OLEH :
NIM. 181030100331
OLEH :
ENENG INTAN FATIMAH MAULIDA
NIM. 181030100331
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Program Studi
S-1 Keperawatan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua STIKes Widya Dharma Husada Tangerang,
iii
JURUSAN S1 KEPERAWATAN STIkes WIDYA DHARMA HUSADA
SKRIPSI, TAHUN 2022
ABSTRAK
Words World Health Organization (WHO) penderita gagal ginjal pada tahun 2017 sebanyak
3.200.000 orang sedangkan tahun 2016 sebanyak 2.786.000. Negara yang paling tinggi
peningkatan penderita gagal ginjal adalah Amerika Serikat, kejadian dan jumlah keseluruhan
penderita gagal ginjal, menunjukkan setiap tahunnya adalah 200.000 orang Amerika menjalani
hemodialisis karena gangguan ginjal kronis. Jumlah penderita gagal ginjal di Indonesia tahun 2009
yang menjalani hemodialisa terdapat 10 ribu orang, dengan data tersebut gagal ginjal menjadi
permasalahan srius bagi Indonesia. Kemenkes RI.Untuk mengetahui hubungan kepatuhan
pembatasan cairan terhadap terjadinya edema pada pasien hemodialisa di RS Bhayangka Setukpa
Kota Sukabumi.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. . Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
kuesioner.populasi diambil dari pasien PGK yang menjalani HD rutin pada bulan Mei 2022 adalah
sebanyak 50 orang.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pembatasan cairan
pada pasien gagal ginjal kronik sebagian besar adalah kurang patuh yaitu 34 responden (59,6%),
dan sebagian kecil adalah patuh yaitu 5 responden (8,8%). Untuk menguji reliabilitas intrumen,
peneliti menggunakan reliability analysis dengan program kimputer SPSS for windows. Soal di
katakan reliabel bila nilai alpa cronbach’s r kriteria (0,60) setelah di lakukan uji rehabilitas dengan
bantuan SPSS versi 16.0 di dapatkan nilai 0,811 0,6 sehingga intrumen di katakan
reliabel.Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square didapatkan hasil uji
statistik hubungan kepatuhan pembatasan cairan terhadap terjadinya edema diperoleh nilai pvalue
0.000, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima artinya ada hubungan kepatuhan
pembatasan cairan terhadap terjadinya edema pada pasien ginjal kronik di RS Bhayangkra Setukpa
Sukabumi kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan pembatasan cairan dengan
terjadinya edema pada pasien ginjal kronik di di RS Bhayangkara Setupa Kota Sukabumi
Kata kunci: kepatuhan pembatasan cairan, edema pada pasien ginjal kronik
Kepustakaan: (2011-2021)
iv
NURSING DEPARTEMENT STIKes WIDYA DHARMA HUSADA
THESES, YEAR 2022
VI Chapter+115pages+11tables+2 charts+13attachments
ABSTRACT
Words World Health Organization (WHO) patients with kidney failure in 2017 as many as
3,200,000 people while in 2016 there were 2,786,000. The country with the highest increase in
patients with kidney failure is the United States, the incidence and the total number of patients
with kidney failure, shows that every year 200,000 Americans undergo hemodialysis due to
chronic kidney disorders. The number of patients with kidney failure in Indonesia in 2009 who
underwent hemodialysis was 10 thousand people, with these data kidney failure is a serious
problem for Indonesia. The Ministry of Health of the Republic of Indonesia. To determine the
relationship between adherence to fluid restriction and the occurrence of edema in hemodialysis
patients at Bhayangka Setukpa Hospital, Sukabumi City. The research method used in this study
was quantitative with a cross sectional approach. . The data collection technique in this study used
a questionnaire. The population was taken from CKD patients who underwent routine HD in May
2022 as many as 50 people. ,6%), and a small part is obedient, namely 5 respondents (8.8%). To
test the reliability of the instrument, the researcher used reliability analysis with the SPSS for
windows computer program. The question is said to be reliable if the alpha value of Cronbach's r
criterion (0.60) after the rehabilitation test with the help of SPSS version 16.0 gets a value of
0.811 0.6 so that the instrument is said to be reliable. Based on the results of the analysis using the
chi-square test, the test results are obtained The statistical relationship between adherence to fluid
restriction and the occurrence of edema was obtained with a p-value of 0.000, so it can be
concluded that Ha is accepted, meaning that there is a relationship between adherence to fluid
restriction and the occurrence of edema in chronic kidney patients at Bhayangkra Setukpa
Hospital, Sukabumi. Chronic kidney patient at Bhayangkara Setupa Hospital, Sukabumi City
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas segala kuasa dan karunia
Tangerang.
bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada
Tangerang.
2. Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
yang sudah membimbing dan memberi arahan terkait penyusunan Skripsi ini.
Sukabumi.
vi
6. Ida Listiana. SST., M.Kes., selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan
ini.
9. Seluruh dosen dan staf tata usaha STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
10. Kedua Orang tua tercinta mamah Memi melia dan bapak U.Z Arifin
walaupun dalam keadaan sulit tetap di usahan untuk keinginanya, dan yang
11. Terimakasih kepada diriku yang sudah selalu tangguh dan sabar menjalani
serta mendoakan.
13. Serta teman-teman terdekat ( aul, susur, dindut, agen, dwi, ajeng, citra, fajar,
deploy) yang telah memberikan canda tawa dan bantu kasih solusi dan
support lainnya.
vii
Dengan berbagai keterbatasan dalam pembuatan Skripsi ini, penulis menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan Skripsi ini. Akhir kata
semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………..…ii
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………..……..…iii
ABSTRAK…………………………………………..……………………………v
ABSTRACT........…………………………………………………………....…...vi
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………….....viii
DAFTAR ISI………………………………………………………..………..….ix
DAFTAR BAGAN…………………………………….……………………….xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...…xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….….….xiv
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah...................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................ 8
C. Hipotesis .................................................................................................... 40
BAB IV ............................................................................................................. 42
BAB V............................................................................................................... 54
BAB VI ............................................................................................................. 74
B. Kesimpulan ............................................................................................. 74
C. Saran ....................................................................................................... 75
LAMPIRAN ..................................................................................................... 81
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7 kuesioner……………………………………………….…...…89
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(WHO) penderita gagal ginjal pada tahun 2017 sebanyak 3.200.000 orang
memerlukan terapi yang harus di lakukan dengan rutin, yaitu dialysis atau
untuk menggantikan organ yang rusak atau tak berfungsi pada ginjal.
Suwita. (2014)
1
2
255,1 juta penduduk dan yang menjalani hemodialisis 14,3% dari 70.000
Sedangkan di Provinsi Banten penyakit gagal ginjal kronis lebih rendah dari
jumlah keseluruhan secara nasional yaitu 0,3%. Pada tahun 2017 kematian
yang disebabkan karena gagal ginjal kronis. Dinas kesehatan banten (2018)
zat sisa penguraian nutrisi dari makanan dan zat beracun lainnya, dengan
Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi pengganti ginjal perlu
bersamaan seperti penyakit gagal jantung, dan darah tinggi. Moissl, U et al.
(2013).
Pasien gagal ginjal kronik, sering mengalami rasa haus yang berlebihan
tetapi pasien gagal ginjal kronik tidak boleh minum yang berklebihan saat
haus. Rasa haus disebabkan oleh berbagai faktor diantaraya masukan kadar
kelebihan volume cairan dalam tubuh setelah terapi cuci darah dan faktor
IDWG dapat mengakibatkan tekanan darah rendah, kram otot, sesak nafas,
penyakit yang baru, penyakit jantung dan memiliki resiko kematian. Kondisi
hipertensi dan edema paru serta kerugian jangka pendek yaitu edema, nyeri
tulang dan sesak napas (Jonh, Anggela, Masterson & Rosemary. 2012).
merasa haus.
B. Rumusan masalah
intake cairan ini dapat menyebabkan kelebihan volume cairan dalam tubuh
Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan
Sukabumi?
C. Pertanyaan penelitian
Kota Sukabumi?
Sukabumi?
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Kota Sukabumi.
