NIFAS
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
1
PROSEDUR
R. PERINATO
NEONATUS
PASIEN
(MATERNAL,
NEONATUS)
MATERNAL R. VK O.K
KELUARGA
PASIEN PENDAFTARAN
RUANG
PENUNJANG PERAWATAN
MEDIS IBU
PULANG
(Berobat Jalan)
PEMBAYARAN
MENINGGAL
(Dibawa ke Kamar Jenazah)
Kamar Bedah
Kamar Jenazah
UNIT TERKAIT
Rekam Medik
Ruang Bersalin
2
SELEKSI TERHADAP PASIEN SEHARI-HARI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
3
Dokter Obgyn melakukan pemeriksaan sesuai
kebutuhan, mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan obstetric/ginekologi termasuk:
1. USG
2. Pemeriksaan dalam vagina (VT)
3. Inspekulo
Pasien yang memerlukan perawatan atau tindakan
lanjutan di kirim ke rawat inap.
Pasien yang tidak memerlukan perawatan atau tindakan
lanjutan di pulangkan dan di berikan surat pengantar
untuk rawat jalan.
4
VISITE DOKTER KONSULEN DI RUANG BERSALIN
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
5
telepon dan secara tertulis.
3. Setelah itu bidan memberitahukan pada keluarga
pasien agar pasien tersebut diopnamekan ( bila
perlu sesuai arahan dokter jaga konsulen).
4. Kemudian bidan yang bertugas memasukkan pasien
ke ruangan yang diinginkannya sambil menunggu
dokter konsulen datang.
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap
Rekam Medis
Ruang Bersalin
6
PENENTUAN FAKTOR RESTI UNTUK IBU HAMIL
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
7
tahun
2. Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35
tahun, atau terlalu lambat hamil ke-1 kawin
lebih dari 4 tahun.
3. Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 tahun.
4. Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 tahun
5. Terlalu banyak anak, Anak lebih dari 4
6. Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun
7. Tinggi badan kurang dari 145 cm
8. Pernah gagal kehamilan
9. Pernah melahirkan dengan tarikan tang /
vakum
10. Pernah melahirkan dengan Uri dirogoh
11. Pernah melahirkan dengan diberi
infuse/transfusi.
12. Pernah operasi seksio sesarea
13. Adanya penyakit pada ibu hamil : kurang
darah, Malaria, TBC paru, Payah jantung,
kencing manis dan penyakit menular seksual.
14. Adanya bengkak pada muka/tungkai dan
tekanan darah tinggi.
15. Hamil kembar 2 atau lebih.
16. Hamil kembar air (Hydramnion).
17. Bayi mati dalam kandungan.
18. Kehamilan lebih bulan (postdate atau
postmature).
19. Hamil dengan kelainan presentasi/letak (letak
sungsang, letak lintang, presentasi wajah)
20. Hamil dengan perdarahan.
21. Pre eklamsi berat atau eklampsia (kejang)
8
4. Perdarahan pervaginam.
5. Ketuban pecah dini.
6. Letak lintang pada usia kehamilan lebih
dari 32 minggu.
7. Letak sungsang pada primigravida.
8. Infeksi berat / sepsis.
9. Persalinan premature.
10. Kehamilan ganda.
11. Janin yang besar.
12. Penyakit kronis pada ibu ; Jantung, paru,
ginjal, dll.
13. Riwayat obstetric buruk, riwayat bedah
sesar dan komplikasi kehamilan.
9
PELAYANAN PASIEN TIDAK AKUT
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
10
mengisi status pasien dengan lengkap.
4. Bidan melaporkan pasien ke dokter jaga Ruang
Bersalin.
5. Dokter membaca status dan memeriksa pasien
kemudian memberikan pengobatan kepada pasien
untuk 3 hari.
6. Dokter memberi instruksi kepada bidan bahwa
pasien boleh pulang atau rawat inap.
7. Pasien yang rawat inap diantar oleh bidan ke
ruangan yang telah disetujui oleh pasien / keluarga.
