
2.6 PROSES PEMBENTUKAN ASI .............................................................10
2.7 MANAJEMEN LAKTASI .......................................................................12
BAB III...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Nutrisi yang cukup selama masa bayi dan masa kanak-kanak sangat
penting untuk memastikan pertumbuhan, kesehatan dan perkembangan anak
secara maksimal. Salah satunya yaitu ASI, sumber nutrisi terbaik untuk ditawarkan
kepada bayi baru lahir yang dirancang secara unik untuk memenuhi semua
kebutuhan nutrisi bayi (Hossain, M., et al, 2018).
Menyusui, bagian penting dari kehidupan bayi yang baru lahir. Menyusui
memberikan nutrisi dan ketergantungan emosional bayi pada ibu. Ikatan emosional
yang kuat antara ibu-anak diperlukan untuk keberhasilan menyusui yang lebih
lama. ASI direkomendasikan sebagai sumber nutrisi dini yang optimal dan
eksklusif untuk semua bayi sejak lahir hingga usia minimal 6 bulan (Alzaheb RA.,
2017).
Enam target gizi global untuk tahun 2025, target kelima yaitu meningkatkan
angka pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama hingga minimal 50%.
Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk mewujudkan program ini.
Secara global, tingkat menyusui jauh lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk
melindungi kesehatan perempuan dan anak-anaknya secara optimal. Kurang dari
setengah bayi yang baru lahir mulai menyusui 1 jam setelah lahir, 41% bayi di
bawah usia 6 bulan disusui secara eksklusif, jauh di bawah target tahun 2030
secara global yaitu sebanyak 70%. Sementara lebih dari dua pertiga ibu yang
melanjutkan menyusui setidaknya selama satu tahun, pada usia dua tahun, tingkat
menyusui turun menjadi 45% (WHO, 2018).
Di Indonesia, pemberian ASI secara luas dilakukan, namun prevalensi
pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan hanya 37,3% dan belum membaik
meskipun rekomendasi untuk menyusui secara eksklusif dibuat oleh pedoman
Pemberian Makanan Bayi dan Anak (WHO IYCF) Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO IYCF). Analisis terkini menunjukkan bahwa praktik menyusui suboptimal,
termasuk menyusui non-eksklusif, berkontribusi pada 11,6% kematian pada anak
di bawah usia 5 tahun.

1
Menurut data Badan Pusat Statistik Nasional Persentase Bayi Usia Kurang dari
6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif menurut Provinsi. Untuk Sumatera
Utara persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif
yaitu 50,20% pada tahun 2019, tahun 2020 53,39% dan tahun 2021 yaitu 57,83%.
Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh Kemenkes RI yaitu 80%
maka, capaian ASI eksklusif masih belum memenuhi target.
ASI merupakan nutrisi ideal untuk bayi yang mengandung zat gizi paling
sesuai dengan kebutuhan bayi dan mengandung seperangkat zat perlindungan
untuk memerangi penyakit. Dua tahun pertama kehidupan seorang anak sangat
penting, karena nutrisi yang optimal selama periode ini menurunkan morbiditas
dan mortalitas, mengurangi risiko penyakit kronis, dan mendorong perkembangan
yang lebih baik secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemberian ASI yang optimal
yaitu saat anak berusia 0-23 bulan sangat penting karena dapat menyelamatkan
nyawa lebih dari 820.000 anak di bawah usia 5 tahun setiap tahun (WHO, 2020).

1.2 TUJUAN MAKALAH


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
mengenai “ASI Eksklusif”. Penyusunan makalah ini sekaligus untuk
memenuhi persyaratan kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas / Ilmu
Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3 MANFAAT MAKALAH


Makalah ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan
pemahaman penulis serta pembaca khususnya peserta P3D untuk lebih
memahami tentang “ASI Eksklusif”.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang ideal untuk bayi karena ASI
menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkannya pada periode awal
kehidupan. Menurut WHO definisi ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya
menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu,
dalam satu jam pertama kelahiran dan disusui secara eksklusif selama 6 bulan
pertama kehidupan, tidak ada makanan atau cairan lain yang diberikan, termasuk
air.
Bayi harus disusui sesuai permintaan yaitu sesering yang diinginkan anak,
siang dan malam. Sejak usia 6 bulan, anak-anak harus mulai makan makanan
pendamping ASI yang aman dan memadai sambil terus menyusui hingga 2 tahun
dan seterusnya (WHO, 2021).

