Oleh:
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali untuk memenuhi
salah satu persyaratan menyelesaikan Program Sarjana Keperawatan
Oleh:
i
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan literature review
yang berjudul “Penerapan Perilaku Caring Perawat Terhadap Loyalitas Pasien di
Rumah Sakit”.
Literature review ini disusun dalam rangka penggantian skripsi karena
pandemik Covid-19 untuk memperolehkan gelar Sarjana Keperawatan pada
Program Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Wira Medika Bali.
Penulis banyak mendapat bantuan sejak awal sampai terselesainya
literature review ini, untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. I Dewa Agung K. Sudarsana, MM selaku Ketua STIKes Wira Medika
Bali.
2. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, Ns., S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali.
3. Ns. Ni Made Nopita Wati, S.Kep., M.kep selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan literature review penelitian ini.
4. Ns. Ketut Lisnawati, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.M.B selaku pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaikan literature review ini.
5. Keluarga tercinta yang telah memberika dukungan moral dan materil dalam
penyelesaikan literature review ini.
6. Teman- teman mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika
Bali khususnya Angkatan A10-A dan semua pihak yang penulis tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan literature
review ini.
iii
Penulis mengharapkan kritik dan saran bersifat konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan dalam penyusunan literature review ini.
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
viii
LITERATUE REVIEW: PENERAPAN PERILAKU CARING PERAWAT
TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT
(Literature Review: The Application of Nurses Caring Behavior
Towards Patient Loyalty in Hospital)
ABSTRAK:
Latar belakang: Pelayanan keperawatan memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap citra
sebuah rumah sakit dan merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan pasien
yang loyal (setia). Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang sangat berperan dalam hal
tersebut adalah perilaku caring perawat.
Tujuan : Literature review ini bertujuan untuk mengetahui penerapan perilaku caring perawat
terhadap loyalitas pasien di rumah sakit.
Metode: Metode review menggunakan sistem systematic review dengan strategi penelusuran
menggunanakan database elektronik seperti ProQuest, Science Direct, PubMed, google scholar
dan SINTA menggunakan kata kunci pelayanan keperawatan, perilaku caring, loyalitas pasien,
caring behavior, patient loyalty, loyalty to hospital yang ditelusuri dalam bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil: Hasil review menunjukkan bahwa perilaku caring perawat memiliki hubungan yang sangat
signifikan kepada loyalitas pasien dalam menggunakan pelayanan kesehatan kembali, termasuk
rumah sakit.
Kesimpulan: Hasil literature review ini layak dan applicable untuk digunakan sebagai salah satu
referensi pengembangan layanan keperawatan.
ABSTRACT:
Nursing Service has big contribution to the image of a hospital and is an important thing to be
considered to get a loyal (loyal) patient. One form of nursing service that is very responsible in
this is the behavior of caring nurses. The purpose from this literature review aims to determine the
application of caring behaviour of nurses to patient loyalty in hospitals.
The Method used in this review was systematic review with searching strategy used electronic
databases such as ProQuest, Science Direct, PubMed, Google Scholar and SINTA used the
Keywords Nursing Service, caring behaviour, patient loyalty, caring behavior, patient loyalty,
loyalty to hospital searched in Bahasa Indonesia and English based on criteria of inclusion and
exclusion. The result is from the reviewed show that caring behaviour of nurses has a very
significant relationship to patients loyalty in the used of back health services, including hospitals.
The conclusion of the literature review is feasible and applicable to be used as one of the
references to the development of nursing services.
1
PENDAHULUAN
diberikan oleh suatu rumah sakit. Hal ini dapat mendorong peningkatan
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan dan juga sebagai salah satu faktor penentu baik
buruknya mutu dan citra rumah sakit. Pelayanan keperawatan memiliki kontribusi
yang sangat besar terhadap citra sebuah rumah sakit maka dari itu diperlukan
banyak lagi, dan untuk mendapatkan pasien yang loyal (setia). Pasien yang loyal
2
membutuhkan lagi. Bahkan telah diketahui bahwa pasien loyal akan mengajak
orang lain untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang sama (Nursalam, 2015).
Loyalitas pasien sebagai pengguna jasa rumah sakit dapat dikatakan sebagai
kesetiaan pasien dalam menggunakan pelayanan pada suatu rumah sakit apabila
pasien membutuhkan.
yang mempengaruhi loyalitas pasien meliputi kesesuaian harga, citra (citra rumah
sakit dan citra layanan rumah sakit), kenyamanan dan kemudahan untuk
2010). Berdasarkan faktor tersebut, maka salah satu upaya untuk meningkatkan
loyalitas pasien rumah sakit adalah dengan cara meningkatkan kualitas layanan
merawat, perilaku yang diharapkan adalah penerapan caring perawat (Ilia, 2014).
rumah sakit harus lebih menekankan caring sebagai pusat dan aspek yang
(Morrison & Burnard, 2015). Caring adalah fenomena yang umum dalam
keperawata, hal ini dapat dimengerti dan diterima sebagai nilai yang mendasar
yaitu sebuah disiplin dalam pengetahuan dan profesional dalam praktik (Agustin,
2012)
3
Penerapan caring tidak hanya mampu meningkatakan kepuasan pasien,
namun juga dapat menghasilkan keuntungan untuk rumah sakit (Morrison &
Burnard, 2015). Menurut Ilia (2014) menyampaikan bahwa perilaku caring dapat
negatif atau tidak puas terhadap pelayanan keperawatan yang diterimanya, maka
keluhan dan protes terhadap rumah sakit akan meningkat. Apabila hal ini terjadi
secara terus menerus dan tidak segera dilakukan upaya penanganan akan memicu
Hal iniakan membua pasien menjadi tidak loyal dan kemungkinan akan memilih
sarana pelayanan kesehatan lainnya yang lebih dapat memberikan pelayanan yang
perawat terhadap loyalitas pasien di rumah sakit”. Tujuan dari literature review
ini adalah untuk mengetahui penerapan perilaku caring perawat terhadap loyalitas
4
METODE
Metode yang digunakan dalam review ini adalah metode sistematik review
yang merupakan metode review melalui searching akurat dari berbagai database
dengan seleksi artikel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Gunawan & Tosepu,
2019). Strategi penelusuran melalui database elektronik menggunanakan
Proquest, Science Direct, PubMed, google scholar dan SINTA. Strategi pencarian
menggunakan kata kunci pelayanan keperawatan, perilaku caring, loyalitas
pasien, caring behavior, patient loyalty, loyalty to hospital. Artikel yang
ditelusuri dalam bahasa Indonesia dan Inggris berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi. Adapun kriteria inklusi dalam proses literature review adalah 1) tahun
terbit jurnal 2015-2020, 2) jurnal nasional dan internasional yang membahas
mengenai perilaku caring atau loyalitas pasien. Kriteria eksklusi pada literature
review ini adalah jurnal tidak dalam bentuk full text (tidak dapat diakses penuh)
dan jurnal yang menggunakan bahasa lain selain bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris. Berdasarkan kata kunci tersebut kemudian dipilih beberapa artikel
melalui proses skrining jurnal yang ditampilkan pada flow chart berikut:
Pencarian jurnal
dengan memasukkan Melalui pencarian database elektronik
kata kunci caring dengan Proquest, Science Direct,
perawat, loyalitas PubMed, google scholar dan SINTA,
pasien, persepsi sehingga didapatkan 19 artikel
caring, pelayanan
perawat dan loyalty to
hospital
Skrining abstrak
Exclude karena tahun<2015,
duplikasi/jurnal yang sama
dan tidak sesuai topik (n=6)
Skrining keseluruhan artikel
Exclude karena tidak dapat
diakses full text (n=8)
Artikel final (n=5)
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil Review Artikel
Metodologi
Peneliti Judul Tujuan Sampel Hasil
Penelitian
Djohan (2015) Faktor-Faktor Mengkaji, menganalisis 250 responden Structural 1. Reputasi rumah sakit berpengaruh signifikan positif terhadap
yang dan membuktikan Equation kepuasan pasien dan kepercayaan pasien
Mempengaruhi pengaruh reputasi rumah Modeling 2. Keandalan dokter berpengaruh signifikan positif terhadap
Kepuasan dan sakit, keandalan dokter, (SEM) kepuasan dan kepercayaan pasien
Kepercayaan keandalan perawat 3. Keandalan dan perilaku caring perawat berpengaruh signifikan
untuk Mencapai operational benevolence positif terhadap kepuasan namun tidak signifikan terhadap
Loyalitas Pasien terhadap kepuasan pasien kepercayaan pasien
Rawat Inap pada dan kepercayaan pasien 4. Operational benevolence berpengaruh signifikan positif
Rumah Sakit serta pengaruh kepuasan terhadap kepuasan dan kepercayaan pasien
Swasta di Kota pasien dan kepercayaan 5. kepuasan pasien berpengaruh tidak signifikan terhadap
Banjarmasin pasien terhadap loyalitas kepercayaan pasien tetapi berpengaruh signifikan positif
pasien rawat inap pada terhadap loyalitas pasien
rumah sakit swasta di 6. kepercayaan pasien berpengaruh signifikan positif terhadap
kota Banjarmasin. loyalitas pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota
Banjarmasin
6
menggunakan jasa layanan tersebut.
7
mengusulkan model dapat membuat pasien memiliki loyalitas yang baik. Jurnal ini
konseptual integratif dari layak digunakan dalam review artikel ini karena memiliki
faktor-faktor yang kesesuaian topik mengenai loyalitas pasien.
mempengaruhi
8
Pembahasan
Hasil review pada beberapa jurnal menunjukkan bahwa perilaku caring
perawat memiliki hubungan yang sangat signifikan kepada loyalitas pasien dalam
menggunakan pelayanan kesehatan kembali. Perilaku caring yang diterapkan
secara optimal dalam memberikan setiap asuhan keperawatan juga dapat
meningkatkan hubungan interpersonal antara perawat dengan pasien yang
membuat pasien merasa puas pada pelayanan dan memungkinkan pasien bersikap
loyal pada instansi kesehatan yang dipilihnya (Rahman et al., 2013). Sejalan
dengan pernyataan Wijaya (2014) yang mengungkapkan bahwa perilaku caring
merupakan landasan utama dalam layanan keperawatan. Caring menciptakan
Interpersonal relationship antara pemberi jasa pelayanan dan penerima jasa
pelayanan, sehingga akan tercipta hubungan baik antara perawat (pemberi jasa
pelayanan) dengan pasien (penerima jasa pelayanan). Hal ini membuat pasien
merasa nyaman dan puas, sehingga akan meningkatkan peluang pasien untuk
kembali dan setia pada layanan kesehatan yang didapatkan.
Perilaku caring juga sangat erat dengan pemberian perawatan kesehatan
menggunakan rasa empati yang dapat memberikan perasaan nyaman dan perasaan
telah terpenuhinya seluruh kebutuhan unik pasien, sehingga hal ini memberikan
pengalaman layanan rumah sakit yang baik yang kemudian dapat meningkatkan
loyalitas pasien (Zhang et al., 2018). Hal ini sejalan dengan pernyataan Zhou et
al., (2017) yang menjelaskan bahwa ketika layanan keperawatan yang diberikan
dapat memenuhi harapan pasien, keinginan pasien untuk membeli dan
menggunakan kembali layanan keperawatan akan meningkat. Djohan (2015) juga
menjelaskan hal serupa, yaitu ketika perawat mampu menampilkan indikator
caring sesuai keandalan perawat seperti memberikan pengetahuan yang baik,
keterampilan dalam menjalankan tugas dan kemampuan berkomunikasi dengan
pasien sangat berkaitan dengan kepuasan dan berpengaruh signifikan positif
terhadap loyalitas pasien pada rumah sakit.
Risaldy (2018) juga menjelaskan bahwa perilaku caring perawat
menunjukkan profesionalisme yang dimiliki dalam memberikan asuhan
keperawatan. Perawat yang professional dan mampu menunjukkan perilaku
9
caring pada pasien berdampak pada kepuasan pasien dan memperbesar peluang
pasien untuk loyal pada rumah sakit. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang
paling sering kontak dengan pasien mampu menimbulkan penilaian
positif/persepsi positif melalui perilaku mereka selama memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien dan dapat meningkatkan kepercayaan/loyalitas pasien
untuk kembali menggunakan jasa layanan tersebut (Saragih & Utami, 2020).
Sejalan dengan pernyataan Kotler & Keller (2016) yang menjelaskan bahwa
perilaku caring mempengaruhi persepsi pasien. Persepsi akan berpengaruh pada
perilaku pasien sebagai konsumen yang akhirnya mempengaruhi keputusannya
dalam membeli sebuah pelayanan. Persepsi yang positif akan mendorong pasien
untuk mempercayakan kesehatannya pada rumah sakit tersebut dan menentukan
perilaku pasien di dalam keputusan membeli produk jasa layanan kesehatan.
Mahendra (2015) juga menyatakan bahwa semakin baik pelayanan keperawatan
yang diberikan untuk pasien maka semakin tinggi pula kepuasan pasien sehingga
menimbulkan sikap loyal terhadap penyedia jasa pelayanan kesehatan, sebaliknya
semakin rendah pelayanan keperawatan daya tanggap dan komunikasi terapeutik
yang diberikan untuk pasien maka semakin rendah pula kepuasan pasien dan kecil
kemungkinan untuk pasien menjadi loyal.
Temuan tersebut sesuai dan mendukung teori Nursalam (2015) yang
menjelaskan bahwa perilaku caring perawat berkaitan dengan kepuasan pasien
yang merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan dan modal untuk
mendapatkan pasien lebih banyak lagi dan untuk mendapatkan pasien yang loyal
(setia). Pasien yang loyal akan menggunakan kembali pelayanan kesehatan yang
sama bila mereka membutuhkan lagi, bahkan dapat mengajak orang lain untuk
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang sama, sehingga hal ini akan
meningkatkan daya jual institusi pelayanan kesehatan serta meningkatkan
kemampuan berlaba (protabilitas meningkat).
Berdasarkan temuan pada jurnal dan artikel yang telah dilakukan review,
peneliti berpendapat bahwa pelaksanaan caring dapat memberikan dampak yang
positif bagi citra perawat dan citra rumah sakit, sehingga hal ini akan memicu
persepsi positif bagi pasien dan keluarga orang lain untuk setia (loyal) dan
10
menetapkan pilihan utamanya pada rumah sakit tersebut. Disamping itu, dengan
melaksanakan perilaku caring akan membuat pasien merasa diperhatikan dan
tentunya hal ini akan membuat pasien percaya kepada perawat dan rumah sakit,
sehingga pasien cenderung akan memilliki loyalitas tinggi dan akan datang lagi ke
rumah sakit tersebut.
Terdapat beberapa poin penting yang dapat peneliti sampaikan terkait
hasil literature review ini diantaranya:
a. Loyalitas pasien di rumah sakit terjadi karena adanya perasaan puas, nyaman
dan percaya
b. Perilaku caring menunjukkan besarnya rasa empati perawat yang
mempengaruhi kenyamanan pasien
c. Perilaku caring mempengaruhi persepsi pasien untuk menggunakan jasa
pelayanan kesehatan kembali
d. Perilaku caring perawat memberikan pengaruh terhadap kepuasan pasien dan
berdampak pada loyalitas pasien di rumah sakit
Literature review ini dapat digunakan sebagai dasar dalam layanan
keperawatan khususnya bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
agar selalu berlandaskan perilaku caring, sehingga dapat meningkatkan nilai dan
citra pelayanan kesehatan serta menarik pasien untuk memiliki loyalitas terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan. Hasil ini juga dapat mengembangkan ilmu
keperawatan, khususnya bidang manajemen keperawatan mengenai teknik yang
dapat dilakukan guna meningkatkan kunjungan dan loyalitas pasien.
11
2. Saran
a. Pada Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan khususnya mengenai pendidikan ilmu kesehatan
diharapkan dapat meningkatkan pemberian edukasi dan menekankan pentingnya
pelaksanan caring bagi peserta didik dalam memberikan layanan keperawatan.
b. Pada Praktik Keperawatan
Perawat sebagai pemberi layanan kesehatan yang lebih sering dan banyak
berinteraksi dengan pasien diharapkan dapat selalu menerapkan prinsip caring
selama pelaksanaan asuhan keperawatan.
c. Pada Instansi Kesehatan (Rumah Sakit)
Instansi kesehatan khususnya rumah sakit diharapkan dapat memperhatikan
manajemen dan standar dalam pemberian layanan kepada pasien serta
memberikan pelatihan kepada perawat dan seluruh pemberi layanan kesehatan
agar selalu memperhatikan prinsip caring, sehingga pasien dapat memiliki
loyalitas yang tinggi kepada rumah sakit.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ilia. (2014). Pasien Satisfaction and quality of care: An empirical study in a Greek
Central Hospital. Mibes Transaction on Line, 1(1).
http://www.bs.teilar.gr/mtol/image/files/lekidoutriveles- ipsilandis 46-59.pdf.
Potter, & Perry. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
Dan Praktek. Jakarta : EGC.
Rahman, M., Wijaya, D., & Aini, L. (2013). Hubungan Persepsi Perilaku Caring
Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Paru
Jember. Repository.Unej.Ac.Id.
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/60713
Sintorus, R., & Yulia. (2014). Model Praktik Keperawatan Prifesional Di Rumah
Sakit: Penataan Struktur & Proses (sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan
di Ruang Rawat. Jakarta : EGC.