UNIT TERKAIT Rawat Inap
Ruang Bersalin
11
PELAYANAN PASIEN BARU RAWAT JALAN TANPA
RUJUKAN ( UMUM )
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk. I
12
sesuai Unit Gawat Darurat.
7. Dokter mencatat data pemeriksaan di rekam medis
secara tepat dan benar sesuai dengan Ina-DRG.
8. Dokter memberikan pengobatan, suntikan dan
tindakan ( bila diperlukan ) sesuai dengan clinical
path way.
9. Dokter menulis resep umum.
10. Bidan memberikan resep kepada pasien dan
menyarankannya membeli obat ke apotek RSUD
Dr. Hadrianus Sinaga dan pulang.
UNIT TERKAIT Rekam Medis
Ruang Bersalin
Farmasi
13
PELAYANAN PASIEN DENGAN PARTUS TERLANTAR
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus Sinaga
Kabupaten Samosir
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
__/I/2023
OPERASIONAL
14
generasi 3 misalnya Ceftriaxone 1 gram/12 jam
kombinasi dengan drip metronidazole 500 mg/8
jam dan gentamisin 80 mg/8jam (tes dahulu).
Catatan: Pemberian antibiotika sebaiknya
berdasarkan hasil kultur (untuk mencegah
resistensi) bila tidak ada dapat berdasarkan
terapi empiris atau berdasarkan ketersediaan
jenis obat.
- Kortison asetat 100-200 mg/IM atau
Dexamethasone 5
kepada :
- Penyebab kemacetan mg (sesuai kebutuhan).
- Dievaluasi setelah rehidrasi 1 jam dengan
memantau tanda vital dan urin output.
b. Pengakhiri persalinan
- Mengakhiri persalinan partus terlantar
bergantung
- Status presens penderita
- Keadaan janin (fetal distress atau tidak)
Tindakan yang mungkin dilakukan antara lain adalah
partus spontan, ekstraksi vakum (EV),ekstraksi forcep
(EF), seksio sesarea (SC), obstetrik histerektomi, atau
operasi Porro. Harus membilas vagina dengan anti septik
(Pavidon Iodine) sebelum dilakukan tindakan operasi.
Pada keadaan janin sudah meninggal dapat dilakukan
tindakan embriotomi bila syarat-syarat embriotomi
terpenuhi.
1. Rekam medis
UNIT TERKAIT
2. Kamar Bedah
3. Ruang Bersalin
15
PELAYANAN PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus Sinaga
Kabupaten Samosir
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
__/I/2023
OPERASIONAL
16
atau Ceftriaxone 1 gr/12 jam atau jenis antibiotika
lainnya sesuai empiris.
c. Pemantauan denyut jantung janin, observasi tanda-
tanda infeksi dan tanda-tanda mulainya persalinan.
d. Pemeriksaan USG untuk konfirmasi diagnostik
e. Jika tanda-tanda khorioamnionitis dan bilapelvik
score ≥ 5 langsung lakukan induksi persalinan tanpa
memandang tuanya kehamilan dengan oksitosin atau
dengan misoprostol 25-50 mikrogram per oral atau
pervaginam. Jika persalinan belum selesai dalam
waktu 6 – 8 jam sebaiknya dilakukan tindakan
operatif dengan SC. Bila Pelvic score < 5 persalinan
diakhiri dengan SC.
1. Rekam Medis
UNIT TERKAIT
2. Kamar Bedah
3. Ruang Bersalin
17
PELAYANAN PASIEN DENGAN PLASENTA PREVIA
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk. I
18
Tirah baring mutlak.
Infus Nacl/RL atau kristaloid lainnya
Tokolitik bila ada kontraksi: MgSO4 4 gr (IV)
dilanjutkan 2 gr (bila syarat pemberian MgSO4
terpenuhi) atau nifedipin10 mg dengan dosis
maksimal 120 mg per hari
Pemberian deksametasone 6 mg per 12 jam
selama 48 jam atau 15 mg (im)/dosis tunggal.
