RS XXX
TB DOTS
SEMARANG
DAFTAR ISI
Halaman
1. Jejaring internal......................................................................................... 2
2. Jejaring eksternal...................................................................................... 4
Rawat Inap................................................................................................ 26
15. Alur Pasien Tuberkolosis MDR ( TB MDR ) di Instansi rawat jalan ......... 27
1
JEJARING INTERNAL
1 dari 1
Semarang
STANDAR Ditetapkan,
TanggalTerbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) April 2016
PENGERTIAN Jejaring Internal adalah jejaring antar semua unit yang terkait dalam menangani
pasien TB di dalam RS.
TUJUAN Jejaring Internal bertujuan untuk mempermudah Rumah Sakit dalam menemukan
penderita TB (Case Finding).
KEBIJAKAN Surat Ketetapan DirekturRS Xxxtentang Pedoman Pelayanan Medis RS Xxx
UNIT TERKAIT Laboratorium, Radiologi, IGD, Poli Rawat Jalan, Rawat Inap, Farmasi, Rekam
Medis, PKMRS
2
GAMBAR JEJARING INTERNAL
TIM TB DOTS
UNIT DOTS
Laboratorium
Poli Farmasi
Spesialis
Rekam Medis
UGD
3
JEJARING EKSTERNAL
1 dari 1
STANDAR Ditetapkan,
TanggalTerbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
April 2016
(SPO) (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A)
PENGERTIAN Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun antara dinas kesehatan, Rumah
Sakit, Puskesmas, UPK lainnya dan instansi lain terkait dalam penanggulangan
TB dengan strategi DOTS.
TUJUAN Semua pasien Tuberkulosis mendapatkan akses pelayanan DOTS yang
berkualitas, mulai dari diagnosis, follow up sampai akhir pengobatan.
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS XXX tentang Pedoman Pelayanan Medis RS Xxx
4
GAMBAR JEJARING EKSTERNAL
RS
XXX
RS& BP Puskesmas
satelit
Dinas Kesehatan
Semarang
5
PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB
1 dari 3
STANDAR Ditetapkan,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
APRIL 2016
PENGERTIAN Kegiatan untuk menegakkan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai
menderita TB (suspek TB) oleh staf medis dokter penanggung jawab
pelayanan pasien
TUJUAN Sebagai acuan tata laksana penegakkan diagnosa TB pada pasien yang
dicurigai menderita TB, untuk menemukan pasien TB
6
PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB
No. Dokumen No Revisi Halaman
RS. XXX
2 dari 3
b. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada hanya 1 hasil
pemeriksaan dahak SPS, maka dilakukan pemeriksaan foto thorax:
- Bila hasil foto thorax mendukung kelainan TB, maka ditegakkan
diagnosa pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi
dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen OAT nya.
- Bila hasil foto thorax tidak mendukung kelainan TB, maka dapat
dilakukan pemeriksaan dahak SPS ulang:
Bila BTA (+), ditegakkan diagnosa pasien TB
Bila BTA (-), ditegakkan diagnosa bukan pasien TB.
c. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (-) pada ketiga hasil
pemeriksaan dahak SPS, maka diberi pengobatan antibiotik spektrum
luas terlebih dahulu,dan bila ada perbaikan, maka ditegakkan
diagnosa bukan pasien TB. Apabila dengan antibiotik spektrum luas
tidak ada perbaikan, maka dilakukan pemeriksaan foto thorax
- Bila hasil pemeriksaan foto thorax mendukung kelainan TB, maka
ditegakkan diagnosa pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan
klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen
pengobatan OATnya.
- Bila hasil pemeriksaan dahak, foto thorax tidak mendukung kelainan
TB, dan maka ditegakkan diagnosa bukan pasien TB
7
PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB
8
PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM
1 dari 3
RS. XXX
STANDAR Ditetapkan,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) April 2016
(Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
9
PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM
- Persiapan alat
1. Siapkan pot dahak steril
2. Beri identitas pada badan pot dahak : Tuliskan identitas pasien,dan
tambahkan huruf A pada pot dahak yang diambil sewaktu dan
huruf B pada dahak yang diambil pagi hari. Stiker atau tulisan
ditempelkan pada badan pot dan jangan pada tutup pot
3. Pengambilan dahak untuk diagnosis TB adalah 3 kali (S-P-S) yaitu
Sewaktu- Pagi- Sewaktu
4. Tulis identitas pasien dan tanggal pengambilan dahak pada
formulir TB 05/TB 05 MDR
- Cara pengeluaran dahak yang baik:
1. Kumur-kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak
2. Bila memakai gigi palsu dilepas terlebih dahulu
3. Tarik napas dalam 2-3 kali
4. Buka tutup pot dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan
ludahkan ke dalam pot.
