RS ASTRINI
TB DOTS
2017
24
DAFTAR ISI
Halaman
1. Penerimaan Pasien................................................................................... 3
2. Jejaring internal......................................................................................... 4
3. Jejaring eksternal...................................................................................... 6
13. Prosedur bersama tim DOTS-tim VCT untuk penatalaksanaan pasienTB &
HIV............................................................................................................ 25
Rawat Inap................................................................................................ 30
16. Alur Pasien Tuberkolosis MDR ( TB MDR ) di Instansi rawat jalan ......... 31
24
PENERIMAAN PASIEN
1 dari 1
RS ASTRINI
KABUPATEN WONOGIRI
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
Direktur RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
PROSEDUR 1. Komunikasidenganbaikkepadapasiendankeluarga,
bersikapramahsertamemperkenalkandiri
2. Menanyakanidentitaspasiendankeluhandatangke RS
3. Membantu pasien bertemu dokter untuk dilakukan pemeriksaan
4. Mengarahkan pasien untuk menyelesaikan administrasi dan
menunjukkan lokasi poli pelayanan, serta lokasi apotik
JEJARING INTERNAL
24
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 dari 1
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO TanggalTerbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
PENGERTIAN Jejaring Internal adalah jejaring antar semua unit yang terkait dalam menangani
pasien TB di dalam RS.
TUJUAN Jejaring Internal bertujuan untuk mempermudah RS dalam menemukan
penderita TB (Case Finding).
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini WonogiriNo. tentang Pedoman Pelayanan
Medis RS Astrini Wonogiri
UNIT TERKAIT Laboratorium, Radiologi, I,Farmasi, Rekam medis, SMF Saraf, SMF Penyakit
Dalam, SMF Anak, SMF Bedah, SMF Bedah, SMF Obgyn
24
GAMBAR JEJARING INTERNAL
JEJARING EKSTERNAL
24
Ditetapkan
SPO TanggalTerbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO
PENGERTIAN Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun antara dinas kesehatan, RS,
Puskesmas, UPK lainnya dan instansi lain terkait dalam penanggulangan TB
dengan strategi DOTS.
TUJUAN Semua pasien Tuberkulosis mendapatkan akses pelayanan DOTS yang
berkualitas, mulai dari diagnosis, follow up sampai akhir pengobatan.
KEBIJAKAN Surat Ketetapanan Direktur no. tentang Pedoman Pelayanan Medis RS
ASTRINI WONOGIRI
24
GAMBAR JEJARING EKSTERNAL
24
PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB
RS ASTRINI
KABUPATEN WONOGIRI
1 dari 3
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO
TUJUAN Sebagai acuan tata laksana penegakkan diagnosa TB pada pasien yang
dicurigai menderita TB, untuk menemukan pasien TB
24
PROSEDUR 1. Penegakkan diagnosis pasien TB didasarkan pada:
a. Anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga)
b. Pemeriksaan fisik yang mendukung
c. Hasil pemeriksaan dahak SPS
d. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya (sesuai indikasi: foto
thorax/ uji tuberkulin/histopatologi/patologi anatomi)
e. Hasil pembobotan (sistem skor) pada kasus TB anak.
2. Untuk pasien TB paru dewasa, apabila:
a. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada ≥ 2 hasil
pemeriksaan dahak SPS maka ditegakkan, diagnosa pasien TB,
dan selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien
TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT Nya
RS ASTRINI
KABUPATEN 2 dari 3
WONOGIRI
b. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada hanya 1 hasil
pemeriksaan dahak SPS, maka dilakukan pemeriksaan foto thorax:
- Bila hasil foto thorax mendukung kelainan TB, maka ditegakkan
diagnosa pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan
tipe pasien TB, untuk menentukan regimen OAT nya.