Periksa darah rutin, HbsAg, golongan darah.
Periksa USG.
Awasi perdarahan perdarahan pervaginam, vital
sign dan DJJ.
Apabila tanda-tanda perdarahan pervaginam
teratasi, pasien dirawat sampai kehamilan 37
minggu selanjutnya penanganan secara aktif.
Apabila terjadi perdarahan massif (profuse
bleeding) dengan penurunan kadar Hb yang
massif dan gangguan keadaan umum maka
penanganan dilakukan secara aktif dengan SC.
b. Penanganan aktif.
Kriteria :
Umur kehamilan (masa gestasi) ≥ 37 minggu, BB
janin ≥ 2500 gr, atau kehamilan dibawah < 37
minggu dengan profuse bleeding.
Perdarahan banyak (profuse bleeding) ≥ 500 cc
Persiapan transfusi darah
Ada tanda-tanda persalinan.
Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemik,
Hb ˂ 8 gr %.
Partus pervaginam
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau
lateralis pada segmen anterior uterus pada
kehamilan multigravida dan anak sudah meninggal
atau premature.
Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5
19
cm) ketuban pecah (amniotomi) jika his lemah
diberikan oksitosin drips.
Bila perdarahan masih terus berlangsung
dilakukan SC.
Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat
untuk menghentikan perdarahan (kompresi atau
tamponade bokong dan kepala janin terhadap
plasenta) hanya dilakukan pada keadaan
darurat. Anak masih kecil atau sudah mati dan
tidak ada fasilitas untuk melakukan operasi.
Rekam Medis
UNIT TERKAIT Kamar Bedah
Kamar Bersalin
20
PELAYANAN PASIEN DENGAN KEMATIAN JANIN
DALAM KANDUNGAN
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk. I
21
cara induksi sama saja seperti biasa hanya dosis
oksitosin yang dipakai ialah 10 IU dalam 500 ml
dextrose 5 % atau Ringer Laktat.
c. Bila belum berhasil, besoknya diulang lagi dengan
meningkatkan dosis oksitosin menjadi 20 U/500 ml
dektrose 5 % atau Ringer Laktat.
d. Apabila dengan dosis 20 unit oksitosin masih belum
berhasil maka besoknya induksi diulang kembali
dengan dosis yang sama, tetapi untuk menambah
keberhasilan dapt dilakukan dilatasi servix dengan
dilator hegar atau laminaria atau kateter foley.
e. Induksi partus selain dengan oksitosin bisa
langsung dengan menggunakan misoprostol tablet
yang ditempatkan di forniks posterior serviks dengan
dosis sesuai dengan usia kehamilan.
f. Tindakan operasi (histerotomi atau SC) hanya
dilakukan jika ada indikasi.
UNIT TERKAIT Rekam Medis
Kamar Bersalin
Kamar Bedah
22
PELAYANAN PASIEN DENGAN RETENSIO PLASENTA
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk. I
23
KEBIJAKAN Fungsi ginjal bila diperlukan
Elektrolit bila diperlukan
HbsAg
Pemeriksaan Penunjang lain :
a. USG
PENATALAKSANAAN :
PROSEDUR 1. Terapi :
Retensio plasenta - Perbaiki KU, kosongkan
kandung kemih
- Infus Dextrose 5 % /RL + oxytosin 10 IU
- Transfusi darah bila anemia
-Manual Plasenta bisa dengan
pendampingan anestesi
a. Berhasil baik
Observasi
KU
Perdarahan
Roboransia 1x1
Prevarat Fe ( Sulfas Ferrosus 3 x1 selama 1
minggu)
Antibiotika (dengan injeksi atau tablet
Cefadroksil 2x500 mg atau Cefixime 2x100
mg, atau Amoxycillin 3x500 mg selama 5
hari )
Uterotonika (Oksitosin drip, Methergin 2 mg
tab 3x1 selama 5 hari, atau dengan
misoprostol tablet)
b. Plasenta rest
- Kuretase dengan pendampingan anestesi
- Gagal
Perdarahan terus : Pertimbangkan Histerektomi
c. Plasenta melekat Histerektomi
Rekam Medis
UNIT TERKAIT Kamar Bedah
24
Kamar Bersalin
25
PELAYANAN PASIEN DENGAN ATONIA UTERI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk. I
26
- B-Lynch procedure
- Ligasia. Hipogastrika
Penanganan khusus:
Bila reaksi uterus tidak ada Histerektomi dengan
pertimbangan:
- Umur penderita
- Paritas
- Keadaan umum
27
PELAYANAN PASIEN DENGAN KEHAMILAN LEWAT
WAKTU
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
28
pervaginam, bila bekas seksio sesarea sebaiknya
dilakukan operasi ulang.