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF

Sudargo et al (2018) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berhubungan


dengan pemberian ASI eksklusif, yaitu faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor
dukungan dari keluarga, faktor sosial budaya dan kondisi khusus yang memaksa
untuk memberikan makanan selain ASI kepada bayi tanpa ada pilihan lain,
misalnya ibu meninggal, ASI tidak keluar sama sekali. Penelitian dari Kurniawan
(2013) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan ibu
dengan pemberian ASI eksklusif dimana pada ibu yang bekerja, persentase
pemberian ASI eksklusif lebih kecil dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
(Umboh, Y., et al, 2021).

1. Pendidikan
Biasanya pendidikan tinggi dikaitkan dengan pemikiran modern atau lebih maju.
Pendidikan ataupun pengetahuan memiliki pengaruh yang besar pada perilaku.
Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berperilaku berbeda dengan seseorang
yang kurang berpendidikan. Dalam penelitian ini, responden yang memiliki
pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif, punya pengetahuan yang baik
tentang pengertian ASI eksklusif, kandungan ASI, manfaat pemberian ASI
3
eksklusif dan hambatan dalam pemberian ASI eksklusif akan mempengaruhi
karakteristik ibu, dimana ibu lebih mudah dalam mencari berbagai informasi
tentang besarnya manfaat ASI eksklusif sehingga diharapkan semakin baik
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, maka seorang ibu akan lebih bersemangat
untuk memberikan ASI eksklusif pada anaknya (Nukpezah et al, 2018).

2. Pekerjaan
Antara bekerja dan menyusui dikaitkan dengan alasan sederhana bahwa ibu yang
mampu menghabiskan waktu yang banyak dengan bayinya lebih mungkin untuk
menyusui secara eksklusif daripada ibu yang tidak memiliki waktu yang cukup
dalam jadwal harian mereka karena pekerjaan. Selain itu, di Timur Tengah ibu
bekerja hanya diberikan cuti 2 bulan dan fasilitas menyusui di tempat kerja
tersebut tidak tersedia.
3. Sosial Budaya
Lawrence Green menyatakan bahwa sosial budaya termasuk dalam faktor
predisposisi atau faktor-faktor yang memfasilitasi untuk membentuk suatu
perilaku. Pada umumnya, seseorang mencari persetujuan dan dukungan dari
kelompok sosialnya (teman,tetangga atau rekan kerja) dan persetujuan serta
dukungan yang diberikan akan mempengaruhi keyakinan individu. (Kasahun, A.
W., 2017 et al, 2017).
4. Usia
Usia merupakan faktor penentu dalam pemberian ASI dari segi produksi, ibu
berusia 19-23 tahun umumnya dapat menghasilkan susu yang cukup dibandingkan
dengan orang tua karena fisiologis tubuhnya masih bagus.
5. Berat badan lahir rendah
Adanya rasa percaya pada ibu tanpa adanya penyuluhan dari petugas kesehatan,
bahwa bayi berat lahir rendah membutuhkan makanan tambahan selain ASI untuk
mendorong kenaikan berat badan dan ibu merasa tidak dapat memproduksi ASI
yang cukup untuk kebutuhan bayinya. Keyakinan ini menyebabkan pemberian dini
makanan pendamping ASI. Oleh karena itu, ibu harus pastikan ASI saja cukup
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi lahir dengan berat badan rendah sehingga
mereka tidak merasa perlu untuk melengkapi ASI dengan makanan lain.
6. Dukungan suami atau keluarga terdekat
Untuk dapat memberikan ASI eksklusif, seorang ibu harus mendapatkan dukungan
dari berbagai pihak. Keluarga dalam hal ini suami, memegang peranan penting