Zhang, Y., Zhang, L., Zhang, X., Yang, M. M., Zhang, S., Li, S. J., & Huang, Y.
Y. (2018). Hospital service quality and patient loyalty: the mediation effect
of empathy. Journal of Business and Industrial Marketing, 33(8), 1176–
1186. https://doi.org/10.1108/JBIM-02-2018-0072
Zhou, W. J., Wan, Q. Q., Liu, C. Y., Feng, X. L., & Shang, S. M. (2017).
Determinants of patient loyalty to healthcare providers: An integrative
review. International Journal for Quality in Health Care, 29(4), 442–449.
https://doi.org/10.1093/intqhc/mzx058
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
danKepercayaanuntuk Mencapai Loyalitas
Pasien Rawat Inappada Rumah Sakit Swasta
di KotaBanjarmasin
257
Agustinus Johanes Djohan
benevolence terhadap kepuasan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin, 8) operational
benevolence terhadap kepercayaan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin, 9) kepuasan pasien
terhadap kepercayaan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin, 10) kepuasan terhadap loyalitas
pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin, 11) kepercayaan terhadap loyalitas pasien rawat inap
pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di tiga rumah sakit
swasta di kota Banjarmasin. Besar sampel 250 responden. Tehnik analisis yang digunakan adalah Structural Equation
Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)Reputasi rumah sakit berpengaruh signifikan positif terhadap
kepuasan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin, 2) reputasi rumah sakit berpengaruh signifikan
positif terhadap kepercayaan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin, 3) keandalan dokter
berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin, 4)
keandalan dokter berpengaruh signifikan positif terhadap kepercayaan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di
kota Banjarmasin, 5) keandalan perawat berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pasien rawat inap pada rumah
sakit swasta di kota Banjarmasin, 6) keandalan perawat berpengaruh tidak signifikan terhadap kepercayaan pasien rawat
inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin, 7) operational benevolence berpengaruh signifikan positif terhadap
kepuasan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin, 8) operational benevolence berpengaruh
signifikan positif terhadap kepercayaan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin, 9) kepuasan
pasien berpengaruh tidak signifikan terhadap kepercayaan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin,
10) kepuasan pasien berpengaruh signifikan positif terhadap loyalitas pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota
Banjarmasin, 11) kepercayaan pasien berpengaruh signifikan positif terhadap loyalitas pasien rawat inap pada rumah
sakit swasta di kotaBanjarmasin.
Globalisasi, pasar bebas dan informasi akan menim- dirancang untuk menggerakkan bisnis secara tepat.
bulkan pengaruh pada pasar industri jasa pelayanan Selaras dengan Wilson, persaingan rumah sakit akan
kesehatan di Indonesia. Dengan segala konsekuensi- semakin menajam dan pasar akan semakin dewasa
nya, Indonesia akan membuka diri bagiperdagangan yang sangat beresikoterhadap meningkatnya tuntutan
bebas di tingkat dunia termasuk sektor kesehatan yang terhadap institusi rumah sakit maupun terhadap dokter
akan mengakibatkan arus barang dan jasa kesehatan dari para pelanggannya, pelayanan kesehatan akan
serta tenaga kesehatan asing akan melintas batas menjadi incaran utama masyarakat karena mening-
negara tanpa hambatan. katnya kebutuhan akan kesehatan yang akan didomi-
Di Indonesia dan pada umumnya negara ber- nasi oleh kasus kasus geriatri. Sedangkan persaingan
kembang, rumah sakit seringkali dianggap semata- akan berbasis pada mutu dan service.
mata hanya mempunyai fungsi sosial dan sering meng- Bagi industri jasa kesehatan, loyalitas pelanggan
ingkari fungsi ekonomisnya, namundisisi lainmasyarakat (pasien) sangat penting baik dipandang dari sisi
semakin menuntut pelayanan kesehatan yang ber- penyedia jasa maupun dari sisi pasien. Mac Stravic
kualitas. Dalam kondisi persaingan yangsemakin ketat (1994) mengemukakan manfaat loyalitas bagi pasien
permasalahannya adalah bagaimana rumah sakit adalahmeningkatkankualitas karena loyalitas mendorong
secara efektif dan efisien merebut hati masyarakat kontinuitas perawatan, memperbaiki pengungkapan
dengan menumbuhkan citra positif dari pelayanannya. informasi medis oleh pasien sehinggamemungkinkan
Sehingga yang dibutuhkan bukanhanya kemampuan dokter mendiagnosa lebih baik, lebih patuh pada nase-
medis yang profesional, namun juga strategi pe- hat medis, lebih baik dalam layanan preventif, waktu
masaran yang tepat. pengobatan yang memadai, mengurangi biaya untuk
Wilson (1991) mengemukakan bahwa pasar mencari dokter lainnya, trust dan confidence pada
zaman sekarang dipenuhi oleh konsumen yang terdi- provider yang berhubungan dengan loyalitas, mengu-
dik, canggih, tidak loyal terhadap salah satu merek rangi kecemasan pasien bilamana dibutuhkan suatu
dan sangat cepat berubah kondisinya. Karena itu peru- tindakan medis, mengurangi resiko dan efeksamping
sahaan perlu menumbuhkan kemitraan yang pengobatan.
Organisasi jasa profesional harus menangani ketidak Karakateristik dan Konsep Pemasaran Jasa
pastian yang tinggi dari klien, keserbanekaanproduk Rumah Sakit
yang terbatas, kesulitan dalam pengendalian mutu, dan
Konsumen jasa rumah sakit umumnya disebut
beberapa hambatan lainnya untuk sampai pada usaha
sebagai pasien. Perbedaan yang jelas antara pema-
pemasaran yang berhasil. Pengembangan suatu orien-
saran jasa rumah sakit dengan pemasaran jasa pada
tasi pada pemasaran harus merupakan misi pertama
umumnya adalah: 1) produknya berupa pelayanan
dari organisasi jasa profesional yang ingin sukses
yang hanya menjanjikan usaha, bukan hasil, 2) pro-
dalam pemasaran (Kotler, et al., 1987).
duknya merupakan proses biomedik yang memiliki
sisi ketidakpastian (medical uncertainty), 3) pasien
Pemasaran Jasa Rumah Sakit hanya akan menggunakan pelayanan bila diperlukan
Rumah sakit merupakan suatu tempat pelayanan, walaupun sekarang ini ia tertarik, 4) tidak selamanya
yang menyelenggarakan pelayanan medik dan spesia- tarif berperan penting dalam pemilihan, terutama da-
listik, pelayanan penunjang medik, pelayananinstalasi lamkasus darurat, 5) pelayananhanya dapat dirasakan
medik dan pelayanan perawatan secara rawat jalan pada saat digunakan, dan tidak bisa dicoba secara
maupun rawat inap. Sebagai tempat pelayanan setiap leluasa, 6) fakta lebih jelas pengaruhnya daripada
rumah sakit mempunyai fungsi dasar untuk promotif, hanya pembicaraan belaka (Sabarguna, 2004).
preventif, kuratif dan rehabil itatif (Assauri, 2004). Hampir sebagian besar kegiatan suatu rumah
Rumah sakit pada mulanya memberikan pelayanan sakit adalah bersifat urgent dan tidak dapat ditang-
berdasarkan kebajikan semata (charity) dan diseleng- guhkan sehingga hal itu juga menjadi beban fungsional
garakan oleh kelompok kelompok agama dan organi- dan moral bagi organisasi rumah sakit dan para anggo-
sasi organisasi sosial/nirlaba. Kegiatan pemasaran tanya. (Assauri, 2004). Pelayanan kesehatan sangat
rumah sakit dahulu dianggap tabu dan tidak patut dila- berbeda dengan bisnis lainnya, karena peningkatan
kukan, tetapi dengan perkembangan zaman dan kema- biaya tidak dapat dilihat berpengaruh langsung dengan
juan teknologi maka rumah sakit haruslah dikelola kualitas pelayanan (Assauri 2004). Pasien sebagai
secara profesional termasuk manajemen pemasaran- konsumen rumah sakit bersifat unik dan kedekatannya
nya. erat sekali dengan penyaji jasa. Bowen, et al. (1998)
Dalam kompetisi dilingkungan rumah sakit dam- menyebut pasien sebagai ko produsen.
paknya tidak sama dengan bisnis lain karena posisi
pembeli (pasien) dalam keadaan lemah yaitu pasien Reputasi Rumah Sakit
tidak mengetahui dengan jelas barang atau jasa pela-
Menurut Doney, et al. (1997), reputasi merupa-
yanan apa yang dibelinya; pasien sesungguhnya tidak
kan hal sangat penting dalam pemasaran jasa profe-
dapat menolak terhadap pemeriksaan atau tindakan
sional. Reputasi merupakan suatu refleksi dari dam-
medik yang harus ditempuh dalam hubungandengan
pak historis yang terakumulasi atas tanda tanda
dokter yang mengharapkan rasa aman dan nyaman.
identitas yang diamati sebelumnya dan pengalaman
(Sulastomo, dalam Sabarguna, 2004).
pengalaman dalam transaksi. Kata ”reputasi ” sering-
Aluise (1997) mendefinisikan pemasaran pelaya-
kali dipergunakan dengan pengertian yang sama
nan kesehatan sebagai proses tukar menukar melalui
dengan ”citra” dan dapat menyebabkan kebingungan.
mana para pasien dan penyedia pelayanan kesehatan
Dowling (Marwick, et al., 1997) mengatakanbahwa
menerima keuntungan timbal balik. Sebagai konsumen
citra corporat merupakan kesan secara keseluruhan
pasien akan memperoleh keuntungan kalau kebutuhan
yang dibuat oleh suatu organisasi, sedangkan reputasi
mereka di identifikasi dan dipenuhi dengan biaya yang
korporat merupakan evaluasi atau kehormatan yang
wajar. Para penyedia akan memperoleh keuntungan
mengandung citra suatu organisasi.
kalau mereka menerima kompensasi yang layak untuk
Kedua kata ini mengandung unsur unsur yang
pelayanan yang mereka berikan dan kalau pekerjaan
sangat erat hubungannya dan saling ketergantungan.
yang mereka lakukan memberi kepuasan.
terutama terhadap pelayanan dokter. Apalagi pasien (1992), yaitu sesuai harapan, penanganan keluhan dan
berada dalam kondisi sakit dan menderita dengan kewajaran harga.
kesenjangan pengetahuan ini disertai kebutuhan yang
mendesak, maka pasien akan mudah menjadi korban Kepercayaan Pasien pada Rumah Sakit (Trust )
pihak rumah sakit atau layanan dokter yang tidak
Moorman, Deshpande, et al. (1993) mendefinisi-
bertanggung jawab. Gymnastiar (2005) menyatakan
kan kepercayaan (trust) sebagai a willingness to
bahwa di mana-mana orang akan selalu mencari reka-
rely on an exchange partner in whom one has
nan yang jujur dan bisa dipercaya. Lebih lanjut dikata-
confidence sedangkan Morgan and Hunt (1994)
kan bahwa value yang unggul telah bergeser kepada
yang mengembangkan commitment - trust theory
spiritual value.
menyatakan bahwa kepercayaan menjadi ada dan
Indikator yang ditampilkan pada operational
eksis manakala satu pihak memiliki keyakinan atas
benevolence berasal dari Sirdesmukh (2002), Kotler,
keandalan, kemampuan dan integritas partner kerja;
et al. (1984), Peltier (2002), Chan (2003) yaitu: men-
commitment dan trust (kepercayaan) adalah kunci
dahulukan kepentingan pasien di atas kepentingan untuk membangun relationship marketing.
pribadi, kejujuran dan ketulusan( keiklasan) dan care
Indikator yang ditampilkan pada kepercayaan
(kepedulian/asuhan).
pasien pada rumah sakit berasal dari Morgan, et al.
(1994), Doney, et al. (1997), Sirdesmukh (2002) yaitu:
Kepuasan Pasien reliability (kemampuan memberikan pelayanan),
Menurut Kotler (2000), kepuasan adalah pera- integrity (integritas), expectation (menaruh harapan),
saan seseorang yang menyenangkan atau tidak me- keterbukaan.
nyenangkan sebagai hasil perbandingan suatu product
perceive performance (atau out come) dengan Loyalitas Pasien pada Rumah Sakit
harapannya.
Seseorang dinyatakan sebagai pasien yang loyal
Aday, et al. (1980) menyatakan dimensi
terhadap rumah sakit jika ia dengan suatu komitmen
kepuasan meliputi: 1) hubungan manusiawi dokter dan
mempercayakan akan jasa rumah sakit di waktu yang
pasien, 2) kualitas pelayanan, 3) kesinambungan pela-
akan datang kepada rumah sakit yang sama. Idealnya
yanan, 4) kenyamanan pelayanan, 5) kepuasan umum.
komitmen tersebut diterjemahkan sebagai pengguna
Azwar (1996) menambahkan selain kelima aspek
jasa tersebut kapan saja, pada batas yangdapat dilaku-
diatas, kebebasan melakukan pilihan bagi pasien
kan oleh penguji dan mencakup bidang pelayanan yang
untuk menentukan pelayanan kesehatan, pengetahuan
ditawarkan (Mc Stravic, 1997). Lebih lanjut Mc
dan konpetensi teknis provider, dan efektifitas pelaya-
Stravic menyatakan bahwa salah satu hambatan untuk
nan perlu dijadikan kriteria untuk mengukur kepuasan
memahami manajemen dari loyalitas adalah ketidak
pasien.
seragaman definisi dan konsep tentang loyalitas.
Sampai saat ini belum ada alat ukur baku yang
Kandampully, et al. (2000) menyatakan bahwa
digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan terha-
loyalitas merupakan faktor dominan dalam sukses
dap mutu pelayanan rumah sakit. Jasa akan menjadi
suatu bisnis dan menemukan bahwa image dan
sesuatu yang bermanfaat apabila didasarkan pada
kepuasan pelangganberpengaruh kuat terhadap loya-
kepentingan pelanggan dan kinerja perusahaan. Maka
litas. Sesuai dengan pendapat tersebut, Kotler (2000:
akan dihasilkan suatu perhitungan tingkat kesesuaian.
48) menyatakan bahwa kunci dari retensi pelanggan
Tingkat kesesuaian responden = skor penilaian per-
adalah kepuasan pelanggan. Reichheld (Kartajaya,
sepsi responden : skor penilaian harapan responden
2005) menyatakan bahwa ”customer loyalty is the
x 100%. Untuk menggambarkan tingkat kesesuaian
DNA of marketing”. Loyalitas menghemat biaya
antara harapan dan persepsi pelanggan secara seder-
untuk mencari pelanggan baru, kira-kira 6 kali lebih
hana dipergunakan diagram Kartesius.
hemat dibanding mencari pelanggan baru, Rosenberg
Indikator indikator yang ditampilkan dalam ke-
and Czepel (Mc Stravic,1994).
puasan pasien berasal dari Engel (1994), Le Boeuf
pada akhirnya memiliki kesesuaian model, serta Standardized regression weight antara reputasi
konstruk yang digunakan memiliki reliabilitas yang rumah sakit dengan kepuasan pasien adalah 0,287
baik, selanjutnya dilakukan analisis atas model struk- dengan nilai t/C.R. = 3,044, (Probabilitas = 0,002)
tural yang diajukan pada penelitian ini. dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh
Hubungan antar variabel laten pada penelitian tersebut positif dan signifikan. Hasil ini memberikan
ini terdiri dari: 1) reputasi rumah sakit, keandalan dukungan atas hipotesis pertama pada penelitian ini.
dokter, keandalan perawat, operational benevo- Hipotesis 2 : Reputasi rumah sakit berpengaruh se-
lence dengan kepuasan pasien, 2) reputasi rumah cara signifikan terhadap kepercayaan
sakit, keandalan dokter, keandalan perawat, opera- pasien rawat inap pada rumah sakit
tional benevolence dengan kepercayaan pasien, 3) swasta di kota Banjarmasin.
kepuasan pasien dengan kepercayaan pasien, 4) ke- Standardized regression weight antara reputasi
puasan pasien dengan loyalitas, 5) kepercayaan pasien rumah sakit dengan kepercayaan pasien terhadap
dengan loyalitas, 6) kepuasan pasien, kepercayaan rumah sakit adalah 0,263 dengan nilai t/C.R. = 2,078,
pasien dengan loyalitas. (Probabilitas = 0,038) dengan demikian dapat dikata-
Model struktural yang menunjukkan hubungan kan bahwa pengaruh tersebut positif dan signifikan.
antar variabel laten dapat dilihat pada gambar 1. Hasil ini memberikan dukungan atas hipotesis kedua
pada penelitianini.
Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal Hipotesis 3 : Keandalan dokter berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan pasien
Hasil perhitungan pengujian hipotesis antar
rawat inap pada rumah sakit swasta di
variabel dapat dilihat pada Tabel 1.
Kota Banjarmasin.