2. Tujuan khusus
Kota Sukabumi.
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar maupun tambahan
A. Konsep Teori
a. Pengertian PGK
penyakit ini baru dapat di deteksi melalui tes urine darah. Gejalanya
8
9
b. Etiologi
gagal ginjal. Jika glukosa dalam darah terlalu tinggi, ini dapat
3. Adanya darah atau protein dalam urine yang dideteksi saat tes
urine
d. Patofisiologi
berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya diikuti
2014).
basal LFG masih normal atau mungkin meningkat yang perlahan tapi
dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Saat sampai LFG
serum. Saat sampai keadaan LFG 30%, mulai terjadi keluhan seperti
berat badan. Sampai pada LFG di bawah 30% terlihat gejala dan tanda
infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, dan infeksi saluran cerna.
13
natrium dan kalium. Pada keadaan LFG di bawah 15% akan terjadi
antara lain dialisis atau transplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien
2014).
disritmia.
hiponatremia
berikut :
a) Konservatif
b) Dialysis
emergency.
15
Peritonial Dialysis).
c) Oprasi
2. Konsep Hemodialisis
a. Pengertian
produk limbah dari dalam tubuh ketika secara akut ataupun secara
b. Tujuan
toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. (Toto
c. Prinsip
Seperti pada ginjal, ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisa
yaitu :
dialisat.
jumlah zat dan air yang berpindah. Pada saat dialisis, pasien, dialiser
d. Komplikasi
sakit kepala (5%), febris sampai menggigil (kurang dari 1%). (Dosen
3. Konsep Perilaku
kesehatannya.
Informasi diterima oleh pasien PGK tentang diet cairan yang harus
kesehatan.
dan kegawatan.
(Notoadmojo, 2013).
dengan kadar air tinggi seperti gelatin, semangka, sup, saus, dan
eskrim.
menyikat gigi.
haus.
4. Konsep Kepatuhan
a. Pengertian
2013)
tersebut.
kesehatan.
1) Pendidikan
2) Jenis kelamin
pasien
6) Pengetahuan pasien
2015).
6. Konsep Edema
a. Pengertian
sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Keadaan ini sering
2014).
b. Patofisiologi
2014).
2011).
c. Berat kering
yang dibuang.
atau dehidrasi. Berat badan ideal ini adalah berat badan yang
tubuh kering yang ideal dimana pasien merasa nyaman dan tidak
berat badan diantara waktu dialisis. Hal ini lah yang menjadi
sampai 3,5% dari berat kering atau 1,0 sampai 1,5 kilogram untuk
2011).
sebesar 65- 70% dari berat badan; dan orang dewasa sebesar 50-
60% dari berat badan. Cairan dalam tubuh dibagi menjadi dua
cairan intrasel sebesar 60% dari cairan tubuh total atau sebesar
sebesar 40% dari cairan tubuh total atau 24% dari berat badan
30% dari cairan tubuh total atau 18% dari berat badan orang
cairan tubuh total atau 6% dari berat badan pada orang dewasa.
bebas dilewati oleh air tetapi tidak bebas dilewati oleh solut yang
cairan dan fungsi sel. Terdapat dua kation yang penting yaitu
dan glukosa disebut sebagai solut atau osmol yang efektif karena
B. Penelitian Terkait
besar klien patuh pada pembatasan cairan maka akan semakin kecil
terjadi overload.
penyebab edema meliputi usia, jenis kelamin, dan stadium gagal ginjal
kronik. Selain itu, semua rerata usia sampel diatas 49,55 tahun wajar jika
menurunkan edema.