4
dalam mendukung istri untuk memberikan ASI eksklusif. Keterlibatan suami akan
memotivasi ibu untuk menyusui. Proses pemberian susu kepada bayi melibatkan
tiga hubungan manusiawi. Ibu yang memberikan ASI, anak yang diberikan dan
suami sebagai hubungan penyeimbang.
7. Fasilitas Kesehatan
Faktor pendukung pemberian ASI eksklusif adalah tempat bersalin dan
ketersediaan ruang untuk menyusui. Kedekatan ibu terjadi saat proses persalinan.
Tempat bersalin (fasilitas kesehatan) yang baik akan mendukung dan mendorong
ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
8. Dukungan Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan merupakan kunci utama keberhasilan pemberian ASI dini
dan pencegahan prelakteal atau sebaliknya. Hal ini dikarenakan pada saat bayi
baru lahir, peran penolong persalinan sangat dominan. Kunci pelaksanaan sepuluh
langkah menyusui adalah komitmen penolong persalinan untuk memulai menyusui
dini dan tidak memberikan makanan selain ASI kepada bayi baru lahir termasuk
pemberian susu formula dan makanan atau minuman sebagai prelakteal (Trial, S.,
et al, 2017).

2.3 MANFAAT ASI EKSKLUSIF

Manfaat ASI eksklusif selama enam bulan baik untuk bayi maupun untuk
ibunya antara lain:

A. Untuk Bayi

a. ASI eksklusif merupakan makanan terlengkap yang mengandung zat gizi


yang diperlukan untuk bayi.

b. Mengandung antibody yang melindungi bayi dari penyakit, terutama diare


dan gangguan pernafasan.

c. Melindungi terhadap alergi Karen tiding mengandung zat yang dapat


menimbulkan alergi.

d. Mudah dicerna dan gizi mudah diserap.

e. Dengan memberikan ASI minimal sampai enam bulan maka dapat


menyebabkan perkembangan psikomotrik bayi lebih cepat.

f. ASI dapat menunjang perkembangan penglihatan.

5
g. Dengan memberikan ASI maka akan memperkuat ikatan batin ibu dan bayi.

h. Mengurangi kejadian karies dentis dikarenakan kadar laktosa yang sesuai


dengan kebutuhan bayi.

i. Bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi penyakit kuning. Jumlah
bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang jika diberikan ASI yang
kolostrum sesering mungkin yang dapat mengatasi kekuningan dan tidak
memberikan makanan pengganti ASI.

j. Bayi yang lahir prematur lebih cepat menaikkan berat badan dan
menumbuhkan otak pada bayi jika diberi ASI.

k. Aman dan terjamin kebersihannya.

B. Bagi Ibu

Manfaat bagi ibu menyusui bayinya yaitu:

a. Isapan bayi dapat membuat rahim ibu lebih cepat kembali seperti sebelum
hamil dan mengurangi resiko perdarahan.

b. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan
berpindah kedalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.

c. Ibu yang menyusui dapat mengurangi resiko terkena kanker rahim dan
kanker payudara.

d. Menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan
dan mensterilkan botol susu.

e. ASI lebih praktis karena ibu bisa berjalan-jalan keluar rumah tanpa harus
membawa banyak perlengkapan, seperti botol, kaleng susu formula dan air
panas.

f. ASI lebih murah karena ibu tidak perlu membeli susu formula.

g. Ibu yang menyusui bayinya memperoleh manfaat fisik dan emosional.

h. Menjalanin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.

i. Mengurangi perdarahan setelah persalinan.

j. Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.

6
k. Mengurangi resiko terkena kanker payudara.

l. ASI lebih murah dan hemat dibandingkan susu formula.

m. ASI selalu tersedia setiap saat dalam keadaan segar.