Dari pengujian hipotesis Tabel 1 dapat dijelaskan
Standardized regression weight antara kean-
sebagai berikut.
dalan dokter dengan kepuasan pasien adalah 0,238
Hipotesis 1: Reputasi Rumah Sakit berpengaruh se-
dengan nilai t/C.R. = 3,210 (Probabilitas = 0,001)
cara signifikan terhadap kepuasanpasien
dengan demikian dapat dikatakan bahwa keandalan
rawat inap pada rumah sakit swasta di
kota Banjarmasin. dokter berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pasien. Hasil ini memberikan dukungan atas tidak signifikan terhadap kepercayaan
hipotesis ketiga pada penelitian ini. pasien rawat inap pada rumah sakit
Hipotesis 4 : Keandalan dokter berpengaruh secara swasta di kota Banjarmasin. Standard-
signifikan terhadap kepercayaanpasien ized regression weight antara keandal-
rawat inap pada rumah sakit swasta di an perawat dengan kepercayaan pasien
kota Banjarmasin. adalah 0,194 dengan nilai t/C.R. = 1, 479
Standardized regression weight antara kean- (Probabilitas = 0,139) dengandemikian
dalamdokter dengankepercayaan adalah 0, 216 dengan dapat dikatakan bahwa pengaruhterse-
nilai t/C.R. = 2,165 (Probabilitas = 0,030) dengan but tidak signifikan. Hasil ini menolak
demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh tersebut hipotesis keenam pada penelitian ini.
positif dan signifikan. Hasil ini menerima hipotesis Hipotesis 7 : Operational benevolence berpengaruh
keempat penelitian ini. secara signifikan terhadap kepuasan pa-
Hipotesis 5 : Keandalan perawat berpengaruh secara sien rawat inap pada rumah sakit swasta
signifikan terhadap kepuasan pasien di kota Banjarmasin. Standardized re-
rawat inap pada rumah sakit swasta di gression weight Operational benevo-
kota Banjarmasin. lence terhadap kepuasan pasien sebesar
Standardized regression weight keandalan 0,738 dengan nilai t/C.R. = 6,661, (Pro-
perawat terhadap kepuasan pasien sebesar 0,286 babilitas = 0,000) dengan demikian dapat
dengan nilai t/C.R. = 2,554 (Probabilitas = 0,011) dikatakan bahwa pengaruh tersebut posi-
dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh tif dan signifikan. Hasil inimemberikan
tersebut positif dan signifikan. Hasil inimemberikan dukungan atas hipotesis ketujuh pada
dukungan atas hipotesis kelima pada penelitian ini. penelitian ini.
Hipotesis 6 : Keandalan perawat berpengaruh secara
Tabel 2. Hasil Pengujian Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Hasil Penguji an Pengaruh Langsung
Variabel X1 X2 X3 X4 Y1 Y2
Y1 0,287 0,238 0,286 0,738 0,000 0,000
Y2 0,263 0,216 0,194 0,555 0,055 0,000
Y3 0,000 0,000 0,000 0,000 0,413 0,323
Hasil Pengujian Pengaruh Tidak Langsung
Variabel X1 X2 X3 X4 Y1 Y2
Y1 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Y2 0,016 0,013 0,016 0,041 0,000 0,000
Y3 0,208 0,172 0,186 0,497 0,018 0,000
Hasil Pengujian Pengaruh Total
Variabel X1 X2 X3 X4 Y1 Y2
Y1 0,287 0,238 0,286 0,0,738 0,000 0,000
Y2 0,279 0,229 0,210 0,595 0,055 0,000
Y3 0,208 0,172 0,186 0,497 0,430 0,323
Sumber: data primer diolah, 2014
pendapat Doney, et al. (2003) yang menyatakan Keandalan perawat berpengaruh signifikan dan
bahwa reputasi merupakan hal yang sangat penting positif terhadap kepuasan pasien. Hal ini berarti bila
dalam pemasaran jasa profesional. penilaian pasien terhadap atribut keandalan perawat
Citra dapat berubah relatif lebih cepat sedangkan yang terdiri dari: pengetahuan dan pengalaman, kete-
reputasi memerlukan waktu yang lebih lama. Reputasi rampilan dan komunikasi semakin tinggi maka kepuas-
memerlukan konsistensi citra. Kedua kata ini mengan- an pasien juga semakin tinggi. Hasil penelitian ini
dung unsur-unsur yang sangat erat hubungannya dan sesuai denganpendapat: (1) Kusumapraja (1994) yang
saling ketergantungan. menyatakan bahwa, semua perawat dari tingkat pe-
Reputasi rumah sakit berpengaruh signifikan dan ngelola sampai praktisi mengetahui sistim rumah sakit
positif terhadap kepercayaan pasien. Hal ini berarti, dengan baik dan dalam posisi strategis untuk meng-
jika penilaian responden terhadap atribut reputasi ru- identifikasi, mencegah dan memecahkan masalah
mah sakit yang terdiri dari kredibilitas, riwayat rumah asuhan pasien, karena mereka mengetahui lebih
sakit dan prestasi rumah sakit makin tinggi, maka banyak tentang pasien, kebutuhan pasien, potensi
kepercayaan pasien pada rumah sakit juga makin terjadinya masalah dan kecelakaan, serta pemberian
tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat: pelayanan yang memuaskan.
(1) Doney, et al. (1997) yang menyatakan bahwa Keandalan perawat berpengaruh tidaksignifikan
reputasi yang baik akan menambah kepercayaan pada terhadap kepercayaan pasien. Hal ini berarti jika peni-
pelanggan, (2) Nelson, et al. (1994) yang menyatakan laian pasien terhadap atribut keandalan perawat yang
bahwa pengalaman yang memuaskan yang terjadi terdiri dari: pengetahuandan pengalaman, keterampilan,
berulang ulang akan membawa reputasi rumah sakit serta komunikasi, semakin tinggi belum tentu
dan menimbulkan kepercayaan pada rumah sakit. menyebabkan meningginya kepercayaan pasienpada
Keandalan dokter berpengaruh signifikan dan rumah sakit. Hasil penelitian ini mendukung pendapat
positif terhadap kepuasan pasien. Hal ini berarti Lumenta (1989) yang menyatakan bahwa, dalam
bahwa jika penilaian pasien terhadap atribut keandalan praktek biomedis peran perawat terasa dinilai rendah
dokter yang terdiri dari pengetahuan dan pengalaman daripada peran dokter namun perawat berperan
serta komunikasi makin tinggi maka kepuasan pasien sangat penting dirumahsakit. Fakta yang kita lihat, di
juga makin tinggi. Hasil mendukung pendapat dari (1) Indonesia pendidikan perawat masih tertinggal jauh
Peltier, et al. (2002) yang menyatakan bahwa, dibanding negara negara maju, bahkan masih terting-
organisasi kesehatan sangat bergantung pada gal dibanding dengan Filipina.
hubungan dokter-pasien yang sangat khas; melalui Pendidikan profesi perawat setingkat sarjana (S1)
anjuran dokterlah pasien memerlukan rawat inap dan Magister (S2) di Indonesia baru berkembang
dirumah sakit. Lebih lanjut Peltier mengatakan bahwa, sekitar 15 tahun terakhir, itupun dengan institusi pendi-
meskipun kepuasan pasien ditentukan oleh semua staf dikan yang sangat terbatas. Sebelum perkembangan
rumah sakit namun dokter dan perawatlah yang ini, pendidikan perawat di Indonesia dilaksanakan pada
memiliki peran istimewa. jenjang setingkat dengan sekolah lanjutan tingkat
Keandalan dokter mempunyai pengaruh signifi- pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA)
kan terhadap kepercayaan pasien. Hal ini berarti dan akademi (diploma 3) karena itu kesan yang ada
bahwa jika penilaian pasien terhadap atribut keandalan dimasyarakat memandang perawat sebagai pembantu
dokter yang terdiri dari pengetahuan dan pengalaman dokter saja.
serta komunikasi makin tinggi maka kepercayaan Operational benevolence berpengaruh sangat
pasien terhadap rumah sakit juga makin tinggi. Hasil signifikan dan positif terhadap kepuasan pasien. Hal
penelitian ini sesuai dengan pendapat dari: (1) Plank, ini berarti jika penilaian pasien terhadap atribut opera-
et al. (1999) yang menyatakan bahwa, apabila terjadi tional benevolence yang terdiri dari: mendahulukan
hubungan antara pembeli dan penjual maka yang kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi,
diperhatikan oleh pembeli adalah keandalan tenaga kejujuran, ketulusan dan kepedulian (care) makin
penjual yang dicerminkan oleh kepercayaan. tinggi maka kepuasan pasien juga makin tinggi. Hasil
penelitian ini sesuai dengan dengan pendapat: (1) Kotler, et al. (1987) berpendapat bahwa, pema-
Peltier, et al. (2002) yang menyatakan bahwa health saran jasa profesional tidak dapat menganggap bahwa
care relationship berkembang melalui interaksi pendekatan pemasaran yang terbaik dan telah terbukti
interpersonal yang positif yang dipusatkan pada dokter berhasil dalam industri lain akan dengan sendirinya
dan perawat antara lain dalam halkejujuran, derajat berhasil pula pada mereka. Pemasaran jasa profesional
caring (kepedulian) dan derajat support. harus menangani ketidakpastian yang tinggi dari klien,
Temkin, et al. (1991) yang menemukan bahwa keserbanekaan produk yang terbatas, kesulitan dalam
pasien kurang pasien puas dengan pelayanan dokter pengendalian mutu dan beberapa hambatan lainnya
karena selama pemeriksaan diperlakukan kurang untuk sampai pada pemasaran yang berhasil.
manusiawi. Dari penelitian Temkin, et al., ini dapat Kepuasan pasien berpengaruh signifikan dan
dilihat akibat yang ditimbulkan dari perilaku yang tidak positif terhadap, loyalitas pasien. Hal ini berarti, jika
benevolence akan menimbulkan ketidak puasan pa- penilaian pasien terhadap atribut kepuasan yang terdiri
sien. Temuan ini sesuai dengan fenomena ambruknya dari: sesuai harapan, penanganan keluhan dan kewa-
beberapa perusahaan besar dunia karena perilaku jaran harga makin tinggi maka loyalitas pasien juga
yang tidak jujur (Gymnastiar, et al., 2005). Hal penting makin tinggi. Hasil penelitian ini juga mendukung
yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengaruh penelitian terdahulu yaitu: (1) Hizrani, et al. (2002)
variabel operational benevolence terhadap kepuasan yang menemukan bahwa, kepuasan pasien rawat inap
pasien, sangat besar (kira kira 3 kalilebih besar dari dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terha-
pengaruh variabel lainnya). Ini berarti operational dap minat beliulang.
benevolence dapat diandalkan sebagai pilihan strategi Kepercayaan pasien berpengaruh signifikan dan
bersaing rumah sakit. positif terhadap loyalitas. Hal ini berarti jika penilaian
Operational benevolence berpengaruh sangat pasien terhadap atribut kepercayaan yang terdiri dari:
signifikan dan positif terhadap kepercayaan pasien kemampuan layanan, integritas, menaruh harapan dan
pada rumah sakit. Hal ini berarti jika penilaian pasien keterbukaan makin tinggi maka loyalitas pasienjuga
terhadap atribut operational benevolence yang ter- makin tinggi. Hasil penelitian ini mendukung pendapat
diri dari mendahulukankepentinganpribadi, kejujuran, Bendapudi, et al. (1997) yang menyatakan bahwa
ketulusan, dan kepedulian (care) makin tinggi, maka trust sebagai salah satu landasan dedication based
kepercayaan pasien juga makin tinggi. Hasil penelitian relationship yang menghasilkan working together,
ini sesuai dengan pendapat (1) Kotler, et al. (1984) favorable recommendation dan advocacy.
yang menyatakan bahwa, diperlukan kejujuran dan Pada industri jasa kesehatan, factor trust (keper-
itikat baik untuk mendapatkan kepercayaan konsu- cayaan) ini sangat penting karena seseorang tidak
men. Tanpa kejujuran dan itikat baik maka pasien akan begitu saja dapat diyakinkan bahwa ia harus dioperasi
mudah menjadikorban dokter atau pihakrumah sakit. atau menjalani suatu pengobatan jangka panjang.
Kepuasan pasien berpengaruh tidak signifikan Kotler, et al. (1998) mengatakan bahwa, ada suatu
terhadap kepercayaan pasien pada rumah sakit. Hal kerumitan yang terkait dengan jasa kesehatan yang
ini berarti jika penilaianpasien terhadap atribut kepuas- sering kali tak dipahami olehpasien.
an pasien yang terdiri dari sesuai harapan, penanganan
keluhan, dan kewajaran harga tinggi maka belumtentu KESIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan meningginya kepercayaanpasien pada
rumah sakit. Hasil penelitian ini tidak mendukung Kesimpulan
pendapat: (1) Nelson, et al. (1994)yang menyatakan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
bahawa pengalaman yang memuaskan akan menim- yang telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa
bulkan kepercayaan pada rumah sakit. (2) Engel kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
(1968) yang menyatakan bahwa kepuasan konsumen antara lain sebagai berikut. 1) Reputasi rumah sakit
akan membentuk beliefs (keyakinan keyakinan) dan berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan
selanjutnya akan menimbulkan pembelian ulang. pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota
Banjarmasin. 2) Reputasi rumah sakit berpengaruh Aluise, John, J. 1997. The Physician as Manager,
signifikan positif terhadap kepercayaan pasien rawat terjemahan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin. Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen, Edisi Pertama.
3) Keandalan dokter berpengaruh signifikan positif Yogyakarta: Graka Ilmu.
Anne, E., and Stepen, C. 1995. Service Quality in Hospital
terhadap kepuasan pasien rawat inap pada rumah
Care: The Development of in-Patient Questionnaire,
sakit swasta di kota Banjarmasin. 4) Keandalan dok- International Journal of Health Care Quanlity As-
ter berpengaruh signifikan positif terhadap keperca- surance (VII) No.3 University Press Limited, Texas.
yaan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di Asauri, S. September 2004. Tantangan Pimpinan Rumah
kota Banjarmasin. 5) Keandalan perawat berpenga- Sakit Menghadapi Paradigma Baru, Usahawan,
ruh signifikan positif terhadap kepuasan pasien rawat No.09 , Th XXXIII.
inap pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin. Azwar A. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan.
6) Keandalan perawat berpengaruh tidak signifikan Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
terhadap kepercayaan pasien rawat inap pada rumah Baloglu, S., February 2002. Dimension of Customer
sakit swasta di kota Banjarmasin. 7) Operational Loyality, Cornel Hotel and Restorant Administration
Quarterly, pp 47–59.
benevolence berpengaruh signifikan positif terhadap
Barich, H., and Kotler, P. 1991, A Frame work for Market-
kepuasan pasien rawat inap pada rumah sakit swasta
ing Image Management, Sloan Management Review,
di kota Banjarmasin. 8) Operational benevolence Winter pp. 94–104.
berpengaruh signifikan positif terhadap kepercayaan Berman, B., and Alex, P.S.Aug 2002. The Teaching of Rela-
pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota tionship Marketing Concepts in Undergraduate
Banjarmasin. 9) Kepuasan pasien berpengaruh tidak Marketing Principles and Graduate Introductory
signifikan terhadap kepercayaan pasien rawat inap Marketing Course, Journal of Marketing Education,
pada rumah sakit swasta di kota Banjarmasin. 10) 24,2.pp 125.
Kepuasan pasien berpengaruh signifikan positif Bowen, J.T., and Chen, S.L. 2001, The Relationship Be-
terhadap loyalitas pasien rawat inap pada rumah sakit tween Customer Loyalty and Satisfaction, Interna-
tional Journal of Comtemporary Hospitality Ma-
swasta di kota Banjarmasin. 11) Kepercayaan pasien
nagement Vol .13 No. 5.
berpengaruh signifikan positif terhadap loyalitas Chan, S. 2003, Relationship Marketing. Jakarta: PT
pasien rawat inap pada rumah sakit swasta di kota Gramedia Pustaka Utama.
Banjarmasin. Cronin, J.J., and Steven, A.T. July1992. Measuring Service
Quality; A Reexamination and Extension, Journal of
Saran Marketing Vol56.
Cooper, P.D. 1979. Health Care Marketing, ASPEN Sys-
Diperlukan kajian lebih dalam terhadap beberapa
tem Coorporation Maryland.
reputasi rumah sakit swasta yang akan diteliti. Departemen Kesehatan RI, Ditjend Yan medik. 1983. Sistem
Informasi Rumah Sakit di Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN Djohan, A.J.16 Oktober 2002. Mengelola Pasien yang
Aday, A., Anderson, R.B. 1980. Health Carein The United Sulit, Orasi Ilmiah Wisuda Akper Suaka Insan,
State; Equitable for whom? sage Publications. USA: Banjarmasin.
Newbury Park. Doney, P.M., and Joseph, C. April 1997. ”An Examination
Aditama, T.Y. Oktober 1999. Pelayanan Dokter, Jurnal of The Nature of Trust in Buyer Seller Relationships”,
Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia Journal of Marketing, Vol. 61: pp 35.
No.4 VolumeI. Engel, J., and Roger, D.B., and Paul, W.M. 1994. Cunsumer
Aditama, T.Y. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Behaviour, Terjemahan, Jakarta: Binarupa Aksara.
Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Fornell, C. 992. A National Customer Satisfaction Baro-
Aditama T.Y. 1999. Pelayanan Dokter, Jurnal Manajamen meter: The Swedish Experience, Journal of Market-
Administrasi Rumah sakit Indonesia No.4 Vol; 1, ing, Vol56.
pp.201–209 Garbarino, E., and Mark, S.J. April 1999. TheDifferent Roles
Alma, B. 1992. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Satisfaction, Trust and Commitment in Customer Re-
Jasa. Bandung: Alfabeta. lationship, Journal of Marketing, Vol 63, pp 74.