- Bila berhasil Partus pervaginam atau forcep
ekstraksi atau ekstraksi vakum.
- Bila gagal mungkin karena faktor dibawah ini,
dilanjutkan dengan SC
- Distosia serviks
- Fetal distress
- CPD
- Kelainan posisi kepala
- Air ketuban keruh / sedikit
29
PELAYANAN PASIEN DENGAN LETAK SUNGSANG
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk. I
30
perdarahan antepartum, cacat rahim, hamil
kembar, CPD, panggul sempit, hipertensi, bayi
besar/makrosomia, atau polihidramnion atau
oligohidramnion
b. Masa persalinan
1. Pervaginam bila tidak ada kontra indikasi,
dilakukan persalinan bisa spontan atau manual
aid.
2. Seksio sesarea primer pada kasus letak
sungsang dengan kasus: Panggul sempit dan
kelainan letak panggul, Taksiran berat anak
diatas 3500 gr pada primigravida dan diatas
4000 gr pada multigravida, bekas SC /
miomektomi, hiperekstensi kepala, kelainan
kontraksi uterus, primigravida tua, terjadi
kematian perinatal pada anak sebelumnya,
kelainan jumlah air ketuban, dan atau terjadi
fetal distress.
Rekam Medis
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin
31
MENGURANGI PERDARAHAN UTERUS
ANTEPARTUM
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
32
dengan melaporkan periode menstruasi terakhir,
laporkan tanggal USG sebelumnya atau riwayat
obstetrik jika ada.
4. Inspeksi perineum untuk jumlah dan karakteristik
perdarahan.
5. Monitor tanda-tanda vital ibu sesuai kebutuhan dan
monitor kecepatan denyut jantung fetus.
6. Palpasi apakah ada kontraksi uterus atau
meningkatnya tonus uterus, bila ada kontraksi
dapat diberikan tokolitik
7. Mulai resusitasi fetus dengan tepat bila ada tanda
abnormal dari insufisiensi uteroplasental.
8. Usulkan lakukan ultrasound untuk lokasi plasenta,
bila ada plasenta previa disesuaikan dengan terapi
yang sesuai sesuai SOP plasenta previa.
9. Lakukan pemeriksaan untuk visualisasi darah yang
hilang dan status servikal dengan inspekulo.
10. Inspeksi pembekuan/penggunaan seprei atau
kasur terhadap kejadian perdarahan.
11. Mulai prosedur emergensi untuk perdarahan
antepartum dengan tepat ( seperti: pemberian
oksigen, terapi intravena baik cairan maupun
medikamentosa).
12. Ambil darah untuk tes diagnostik dengan tepat.
13. Catat intake cairan dan urine output
14. Tinggikan ekstremitas bawah untuk
meningkatkan perfusi pada organ vital dan fetus.
15. Berikan produk darah dengan tepat sesuai
kebutuhan.
16. Mulai pengukuran yang aman (seperti: istirahat
yang tepat dan posisi lateral ).
17. Instruksikan pasien untuk melaporkan
peningkatan perdarahan vaginal selama rawat inap.