C. Bagi Keluarga

Manfaat ASI bagi keluarga, yaitu:

a. Mudah pemberiannya Pemberian ASI tidak merepotkan seperti susu formula


yang harus mencuci botol dan mensterilkan sebelum digunakan, sedangkan
ASI tidak perlu disterilkan karena sudah steril.

b. Menghemat Biaya ASI tidak perlu dibeli, karena bisa diproduksi oleh ibu
sendiri sehingga keuangan keluarga tidak banyak berkurang dengan adanya
bayi.

c. Bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran keluarga


dikarenakan tidak perlu sering membawa ke sarana kesehatan.

d. ASI dan menyusui praktis tidak perlu repot dan menghemat waktu.

D. Bagi Masyarakat dan Negara

Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula


dan peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat,
penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit
hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat
menurunkan angka kematian (Simbolon, P., 2017).

2.4 KANDUNGAN ASI

Pada minggu pertama setelah kehamilan, ibu mengeluarkan kolostrum,


cairan kental dan berwarna kuning. Kolostrum (ASI pada masa-masa awal)
memiliki lebih banyak protein dan imunoglobulin.
Dari hari ke 7 sampai 14, ibu mengeluarkan ASI transisi, kombinasi
kolostrum dan ASI matang. Setelah dua minggu, susu matang terbentuk dan
dikeluarkan (Ballard O, 2013).
ASI dapat dibagi menjadi foremilk, yang ada pada awal menyusui yang
mengandung lebih sedikit lemak, dan hindmilk berwarna putih krem yang

7
disekresikan menjelang akhir menyusui yang kaya lemak. ASI dapat berbeda
tergantung pada kesehatan dan diet ibu, paparan lingkungan, usia kehamilan, dan
usia bayi. ASI umumnya terdiri dari 87% air, 3 hingga 5% lemak, 6,9 hingga 7,2%
laktosa, 0,8 hingga 0,9% protein, vitamin, mineral, dan zat bioaktif. Ini dapat
menghasilkan hingga 60 hingga 75 kkal per 100 ml.
A. Lemak
Kandungan lemak sangat bervariasi dengan diet ibu dan juga berhubungan positif
dengan penambahan berat badan selama kehamilan. Trigliserida menyumbang
sebagian besar lipid. Asam lemak jenuh menyumbang hampir setengah dari asam
lemak, dengan sekitar 23% asam palmitat. ASI mengandung dua asam lemak
esensial: asam linoleat dan asam alfa-linolenat. Ini bisa diubah menjadi asam
arakidonat (AA) dan asam eicosapentaenoic (EPA). EPA selanjutnya diubah
menjadi asam docosahexaenoic (DHA).
B. Karbohidrat
ASI terutama mengandung laktosa. Ada 30 atau lebih oligosakarida dengan
terminal Gal-(beta1,4)-Glc juga. Mereka berkisar dari 3 hingga 14 unit sakarida
per molekul. Konsentrasi laktosa yang stabil penting dalam menjaga tekanan
osmotik konstan dalam ASI.
C. Protein
Selama awal laktasi, kandungan protein dalam ASI berkisar antara 1,4-1,6 g/100
mL, 0,8-1,0 g/100 mL setelah tiga hingga empat bulan menyusui, 0,7-0,8 g/100
mL setelah enam bulan.
Glutamin adalah asam amino yang hadir dalam jumlah tertinggi. Ini kira-kira 20
kali lebih besar dalam susu matang daripada nilai terendah dalam kolostrum.
D. Vitamin dan mineral
ASI mengandung natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, dan klorin.
Mineral besi dan seng hadir dalam konsentrasi yang relatif rendah, tetapi
bioavailabilitas dan penyerapannya tinggi. Zat besi, tembaga, dan seng juga ada
dalam ASI tetapi jumlahnya bervariasi. Kebutuhan zat besi bayi bergantung pada
makanan dan kesehatan ibu. ASI mengandung sebagian besar vitamin kecuali
vitamin K dan D.
E. Zat Bioaktif

8
ASI mengandung sel darah putih, IgA, IgG, IgM, sitokin, kemokin, faktor
pertumbuhan, hormon, dan zat anti mikroba. Faktor pertumbuhan epidermal hadir
berlimpah dan merangsang pematangan lapisan usus bayi. Antibodi IgA
menghancurkan bakteri dan melindungi permukaan mukosa usus (Martin CR et al,
2016).