Gartinah, T. Nopember 2000. Manajemen Asuhan Marwick, N., and Fill, C. 1997, Toward A Framework of
Keperawatan, Kongres VIII Perhimpunan Rumah Managing Corporate Identity, European Journal of
Sakit Seluruh Indonesia, Jakarta 6–9. Marketing, Vol 31 No.5/6 : pp 396–409, MCB Univer-
Gaspersz, V. 1997. MembangunTujuh Kebiasaan Kualitas sity Press.
Dalam Praktek Bisnis Global, Cetakan Pertama, PT Mac Stravic. 1997. ”Questions of Value in Health Care”,
Gramedia Utama, Jakarta Marketing Health Services, Winter, pp. 50–52.
Gronroos, C. 1995. Relationship Marketing; The Strategi Mac Stravic, S. 1994. Patient Loyalityto Physicians, Jour-
Continuum, Journal of Academy of Marketing Science nal of Health Care Marketing, Winter, pp53–56.
Vol23, No.4, pp 252–254. Malhotra, K. 1999, Marketing Research An Applied Ori-
Gymnastiar, A., dan Hermawan, K. 2005. Berbisnis dengan entation, Georgia Institute of Technology: Prentice
hati. Jakarta: Mark Plus and Co. Hall Internasional.
Jacoby, R., and Kinnear, Thomas, C. 1973. Marketing Re- MC Dougall, Gordon, H.G. Terrence Levesque. 2000. The
search, an Applied Approach, Fourth Edition. Journal of Service Marketing, vol 14.
Singapore: Mc Graw Hill, Inc. Miles, Morgan, P., dan Jeffrey, G.C. 2000. ”Environment
Jarvenpaa, S.L., Kathleen, K., and Dorothi, E.L. 1998, ”Is Marketing: A Source of Reputational, Competitive,
Anybody Out There? Antecedents of Trust in Global and Financial Advantage”, Journal of Business Ethics,
Virtual Teams”, Journal of Management Information 23pp: 299–311.
system, Spring, Vol. 14, pp: 29–64. Morgan, Robert, M., and Shelby, D.H. July 1994. ”The
Johns, T. 2003. Perfect Customer Care, terjemahan. Commitment-Trust Theory of Relationship Market-
Yogyakarta: Penerbit Kunci Ilmu. ing”, Journal of Marketing, Vol. 58 pp:20–38.
Hair, J.F., Anderson, R.E., Tamthan, R.L., and Black, W.C. Nelson and Brown. 1994, Do You Know What Your Patient
1998. Multivariate Data Analysis With Reading. New Expect, Familiy Practice Management. American
York: Mac Millan Publishing Company. Academy of FamilyPhysician.
Hizrani, M., Adang, B., Yayuk, H. January 2003. Analisis Moorman, C., Rohit, D., and Gerald, Z. January1993. ”Fac-
Kepuasan Pasien rawat Inap terhadap Mutu Pelaya- tors Affecting Trust in Market Research Relation-
nan dan Hubungannya dengan Minat Beli Ulang, ships”, Journal of Marketing, Vol. 57 pp: 81–101.
Journal MARSI, Vol 4 No.1 pp 19–24. Morgan, Robert, M., and Shelby, D.H. July 1994. The Com-
Kandampullydan Suhartanto, D. 2000. Customer Loyalty mitment - Trust Theory of Relationship Marketing,
in the Hotel Industry: The role of Customer Satisfac- Journal of Marketing Vol. 58. pp: 20–38.
tion and Image, International Journal of Contempo- Parasuraman, A., Valarie, A.Z., L.L. Berry. 1994.
rary Hospitality Management, Vol 12No.6. Reassesment of Expectations as a comparison Stan-
Kartajaya, H. 2005. Pelibatan Pelanggan, Prioritas, No.2, dard Individu Measuring Service Quality: Implication
p 33 for further Research, Journal of Marketing, January
Kenagy, J.W., Donald, M.Berwick, Miles, F.S. February17, Vol 58 pp111–142.
1999. Srevice Quality in Health Care, JAMA: 281 Peltier, J.W., Schibrowsky, J.A., Cochran, C.R. 2002. Pa-
Health Module. tient Loyalty thal lasts a lifetime, Marketing Health
Kotler, P. 2000. Marketing Management. New Jersey: Services; Summer 2002; 22,2 ABI/INFORM Global pp-
Prentice Hall, Inc. 29–33.
Kotler, P. 1998. Marketing Management: Analysis, Plan- Plank, Richard, E., David, A.R., Ellen, B.P. 1999. Perceived
ning, Implementation and Control, Sixth Edition. Trust in Business to Businnes sales, A New Mea-
Prentice Hall of India Privated Limited. sure, Journal of Personal Selling and Marketing,
Kotler, P. 2000. Marketing Management. New Jersey: pp 61–71.
Prentice Hall, Inc. Rasjid, H. 1997,Analisis Kepuasan Konsumen Rawat Inap
Koehn, D. 2000. The Ground of Profesional Ethics. terhadap mutu Pelayanan rumah sakit Nirmalasari
Terjemahan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Sukohardjo dengan metode Servqual (Tesis).
Kusumapradja, R.1994. Cermin Dunia Kedokteran, edisi Sabarguna, Boy, S. 2004. Pemasaran Rumah Sakit,
khusus (II) Konggres ke VI Peksi dan Hospital Expo Konsorsium Rumah sakit Islam Jawa Tengah,
ke VII, No. 91 pp:8–15. Yogyakarta.
LeBoeuf, M. 1992. Memenangkan dan Memelihara Sabarguna, Boy, S. 2003, Sistem Informasi Pemasaran
Pelanggan, terjemahan. Jakarta: Pustaka Tangga. Rumah sakit Berbasis Rekam Medis. Yogyakarta:
Lumenta, B. 1989. Perawat, Citra, Peran dan Fungsi. Gama Press.
Yogyakarta: Kanisius.
Singarimbun, M.S.E. 1989. Metode Penelitian Survey, PPSK Victor, J.K., Duffy, W.K., G. Kohers, and P. Jones. 2001. The
UGM, Yogyakarta. Dimensions of Servuce Quality for Hospital, Health
Sirdeshmukh, D., Jagdip, S., Barry, S. January 2002. Con- Care Manage Review, No.26 Texas: Texas A & M
sumer Trust, Value, and Loyalty in Relational Ex- University, 47–124.
changes, Journal of Marketing, Vol 66 pp. 15–37. Willard, S., The Loyalty Game. 2002. National Petraleum
Supratikno, H., Anton, W.W., Sugianto, D.D. 2003. Ad- News, April2002.
vancedStrategic Management, PT Gramedia Pustaka Wilson, L. 1991. Stop Selling Start Partnering, Century
Utama. Business.
Steers, R.M., Porter, L.W., Motivation, and Work Beha- Woodside, Arch, G., Frey, Lisa, L., Robert, T. Dec 1989.
vior. 1975. USA: Mc Graw Hill Book Company. Linking Service Quality, Customer Satisfaction, and
Temkin, H., Greener, Winchell, M. 1991. Medicaid Benefi- Behavioral Intention, Journal of Health care Mar-
ciaries Under Managed Care: Provider Choice and keting, 94 pp. 5–17.
Satisfaction, J.HSR 26 (4), pp 510–529. Zeithaml, V., and Mary, J.B. 1996. Services Marketing. New
Umar, H. 2003. Metode Riset Perlaku Konsumen Jasa. York: The Mc Graw Hill Companies Inc.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
CITATIONS READS
0 24
2 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ressa Andriyani Utami on 31 January 2020.
e-mail: enni@stikesrshusada.ac.id
ABSTRAK
Perilaku caring merupakan hal mutlak yang harus dilakukan perawat kepada pasien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas perilaku caring perawatan
terhadap loyalitas pasien rawat inap rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif pendekatan crosssectional dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang yang
diambil melalui random sampling. Hasil penelitian menunjukkan data bahwa perilaku
caring perawat berhubungan secara signifikan terhadap kepuasan pasien (p value 0,000,
OR=11,769). Kepuasan pasien juga berhubungan signifikan terhadap loyalitas pasien (p
value 0,000, OR= 6,328). Perilaku caring berhubungan secara signifikan terhadap
loyalitas pasien (p value 000, OR= 9,913). Dimensi perilaku caring perawat yang
dominan adalah:membantu memenuhi kebutuhan pasien sesuai kemampuan dan
ketidakmampuan pasien (misal: makan, minum, BAB, BAK, ganti pakaian dan lainnya)
dengan nilai koefisien beta (OR=3,114). Perawat yang bekerja di pelayanan sebaiknya
mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan dasar untuk meningkatkan loyalitas pasien.
ABSTRACT
Caring behavior is an absolute thing that nurses must do to patients. The objective of this
study were to determine the effectiveness of caring caring behaviors towards hospital
inpatient loyalty. This study used a qualitative method of cross-sectional approach with a
total sample of 100 people taken through random sampling. The results showed that
nurses caring behavior significantly related to patient satisfaction (p value 0,000, OR =
11,769). Patient satisfaction was also significantly related to patient loyalty (p value
0,000, OR = 6,328). Caring behavior was significantly related to patient loyalty (p value
000, OR = 9,913). The dominant nurse caring behavioral dimensions are: helping meet
patient needs according to the ability and disability of the patient (for example: eating,
drinking, defecating, urinating, changing clothes and others) with a beta coefficient value
(OR = 3.114). Nurses who work in services should optimize the fulfillment of basic needs
to increase patient loyalty.
dan berakhir pada persepsi kuat dengan rumah sakit dan pada
pelanggan. Kualitas pelayanan yang gilirannya dapat menciptakan
baik bukanlah berdasarkan sudut kesetiaan atau loyalitas pelanggan,
pandang pihak penyelia pelayanan, maka Rumah Sakit akan melakukan
melainkan berdasarkan sudut strategi promosi kesehatan baik
pandang pelanggan. Pendapat advokasi, bina suasana dan
pemberdayaan masyarakat (Maulana,
Bachtiar dkk (2002) menyatakan 2009).
bahwa kepuasan pasien adalah suatu
keadaan dimana kebutuhan, Kualitas memiliki hubungan yang
keinginan dan harapan pasien dapat erat dengan kepuasan pasien, dimana
dipenuhi melalui produk/jasa yang kualitas memberikan dorongan
diterimanya, yang berarti bahwa kepada pasien untuk menjalin ikatan
keputusan pasien sangat ditentukan hubungan yang lebih kuat dengan
oleh persepsi pasien tentang hal-hal rumah sakit dan pada gilirannya
yang dibutuhkan dan diinginkannya kepuasan pasien dapat menciptakan
selama proses pelayanan kesehatan. kesetiaan atau loyalitas pelanggan
(Bologlu, 2002) menambahkan kepada rumah sakit yang
untuk mengukur loyalitas pelanggan memberikan kualitas memuaskan
didasarkan atas dua variabel tersebut (Tjiptono, 2004). Sementara
(perilaku dan sikap) bisa Bachtiar dkk (2002) menyatakan
dikategorikan menjadi, yaitu: bahwa kepuasan pasien adalah suatu
Kepercayaan (trust), Keterikatan keadaan dimana kebutuhan,
secara emosional (Psychological/ keinginan dan harapan pasien dapat
emotional commitment), Biaya dipenuhi melalui produk/jasa yang
peralihan (Switching cost), Publisitas diterimanya, yang berarti bahwa
dari mulut ke mulut (word of keputusan pasien sangat ditentukan
mouth)dan Kerja sama oleh persepsi pasien tentang hal-hal
(cooperation). Kualitas memberikan yang dibutuhkan dan diinginkannya
dorongan kepada pasien untuk selama proses pelayanan kesehatan.
menjalin ikatan hubungan yang lebih
Tabel 1
Analisis hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien (n=100)
Kepuasan pasien Total
Perilaku caring Kurang Puas Puas OR (95%CI) P Value
N % n % N %
Kurang caring 17 85 3 15 20 100 11,769 0,000
Caring 26 32,5 54 67,5 80 100 (3,164-
Total 43 43 57 57 100 100 43,773)
Tabel 2
Analisis hubungan kepuasan pasien dengan loyalitas pasien (n=100)
Loyalitas pasien Total
Kepuasan
Kurang Loyal Loyal OR (95%CI) P Value
pasien
N % n % N %
Kurang puas 27 62,8 26 32,7 43 100
6,328 0,000
Puas 12 21,1 45 78,9 57 100
(2,605-
Total 39 39 61 61 100 100 15,373)
Tabel 3
Analisis hubungan perilaku caring perawat dengan loyalitas pasien (n=100)
Loyalitas pasien Total
Perilaku caring Kurang Loyal Loyal OR (95%CI) P Value
N % n % N %
Kurang caring 16 80 4 20 20 100 9,913 0,000
Caring 23 28,8 57 71,3 80 100 (2,992-
Total 39 39 61 61 100 100 32,842)
Tabel 4
Pemodelan Akhir (n=100)
95 % C.I for EXP (B)
Variabel B P OR
Lower Upper
Perawat menunjukkan sikap baik -1,126 0,010 0,324 0,138 0,762
pada saya
Litertur review. Jurnal Ilmu Wolter, J. S., Bock, D., Smith, J. S.,
Keperawatan Dan Kebidanan, & Cronin, J. J. (2017). Creating
10(1), 243. Ultimate Customer Loyalty
https://doi.org/10.26751/jikk.v1 Through Loyalty Conviction
0i1.532 and Customer-Company
Identification. Journal of
Wei, H., & Watson, J. (2019). Retailing, 93(4), 458–476.
Healthcare interprofessional https://doi.org/10.1016/j.jretai.2
team members’ perspectives on 017.08.004
human caring: A directed
content analysis study.
International Journal of
Nursing Sciences, 6(1), 17–23.
https://doi.org/10.1016/j.ijnss.20
18.12.001
OLEH :
YUDHISTIRA RISALDY
201403047
ii
Program Studi Kesehatan Masyarakat
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun 2018
ABSTRAK
YUDHISTIRA RISALDY
x
Public Health Program
Health Science College of Bhakti Husada Mulia Madiun 2018
ABSTRACT
YUDHISTIRA RISALDY
xi
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien rawat inap Rumah Sakit
Tk.IV Kota Madiun Total kunjungan pasien rawat inap pada tahun 2017
53
sebanyak 2104 pasien. Sedangkan jumlah populasi untuk menentukan
4.2.2 Sampel
eksklusi merupakan kriteria dari subjek penelitian yang tidak boleh ada,
Dengan ukuran populasi (N) = 175, maka besar sampel yang akan
N 2
n= 1+N (d)
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
sebagai berikut :
54
175
n=
1+175 (0,1)2
175
n=
1+175 (0,01)
175
n=
1+1,75
175
n=
2,75
n= 64
1. Kriteria Inklusi
adalah:
55
a. Pasien dewasa usia 18-60 tahun (Hurlock, 1990)
2. Kriteria Ekslusi
yaitu jumlah pasien baru yang ada di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu kurang lebih 12 hari dengan
kriteria inklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Tiap harinya, jumlah pasien
baru di Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun yang tercatat
tidaklah menentu. Contohnya saja pada Hari Senin tercatat 10 pasien baru
yang masuk di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun.
56
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Rata-rata jumlah kunjungan per bulan pasien di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Madiun tahun 2017 yaitu
sebanyak 175 pasien.
Sampel
Sebagian dari populasi yaitu sebanyak 64 pasien
Sampling
Purposive Sampling
Desain Penelitian
Menggunakan desain Cross Sectional yaitu penelitian yang
dilakukan pada satu waktu dan satu kali.
Pengolahan Data
Editing, Coding, Entry Data, Cleaning, Tabulating dan
Analisis Statistik
Analisis Data
Menggunakan uji chi square dengan (α = 0,05)
Pelaporan
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
57
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian
4.5.1 Tempat
4.5.2 Waktu
Agustus 2018.
perawat.
58
4.6.2 Definisi Operasional
Berikut ini dijabarkan definisi operasional dari variabel yang akan diteliti :
59
pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan proses
belajar mengajar
interpersonal.
8. Menyediakan
lingkungan yang
mendukung,
melindungi,
memperbaiki mental,
sosiokultural dan
spiritual.
9. Membantu dalam
pemenuhan kebutuhan
dasar manusia.
10. Mengembangkan
faktor kekuatan
eksistensial-
fenomologis.
2 Variabel Persepsi perilaku 1. Melakukan pembelian Kuesioner Nominal Favorable : Loyal apabila
Dependen: loyal pasien rawat secara berulang secara dengan SS=5 score T ≥ mean
Loyalitas inap terhadap teratur pengukuran S=4 T, kurang loyal
Pasien pelayanan 2. Membeli antar lini skala Likert. KS=3 apabila score T
Rawat Inap kesehatan di produk dan jasa TS=2 < mean T
Rumah Sakit Tk.IV 3. Mereferensikan kepada STS=1
Kota Madiun. orang lain
60
4. Menunjukkan Unfavorable :
kekebalan terhadap SS=1
tarikan dari pesaing- S=2
pesaing KS=3
TS=4
STS=5
61
4.7 Instrumen Penelitian
dalam angket dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam
pada kolom yang disediakan dan terdapat lima pilihan skala jawaban
seperti berikut :
62
5. Meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positif dan 14,16 - 2
negatif.