5. Setelah selesai berdahak tutup rapat pot dahak tersebut
6. Segera cuci tangan dengan air dan sabun antiseptik
7. Apabila pasien didamping oleh petugas saat berdahak agar
diperhatikan arah angin agar tidak mengarah ke petugas
8. Apabila ternyata dahak tidak memenuhi syarat pemeriksaan seperti
air liur atau volumenya kurang, pasien diminta berdahak lagi
9. Apabila pasien kesulitan mengeluarkan dahak pasien dapat
dibeikan ekspektoran seperti OBH atau gliserol guayacolas sehari
sebelum pengeluaran dahak dan dianjurkan minum banyak.
10. Pasien dianjurkan olah raga ringan seperti lari-lari kecil atau
petugas petugas melakukan tepukan-tepukan ringan dengan
kedua telapak petugas pada punggung pasien selama 3-5 menit.
11. Selanjutnya pasien berdahak seperti pada butir 4 di atas
- Cara menilai dahak secara makroskopik
1. Lakukan penilaian terhadap dahak pasien tanpa membuka
tutuppot melalui dinding pot yang transparan.
2. Hal-hal yang harus diamati adalah volume 3-5 ml, dahak kental
berwarna hijau kekuningan (mukopurulen)
10
PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM
11
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS PADA PASIEN SUSPEK TB
PARU
STANDAR Ditetapkan,
TanggalTerbi
PROSEDUR t
OPERASIONAL
(SPO)
(Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
April 2016
PENGERTIAN Pemeriksaan Radiologis (Foto Thorax) adalah pemeriksaan foto thorax
Postero-anterior pada penderita suspek TB untuk menunjang diagnosa TB.
TUJUAN Tujuan pemeriksaan radiologis (foto thoraks) adalah untuk menunjang
diagnosis TB pada pasien suspek TB paru, terutama apabila pemeriksaan
dahak negatif.
KEBIJAKAN Surat Ketetapan DirekturRS Xxxtentang Pedoman Pelayanan Medis RS
Xxx.
12
PROSEDUR PENGOBATAN PASIEN TB
RS. XXX
1 dari 2
STANDAR Ditetapkan,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
April 2016
PENGERTIAN Pasien yang diagnosa TB dan telah ditetapkan klasifikasi serta tipenya,
akan mendapat pengobatan dengan OAT (Obat Anti TB)
PROSEDUR 1. Pasien yang telah didiagnosa TB dan telah ditetapkan klasifikasi dan
tipenya diberikan pengobatan OAT, dengan paduan regimen yang
sesuai
2. Paduan Regimen OAT
a. Kategori 1 : 2 (RHZE)/4(RH)3
b. Kategori 2 : 2 (RHZE)S/ 1(RHZE)/5(RH)3 E3
c. Kategori anak : 2 (RHZ)/4(RH)3
d. Kategori sisipan: 1(RHZE)
13
PROSEDUR PENGOBATAN PASIEN TB
No. Dokumen No Revisi Halaman
RS. XXX
2 dari 2
Kategori Pasien TB Paduan OAT
Kategori 1 - Pasien baru BTA (+)
- Pasien baru TB BTA (-) 2(HRZE)/4(HR)3
dengan kerusakan paru yang
luas
- Pasien TB ekstra paru berat
Kategori 2 Pasien TB BTA (+) yang sudah 2(HRZE)S/1HRZE/
pernah diobati yaitu:kambuh, 5(HR)3E3
gagal atau putus obat (default)
Kategori 3 - Pasien baru TB BTA(-) 2(HRZ)/4(HR)3
- Pasien TB ekstra paru ringan
Kategori 4 - Pasien TB kronis Individual
- Kasus MDR-TB
Dosis obat disesuaikan berat badan pasien
1. Prinsip: multi drug, 2 fase (fase intensif, minum OAT 1x/hari) dan
fase lanjutan, minum OAT 3x/minggu) dan ada pengawasan
keteraturan dan kelengkapannya.
2. Untuk pengawasan minum obat, ditunjuk PMO(pengawas Menelan
Obat) dari keluarga/tetangga yang dapat membantu melakukan
pengawasan minum obat oleh pasien.
3. Perjalanan pengobatan pasien TB dicatat di lembar pengobatan TB
(form TB.01)
Pasien TB dibuatkan kartu kontrol TB (form TB.02) yang akan dibawa
pasien pada saat kontrol
UNIT TERKAIT Semua SMF
14
PENYEDIAAN OBAT ANTI TB
15
PENYEDIAAN OBAT ANTI TB
UNIT TERKAIT Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Dinas Kesehatan Provinsi Jateng
16
RUJUKAN DAN PINDAH PASIEN TB
YANG SUDAH DIOBATI
No. Dokumen No Revisi Halaman
STANDAR Ditetapkan,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Desember
(SPO) 2013 (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
PENGERTIAN SOP Rujukan dan pindah Pasien TB dan diobati adalah alur yang
diberlakukan apabila pasien sudah didiagnosa TB dan diobati di poli
DOTSRS Xxx, namun akan pindah pengobatan di fasilitas kesehatan
terdekat.