2.5 KEUNGGULAN ASI

9
Perbedaan ASI Susu Formula
Komposisi ASI mengandung zat-zat gizi Tidak seluruh zat gizi yang
terutama yang penting untuk terkandung didalamnya
sel otak juga mengandung dapat terserap oleh tubuh
whey (protein utama dari bayi. Misalnya, protein
susu yang berbentuk cair) susu sapi tidak mudah
lebih banyak daripada kasein diserap karena
(protein utama dari susu mengandung lebih
yang berbentuk gumpalan) banyak casein.
dengan perbandingan 65:35. Perbandingan whey:
casein susu sapi adalah
20:80.

Nutrisi Mengandung imunoglobulin Protein yang dikandung oleh


dan kaya akan DHA (asam susu formula kegunaannya
lemak tidak polar yang bagi manusia sangat terbatas
berikat banyak) yang dapat lagipula immunoglobulin dan
membantu bayi menahan gizi yang ditambah di susu
infeksi serta membantu formula yang telah
perkembangan otak dan disterilkan bisa berkurang
selaput mata. ataupun hilang

Pencernaan Protein ASI adalah sejenis Tidak mudah dicerna


protein yang lebih mudah karena adanya
dicerna selain itu ada sejenis serangkaian proses
unsur lemak ASI yang produksi di pabrik
mudah diserap dan mengakibatkan enzim-
digunakan oleh bayi. Unsur enzim pencernaan tidak
berfungsi. Akibatnya
elektronik dan zat besi yang
lebih banyak sisa
dikandung ASI lebih rendah
pencernaan yang
dari susu formula tetapi daya dihasilkan dari proses
serap dan guna lebih tinggi metabolisme. Susu
yang dapat memperkecil formula tidak
beban ginjal bayi. Selain itu mengandung posporlipid
ASI mudah dicerna bayi ditambah mengandung
karena mengandung enzim- protein yang tidak
enzim yang dapat membantu mudah dicerna sehingga
proses pencernaan antara menyebabkanbayi susah
lain lipase (untuk BAB dan membuat bayi
menguraikan lemak), tidak nyaman.
amilase (untuk menguraikan
karbohidrat) dan protease
(untuk menguraikan
protein).

Ekonomi Lebih murah: menghemat Biaya lebih mahal


biaya alat-alat, makanan, dll
yang berhubungan

dengan pemeliharaan,
mengurangi beban
perekonomian keluarga.

Kebersihan ASI boleh langsung diminum Polusi dan infeksi:


tanpa harus
10 mencuci botol susu pertumbuhan bakteri di
terlebih dahulu dalam makanan buatan
sangat cepat apalagi di
2.7