6. Menggunakan metode
pemecahan masalah yang 12 13 2
sistematis dalam pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar
17 19 2
mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang
mendukung, melindungi, 9,10 - 2
memperbaiki mental,
sosiokultural dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan
15 11 2
kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan faktor
kekuatan eksistensial- 20 18 2
fenomologis.
Favorabel Unfavorabel
No. Variabel
SS S KS TS STS SS S KS TS STS
1 Perilaku
Caring 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
Perawat
2 Loyalitas
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
Pasien
63
4.7.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
signifikan α < 0,05 maka dikatakan valid, sebaliknya jika nilai signifikan
α > 0,05 dikatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan teknik
berikut :
64
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Perilaku Caring Perawat
65
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Loyalitas Pasien
kuesioner loyalitas pasien adalah valid, karena nilai signifikan < 0,05..
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
2012).
66
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Caring Perawat dan Loyalitas
Pasien
No. Kuesioner rhitung Rtabel Keterangan
1 Perilaku Caring Perawat 0,756 0,60 Reliable
2 Loyalitas Pasien 0,794 0,60 Reliable
Sumber: Data Primer 2018
2010).
yaitu :
67
Pengecekan data (editing) yaitu kegiatan untuk melihat atau
dapat disajikan dan di analisis dengan baik. Semua data yang akan di
program tertentu.
68
5. Tabulating
6. Analisis statistik
69
Adapun pedoman signifikansi memakai panduan sebagai
1 Sempurna
jika yang menjadi subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus
70
menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-
kunjungan rawat inap Rumas Sakit Tk.IV Kota Madiun tiap harinya tidak
menentu.
71
BAB 5
Rumah sakit Tk. IV Madiun terletak di jalan Pahlawan No. 79 Madiun yang
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di himpun menuju residen Devisi I/V TKR/
TRI dengan markas KOREM 081 yang sekarang. Rumah Sakit Tk. IV Madiun
didirikan diatas tanah seluas 5.156 M2 dengan luas bangunan 2.558 M2.
mengambil dan merawat korban perang dan ditampung di desa Balung Bendo.
Pada akhir perjuangan di tahun 1949 Belanda telah mengakui adanya Resimen
72
Pada tahun 1989 markas DKT di Madiun mempunyai 2 lokasi yaitu :
c. Dapur
g. Kamar mayat
gigi, lalu pada tahun 1961 poli klinik atau rumah sakit bersalin berpindah
Seiring dengan pembangunan yang dilakukan, maka poli klinik atau disebut
DKT Madiun meningkat menuju Rumah Sakit Tk. IV Madiun yang berlokasi di
prima, ramah bagi pasien dan keluarga serta berkontribusi bagi masyarakat”.
73
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan.
4. Memberikan pelayanan yang terjangkau bagi masyarakat.
5.1.4 Motto Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
Program kerja yang terdapat di Rumah Sakit Tk. IV Madiun antara lain :
a. Memelihara dan meningkatkan kemampuan personel Milter dan PNS
Rumah Sakit Tk.IV.
b. Memelihara dan merawat Materil Kesehatan dan memperpanjang usia
pakai.
c. Mengoptimalkan penggunaan alkes dan obat-obatan.
d. Melaksanakan kegiatan Non Program dengan mengacu kepada
kebijaksanaan yang telah digariskam komando.
e. Mengevaluasi pelaksanaan organisasi dan tugas Rumah Sakit yang
baru.
f. Melaksanakan supervisi dan pengawasan melekat kepada seluruh
anggota Rumah Sakit Tk.IV Madiun.
g. Mengupayakan secara optimal pemenuhan fasilitas sarana dan
prasarana perijinan serta SDM sebagai PKK II.
h. Melaksanakan Akreditasi Rumah Sakit Versi Tahun 2012.
74
5.1.6 Unit Pelayanan Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
Total 51
Sumber: Data sekunder Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun Tahun 2017
a. Poliklinik Umum
b. Poliklinik Bedah
d. Poliklinik Gigi
e. Poliklinik BKIA
f. Poliklinik Orthopedi
75
g. Poliklinik Syaraf
h. Poliklinik anak
i. Poliklinik VCT
dari:
c. Unit Farmasi
j. Ambulance
Berdasarkan data sekunder dari Rumah Sakit Tk. IV Madiun tahun 2018
76
Tabel 5.2 Jumlah Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit TK. IV Kota
Madiun tahun 2018
JUMLAH
No KWALIFIKASI
MIL PNS HR TAMU TOTAL
1 Dokter Spesialis
1) Dokter Spesialis Obgyn 1 - - - 1
2) Dokter Spesialis THT - 1 - - 1
3) Dokter Spesialis Penyakit
- - 1 1 2
Dalam
4) Dokter Spesialis Anak - - - 1 1
5) Dokter Spesialis Bedah - - - 1 1
6) Dokter Spesialis Saraf - - - 1 1
7) Dokter Spesialis Ortopedi - - - 1 1
8) Dokter Spesialis Mata - - - - 0
9) Dokter Spesialis Anaestesi 1 - - 1 2
10) Dokter Spesialis
- - - 1 1
Radiologi
11) Dokter Spesialis Patologi
- - 1 - 1
Klinik
12) Dokter Spesialis Paru - - - 1 1
2 Dokter Umum 1 1 3 1 6
3 Dokter Gigi - 1 - 1 2
4 S1 Kep.Ners 1 5 1 - 7
5 S1. Gizi 1 - - - 1
6 SPD - - 2 - 2
7 S1.Ekonomi - - 3 - 3
8 S1. Apoteker - - 1 - 1
9 S1. Komputer - - 1 - 1
10 D4.kebidanan - 1 5 - 6
11 D3 Perawat 5 14 21 - 40
12 D3 Bidan - 2 23 - 25
13 D3 Gigi - 1 - - 1
14 D3 Gizi - 1 - - 1
15 D3 Radiologi - 1 1 - 2
16 D3 Analis - 1 4 - 5
17 D3 Rekam Medik - - 1 - 1
18 D3 Farmasi - 1 1 - 2
19 AMD - - - - 0
20 D1 Komputer - - 1 - 1
21 SPK 4 2 - - 6
22 SMF/SAA - - 1 - 1
23 SMA/Sederajat 8 20 15 - 43
24 JUMLAH 22 52 86 10 170
Sumber: Data SekunderRumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018.
77
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui bahwa di Rumah Sakit Tk. IV
Madiun terdapat 170 tenaga kesehatan.
merupakan pasien rawat inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tentang
5.2.1 Umur
Hasil distribusi frekuensi responden menurut umur dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
rawat inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun, responden yang berusia 51-60
tahun menempati proporsi tertinggi yaitu terdapat 31 responden (48,4%) dan yang
menempati proporsi terendah ada 2 kelompok umur yaitu umur 18-28 tahun dan
78
5.2.2 Jenis Kelamin
Sakit TK.IV Kota Madiun, responden laki-laki menempati proporsi tertinggi yaitu
TK.IV Kota Madiun paling banyak adalah 27 responden (42,2%) adalah tamat
79
5.2.4 Status
Sakit TK.IV Kota Madiun menunjukkan bahwa responden yang sudah menikah
responden (10,9%).
inap mengenai perilaku caring perawat dapat diketahui dari 64 responden terdapat
80
35 responden (54,7%) dengan persepsi tidak baik dan terdapat 29 responden
Tabel 5.9 Tabulasi Silang antara Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas
Pasien Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018.
No. Perilaku Loyalitas Pasien Total Ρ
Caring Tidak Loyal
Perawat Loyal
F % f % f % 0,000
1 Tidak Baik 33 94,3 2 5,7 35 100
2 Baik 10 34,5 19 65,5 29 100
Total 43 67,2 21 32,8 64 100
Sumber: Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.9 diatas yang dianalisa menggunakan uji chi quare
dengan aplikasi SPSS 16.0 for windows dapat diketahui responden di ruang rawat
inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 yang berpendapat tidak baik
tentang perilaku caring perawat dan tidak loyal sebanyak 33 responden (94,3%).
Pasien dengan persepsi perilaku caring perawat tidak baik dan bersikap loyal
caring perawat baik dan bersikap tidak loyal sebesar 10 responden (34,5%),
81
sedangkan persepsi pasien baik dan bersikap loyal sebanyak 19 responden
(65,5%).
Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan uji chi square
diperoleh p value sebesar 0,000 < α = 0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa
Hₒ ditolak dan diterima yang berarti ada hubungan perilaku caring perawat
5.4 Pembahasan
5.4.1 Perilaku Caring Perawat di ruang Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV
Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tentang Perilaku Caring Perawat
terhadap diri sendiri dan orang lain, Membina hubungan saling percaya dan saling
82
perawat dengan kategori baik yaitu sebanyak 29 responden (45,3%), sedangkan
Menurut teori yang dikemukakan oleh Bata (2013) bahwa seseorang dalam
dimana sebagian besar dari responden yang berpersepsi tidak baik berjumlah 35
artinya semakin tinggi pendidikan yang ditempuh responden semakin kritis juga
dalam mengemukakan atau menilai suatu produk atau jasa pelayanan kesehatan
nilai yang paling rendah yaitu pada pernyataan nomor 10 yang berbunyi “Perawat
Hal ini tentu menarik perhatian dari peniliti untuk membahas pernyataan
nomor 10 ini dikarenakan memiliki nilai terendah dari hasil pengumpulan data 35
informasi yang akurat yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan keperawatan
83
yang akan dilakukan kepada klien atau keluarganya sesuai dengan batas
kemampuannya.
dengan standar profesi dan batas kegunaannya. Perawat wajib merujukkan klien
kepada perawat atau kepada kesehatan lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
yang menjadikan pasien merasa tidak nyaman dan menimbulkan perasaan tidak
puas.
berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel, atau bahkan
pola perilaku (seperti perilaku berbelanja dan perilaku pembeli) serta pasar secara
keseluruhan.
(1979) yaitu dalam pembentukan interaksi perawat dengan pasien yaitu perlu
perawat membuat nyaman pasien melalui komunikasi interpersonal yang baik dan
didukung oleh banyak faktor, baik dari lingkungan, saling percaya dan sikap
perawat yang kompeten dan profesional dalam proses perawatan yang tentunya
84
Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari pihak Rumah Sakit TK.IV
pengembangan dalam memberi perawatan. Dalam hal ini adalah dari segi perawat
yang bersinggungan langsung dan kontinyu kepada pasien rawat inap Rumah
5.4.2 Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun
2018.
Sakit TK.IV Kota Madiun tentang Loyalitas Pasien menggunakan empat indikator
produk dan jasa, Mereferensikan kepada orang lain dan Menunjukkan kekebalan
ada di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun cukup besar yaitu sebesar 43 responden
tidak loyal yang tertinggi adalah menikah sebanyak 29 responden (67,5%) dan
(9,3%).
85
menyebutkan bahwa pola pengeluaran rumah tangga terbesar digunakan untuk
Dalam hal ini artinya orang yang sudah menikah akan cenderung lebih
pengeluarannya. Pasien dalam karakter ini akan berfikir dua kali untuk
mengeluarkan biaya kesehatan jika pelayanan kesehatan yang saat ini dia terima
membutuhkan biaya yang tidak sesuai dengan harapannya. Namun sebaliknya jika
ada pelayanan kesehatan yang jauh lebih murah pasien tersebut tentunya akan
dan fasilitas yang ada. Yang artinya semakin tinggi pengetahuan dan pendidikan
pasien akan semakin kritis dalam memilih layanan kesehatan. Tidak hanya di lihat
dari faktor harga, tapi juga fasilitas, kualitas, kenyamanan, bahkan pengalaman
yang baik bisa menjadikan harga bukan prioritas lagi dalam menentukan
pelayanan kesehatan.
Dari 43 responden yang tidak loyal ini didapat dari menjawab 10 pernyataan
yang dimana setelah dilihat bahwa nilai terendah dari 10 pernyataan terdapat di
nomor 7 yang berbunyi “Beban yang akan saya terima ketika terjadi perubahan
biaya di rumah sakit ini akan lebih kecil dibandingkan dengan saya harus pindah
ke rumah sakit lain”. Hal ini menarik peneliti untuk menggali mengapa nilai
produk dan jasa ini sangat dipengaruhi dengan adanya faktor harga. Harga adalah
86
jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
Menurut Gramer dan Brown dalam Utomo 2006 loyalitas jasa yaitu derajat
suatu penyedia jasa, memiliki suatu desposisi atau kecenderungan sikap positif
penyedia jasa ini pada saat muncul kebutuhan untuk memakai jasa ini. Dari
definisi yang disampaikan Gramer dan Brown, konsumen yang loyal tidak hanya
dasar yang sering digambarkan seperti bentuk piramida. Yaitu yang pertama
tidur, oksigen) menjadi kebutuhan yang harus terlebih dahulu dipenuhi. Harga
Peniliti berpendapat bahwa seseorang dalam hal ini adalah pasien akan
berpikir dua kali dalam menentukan ke mana dia akan berobat atau memeriksakan
dirinya ketika sakit jika rumah sakit yang dituju memiliki harga yang tidak sesuai
dengan kemampuannya. Sehingga dari hal tersebut menjadi salah satu faktor
87
penyebab mengapa pasien tidak loyal terhadap suatu pelayanan kesehatan yang
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden di ruang rawat inap
Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 yang berpendapat tidak baik
tentang perilaku caring perawat dan tidak loyal sebanyak 33 responden (94,3%).
Pasien dengan persepsi perilaku caring perawat tidak baik dan bersikap loyal
caring perawat baik dan bersikap tidak loyal sebesar 10 responden (34,5%),
(65,5%).
Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan uji chi square
diperoleh p value sebesar 0,000 < α = 0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa
Hₒ ditolak dan diterima yang berarti ada hubungan perilaku caring perawat
Inap Kelas III Rumah Sakit Paru Jember” bahwa persepsi yang memuaskan
terhadap perilaku caring perawat memiliki peluang 0,076 kali membuat pasien
Dari perilaku caring perawat terhadap pasien yang baik tentu akan
berdampak pada kepuasan pasien yang baik pula. Seseorang yang merasa puas
88
terhadap layanan rumah sakit, bila mengalami sakit tentu akan kembali ke rumah
sakit yang sama untuk pelayanan yang diinginkan, bahkan akan mempromosikan
a. Kualitas Produk, yaitu pelanggan akan puas apabila hasil evaluasi mereka
pelanggan.
d. Harga, yaitu produk yang menempati kualitas yang sama, tetapi menetapkan
harga yang relatif ,murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi.
produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas pasien sebagai pengguna jasa
pemasaran bagi penyedia jasa karena pelanggan yang loyal dapat menjadi sumber
89
Dengan demikian dapat disimpulkan perilaku caring perawat yang tidak
baik dipicu dari SDM yang ada dalam hal ini adalah dari segi perawat. Jika
perawat kurang profesional dalam melakukan perawatan maka hal ini berdampak
menjadi loyal terhadap rumah sakit. Pihak Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
harus melakukan evaluasi lebih lanjut yang berkaitan dengan tindakan petugas
kesehatan terhadap pasien agar ke depan mutu pelayanan Rumah Sakit TK.IV
90
BAB 6
6.1 Kesimpulan
1. Sebagian besar pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Madiun tahun 2018
2. Sebagian besar pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Madiun tahun 2018
6.2 Saran
Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Kota
perawat yang merawat di rawat inap Rumah Sakit TK. IV Kota Madiun
dalam hal profesionalisme dalam merawat pasien agar kedepan pasien akan
91
merasa nyaman, puas sehingga kemungkinan untuk bersikap loyal pada
peneliti.
faktor lain yang mempengaruhi angka BOR (Bed Occupancy Rate) atau
pasien.
92
DAFTAR PUSTAKA
Harun, Cholik., L.Isro’in, dan N. Sri. 2017. Penyusunan Proposal dan Laporan
Penelitian Step by Step. Ponorogo : Unmuh Ponorogo Press
Mailani, Fitri, dkk. 2016. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat
Kepuasan Pasien BPJS di RSUD dr. Rasidin Padang. STIKes YPAK
Padang
Prabowo, dkk. 2014. Hubungan Tingkat Kognitif Perawat Tentang Caring dengan
Aplikasi Praktek Caring Di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso. Jurnal Penelitian, Universitas Jember.
93
Priyoto. 2015. Komunikasi & Sikap Empati dalam Keperawatan. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Setiawan, Supriadi. 2011. Loyalitas Pelanggan Jasa. Bogor : Penerbit IPB Press
Yulianti, K.D. 2017. Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Paviliun dan
Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Daerah dr.Soebandi Jember.
Skripsi, Universitas Jember.
http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-masa-dewasa-awal-
definisi.html?m=1. (diakses 25 Juli 2018)
94
Journal of Business & Industrial Marketing
Hospital service quality and patient loyalty: the mediation effect of empathy
Yucheng Zhang, Long Zhang, Xin Zhang, Miles M. Yang, Shanshan Zhang, Shyh-Jane Li, Yu-Ying Huang,
Article information:
To cite this document:
Yucheng Zhang, Long Zhang, Xin Zhang, Miles M. Yang, Shanshan Zhang, Shyh-Jane Li, Yu-Ying Huang, (2018) "Hospital
service quality and patient loyalty: the mediation effect of empathy", Journal of Business & Industrial Marketing, https://
doi.org/10.1108/JBIM-02-2018-0072
Permanent link to this document:
https://doi.org/10.1108/JBIM-02-2018-0072
Downloaded on: 21 October 2018, At: 00:42 (PT)
References: this document contains references to 87 other documents.