TUJUAN Tujuan untuk memudahkan pasien dalam pengambilan obat di fasilitas
kesehatan terdekat, dan untuk menghindari terjadinya drop out.
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Xxx tentang Pedoman Pelayanan Medis
RS Xxx
17
PROSEDUR TATA LAKSANA PASIEN TB YANG BEROBAT TIDAK
TERATUR
STANDAR Ditetapkan,
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL
(SPO) April 2016 (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
18
PROSEDUR TATA LAKSANA PASIEN TB YANG BEROBAT TIDAK
TERATUR
2 dari 2
RS. XXX
Catatan:
Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1-2 bulan dan lama
pengobatan sebelumnya kurang dari 5 bulan: lanjutkan dulu pengobatan
dahulu, sampai seluruh dosis selesai dan 1 bulan sebelum akhir
pengobatan harus diperiksa dahak
UNIT TERKAIT Semua SMF
19
PENATALAKSANAAN EFEK SAMPING OAT PASIEN TB
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO/ /XII/2013/
RS. XXX
TB DOTS 1 dari 1
STANDAR Ditetapkan,
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL
(SPO)
April 2016 (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
20
PENATALAKSANAAN EFEK SAMPING OAT PASIEN TB
No. Dokumen No Revisi Halaman
RS. XXX
2 dari 2
Efek samping berat OAT
21
PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB
RS. XXX
1 dari 1
STANDAR Ditetapkan,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
April 2016
PENGERTIAN Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan program
TUJUAN Untuk menilai sejauh mana target yang telah ditetapkan sebelumnya dicapai
22
PROSEDUR PENATALAKSANAAN PASIEN TB DAN HIV
April 2016
PENGERTIAN Pelayanan pasien koinfeksi TB dan HIV/AIDS (ODHA) secara bersamaan
oleh tim DOTS
23
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI UNIT GAWAT DARURAT
RS. XXX
1 dari 2
STANDAR Ditetapkan,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
April 2016
PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang
datang melalui Unit Gawat Darurat
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis
selama mendapatkan pelayanan di Unit Gawat Darurat, ditujukan terhadap
peningkatan mutu layanan, kemudahan akses untuk penemuan dan
pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan tuberkulosis
24
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI UNIT GAWAT DARURAT
RS. XXX
2 dari 2
25
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PASIEN TUBERKULOSIS
DI INSTALASI RAWAT INAP
RS. XXX
1 dari 1
STANDAR Ditetapkan,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
April 2016
PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang
dirawat di ruang perawatan
UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan
26
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS MDR (TB MDR) DI INSTALASI RAWAT
JALAN
No. Dokumen No Revisi Halaman
RS. XXX
1 dari 1
STANDAR Ditetapkan,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
April 2016
PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis MDR
yang datang melalui Instalasi Rawat Jalan
27
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI RAWAT JALAN
RS. XXX
1 dari 2
STANDAR Ditetapkan,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) (Dr. Adhi Midjaja, Sp.A, MKes)
April 2016
PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang
datang melalui Instalasi Rawat Jalan
28
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI RAWAT JALAN
RS. XXX
2 dari 2
UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan
29
TRANSPORTASI PASIEN TUBERKULOSIS
RS. XXX
1 dari 1
STANDAR Ditetapkan,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) (Dr. Adhi Midjaja, SpA, MKes)
April 2016
PENGERTIAN Suatu tata cara pengiriman pasien Tuberkulosis Paru antar unit di lingkungan
Rumah Sakit Xxx
KEBIJAKAN Surat Ketetapan DirekturRS Xxx tentang Pedoman Pelayanan Medis RS Xxx
Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap
peningkatan mutu layanan, kemudahan akses, untuk penemuan dan
pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah
terjadinya MDR TB
1. Jika memungkinkan serta fasilitasi tersedia, hendaknya setiap pemeriksaan
PROSEDUR
terhadap pasien suspek Tuberkulosis Paru termasuk pemeriksaan
penunjang dilakukan di tempat pasien berada (ruang isolasi).
2. Jika pasien suspek Tuberkulosis Paru harus menjalani pemeriksaan atau
perawatan di unit atau ruangan tertentu maka pasien harus selalu
menggunakan masker ketika dikirim ke unit atau ruangan yang dituju dan
diantar oleh petugas yang menggunakan masker N95
UNIT TERKAIT
Unit Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Unit terkait.
30