2.6 PROSES TER

2.6 PROSES PEMBENTUKAN ASI


Pembentukan ASI (laktogenesis) stadium 1, terjadi kurang lebih pada
kehamilan 20 minggu. Di sini mulai terjadi pembesaran dan penambahan
alveolus serta lobulus yang nantinya akan memproduksi ASI. Rangsangan
prolaktin sudah ada namun kerjanya masih ditekan oleh hormon kehamilan
yaitu progesteron dan estrogen, maka tidak heran ada beberapa ibu hamil
menjelang trimester 3 mulai mengeluarkan kolostrum tapi sedikit sekali. Sel-
sel penghasil ASI memang sudah mulai aktif sejak masa kehamilan namun
belum siap untuk menyusui. Rangsangan prolaktin akan jauh lebih besar
saat bayi lahir nanti ketika hormon kehamilan yang semula menekan,
menjadi turun jumlahnya segera setelah plasenta keluar. Prolaktin adalah
hormon yang merangsang produksi ASI, sedangkan oksitosin adalah hormon
pelancar keluarnya ASI.
Laktogenesis stadium 2, akhir kehamilan sampai persalinan 48-72 jam.
Begitu plasenta keluar, level progesteron dan estrogen yang semula tinggi
langsung turun drastis tetapi masih tersisa sedikit di peredaran darah
sehingga aktivitas penekanan minimal terhadap kerja prolaktin masih ada.
Itulah yang menjelaskan mengapa ASI permulaan yaitu kolostrum pada 1-2
hari pertama dikatakan “belum keluar”. Kalimat belum keluar perlu
digarisbawahi karena sebenarnya kolostrum sudah keluar begitu bayi mulai
menyusu. Salah satu faktor perangsang kuat 2 hormon ini yang
nantinya dapat membantu keberhasilan menyusui yaitu IMD (Inisiasi

11
Menyusu Dini) yang segera dilakukan begitu bayi lahir minimal 1 jam di
dada ibu. Produksi kolostrum menyesuaikan kebutuhan bayi baru lahir dan
kapasitas lambung bayi baru lahir yang masih sedikit. Lemak coklat yang
ada di bayi menjadi bekal energi untuknya sehingga sebenarnya bayi baru
lahir cukup bulan yang bugar kuat tanpa minum 72 jam. Hal penting di sini
bagaimana agar laktogenesis tahap 2 dapat berjalan lancar, yaitu dengan
rawat gabung (bayi 1 tempat tidur dengan ibu), skin-to-skin contact yang
dapat dilakukan 2-3 jam sekali, serta membantu bayi mulai menyusu ke
payudara dengan perlekatan yang baik. Setelah hari ke-3 pasca persalinan,
aktivitas penekanan dari progesteron dan estrogen sudah hilang dan sudah
saatnya prolaktin-oksitosin yang berperan penuh, sehingga biasanya Mama
mulai merasakan produksi ASI yang bertambah ditandai dengan payudara
yang sudah mulai terasa kencang.
Laktogenesis stadium 3 (galaktopoesis), mempertahankan produksi dan
lancarnya pengeluaran ASI dari hari ke-4 sampai ke 14, masa-masa penting
dimana bayi secara alamiah akan menyusu langsung dari payudara. Semakin
sering bayi menyusu tentunya dengan perlekatan yang baik, akan
semakin banyak pula ASI yang diproduksi dan dikeluarkan, ini yang
menjelaskan teori demand and supply. Hindari pemberian dot karena
kecenderungan bayi akan lebih nyaman menyusu dengan dot daripada
menyusu langsung ke payudara, meningkatkan risiko terjadinya bingung
puting sampai menolak menyusu.

2.7 MANAJEMEN LAKTASI

Ibu yang menyusui bayi pertama kali akan mengalami beberapa


permasalahan, diantaranya adalah ibu belum mengetahui teknik menyusui yang
benar, emosional ibu ketika pertama kali menyusui dalam kondisi masa pemulihan
pasca persalinan. Teknik menyusui akan berpengaruh terhadap kemampuan ibu
dalam memberikan ASI pada bayinya, teknik menyusui diantaranya adalah
memberikan posisi menyusui, perlekatan mulut bayi pada payudara yang tepat,
sehingga bayi dapat dengan mudah mengisap puting susu ibu, dan cara ibu
memegang bayi saat menyusui.