Downloaded by UNIVERSITY OF NEW ENGLAND (AUS) At 00:42 21 October 2018 (PT)
School of Public Administration, Southwestern University of Finance and Economics, Chengdu, China, and
Shyh-Jane Li and Yu-Ying Huang
Commerce Development Research Institute, Taiwan
Abstract
Purpose – Drawing on social identification theory, this research aimsto explore an important mechanism – patients‘ perceived empathy from a
hospital, which is defined as caring, individualized attention provided by the hospital – that explains how service quality influences patients‘ loyalty
to the hospital.
Design/methodology/approach – This study adopts a structural equation modelling framework to estimate the mediation relationship between
service quality and patient loyalty using two studies based on hospital employees and patients.
Findings – In Study 1, hospital staff survey data showed that service quality enhanced patients‘ perceivedempathy from the hospital. In Study 2,
the authors confirmed and extended the findings of Study 1 by using patient survey data that suggested that patients‘ empathy mediated the
relationship between service quality and patients‘ loyalty to the hospital.
Originality/value – The results of the two studies suggested that service quality increased patients‘ empathy, which in turn improved patients‘
loyalty to a hospital. The results extend the customer loyalty literature by exploring the critical antecedents and mechanisms of customer loyalty in
the healthcare context. The studies interpret healthcare phenomena from the service aspect of fulfilling patients‘ unique needs and providing a good
hospital service experience. Moreover, the authors offer an insightful approach to explaining the service quality–patient loyalty linkage in the
healthcare industry. Important theoretical and managerial contributions and suggestions for future research are discussed.
Keywords Service quality, Empathy, Hospital management, Patient loyalty
Paper type Research paper
receivedextensive research in thebusinessandmarketing contexts enterprise(Kassim and Abdullah, 2008). In thecontext of the
(Zeithaml et al., 1996; Elsäßer and Wirtz, 2017; Cassia et al., healthcare industry, patients‘ loyalty refers to their trust in and
2017). Customer loyalty is central to organizations‘ competitive patronage of a medical organization and a psychological
advantage, especially in the service sector (Dick and Basu, 1994). tendency to repeatedly purchase medical services from it
Customer loyalty can be created and reinforced bymarketing (Platonova et al., 2008). With rapid economic development
strategies aimed at building trust, demonstrating commitment to and improvements in living standards, people‘s expectations of
service and communicating with customers (Ndubisi, 2007). medical services are increasing, and patient loyalty has become
However, the antecedents and mechanisms of customer loyalty in increasingly important to hospitals‘ competitive advantage.
thehealthcareindustry, i.e. patientloyalty, remainambiguous. The service provided by healthcare workers is critical in
Therefore, in thisstudy, we aimed to contribute to theliterature determining whether patients feel that they are respected in the
by exploring the mechanism between hospital service quality and service delivery process (Wu and Tsai, 2008). We expect that in
patient loyalty based on surveys from 788 hospitalstaff and healthcare service, the service offered by hospital staffenhances
657 patients. patients‘ perceived respect for, trust in and empathy from the
Patients‘ loyalty to a hospital is important to patients in terms hospital and eventually improve their loyalty to the hospital.
of selecting hospitals and to hospitals in terms of attracting The following sections will describe our expectations and
patients, for the following three reasons[1]. First, by nature, the hypotheses in detail.
Downloaded by UNIVERSITY OF NEW ENGLAND (AUS) At 00:42 21 October 2018 (PT)
and efficient healthcare responses, they reciprocate by Mechanism: patients‘ perceived empathy
acknowledging and appreciating hospital professionals‘ ability Patients evaluate the quality of the customized healthcare
to solve their health problems. In other words, patients‘ servicebased on theextenttowhichtheyfeelthatthehospital
perceived empathy from the hospital is improved when they staff provides appropriate and effective care for their unique
receive high levels of service responsiveness. Similarly, good needs and conditions (Olson, 1995). On the basis of this
service assurance suggests that the hospital is able todeliver evaluation, patients determine whether they positively identify
accurate specialist knowledge and good staff attitudes that can with a particular hospital (Wu and Tsai, 2008). Patients
reassure patients regarding their diagnoses and provide them develop loyalty to a hospital when they feel that the hospital
withpsychologicalsafety(Mercerand Reynolds, 2002; Davis provides caring, individualized healthcare service and attention
et al., 2017). Based on social exchange theory (Cropanzano and that satisfies their unique healthcare needs (i.e. patients‘
Mitchell, 2005), patients who perceive diagnostic assurance perceived empathy from a hospital). Empathy emerges when an
and psychological safety feel positively towards the hospital and individual understands others‘ experience, communicates and
appreciate its ability to satisfy their unique healthcare needs – confirms that understanding to them and then acts in a helpful
thatis,theirperceivedempathyfromthehospitalincreases. manner (Mehrabian and Epstein, 1972; Davis, 1983). In the
Therefore, we expect that better health service quality healthcare industry, patients‘ perceived empathy from a
indicates better satisfaction of patients‘ unique needs and hospital has long been considered a key factor of treatment
Downloaded by UNIVERSITY OF NEW ENGLAND (AUS) At 00:42 21 October 2018 (PT)
increases patients‘ perceived empathy from the hospital. We (Saltzman, 2007). If patients perceive that they receive special
develop the following hypothesis: treatment from a hospital, they are more likely to view that
hospital favourably (in other words, their perceived empathy
H1. Healthcare service quality has a positive effect on patients‘ from the hospital increases). Patients‘ sense of empathy from a
perceived empathy. hospital is important because it indicates that they believe that
Formulated by Tajfel and Turner (1979),social identity theory they can trust the hospital, which facilitates their loyalty to the
proposesthat socialidentityis thefundamentalcause of social hospital (Donavan et al., 2015). Thus, it is reasonable to
behaviour. From a social-psychological researchperspective, propose that when a hospital provides good service quality,
social identity theory suggests that people‘s identities are formed patients‘ perceived empathy from and trust in the hospital
through the groups towhich they belong, and social identity is an increase, and in turn, patient loyalty improves. We propose the
important aspect of people‘s self-concept that can affect their following hypothesis:
social attitudes and behaviours (Ashforth and Mael, 1989).
H3. Patients‘ perceived empathy mediates the positive
According to social identity theory,people tend to identify with
relationship between healthcare service quality and
and be loyal to groups or organizations to which they canbuild
patients‘ loyalty to a hospital.
psychological connections. Thus, drawing on social identity
theory, the central reason for customer loyalty to an organization The theoretical model is shown in Figure 1.
or brand is that loyalty can build customers‘ psychological paths
or connections to a brand or service dependency (He et al.,
Methodology
2012). From the identity perspective, customer identity or brand
identity forms whena productor service meets the customer‘s We tested our theoretical model using two empirical studies.
expectations, and this identity can further lead to the emergence
customer loyalty (Fleury et al., 2016). Customer loyalty is a Study 1
continuous process in which initially, customers are aware of the Participants and procedures
organization‘s brand, product or service; later, they decide In the first study, our sample was drawn from member hospitals
whether to purchase the product or service from the organization; of Taiwan‘s largest hospital alliance, Taiwan Health Care
and finally, if they are satisfied with the product or service that Alliance. Using a convenience sampling method, we collected
they purchase, they become repeat customers (Tyler and Blader, data from 13 medium-sized hospitals from this alliance.
2003;Asperen et al., 2017; Daft and Weick,1984).Meanwhile, Hospital staff participated in the study. As most hospitals in
empathyreferstopeople‘sabilityto adoptothers‘ points of view Taiwanaremedium-sized, thesample is representative.
in interpersonal comparisons (Preston and de Waal, 2002; Anaza After obtaining agreement from the invited hospitals, we
et al., 2018). In healthcare service, patients‘ perceived empathy distributed questionnaires with the help of the administrative
from the hospital and from healthcare workers indicates that departments of the hospitals. The requirements for the distribution
patients feel that their individualized and unique healthcareneeds andcollectionofthequestionnairewereexplainedtothestaffwho
are understood and cared for by the service provider, i.e. the assisted in the data collection. After the subjects completed the
hospital(Parasuramanetal.,1988).Thisperceivedempathycan questionnaire,theyplacedit inasealedenvelope andhanded itto
serve as the reference point for how patients judge their status in, the staff who helped collect data. Finally, 1556 questionnaires were
and connections with, the healthcare process. Therefore, we distributed, and 788 were successfully returned. The response rate
expect that patients whoperceive that their unique needs are met
are more likelyto trust the hospital andprefer it fortheirfuture Figure 1 Theoretical model
treatment.Thus,weproposethefollowinghypothesis:
H2. Patients‘ perceived empathy has a positive effect on their Service quality Empathy Patient loyalty
loyalty to a hospital.
Hospital service quality and patient Journal of Business & Industrial Marketing
Yucheng Zhang et al.
was 50.58 per cent. Our data collection process ensured anonymity whether there was discriminant validity between the factors.
and voluntaryparticipation. Second, path significance was tested using SEM.
Taking gender as the control variable, 143 males and 619
Results
females completed the questionnaire, which is a typical gender
Table I presents the descriptive statistics, zero-order correlations
distribution in hospitals. Among the participants, 381 were
and reliability coefficients of the study. Allproposedpairs of
married, 382 were single, and 654 (94.7 per cent) were
relationships were statistically significant. The results show that
betweentheages of 21 and50 years. Inaddition, 99.5 percent
service quality (two dimensions: responsiveness and assurance) is
of the participants had received a high school or college
positively correlatedwith empathy.
education. Hospitals with fewer participants did not report
We assessed the hypothesized links between the different
significantly lower outcomes than hospitals with more
variables to evaluate the degree of fit of our path model to the
participants. Therefore, the number of participants per hospital
covariance structure of the samples. The results show that our
did not significantly influence the results. Marital status (F =
model has agooddegree of fit(Hu and Bentler,1999).
4.01, p < 0.05) and age (F = 11.90, p < 0.05) differed among To assess the model fit, we adopted standards from the
theparticipating hospitals, butthegender(F= 1.63, p > 0.05) existing literature. A Tucker-Lewis fit index (TLI) and
distribution was even among the hospitals. comparative fit index (CFI) above 0.9 and RMSEA values
Measures lower than 0.10 indicate a good model fit (O‘Rourke and
Downloaded by UNIVERSITY OF NEW ENGLAND (AUS) At 00:42 21 October 2018 (PT)
A back-translation strategy was applied. Seven-point Likert Hatcher, 2013). We compared a four-factor model with three-,
scales from 1 = ―stronglydisagree‖ to 7 = ―strongly agree‖ were two- and one-factor models in assessing the model fit.
applied to all variables. We included hospital staff as our Thecomparisonindicatedthatthe fit of thefour-factormodel
informants in Study 1 because they represent one of the main (x 2 (197) = 785.18, p < 0.001, CFI = 0.938, TLI = 0.927,
parties of interest in the hospital–patient relationship and have RMSEA = 0.062) was significantly better than that of the
professional knowledge of healthcare service (Marciniak et al., others(e.g. for thethree-factor model, x 2 (199)= 1098.04, p <
1995). 0.001, CFI = 0.905, TLI = 0.890, RMSEA = 0.076). In this
Service quality. In the field of service marketing, service model, service quality is a second-order construct that is loaded
quality plays an important role in understanding customer by responsiveness and assurance. Both responsiveness and
loyalty (Furrer et al., 2000; Zeithaml et al., 1996). The assurance have a high factor loading on staff service quality, at
SERVQUAL scale of service quality originally contained 0.73 and 0.9, respectively. Next, we evaluated the degree to
five dimensions. Two of the most important dimensions, i.e. which our hypothesized path model fits the observed
the ―soft‖ aspects – responsiveness and assurance – of service covariance structure of our sample by changing the links
quality in our research context were measured using the revised between different variables in causal directions. We found that
SERVQUAL scale (Parasuraman et al., 1988). We focused on the relationship between service quality and empathy was
the responsiveness and assurance of hospitals‘ service quality positive and significant (B = 1.07, b = 0.68, p < 0.001). This
because in our research context, all hospitals in our sample modelshowed agood fit(x 2 (239)=815.33, p <0.001, CFI=
were, as previously mentioned, typical medium-sized hospitals
from Taiwan Health Care Alliance. The categorization as Table I Means, standard deviations, and correlations of variables: patients
medium-sized hospitals means that these hospitals‘ ―hard‖ Variable
service quality aspects, such as tangible features (e.g. facilities, no. Variables Mean SD 1 2 3 4
equipment and appearance of personnel) and reliability (e.g.
hospital records), are at the same level and have almost no 1 Responsivene ss 5.08 1.22
2 Assurance 5.42 0.90 0.49**
variance. Therefore, the influences of the differences in their
3 Empathy 5.16 1.11 0.66** 0.47**
healthcare service quality‘s ―soft‖ aspects, responsiveness and
assurance, become meaningful and interesting in this research 4 Gender 1.81 0.39 —0.01 —0.04 0.02
5 Education 3.40 0.80 0.00 —0.05 —0.06 —0.28**
context. Responsiveness was measured by four items, such as
―Personnel of this hospital are never too busy to respond to Notes: N = 788; **correlation is significant at the 0.01 level (two-tailed);
patients‘ requests‖. The Cronbach alpha reliability of *correlation is significant at the 0.05 level (two-tailed)
responsiveness is 0.80. Assurance was measured by four items,
such as ―Personnel of this hospital are consistently courteous to Table II Hypothesis test for hospital staff
their patients‖. The Cronbach alpha reliability of assurance is
0.80. Variables b B M(SE)
Empathy. Empathy was measured by five items (Parasuraman, DV Empathy
1998), such as ―Personnel of this hospital understand the specific Control
needs of their patients‖. The Cronbach alpha reliability of Gender 0.01 0.03 0.08
empathy is 0.83. Education —0.03 —0.04 0.04
Analysis IV
We applied a two-step structural equation modelling (SEM) Service quality 0.68 1.07*** 0.11
process (Kline, 2015) and used Mplus 6.11 to analyse our data. R2 0.46
First, confirmatory factor analysi was used to test whether each
item was significantly loaded onto the latent factors and Note: p < 0.001***
Hospital service quality and patient Journal of Business & Industrial Marketing
Yucheng Zhang et al.
0.92, TLI = 0.91, RMSEA = 0.06). The R2 for the structural responsiveness, assurance and empathy are 0.87, 0.87 and
equations was 0.46 for empathy, suggesting that a large amount 0.86, respectively.
of varianceinthese variableswas accounted for by our model Patient loyalty. Patient loyalty was measured by five items
specifications. Theresults arepresented in Table II. Thus, H1 (Zeithaml et al., 1996) such as ―I would like to come to this
was supported. hospital again to seek medical care‖. The Cronbach alpha
reliability is 0.85.
Study 2 Analysis and results
The second study was conducted for two purposes. First, we
used patient data to replicate and confirm our findings from Analysis. In Study 2, we used thesameanalysisapproachasin
Study 1 so that service quality and patients‘ perceived empathy Study 1. We used MacKinnon‘s et al. (2002) method for
were assessed by both hospital employees and customers. This mediation utility testing because this method has better
replication made our results more reliable. Second, the second statistical power than the traditional four-step method of Baron
study extended our model. and Kenny (1986) . Then, we used bootstrap analysis tosolve
the problem of non-normal distribution. According to Preacher
Participants and procedures and Hayes (2004), the difference between the two indirect
The second sample comprised patients from the same hospitals effects was assessed; then, using bootstrapping in lieu of
used in Study 1. After receiving verbal consent from all research
Downloaded by UNIVERSITY OF NEW ENGLAND (AUS) At 00:42 21 October 2018 (PT)
presented in Table IV. Western-based construct and measure can be applied to the
According to the results of Studies 1 and 2, H1 was fully Asian healthcare context has received increasing attentions in
supported in both samples. H2 was fully supported and H3 was the literature (Polsa et al., 2013; Tsang and Qu, 2000; Wang
partially supported in the second sample. Therefore, the two et al., 2004). Our model advances the knowledge of service
studiesgenerally supportedourproposedmodel. quality in the Asian healthcare context by theoretically
We further compared the effects of responsiveness and proposing and empirically testing its influential but less visible
assurance. Based on the bootstrapping method, the results outcome: patients‘ loyalty to the hospital (Papanikolaou and
Zygiaris, 2014; Ashforth and Mael, 1989). It demonstrates how
indicated that the effects of responsiveness (B = 0.81, p <
past research on healthcare service quality narrowly focused on
0.001) and assurance (B = 0.15, p <0.05) on empathy were
positive and significant. The difference test indicated that the physical or easily observed consequences (e.g. patient
effect of responsiveness was stronger than that of assurance satisfaction and behavioural intention) and how our expansion
provides insightful interpretation to better understand service
(estimate = 0.66, p < 0.001, CI [0.42; 0.89], a = 0.05). In
addition, the results indicated that the effects of assurance (B = quality (Papanikolaou and Zygiaris, 2014; Dwivedi et al., 2016;
Marshall et al., 1998), especially in the context of the healthcare
0.59 , p< 0.001) onempathywerepositive andsignificant.The
difference test indicated that the effect of responsiveness was industry. It provides a unique approach to social identity to
explaintheprofoundeffects of healthcareservicequality.