- Bila hasil foto thorax tidak mendukung kelainan TB, maka dapat
dilakukan pemeriksaan dahak SPS ulang:
Bila ditemukan BTA (+), ditegakkan diagnosa pasien TB
Bila tidak ditemukan BTA (+), ditegakkan diagnosa bukan pasien
TB.
c. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (-) pada ketiga hasil
pemeriksaan dahak SPS, maka diberi pengobatan antibiotik spektrum luas
terlebih dahulu, dan bila ada perbaikan, maka ditegakkan diagnosa bukan
24
pasien TB. Apabila dengan antibiotik spektrum luas tidak ada perbaikan,
maka dilakukan pemeriksaan foto thorax
-Bila hasil pemeriksaan foto thorax mendukung kelainan TB, maka
ditegakkan diagnosa pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan
klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan
OATnya.
-Bila hasil pemeriksaan dahak, foto thorax tidak mendukung kelainan TB,
dan maka ditegakkan diagnosa bukan pasien TB
RS ASTRINI KABUPATEN
WONOGIRI
3 dari 3
3. Untuk pasien TB anak, apabila terdapat hasil scoring:
- Skor 6 atau > ditegakkan diagnosa TB anak
- Skor 5, dilakukan evaluasi lebih lanjut
- Skor < 5, ditegakkan diagnosa bukan TB anak.
Sistem skor untuk diagnosis TB anak:
Parameter/skor 0 1 2 3
24
Batuk ±3 mgg
Pembesaran lymph ≥1 cm
>1 tdk
nyeri
Pembengkakan ada
tulang/sendi
UNIT TERKAIT SMF Anak, SMF Bedah, SMF Saraf, SMF Kulit Kelamin, SMF THT,
SMF Obgyn, SMF Penyakit Dalam, SMF Mata, SMF Jantung,
Laboratorium Jantung
1 dari 3
RS ASTRINI KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO
24
standar internasional penanggulangan tuberkulosis (ISTC)
2 dari 3
RS ASTRINI KABUPATEN
WONOGIRI
24
10. Tarik napas dalan 2-3 kali
11. Buka tutup pot dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan
ludahkan ke dalam pot.
12. Setelah selesai berdahak tutup rapat pot dahak tersebut
13. Segera cuci tangan dengan air dan sabun antiseptik
14. Apabila pasien didamping oleh petugas saat berdahak agar
diperhatikan arah angin agar tidak mengarah ke petugas
15. Apabila ternyata dahak tidak memenuhi syarat pemeriksaan seperti
air liur atau volumenya kurang, pasien diminta berdahak lagi
16. Apabila pasien kesulitan mengeluarkan dahak pasien dapat
dibeikan ekspektoran seperti OBH atau gliserol guayacolas sehari
sebelum pengeluaran dahak dan dianjurkan minum banyak.
17. Pasien dianjurkan olah raga ringan seperti lari-lari keil atau
petugas petugas melakukan tepukan-tepukan ringan dengan
kedua telapak petugas pada punggung pasien selama 3-5 menit.
18. Selanjutnya pasien berdahak seperti pada butir 3 di atas
19. Cara menilai dahak secara makroskopik
20. Lakukan penilaian terhadap dahak pasien tanpa membuka tutup
24
2. Pagi : Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera
setelah bangun tidur. Pot dahak dibawa dan diserahkan sendiri
kepada petugas laboratorium.
3. Sewaktu kedua : dahak dikumpulkan di Laboratorium pada hari kedua,
saat menyerahkan dahak pagi.
Pengambilan 3 spesimen dahak masih diutamakan dibanding dengan 2
spesimen dahak mengingat masih belum optimalnya fungsi sistem dan
hasil jaminan mutu eksternal pemeriksaan laboratorium.
UNIT TERKAIT Laboratorium, Poliklinik Paru, Poli DOTS, Ruang Rawat Inap
RS ASTRINI
KABUPATEN 1 dari 1
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO TanggalTerbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
24
1. Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya positif.
2. Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS pertama hasilnya negatif, setelah
pemberian antibiotika non OAT 2 minggu tidak ada perbaikan dan hasil
pemeriksaan dahak ulangnya tetap negatif.