35
literature review terhadap hasil penelitian dari tahun 2014 sampai 2020
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik. Data dianalisis dengan proses:
alasan pasien merasa bosan, durasi waktu yang cukup lama dan
perilaku Kepatuhan
Edema
A. Kerangka Konsep
Kerangka teori yang kuat serta ditunjang oleh informasi yang bersumber
konsep adalah suatu uraian dan vasualisasi hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep lainnya atau antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).
berikut:
Ket:
= yang di teliti
38
39
= yang di hubungkan
B. Definisi Operasional
mendapatkan
skor <21= tidak
patuh
21-43= kurang
>43 = patuh
Variabel dependen
2. Edema pada Suatu keadaan 1. terjadi edema Lembar Penilaian Ordinal
pasien ginjal dimana kaki kaki observasi kedalaman
kronik bengkak 2. penambahan edema
dikarenakan berat badan 1. derajat 1 =
penimbunan apabila
cairan pada kedalaman 1-3
pasien ginjal mm waktu
kronik kembali 3
detik
2. derajat II =
jika kedalaman
3-5 mm waktu
kembali lagi 5
detik
3. derajat III =
jika
kedalamannya
5-7 mm
kembali lagi 7
detik
4. derajat IV =
jika kedalaman
7 mm kembali
lagi 7 detik
C. Hipotesis
Sukabumi
Sukabumi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada satu waktu dan satu
Sukabumi.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
42
43
1. Populasi
apabila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 100 orang. Jadi
sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 50 orang pada
juni 2022.
2. Sampel
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
Instrumen yang digunakan ini berupa kuisioner yang terdiri dari dua
bagian yaitu :
Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data umum
pasien menjawab selalu diberi skor “4”, sering diberi skor “3”,
kadang-kadang diberi skor “2”, jarang diberi skor “1”, dan tidak
tekan, jika bekas tekanan kembali ke semula makan bukan edema, dan
2. Uji Instrumen
dan penelitian.
a. Uji validitas
penelitian yang di maksud jika nilai koefisien score dan skala ordinal
1) Kuesioner kepatuhan
b. Uji reliabilitas
reliabel bila nilai alpa cronbach’s > r kriteria (0,60) setelah di lakukan
uji rehabilitas dengan bantuan SPSS versi 16.0 di dapatkan nilai 0,811
alpha pembanding
3. Alat penelitian
1. Pengolahan data
konsisten.
d. Processing (pemerosesan).
Setelah isian kuisioner semua terisi penuh dan benar juga sudah
program SPSS
1. Analisa Data
Analisa data dibagi tuga macam yaitu analisis anivariat, analisis bivariate
dan multivariat. Dalam penelitian hanya dilakukan dua analisis data yaitu
a. Analisa Univariat
∑𝐹
𝑃= 𝜒100%
𝑁
Keterangan P = Presentase
N = Jumlah sempel
50
No % Keterangan
1. 0% Tidak ada
2. 1-5 % Hampir tidak ada
3. 6-25% Sebagian kecil
4. 26-49% Hamper setengahnya
5. 50% Setengahnya
6. 51-74% Lebih dari setengahnya
7. 75-94% Sebagian besar
8. 95-99% Hampir seluruhnya
9. 100% Seluruhnya
Sumber : Arikunto (2016)
b. Analisa Bivariat
tabulasi siang atau uji statistic Chi aquae (X²) Sehingga diketahui ada
2015)
(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)²
𝑥2
𝑓ℎ
Keterangan
2. Jenis data
a. Data primer
dari inividu atau kelompok (orang) maupun hasil obsevasi dari suatu
objek kejadian atau hasil penguji (benda). Dengan kata lain peneliti
(Sugiono, 2015)
b. Data sekunder
perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti
F. Etika Penelitian
1. Justice
2. Anonimity
lembar kuesioner dan hanya menulis kode pada lembar kuesioner atau
3. Beneficence
gangguan jiwa.
4. Cofidentiality
(Lita, 2021).
53
G. Keterbatasan penelitian
yaitu:
edema .
Rumah sakit dan sugesti pasien terhadap perawat karena faktor tersebut
A. Hasil Penelitian
Sukabumi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2022, dengan jumlah
1. Analisis Univariat
Karakteristik Responden.
a. Karakteristik Responden
1) Usia
54
55
2%.