strongerthanthat of assurance(estimate=0.64, p<0.001, CI
[0.40; 0.91], a = 0.05). Second, while previous customer loyalty research has
focused mainly on outcomes of customer loyalty in business
contexts(Anazaand Rutherford, 2012; Korschun etal., 2014;
Discussion
Brashear-Alejandro et al., 2016), this paper extends the
Based on social identity theory, this research explained the literature by exploring the critical antecedents and mechanisms
relationship between healthcare service quality and patients‘ of customer loyalty in the healthcare context. Our results
loyalty to a hospital. Using two studies based on different data emphasize apatient-centredcare perspective tosupplement the
sources – healthcare employees and their counterparts (i.e. traditional equipment-centred perspective in hospitals, and
patients) – we found supporting evidence fromdifferent revealtheservicenature of hospitals. Based on twoempirical
stakeholders in the healthcare industry. Our findings offer studies ofhospitals‘ different stakeholders – healthcare workers
important theoretical and practical implications. and patients – this research advances the understanding of
IV
Service quality 0.37*** 1.20*** 0.18 0.53* 1.51** 0.50
Mediator
Empathy 0.10* 0.09* 0.05
a1*b1 0.04 0.111 0.06
R2 0.15 0.56
customer loyalty by exploring the mediation effect of health Second, the model revealed in this paper suggests that
service quality on patients‘ loyalty to the hospital through hospital staff, especially those in Asia, emphasize service
enhancing patients‘ perceived empathy. The healthcare responsiveness (i.e. responding efficiently to patients‘
industry is, by nature, a service industry that provides not only demands) and assurance (i.e. being professional and courteous
medical treatment but also a healthcare service experience to patients) in providing health service so that patients perceive
(Hoffman and Ingram, 1992; Lee et al., 2012). This study that they receive good care from the hospital (i.e. patients‘
interpreted hospital phenomena based on hospitals‘ service perceived empathy), which in turn leads to patients‘ loyalty to
nature. Applying social identity theory to hospital service the hospital. Research shows that cultural values play a critical
quality, our research on hospital service offers a fresh approach role in health service in China (Furrer et al., 2000; Mandal,
to the service nature of the healthcare industry. 2017; Polsa et al., 2013), which – along with the fact that
Third,previous research has treatedservice quality‘smultiple hospital caseloads are generally higher in Asia than in Western
dimensions as sub-aspects of a general construct – service countries – implies thathealthcare service quality improvement
quality – or assumed that these dimensions are independent. is especially important in Asia. This is because on the one hand,
However, empirical research has implied that more in-depth serviceresponsivenessandserviceassurancemay begiven more
investigations of these dimensions are needed (Karl and priority by patientsin Asiabecause of culturalvalues. On the
Peluchette, 2006; Mentzer and Flint, 2001). Adopting social other hand, in the high-caseload environment in Asian
Downloaded by UNIVERSITY OF NEW ENGLAND (AUS) At 00:42 21 October 2018 (PT)
identity theory, this study builds a theoretical framework for the hospitals, personalized healthcare service is more attractive to
multi-dimensional nature of service quality in the Asian patients; therefore, having personalized healthcare service
healthcare context.Ourempiricalresults supportedthe positive could better enhance patients‘ perceived empathy from the
association between service responsiveness/assurance and hospital and their loyalty. Hospitals in Asia in particular could
patients‘ perceived empathy from the hospital. Our study serves benefit from patient loyalty, as prior research has shown that it
as a stepping-stone for further research on the dynamic can improve a wide range of customer behaviours, such as
relationships among different dimensions of service quality in customer orientation (Martínez and del Bosque, 2013;
different contexts, including industrial and cultural contexts. It Korschun et al., 2014).
thus provides a theoretical foundation for investigating the Third, our study provides implications for healthcare
relationship between different dimensions of service quality. managers in patient loyalty enhancement. We found that
Fourth, we tested our theoretical framework in different service quality can improve patients‘ loyalty through increasing
populations within hospitals (i.e. hospital workers and their perceived empathy from the hospital. Therefore, this
patients). In Study 1, we used hospital employees to respond to study reminds hospital managers that in addition to ―hard‖
service quality because they have the medical expertise to judge aspects of hospital service quality (e.g. medical equipment and
healthcare service quality. We also used hospital employees to hospital appliances), the ―soft‖ aspects of hospital service
respond to patients‘ perceived empathy and patients‘ perceived quality are also important in improving patients‘ perceived
loyalty to a hospital because we wanted to measure ―perceived‖ empathyandloyalty(Lee etal.,2012).Wesuggest thathospital
opinionsfromhospitalemployeesin Study 1 sothatwecould practitioners improve their profits and competitive advantage
compare the results of Study 1 with those of Study 2. The by shiftingtheirfocusfromequipmentto ―soft‖servicequality
results of the two studies were consistent, and the equivalent or patient-oriented practicesbecause of theservicenature of
relationship in different populations suggests that our results the healthcare industry (Aryee et al., 2016). For example,
are stable and decontextualized (Pusic et al., 2012).Our criteria that evaluate service responsiveness and service
findings show that patients and healthcare workers have assurance behaviours should be developed and be incorporated
coherent perceptions of the relationship between different into the performance appraisals of hospital staff.
servicequalitydimensions inthecontextofAsianhospitals.
Limitations and future research suggestions
Managerial implications Finally, our study has some limitations that could help improve
Our results provide valuable implications for practitioners. futurestudies. First, although ourdataweredrawnfrom two
First, they show that healthcare service quality has a positive different sources, we adopted only cross-sectional designs,
effect on patients‘ perceived empathy and, therefore, indicate which could lead to common method bias (Harrison and
that the service responsiveness behaviour and service assurance McLaughlin, 1993). Thus, to makethe research resultsmore
behaviour of hospital staff can improve patients‘ perceived accurate and robust, we recommend future studies to adopt
empathy from the hospital. Thus, our findings suggest that more longitudinal designs in the empirical investigation of the
hospital managers should provide training and development relationshipbetweenservicequalityandcustomerloyalty.
sessions to their employees in not only medical knowledge and Second, though both hospital employees and patients were
skills but also service responsiveness and assurance behaviours involved in our research, other interested parties were not
and protocols so as to respond promptly topatients‘ requests included in our model, and there are more nuanced dynamics
and be consistently courteous to patients (Brady and Cronin, between hospital employees and patients that await further
2001; Büyüközkan and Çifçi, 2012). For example, setting research. Therefore, future research could make promising
protocols regarding the staff responsive time limit to ensure that contributions by investigating whether our model can be
staff respond to patients within a certain timeframe could help verified in other populations, such as patients‘ families.
increase service responsiveness, which could in turn improve Additionally, the literature suggests that patients and
patients‘perceivedempathyfromthehospitalandloyalty. healthcare staff have different knowledge and expectations of
Hospital service quality and patient Journal of Business & Industrial Marketing
Yucheng Zhang et al.
healthcare service (Pusic et al., 2012); thus, the reason that References
these two groups have consistent views of the service quality–
Ahearne, M., Bhattacharya, C.B. and Gruen, T. (2005),
patient loyalty relationship is another interesting topic for
future research to explore. We call for more qualitative research ―Antecedents and consequences of customer-company
to providedeeper and moredetailed investigations. identification: expanding the role of relationship marketing‖,
Third, the SERVQUAL scale was developed in the Western Journal of Applied Psychology, Vol. 90 No.3, pp. 574-585.
context and lacks explanatory power and credibility in the Asian Amador, J.A., Flynn, P.M. and Betancourt, H. (2015),
context, largely because of the cultural differences shaping ―Cultural beliefs about health professionals and perceived
customers‘ attitudes and behaviours (Stanworth et al., 2015). empathy influence continuity of cancer screening following a
Therefore, whether our results are generalizable across cultures negative encounter‖, Journal of Behavioral Medicine, Vol. 38
awaits future research, especially empirical cross-cultural No. 5, pp. 798-808.
studies that compare Eastern and Western samples. The Anaza, N.A. and Rutherford, B. (2012), ―How organizational
existing service quality research is based mainly on the Western and employee-customer identification, and customer
context (Tsang and Qu, 2000). By revising and adopting the orientation affect job engagement‖, Journal of Service
classic SERVQUAL scale for research in the Asian context, this Management, Vol. 23 No. 5, pp. 616-639.
study contributes to the ongoing exchange of knowledge Anaza, N.A., Inyang, A.E. and Saavedra, J.L. (2018),
between the East and the West (Wang et al., 2004; Jin et al.,
Downloaded by UNIVERSITY OF NEW ENGLAND (AUS) At 00:42 21 October 2018 (PT)
Chu, C.I. and Tseng, C.C.A. (2013), ―A survey of how Hogg, M.A. (2016), ―Social identity theory‖, Understanding
patient-perceived empathy affects the relationship between Peace and Conflict through Social Identity Theory, Springer,
health literacy and the understanding of information by Berlin.
orthopedic patients?‖, BMC Public Health, Vol. 13 No. 1. Hsieh, Y.H. and Chen, W.T. (2017), ―Measuring the value
Cronin, J.J., Jr and Taylor, S.A. (1994), ―SERVPERF versus variation of a service system: a Markov-switching model
SERVQUAL: reconciling performance-based and perceptions- estimation‖, Journal of Business & Industrial Marketing,
minus-expectations measurement of service quality‖, The Vol. 32 No. 8, pp. 1159-1171.
Journal of Marketing, Vol. 58 No. 1, pp. 125-131. Hu, L. and Bentler, P.M. (1999), ―Cutoffcriteriafor fit indexes
Cropanzano, R. and Mitchell, M.S. (2005), ―Social exchange in covariance structure analysis: conventional criteria versus
theory: an interdisciplinary review‖, Journal of Management, new alternatives‖, Structural Equation Modeling, Vol. 6 No. 1,
Vol. 31 No. 6, pp. 874-900. pp. 1-55.
Daft, R.L. and Weick, K.E. (1984), ―Toward a model of Hutchins, J. and Rodriguez, D.X. (2018), ―The soft side of
organizations as interpretation systems‖, Academy of branding: leveraging emotional intelligence‖, Journal of
Management Review, Vol. 9 No. 2, pp. 284-295. Business& Industrial Marketing,Vol.33 No.1,pp.117-125.
Davis, M.H. (1983), ―Measuring individual differences in Jiang, H. and Murmann, J.P. (2011), ―Regional institutions,
empathy: evidence for a multidimensional approach‖, ownership transformation, and migration of industrial
Downloaded by UNIVERSITY OF NEW ENGLAND (AUS) At 00:42 21 October 2018 (PT)
Journal of Personality & Social Psychology, Vol. 44 No. 1, leadership in China: the case of the Chinese synthetic dye
pp. 113-126. industry, 1978-2008‖, Industrial and Corporate Change,
Davis, K.S., Mohan, M. and Rayburn, S.W. (2017), ―Service Vol. 21 No. 4, pp. 933-970.
Jin, J., Xu, S. and Wang, Y. (2014), ―Acomparison study of
quality and acculturation: advancing immigrant healthcare
role overload, work-family conflict and depression between
utilization‖, Journal of Services Marketing, Vol. 31 No. 4/5,
China and North America: the moderation effect of social
pp. 362-372.
support‖, Acta Psychologica Sinica (in Chinese), Vol. 46
Dick, A.S. and Basu, K. (1994), ―Customer loyalty: toward an
No. 8, pp. 1144-1160.
integrated conceptual framework‖, Journal of the Academy of
Karl, K. and Peluchette, J. (2006), ―How does workplace fun
Marketing Science, Vol. 22 No. 2, pp. 99-113.
impact employee perceptions of customer service quality?‖,
Donavan, D.T., Janda, S. and Maxham, J.G. (2015), Journal of Leadership & Organizational Studies, Vol. 13 No. 2,
―Identification and aftermarket personalization with durable pp. 2-13.
goods‖, Psychology & Marketing, Vol. 32 No. 6, pp. 611-623. Kassim, N.M. and Abdullah, N.A. (2008), ―Customer loyalty
Dwivedi, Y.K., Shareef, M.A., Simintiras, A.C., Lal, B. and in e-commerce settings: an empirical study‖, Electronic
Weerakkody, V. (2016), ―A generalised adoption model for Markets, Vol. 18 No. 3, pp. 275-290.
services: across-country comparison of mobile health (m- Kemp, E.A., Borders, A.L., Anaza, N.A. and Johnston, W.J.
health)‖, Government Information Quarterly, Vol. 33 No. 1, (2018), ―The heart in organizational buying: marketers‘
pp. 174-187. understanding of emotions and decision-making of buyers‖,
Edura Wan Rashid, W. and Kamaruzaman Jusoff, H. (2009), Journal of Business & Industrial Marketing, Vol. 33 No. 1,
―Service quality in health care setting‖, International Journal pp. 19-28.
ofHealth Care QualityAssurance,Vol.22 No.5,pp.471-482. Kline, R.B.(2015), Principlesand Practice of Structural Equation
Elsäßer, M. and Wirtz, B.W. (2017), ―Rational and emotional Modeling, Guilford publications, New York, NY.
factors of customer satisfaction and brand loyalty in a Knox, S. and Walker, D. (2001), ―Measuring and managing
business-to-businesssetting‖, Journalof Business& Industrial brand loyalty‖, Journal of Strategic Marketing, Vol. 9 No. 2,
Marketing, Vol. 32 No. 1, pp. 138-152. pp. 111-128.
Fleury, F.A., Brashear, T., Isabella, G. and Araujo, A.C.D. Kooli, K., Cai, H., Tang, X., Beer, C. and Wright, L.T.
(2016), ―Consumer identification: a social identity view of (2016), ―Better together? A hospitality case for umbrella
loyalty program social and psychological benefits‖, Encontro branding‖, Journal of Business& Industrial Marketing,Vol. 31
da ANPAD. No. 8, pp. 1004-1016.
Furrer, O., Liu, B.S.-C. and Sudharshan, D. (2000), ―The Korschun, D., Bhattacharya, C.B. and Swain, S.D. (2014),
relationships between culture and service quality ―Corporate social responsibility, customer orientation, and
perceptions: basis for cross-cultural market segmentation the job performance of frontline employees‖, Journal of
and resource allocation‖, Journal of Service Research, Vol. 2 Marketing, Vol. 78 No. 3, pp. 20-37.
No. 4, pp. 355-371. Lee, S.M., Lee, D. and Kang, C.Y. (2012), ―The impact of
Harrison, D.A. and Mclaughlin, M.E. (1993), ―Cognitive high-performance work systems in the health-care industry:
processes in self-report responses: tests of item context employee reactions, service quality, customer satisfaction,
effects in work attitude measures‖, Journal of Applied and customer loyalty‖, The Service Industries Journal, Vol. 32
Psychology, Vol. 78 No. 1, p. 129. No. 1, pp. 17-36.
He, H., Li, Y. and Harris, L. (2012), ―Social identity Lei, P. and Jolibert, A. (2012), ―A three-model comparison of
perspective on brand loyalty‖, Journal of Business Research, the relationship between quality, satisfaction and loyalty: an
Vol. 65 No. 5, pp. 648-657. empirical study of the Chinese healthcare system‖, BMC
Hoffman, K.D. and Ingram, T.N. (1992), ―Service provider Health Services Research, Vol. 12, pp. 436.
job satisfaction and customer‖, Journal of Services Marketing, Lim, W.M. and ting, D.H. (2012), ―Healthcare marketing:
Vol. 6 No. 2, pp. 68-78. contemporary salient issues and future research directions‖,
Hospital service quality and patient Journal of Business & Industrial Marketing
Yucheng Zhang et al.
International Journal of Healthcare Management, Vol. 5 No. 1, Expectations : an International Journal of Public Participation in
pp. 3-11. Health Careand Health Policy, Vol. 17 No. 2, pp. 197-207.
MacKinnon, D.P., Lockwood, C.M., Hoffman, J.M., West, Parasuraman, A. (1998), ―Customer service in business-to-
S.G. and Sheets, V.(2002), ―A comparison of methods to business markets: an agenda for research‖, Journal of Business
test mediation and other intervening variable effects‖, & Industrial Marketing, Vol. 13 Nos 4/5, pp. 309-321.
Psychological Methods, Vol. 7 No. 1, pp. 83-104. Parasuraman, A., Zeithaml, V.A. and Berry, L.L. (1985), ―A
Mammen, E. (2012), When Does Bootstrap Work? Asymptotic conceptual model of service quality and its implications for
Results and Simulations, Springer, New York, NY. future research‖, Journal of Marketing, Vol. 49 No. 4, pp. 41-50.
Mandal, S. (2017), ―Theinfluence of organizationalcultureon Parasuraman, A., Zeithaml, V.A. and Berry, L.L. (1988),
healthcare supply chain resilience: moderating role of ―SERVQUAL: a multiple-item scale for measuring consumer
technology orientation‖, Journal of Business & Industrial perceptions of service quality‖, Journal of Retailing, Vol. 64,
Marketing, Vol. 32 No. 8, pp. 1021-1037. pp. 12-40.
Marciniak, T., Ellerbeck, E., Radford, M., Kresowik, T., Gold, Platonova, E.A., Kennedy, K.N. and Shewchuk, R.M. (2008),
J., Krumholz, H., Kiefe, C., Allman, R., Vogel, R. and ―Understanding patient satisfaction, trust, and loyalty to
Jencks, S. (1995), ―Improving the quality of care for primary care physicians‖, Medical Care Research and Review,
medicare patients with acute myocardial infarction: results Vol. 65 No. 6, pp. 696-712.