3. Pasien yang mengalami komplikasi antara lain: sesak nafas berat
(pneumotoraks,pleuritis eksudativa, efusi perikarditis, dan efusi pleura) dan
pasien yang mengalami hemoptysis berat (untuk menyingkirkan
bronkiektasis dan aspergiloma).
UNIT TERKAIT Laboratorium, Radiologi
1 dari 2
RS ASTRINI KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO
PENGERTIAN Pasien yang diagnosa TB dan telah ditetapkan klasifikasi serta tipenya,
akan mendapat pengobatan dengan OAT (Obat Anti TB)
24
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS ASTRINI WONOGIRI
No. tentang Pedoman Pelayanan Medis RS ASTRINIWONOGIRI
PROSEDUR 1. Pasien yang telah didiagnosa TB dan telah ditetapkan klasifikasi dan
tipenya diberikan pengobatan OAT , dengan paduan regimen yang
sesuai
2. Paduan Regimen OAT
a. Kategori 1 : 2 (RHZE)/4(RH)3
b. Kategori 2 : 2 (RHZE)S/ 1(RHZE)/5(RH)3 E3
c. Kategori anak : 2 (RHZ)/4(RH)3
d. Kategori sisipan: 1(RHZE)
RS ASTRINI KABUPATEN
WONOGIRI 2 dari 2
24
Dosis obat disesuaikan berat badan pasien
1. Prinsip: multi drug, 2 fase (fase intensif, minum OAT 1x/hari) dan fase
lanjutan, minum OAT 3x/minggu) dan ada pengawasan keteraturan
dan kelengkapannya.
2. Untuk pengawasan minum obat, ditunjuk PMO(pengawas Menelan
Obat) dari keluarga/tetangga yang dapat membantu melakukan
pengawasan minum obat oleh pasien.
3. Perjalanan pengobatan pasien TB dicatat di lembar pengobatan TB
(form TB.01)
Pasien TB dibuatkan kartu kontrol TB (form TB.02) yang akan dibawa
pasien pada saat kontrol
UNIT TERKAIT SMF Anak, SMF Bedah, SMF Saraf, SMF Obgyn, SMF Penyakit Dalam
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
PENGERTIAN Penyediaan obat anti TB untuk pasien dewasa dan anak. Penyediaan obat anti
TB merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan kebutuhan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, monitoring dan evaluasi.
TUJUAN Sebagai acuan pengelolaan logistik obat anti TB
24
PROSEDUR 1. Perencanaan kebutuhan obat dilakukan terpadu dengan berpedoman
pada:
- jumlah penemun pasien pada tahun sebelumnya
- perkiraan jumlah penerimaan pasien yang direncanakan
- buffer stok OAT
- sisa stok OAT yang ada
- perkiraan waktu perencanaan dan waktu distribusi untuk mengetahui
estimasi kebutuhan dalam kurun waktu perencanaan
2. Pengadaan OAT
Kabupaten / kota maupun propinsi yang akan mengadakan OAT perlu
berkoordinasi dengan pusat (Dirjen PPM dan PL Kemenkes RI)sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
3. Penyimpanan dan pendistribusian OAT
OAT yang telah diadakan, dikirim langsung oleh pusat sesuai dengan
rencana kebutuhan masing-masing daerah.
24
RUJUKAN DAN PINDAH PASIEN TB
YANG SUDAH DIOBATI
No. Dokumen No Revisi Halaman
1 dari 1
RS ASTRINI
KABUPATEN WONOGIRI
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO
PENGERTIAN SOP Rujukan dan pindah Pasien TB dan diobati adalah alur yang
diperlakukan apabila pasien sudah didiagnosa TB dan diobati di poli
paru RS ASTRINI WONOGIRI, namun akan pindah pengobatan di
fasilitas kesehatan terdekat.