12
Posisi badan ibu dan bayi pada saat menyusui yang perlu diperhatikan adalah:

1. Posisikan kepala bayi agar terjatuh di lengan bawah ibu, pegang bagian belakang
kepala dan bahu bayi oleh telapak tangan ibu, sanggah seluruh punggumg bayi
dengan baik

2. Posisikan badan bayi hingga telinga membentuk garis lurus dengan lengan dan
leher bayi, untuk menghadap pada badan ibu, dan dekap bayi di bawah payudara
ibu, sehingga badan bayi dapat menempel pada dada ibu

3. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu, sehingga muka bayi menghadap ke
payudara dan hidung bayi menjauhi payudara

4. Posisikan badan dan lengan ibu untuk tetap relaks tidak tegang, bersikap alami

5. Lakukan kontak mata antara ibu pada bayinya.

13
BAB III
KESIMPULAN

Menyusui merupakan bagian penting dari kehidupan bayi yang baru lahir.
ASI direkomendasikan sebagai sumber nutrisi dini yang optimal dan eksklusif
untuk semua bayi. Menurut WHO definisi ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya
menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu,
dalam satu jam pertama kelahiran dan disusui secara eksklusif selama 6 bulan
pertama kehidupan, tidak ada makanan atau cairan lain yang diberikan, termasuk
air.
Banyak manfaat pemberian ASI baik bagi bayi, bagi ibu, keluarga serta
masyarakat dan negara. Perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI seperti faktor keberhasilan menyusui yang berhubungan dengan
bayi yaitu manajemen laktasi termasuk posisi ibu menyusu yang tepat, perlekatan
antara mulut bayi dan nipple, frekuensi menyusui bayi dan asupan yang baik bagi
ibu. Meskipun menyusui adalah proses alami, ibu membutuhkan kepercayaan
dirinya serta dukungan dari keluarganya sehingga proses menyusui dapat berjalan
dengan baik dan lancar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alzaheb RA. A Review of the Factors Associated With the Timely Initiation of
Breastfeeding and Exclusive Breastfeeding in the Middle East. Clin Med Insights
Pediatr. 2017;11:1179556517748912. [PMC free article] [PubMed]
Ballard O, Morrow AL. Human milk composition: nutrients and bioactive factors. Pediatr
Clin North Am. 2013 Feb;60(1):49-74. [PMC free article] [PubMed]
Hossain, M., Islam, A., Kamarul, T., & Hossain, G. (2018). Exclusive breastfeeding
practice during first six months of an infant's life in Bangladesh: a country based
cross-sectional study. BMC pediatrics, 18(1), 93. https://doi.org/10.1186/s12887-
018-1076-0[1]
Kasahun, A. W., Wako, W. G., Gebere, M. W., & Neima, G. H. (2017). Predictors of
exclusive breastfeeding duration among 6 – 12 month aged children in gurage
zone , South Ethiopia :a survival analysis, 1–9. https://doi.org/10.1186/s13006-
017-0107-z
Martin CR, Ling PR, Blackburn GL. Review of Infant Feeding: Key Features of Breast
Milk and Infant Formula. Nutrients. 2016 May 11;8(5) [PMC free article]
[PubMed]
Nukpezah, R. N., Nuvor, S. V., & Ninnoni, J. (2018). Knowledge and practice of
exclusive breastfeeding among mothers in the tamale metropolis of Ghana, 1–9.
Simbolon, Pomarida. 2017. Dukungan Keluarga dalam Pemberian ASI Eksklusif.
Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Trial, S., Ridgway, L., Chfamcom, P., Cramer, R., Mclachlan, H. L., Mid, P., … Amir, L.
H. (2017). Breastfeeding Support in the Early Postpartum : Content of Home
Visits in the, (December 2016), 303–312. https://doi.org/10.1111/birt.12241
Umboh, Y., Umboh, A., Kaunang, D. 2021. Faktor- faktor yang berhubungan dengan
pemberian ASI Eksklusif. Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 2, No. 1,
Hal. 2
WHO. Breastfeeding. Diakses dari
https://www.who.int/health-topics/breastfeeding#tab=tab_3 [12 Juni 2021]
WHO. UNICEF Global Breastfeeding Scorecard, 2018. Enabling Women To Breastfeed
Through Better Policies And Programmes, p. 3. 2019. Available online:
https://apps.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/global-bf-scorecard
2018/en/index.html.

15

Anda mungkin juga menyukai