Downloaded by UNIVERSITY OF NEW ENGLAND (AUS) At 00:42 21 October 2018 (PT)
from the cooperative cardiovascular project‖, The Journal of Polsa, P., Fuxiang, W., S Ksj Rvi, M. and Shuyuan, P. (2013),
the AmericanMedical Association,Vol.273,pp.1509-1514. ―Cultural values and health service quality in China‖,
Marshall, G.W., Finn, D.W. and Baker, J. (1998), ―Exploring International Journal of Health Care Quality Assurance, Vol. 26
internal customer service quality‖, Journal of Business & No. 1, pp. 55-73.
Industrial Marketing, Vol. 13 Nos 4/5, pp. 381-392. Preacher, K.J. and Hayes, A.F. (2004), ―SPSS and SAS
Martínez, P. and Del Bosque, I.R. (2013), ―CSRand customer procedures for estimating indirect effects in simple mediation
loyalty: the roles of trust, customer identification with the models‖, Behavior Research Methods, Instruments, and
company and satisfaction‖, International Journal of Hospitality Computers, Vol. 36 No. 4, pp. 717-731.
Management, Vol. 35, pp. 89-99. Preston, S.D. and De Waal, F.B. (2002), ―Empathy: its
Mehrabian, A. and Epstein, N. (1972), ―A measure of ultimate and proximate bases‖, The Behavioral and Brain
emotional empathy‖, Journal of Personality, Vol. 40 No. 4, Sciences, Vol. 25 No. 1, pp. 20-71.
p. 525. Pusic, A.L., Klassen, A.F., Snell, L., Cano, S.J., Mccarthy, C.,
Mentzer, J.T. and Flint, D.J.(2001), ―Logisticsservicequality Scott, A., Cemal, Y., Rubin, L.R. and Cordeiro, P.G.
as a segment-customized process‖, Journal of Marketing, (2012), ―Measuring and managing patient expectations for
Vol. 65 No. 4, pp. 82-104. breast reconstruction: impact on quality of life and patient
Mercer, S.W. and Reynolds, W.J. (2002), ―Empathy and
satisfaction‖, Expert Review of Pharmacoeconomics &
quality of care‖, British Journal of General Practice, Vol. 52,
Outcomes Research, Vol. 12 No. 2, pp. 149-158.
pp. S9-12.
Miciak, A. and Desmarais, M. (2001), ―Benchmarkingservice Saltzman, C. (2007), ―Empathy in patient care–antecedents,
development, measurement, and outcomes‖, Psychodynamic
quality performance at business-to-business and business-to-
consumer call centers‖, Journal of Business & Industrial Practice, Vol. 14 No. 3, pp. 342-345.
Shirazi, A., Lorestani, H.Z. and Mazidi, A.K. (2013),
Marketing, Vol. 16 No. 5, pp. 340-353.
―Investigating the effects of brand identity on customer
Mok, C., Sparks, B. and Kadampully, J. (2013), Service Quality
loyalty from social identity perspective‖, Iranian Journal of
Management in Hospitality, Tourism, and Leisure, Routledge,
Management Studies, Vol. 6, pp. 771-772.
Abingdon.
Morse, J.M., Anderson, G., Bottorff, J.L., Yonge, O., O‘brien, Srinivasan, S.S., Anderson, R. and Ponnavolu, K. (2002),
B., Solberg, S.M. and Mcilveen, K.H. (2010), ―Exploring ―Customer loyalty in e-commerce: an exploration of its
empathy: a conceptual fit for nursing practice?‖, Image-the antecedents and consequences‖, Journal of Retailing, Vol. 78
Journalof Nursing Scholarship,Vol. 24 No.4, pp. 273-280. No. 1, pp. 41-50.
Ndubisi, N.O.(2007), ―Relationship marketing andcustomer Stanworth, J.O., Hsu, R.S. and Chang, H.T. (2015),
loyalty‖, Marketing Intelligence & Planning, Social Science ―Interpersonal service quality of the Chinese: determinants
Electronic Publishing, Vol. 25 No. 1, pp. 98-106. and behavioral drivers‖, Service Business, Vol. 9 No. 3,
O‘rourke, N. and Hatcher, L.(2013), AStep-by-Step Approach pp. 515-540.
to Using SAS for Factor Analysis and Structural Equation Tajfel, H. and Turner, J. (1979), ―An integrative theory of
Modeling, Sas Institute, Cary, NC. intergroup conflict‖, Social Psychology of Intergroup Relations,
Olson, J.K. (1995), ―Relationships between nurse-expressed Vol. 33, pp. 94-109.
empathy, patient-perceived empathy and patient distress‖, Tsang, N. and Qu, H.L. (2000), ―Service quality in China‘s
Journalof Nursing Scholarship,Vol. 27 No.4, pp. 317-322. hotel industry: a perspective from tourists and hotel
Ou, W.M., Shih, C.M., Chen, C.Y. and Wang, K.C. (2011), managers‖, International Journal of Contemporary Hospitality
―Relationships among customer loyalty programs, service Management, Vol. 12 No. 5, pp. 316-326.
quality, relationship quality and loyalty: an empirical study‖, Tyler, T.R. and Blader, S.L. (2003), ―The group engagement
Chinese Management Studies, Vol. 5 No. 2, pp. 194-206. model: procedural justice, social identity, and cooperative
Papanikolaou, V. and Zygiaris, S. (2014), ―Service quality behavior‖, Personality and Social Psychology Review, Vol. 7
perceptions in primary health care centres in Greece‖, Health No. 4, p. 349.
Hospital service quality and patient Journal of Business & Industrial Marketing
Yucheng Zhang et al.
Wang, Y., Lo, H.P. and Yang, Y. (2004), ―An integrated such as Journal of Business Ethics, Business Ethics: A European
framework for service quality, customer value, satisfaction: Review, International Journal of Human Resource Management and
evidence from china‘s telecommunication industry‖, Cornell Hospitality Quarterly. His research interests include
Information Systems Frontiers, Vol. 6, pp. 325-340. human capital, strategic human resource management,
Ward, K.F., Rolland, E. and Patterson, R.A. (2005), organizational behaviour and leadership. Long Zhang is the
―Improving outpatient health care quality: understanding the corresponding author and can be contacted at: lyon.long.
quality dimensions‖, Health Care Management Review, zhang@gmail.com
Vol. 30 No. 4, pp. 361-371. Xin Zhang (PhD, Hohai University) is Associate Professor of
Wen, C.P., Tsai, S.P. and Chung, W.S.I. (2008), ―A 10-year Management at School of Public Administration, Key
experience with universal health insurance in Taiwan: Laboratory of Coastal Disasterand Defence, and Cooperative
measuring changes in health and health disparity‖, Annals of Innovation Center for Coastal Development & Protection,
Internal Medicine, Vol. 148 No. 4, pp. 258-267. Hohai University, China. Her research interests include
Wetzels, M., Birgelen, M.V. and Ruyter, K.D. (1998), human resource management in public sectors, disaster
―Marketing servicerelationships: therole of commitment‖, management and innovation management. Her work has been
Journal of Business & Industrial Marketing, Vol. 13 Nos 4/5, published in Asia Pacific Journal of Management and several
pp. 406-423. prestigious management journals in Chinese. Xin Zhang is
Wieseke, J., Alavi, S. and Habel, J. (2014), ―Willing to pay
Downloaded by UNIVERSITY OF NEW ENGLAND (AUS) At 00:42 21 October 2018 (PT)
For instructions on how to order reprints of this article, please visit our website:
www.emeraldgrouppublishing.com/licensing/reprints.htm
Or contact us for further details: permissions@emeraldinsight.com
International Journal for Quality in Health Care, 2017, 29(4), 442–449
doi: 10.1093/intqhc/mzx058
Advance Access Publication Date: 24 May 2017
Review
Review
Address reprint requests to: Shao-Mei Shang, Tel/Fax: 86-10-82801611; E-mail: mei916@263.net
†
Both authors contributed equally to this work.
Editorial Decision 24 April 2017; Accepted 15 May 2017
Abstract
Purpose: Patient loyalty is key to business success for healthcare providers and also for patient
health outcomes. This study aims to identify determinants influencing patient loyalty to healthcare
providers and propose an integrative conceptual model of the influencing factors.
Data sources: PubMed, CINAHL, OVID, ProQuest and Elsevier Science Direct databases were searched.
Study selection: Publications about determinants of patient loyalty to health providers were
screened, and 13 articles were included.
Data extraction: Date of publication, location of the research, sample details, objectives and find-
ings/conclusions were extracted for 13 articles.
Results of data synthesis: Thirteen studies explored eight determinants: satisfaction, quality,
value, hospital brand image, trust, commitment, organizational citizenship behavior and customer
complaints. The integrated conceptual model comprising all the determinants demonstrated the
significant positive direct impact of quality on satisfaction and value, satisfaction on trust and
commitment, trust on commitment and loyalty, and brand image on quality and loyalty.
Conclusion: This review identifies and models the determinants of patient loyalty to healthcare
providers. Further studies are needed to explore the influence of trust, commitment, and switching
barriers on patient loyalty.
also called behavioral intention, implies a brand-specific commitment 3. Studies applying statistical methods using structural equation models.
to repurchase [5]. Healthcare providers have multiple types of ‗custo- 4. Research published in English.
mers‘ (doctors, third-party payers, patients, families etc.), and patients 5. Peer-reviewed journal articles.
are basic to the loyalty of these other constituencies [6]. Loyal patients
will very likely return to the same healthcare provider, spread positive The initial search generated 3910 titles. After 509 duplicates were
words of mouth and recommend the provider to others [7]. excluded, the titles and abstracts of 3401 studies were retrieved and
Healthcare providers who focus on patient loyalty gain benefits; read, based on the inclusion criteria. Full articles were reviewed
these may be economic or noneconomic. Loyalty contributes to redu- where abstract details were insufficient. Ten of these articles met the
cing patient defection and ‗shopping‘ behavior among patients [8]. It inclusion criteria and their reference lists were then manually
also saves the cost of attracting new customers and prevents the searched to identify additional relevant research, identifying three
wasteful practice of offering ‗frills‘ in desperate efforts to recruit suffi- additional articles, making a total of 13 (Fig. 1).
cient customers [8]. Customer loyalty is proved to be related to prof-
itability [9,10]. In addition, as patients spread positive word of
mouth, loyalty can improve the brand image of healthcare providers.
Quality appraisal
Methods
Design
This review was conducted using an integrative review framework [14].
This is a specific review method that summarizes past empirical or
theoretical literature to provide a more comprehensive understand-
ing of a particular phenomenon or healthcare problem [15]. Data
from different types of research design are combined and theoretical
as well as empirical literature is included [16]. The review stages
include problem identification, literature search, data evaluation,
data analysis and presentation [14].
Literature search
A computerized search for literature pertinent to determinants of
patient loyalty was conducted, using the PubMed, CINAHL, OVID,
ProQuest and Elsevier Science Direct databases and the search terms
‗patient‘, ‗health‘, ‗healthcare‘, ‗hospital(s)‘, ‗medical‘ and ‗loyal(ty)‘,
and ‗behavioral intention(s)‘.
Inclusion criteria for the studies were as follows:
Lei and Jolibert (2012) Shanghai (eastern 630 inpatients To analyze the relationships between perceived quality, patient Quality and satisfaction were distinct concepts and the first model
[13] China) satisfaction and loyalty intentions in mainland China‘s healthcare (satisfaction mediates quality and loyalty) was the most appropriate
Table continued
445
446
Woodside and Frey Two hospital in LA, 392 inpatients To investigate the relationship among service quality, customer Overall customer satisfaction with the service encounter appeared to
(1989) [24] USA satisfaction, and behavioral intention be a moderating variable between service quality and behavioral
intention
Sutharjana et al. (2013) Maternity Hospitals 160 patients To examine the role of OCB in improving service quality, patient The results showed that OCB behaviors can indeed improved the
[25] in Indonesia satisfaction and patient loyalty service quality significantly; nevertheless OCB had not been able to
directly and significantly improve patient loyalty. Other than that,
service quality and patient satisfaction were perfectly capable in
mediating the effect of OCB on patient loyalty
Ramli and Sjahruddin Healthcare services 112 patients To examine and analyze the effect of patient satisfaction to the The results of the study provided evidence that high patient
(2015) [26] in Makassar in patient‘s trust and patient‘s loyalty satisfaction had not been able to increase patient loyalty; higher
Indonesia patient satisfaction had an impact on the high of patient trust. High
trust of patients provided a significant effect on patient‘s loyalty to
healthcare services. Patient satisfaction increased patient loyalty if
supported by high patient trust
Hu et al. (2011) [27] Mioali hospital in 923 patients To propose a new model to measure the relationship between three The results showed that customer satisfaction was influenced by the
Taiwan quality attributes, customer satisfaction, customer complaints and 1D and attractive attributes, and negatively affected by customer
customer loyalty complaints. Surprisingly, the must-be attributes could not predict
customer satisfaction, which suggested that competitive convergence
played a role within the Taiwan context. As well, customer loyalty
proved to be independent of customer satisfaction and customer
complaints, which may have been due to the barriers erected to
dissuade patients from changing to a new provider
Kim et al. (2012) [12] South Korean 438 patients To address critical issues such as how National University Dental Dentist concern of the perceived service quality had an influence on
Hospitals patients perceive service quality and how this perception behavioral intentions (b 0.419; t 1.961; P 0.01). Patient
influences their behavior satisfaction was a significant antecedent factor of behavioral
intentions (b 0.227; t 1.970; P 0.01). However, behavioral
intentions were not a significant determinant factor of value
(b 0.250; t 1.572; P 0.01)
Zhou et al.
Determinants of patient loyalty to healthcare providers • Patient Satisfaction 447
satisfaction. However, Kim et al. [12] argued that value was not a
significant determinant factor of behavioral intentions (β 0.250;
t 1.572; P 0.01) and affected patient loyalty through the medi-
ation of patient satisfaction. Therefore, there is consensus that per-
ceived value indirectly influences patient loyalty, but whether it
directly affects patient loyalty is controversial.
barriers [27]. If switching barriers are in place, even dissatisfied OCB on behavioral intentions. This indicates hospital organization
patients will not switch provider. Second, there are mediators from and personnel management another research direction of the patient
satisfaction to loyalty, such as trust and commitment. Healthcare loyalty, in addition to patients‘ perspective.
services have high risks, uncertainty and information asymmetry The evidence obtained by our study suggested that patient loy-
and it is important that patients are trustful and attached to the ser- alty may be positively influenced by satisfaction, quality, value, hos-
vice provider. As the effect of satisfaction on patient loyalty is pital brand image, trust, commitment and OCB. These are factors
unclear, further research is needed. consistent with those affecting customer loyalty in the marketing
Trust and commitment are key factors affecting customer loyalty domain [38]. However, little is known about other factors proved to
[37,38]. However, research into this relationship in the healthcare affect customer loyalty, such as switching barriers [47] and the influ-
context is limited. The studies found that trust had direct [11,22,26] ence of emotions [38]. The switching barrier refers to any factors,
and indirect [11] impact on patient loyalty, although the significance which makes it more difficult or costly for customers to change pro-
of the relationship between commitment and loyalty was contradic- viders, including interpersonal relationship, perceived switching
tory [11,22]. Trust and commitment are key factors in relationship costs and the attractiveness of competing alternatives [48]. Switching
marketing, which emphasizes establishing, developing and maintain- barriers are factors that make it difficult for a customer to change
6. Fisk TA, Brown CJ, Cannizzaro K et al. Creating patient satisfaction and 27. Hu H-Y, Cheng C-C, Chiu S-I et al. A study of customer satisfaction, cus -
loyalty. J Health Care Mark 1990;10:5–15. tomerloyalty and quality attributes in Taiwan‘s medical service industry.
7. Chia-Wen C, Ting-Hsiang T, Woodside AG. Configural algorithms of Afr J Bu Manageme 2011;5:187–95.
patient satisfaction, participation in diagnostics, and treatment decisions‘ 28. Zeithaml VA. Consumer perceptions of price, quality, and value: a means-
influences on hospital loyalty. J Ser Market 2013;27:91–103. end model and synthesis of evidence. J Mark 1988;52:2–22.
8. MacStravic S. Patient loyalty to physicians. J Health Care Mark 1994;14: 29. Sumaedi S, IGMY Bakti, Rakhmawati T et al. The empirical study on
53–6. patient loyaltyThe role of trust, perceived value, and satisfaction (a case
9. Heskett JL, Jones TO, Loveman GW et al. Putting the service-profit chain study from Bekasi, Indonesia). Clin Govern Int J 2014;19:269–83 15.
to work. Harvard Bus Rev 1994;72:163–74. 30. Bagozzi RP. The self-regulation of attitudes, intentions, and behavior. Soc
10. Hallowell R. The relationships of customer satisfaction, customer loyalty, Psychol Q 1992;55:178–204.
and profitability: an empirical study. Int J Ser Indust Manag 1996;7: 27– 31. Angelova B, Zekiri J. Measuring customer satisfaction with service quality
42. using american customer satisfaction model (ACSI Model). Int J
11. Patawayati ZD, Setiawan M, Rahayu M. Patient satisfaction, trust and Academic Res Bus Soc Sci 2011;1:232–58.
commitment mediator of service quality and its impact on loyalty (an 32. Cronin J, Brady MK, Hult TM. Assessing the effects of quality, value,
empirical study in Southeast Sulawesi Public Hospitals). IOSR J Bus and customer satisfaction on consumer behavioral intentions in service