2) Jenis Kelamin
3) Pekerjaan
4) Pendidikan
pembatsan cairan.
c. Derajat Edema
2. Analisis Bivariate
58
cairan terhadap terjadinya edema pada pasien ginjal kronik sebagian kecil
B. Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Karakteristik resposponden
1) Usia
resiko yang tidak dapat dimodifikasi dari CKD dan menurut para peneliti
di Amerika telah menemukan bahwa usia tua merupakan salah satu dari
yang tidak patuh lebih banyak pada usia dewasa awal yaitu 84,6% (11
orang) sementara proporsi yang patuh banyak terjadi pada usia dewasa
akhir yaitu 37,8% (14 orang). Rerata umur responden adalah 49,9 tahun,
dengan median 51,00 tahun, dimana usia termuda adalah 12 tahun dan
(2019),
bahwa hal ini dikarenakan pola hidup yang tidak sehat seperti banyaknya
tahun lebih banyak yang tidak patuh (83,4%) dari pada usia > 65 tahun
(16,6%). Hasil penelitian ini juga mendukung studi DOPPS (The Dialysis
untuk tidak patuh dibandingkan usia yang lebih tua. hal ini dikarenakan
ginjal.
2) Jenis Kelamin
utama dalam keluarga. Akan tetapi banyak wanita dan menjadi sukses
dan infeksi yang dapat berkembang menjadi gagal ginjal. Selain itu,
62
pembentuk batu lebih banyak pada laki- laki daripada perempuan. Laki-
banyak perempuan yang patuh dari pada laki-laki karena saluran kemih
lebih banyak pada laki- laki daripada perempuan. Laki-laki juga lebih
3) Pekerjaan
IRT.
pertiga dari pasien yang mendapat terapi dialisis tidak pernah kembali
pada aktivitas atau pekerjaan seperti sedia kala sehingga banyak pasien
kehilangan pekerjaannya.
banyak menguras tenaga, selain itu pekerjaan ini juga lebih sering
timbulnya rasa haus. Pada suhu yang panas, kehilangan cairan melalui
Pada penelitian ini responden yang masih aktif bekerja adalah Pegawai
gagal ginjal dan harus rutin terapi hemodialisis. Responden yang bekerja
panas sehingga proses kehilangan cairan melalui keringat dan rasa haus
dapat diminimalisir
3. Pendidikan
tidak patuh dan yang patuh 10%, SMP sebanyak 80% tidak patuh dan
yang patuh 20%, SMA sebanyak 69,4% tidak patuh dan yang patuh
tinggi sebanyak 47,8% tidak patuh dan yang patuh sebanyak 52,2%. Dari
hasil diatas terlihat bahwa perguruan tinggi lebih patuh (52,2%) dan
seseorang.
sebanyak 90% tidak patuh dan yang patuh 10%, SMP sebanyak 80%
tidak patuh dan yang patuh 20%, SMA sebanyak 69,4% tidak patuh dan
perguruan tinggi sebanyak 47,8% tidak patuh dan yang patuh sebanyak
52,2%. Dari hasil diatas terlihat bahwa perguruan tinggi lebih patuh
(52,2%) dan SMA lebih tinggi tidak patuh sebesar (69,4%). menyatakan
Penelitian ini berbeda dengan Nita (2011) dimana kepatuhan lebih tinggi
adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Robinson, JM.
2013).
lainya dan tidak tahan menahan rasa haus, tingginya kurang kepatuhan
68
derajat 3.
tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Keadaan ini sering dijumpai
peradangan atau eksudat dan edema non radang atau transudat. Eksudat
(Rustiawati, 2012).
bila terus-menerus akan terjadi kegagalan ginjal yang bersifat kronik atau
menahun. Pada penderita gagal ginjal kronik (GGK) sering kita jumpai
2. Analisa Bivariat
berlebihan tetapi pasien gagal ginjal kronik tidak boleh minum yang
72
keluarga lainya dan tidak tahan menahan rasa haus, tingginya kurang
sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Keadaan ini sering
eksudat dan edema non radang atau transudat. Eksudat muncul selama
proses peradangan dan mempunyai berat jenis besar (>1,2), cairan ini
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan sajikan pada bab
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
pvalue 0,00 nilai tersebut lebih kecil dari nilai alpha 0,05, maka dapat
74
75
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
2. Bagi masyarakat
pasien hemodialisa.
Black, J.M., Hawks, J.H. 2014. Keperawatan medikal bedah. Jakarta: Salemba
Medika.