TUJUAN Tujuan untuk memudahkan pasien dalam pengambilan obat di fasilitas
kesehatan terdekat, dan untuk menghindari terjadinya drop out.
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS ASTRINI WONOGIRI No. tentang
Pedoman Pelayanan Medis RS ASTRINI K WONOGIRI
24
TB.09)dengan menyertakan fotokopi TB.01 dan sisa OAT (bila telah
diobati).
3. Formulir TB.09 diberikan kepada pasien beserta sisa OAT untuk
diserahkan kepada RS/UPK yang dituju.
4. memberikan informasi langsung (telepon atau sms) ke RS/UPK yang
dituju dan wasor TB / Koordinator jejaring DOTS tentang pasien
yang dirujuk.
5. Berkoordinasi dengan RS/UPK yang telah menerima pasien rujukan
segera mengisi dan mengirimkan kembali lembar bagian bawah
formulir TB.09 ke RS ASTRINI WONOGIRI.
6. Melakukan koordinasi dengan Wasor TB untuk memastikan semua
pasien yang dirujuk telah melanjutkan pengobatan di RS / UPK yang
dituju (dilakukan konfirmasi melalui telepon atau sms).
UNIT TERKAIT Puskesmas terdekat tempat tinggal pasien
1 dari 2
RS ASTRINI KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO
Tanggal Terbit DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
24
Tindakan 1 Tindakan 2
. lacak pasien . Bila hasil BTA Lanjutkan sampai seluruh dosis
.diskusikan dan (-) atau ekstra selesai
cari masalah paru
.periksa 3 kali
dahak SPS . Bila satu atau Lama Lanjutkan
dan lanjutkan lebih hasil BTA pengobatan pengobatan
pengobatan (+) sebelumnya sampai seluruh
sementara kurang dari 5 dosis selesai
menunggu bulan
hasilnya. Lama Kategori 1 :
pengobatan mulai kategori
sebelumnya 2
lebih dari 5 Kategori 2:
bulan Mungkin kasus
kronis
2 dari 2
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
Catatan:
Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1-2 bulan dan lama
pengobatan sebelumnya kurang dari 5 bulan: lanjutkan dulu pengobatan
24
dahulu, sampai seluruh dosis selesai dan 1 bulan sebelum akhir
pengobatan harus diperiksa dahak
UNIT TERKAIT SMF anak, SMF bedah, SMF Saraf, SMF Obgyn, SMF Penyakit Dalam.
RS ASTRINI 1 dari 1
KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO
Tanggal Terbit DIREKTUR RS ASTRINI KABUPATEN
WONOGIRI
3 Januari 2017
24
PROSEDUR Efek samping ringan OAT
Efek samping Penyebab Penatalaksanaan
Tidak adanafsu makan, Rifampisin Semua OAT diminum malam
mual, sakit perut sebelum tidur
Nyeri sendi pirazinamid Beri aspirin
Kesemutan s.d rasa INH Beri vitamin B6 (piridoxin) 100
terbakar di kaki mg/hari
Warna kemerahan pada Rifampisin Tidak perlu diberi apa-apa tetapi
air seni beri penjelasan pada pasien
Efek samping berat OAT
Efek samping penyebab Penatalaksanaan
Gatal dan kemerahan Semua Ikuti petunjuk penatalaksanaan
2 dari 2
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
24
penglihatan
Purpura dan Rifampisin Hentikan rifampisin
rejatan(syok)
Efek samping berat OAT
UNIT TERKAIT SMF Anak, SMF Bedah, SMF Saraf, SMFObgyn, SMF Penyakit Dalam,
SMF Mata.
1 dari 1
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
PENGERTIAN Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan program
TUJUAN Untuk menilai sejauh mana target yang telah ditetapkan sebelumnya dicapai
24
- Formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak
(TB.05)
- Kartu pengobatan pasien TB (TB.01)
- Kartu identitas pasien TB (TB. 02)
- Formulir rujukan / pindah pasien (TB.09)
- Register TB UPK (TB.03 UPK)
- Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien Tb pindahan (TB .10)
- Register laboratorium TB (TB.04)
2. Petugas melakukan pelaporan data pasien TB sebagai berikut
- Laporantriwulanpenemuandanpengobatanpasien TB (TB.07)
- Laporantriwulanhasilpengobatan (TB.08)
- Laporantriwulanhasilkonversidahakakhirtahapintensif (TB.11)
- Laporan OAT (TB.13)
yang ditujukan kepada Diskesal dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat
UNIT TERKAIT Dinas Kesehatan Kabupaten WONOGIRI
1 dari 2
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
Tanggal Terbit
3 Januari 2017
24
a. Pasien TB yang dirawat oleh tim DOTS, di klinik rawat jalan maupun
bangsal rawat inap, apabila ditemukan salah satu atau lebih indikasi
terinfeksi HIV/AIDS;
MDR-TB
Hasil terapi dengan OAT tidak memuaskan
Perilaku berisiko tertular HIV/AIDS dibuatkan surat konsultasi
kepada tim VCT
b. Tim VCT melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang dikonsulkan
oleh tim DOTS.
Apabila pasien sero positif/positif HIV, selanjutnya dilakukan rawat
bersama antara tim DOTS dengan tim VCT, dan masuk
pencatatan, pelaporan bersama tim DOTS-tim VCT.
Apabila pasien sero(-)/negatif HIV, selanjutnya pasien
dikembalikan kepada tim DOTS untuk penatalaksanaan .
RS ASTRINI 2 dari 2
KABUPATEN
WONOGIRI
24
antara tim VCT dan tim DOTS, dan masuk dalam registrasi
pencatatan, pelaporan bersama tim VCT - tim DOTS
- Apabila pasien negatif TB, selanjutnya pasien dikembalikan
kepada tim VCT untuk penatalaksanaan HIV/AIDS.
UNIT TERKAIT Tim DOTS, tim VCT, SMF Anak, SMF Bedah, SMF Saraf, SMF Mata, SMF
Obgyn, SMF Penyakit Dalam
\\
24
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI UNIT GAWAT DARURAT
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
PENGERTIA Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang
datang melalui Unit Gawat Darurat
N
24
- Berat badan turun
- Nafsu makan menurun
- Demam
- Berkeringat banyak saat malam hari
- Cepat lelah
- Gejala malaise
2 dari 2
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
24
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PASIEN TUBERKULOSIS
DI INSTALASI RAWAT INAP
1 dari 1
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang
dirawat di ruang perawatan
24
oleh petugas
UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat. Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan
1 dari 1
RS ASTRINI
KABUPATEN WONOGIRI
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
24
B. Pasien yang oleh dokter didiagnosis TB MDR baik dari rawat inap
maupun rawat jalan akan dirujuk ke RS yang telah mempunyai
poliklinik TB MDR
1 dari 2
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO
PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang
datang melalui Instalasi Rawat Jalan
24
rawat inap maupun rawat jalan selanjutnya akan dikirim ke poliklinik
DOTS untuk mendapatkan terapai Tuberkulosis, penyuluhan serta
pencatatan.
2 dari 2
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
.
B. Untuk Pasien TB Paru lama atau kontrol
- Pasien yang telah memulai pengobatan TB Paru di Poliklinik DOTS
melanjutkan pengobatan seterusnya langsung di Poliklinik DOTS
- Verifikasi administrasi, pengambilan status dilakukan oleh petugas.
- Pasien kontrol yang telah mendapatkan terapi dan folow up di Poliklinik
DOTS dan tidak dikonsulkan ke Poliklinik lain diperbolehkan langsung
pulang
UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat. Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan
24
TRANSPORTASI PASIEN TUBERKULOSIS
1 dari 1
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
SPO
3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO
PENGERTIAN Suatu tata cara pengiriman pasien Tuberkulosis Paru antar unit di lingkungan
RS ASTRINI WONOGIRI
24
24