Effendi, Ian., dan Restu Pasaribu. 2014. Edema Patofisiologi dan Penanganan.
dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 6. Setiati, Siti., dkk. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Fahmi, F. Y., Hidayati, Titiek. 2016. Gambaran Self Care Status Cairan Pada
Pasien Hemodialisa (Literatur Review). Care: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan. 4(2):53-62.
76
Istanti, Y. P. 2014. Hubungan antara masukan cairan dengan Interdialytic Weight
Gain (IDWG) pada Pasien Chronic Kidney Disease di Unit Hemodialisa RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Profesi (Profesional Islam): Media
Publikasi Penelitian.
Ipema, K, J, R., Johanna, K., Ralf, W., Carlo, A,J,M,G., Cees, P,van der, S., Wim,
P,K., Casper F,M,F., 2016. Causes and Consequences of Interdialytic
weight gain. Kidney and Blood Pressure Research, 710-720
Lee JJ, Hwang SJ, Hung CC, Chen HC. 2016. Hyponatremia is Associated with
Fluid Imbalance and Adverse Renal Outcome in Chronic Kidney Disease
Patients Treated with Diuretics. Sci Rep. 14(6):36817.
77
Hemodialisa RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi.
Universitas Negeri Gorontalo.
Nenna, Zelda Fajria. 2012. Pengaruh Asupan Cairan, Natrium, dan Kalium
terhadap Edema pada Penderita GGK dengan Hemodialisa Rutin di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. KTI. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Pranandari, R., Supadmi, W. 2015. Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik di Unit
Hemodialisa RSUD Wates Kulon Progo. Majalah Farmaseutik. 11(2):316-
320.
Putri, Ranisti Setia. 2013. Hubungan Pendidikan dan Kepatuhan Diet teradap
Status Gizi pada Pasien Chronic Kidney Disease dengan Hemodialisa Rawat
78
Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. KTI.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Suwitra, Ketut. 2014. Penyakit Ginjal Kronik. dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi 6. Setiati, Siti., dkk. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
79
Sinaga, W., & Lady, D A. (2016). Pemberian nutrisi terkait perubahan
metabolisme pada pasien penyakit ginjal kronik derajat 5 dengan
hemodialisis rutin. Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Tandi, M., Mogan, A., Manoppo, F. 2014. Hubungan antara derajat penyakit
ginjal kronik dengan nilai agregasi trombosit di RSUP Prof.Dr.RD Kandou
Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2.
USRDS. United States Renal Data System (USRDS) [Internet]. USRDS 2016
Available from: https://www.usrds.org/2016/view/Default.aspx
Widyastuti, R., 2014. Korelasi lama menjalani hemodialisis dengan indeks massa
tubuh pasien gagal GGK di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal
Gizi, Volume 1.
80
LAMPIRAN
81
82
Kepada,
Yth, Responden
Dengan Hormat,
Peneliti
Nama : ........................................................................................
Alamat: ........................................................................................
Menyatakan bahwa:
2. Telah mengetahui tujuan dan dampak yang mungkin muncul dari penelitian
tersebut.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Lampiran 7 kuesioner
KUESIONER
A. DATA UMUM
1. Umur : ....... tahun
2. Jenis kelamin : Laki-laki
Perempuan
3. Pendidikan terakhir : SD SMP SMA Perguruan tinggi
4. Pekerjaan : PNS
Petani/pekebun
Swasta
Wiraswasta
IRT
5. Kapan anda diagnosa gagal ginjal? ...
6. Sejak kapan anda menjalani terapi hemodialisa? ...
7. Apakah anda memahami resiko jika tidak membatasi asupan cairan?
YA TIDAK
8. Apakah anggota keluarga memperhatikan/ mengingatkan selama anda
89
1. Persiapan pasien
Kode
Edema
responden
Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
92
HASIL PENELITIAN
UNIVARIAT
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JENIS_KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
DERAJAT EDEMA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
BIVARIAT
Cases
Count
kepatuhan
derajat 2 2 15 17
derajat 3 11 5 16
Total 21 29 50
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 50
97