18. Ajarkan pasien untuk membedakan antara
perdarahan lama dan baru.
19. Instruksikan klien dalam perubahan gaya hidup
untuk mengurangi kesempatan perdarahan lebih
33
lanjut dengan tepat.
20. Berikan discharge planning dengan kriteria bila
usia kehamilan masih preterm dan perdarahan
berhenti selama 2 hari berturut-turut maka dapat
rawat jalan, teruskan rujukan untuk perawatan di
rumah.
21. Jadwal follow up survey fetal antepartum.
Ruang Rawat Inap
UNIT TERKAIT
Kamar Bersalin
34
MENGURANGI PERDARAHAN UTERUS POST
PARTUM
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
35
2. Tingkatkan frekuensi masase fundus.
3. Evaluasi distensi kandung kemih.
4. Dorong pengosongan atau kateter kandung kemih.
Observasi karakteristik lochea (seperti: warna,
pembekuan dan volume).
5. Perkirakan jumlah dari darah yang hilang.
6. Minta tambahan bidan untuk menolong dengan
prosedur emergensi dan perawatan melahirkan.
7. Tinggikan kaki.
8. Mulai infus intravena.
9. Mulai IV line kedua dengan tepat.
10. Berikan oksitosin IV atau IM sesuai order.
11. Beritahu praktisi utama terhadap status pasien.
12. Monitor tanda-tanda vital ibu tiap 15 menit atau
lebih sering dengan tepat.
13. Tutup dengan selimut hangat.
14. Monitor tingkat kecemasan dan nyeri pada ibu.
15. Mulai terapi O2 6-8 liter per menit dengan face
mask.
16. Masukkan foley kateter untuk monitor output
urine.
17. Instruksikan laboratorium emergency.
18. Berikan produk darah dengan tepat.
19. Bantu praktisi utama dengan balutan uterus,
evakuasi hematom atau jahitan luka laserasi jalan
lahir dengan tepat.
20. Menunjukkan klien dan keluarga informasi
terhadap kondisi klinik dan manajemen.
21. Berikan perawatan perineal yang diperlukan.
22. Persiapkan histerektomi emergensi bila
diperlukan.
23. Diskusikan kejadian dengan tim keperawatan
untuk ketetapan survey post partum yang adekuat
dari status ibu.
Rawat inap maternitas
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin
Kamar Bedah
36
MENGGANTI VERBAND
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
37
3. Plester (Hypafix)
4. Nierbekken
5. Larutan Nacl
6. Bethadine
7. Zalf Antibiotik
8. Kantong plastik (tempat sampah)
Cara Kerja:
1. Memberi salam kepada pasien dan keluarga
2. Menjelaskan tujuan tindakan
3. Menanyakan kesiapan pasien
4. Menutup atau memasang sampiran
5. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
non steril
6. Mengatur posisi pasien
7. Meletakkan nierbekken dekat dengan pasien
8. Buka balutan lama dengan hati hati memakai
pincet anatomis, dan buang ke dalam plastik
9. Kaji lokasi, type dan bau luka
10. Buka sarung tangan, ganti dengan sarung
tangan steril
11. Bersihkan luka sesuai dengan jenis luka.
Dengan kasa larutan Nacl 0,9% kemudian
bethadine,bersihkan luka dengan sekali oles
sampai ke ujung luka. Keringkan dengan kasa
kering. Olesi antibiotik zalf secukupnya.
12. Tutup luka dengan kasa kering dan plester
dengan Hypafix. Tutup rapi
13. Rapikan alat-alat.
14. Berpamitan kepada pasien
15. Buka handscoen dan cuci tangan
16. Bersihkan alat
17. Dokumentasikan tindakan
Rawat Inap
38
39
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-PONEK/
__ __/__
HADRIANUS 2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
40
secukupnya
11. Persiapan petugas dengan pakaian khusus
12. Petugas melakukan hand hygiene
13. Petugas memakai pakaian khusus
14. Pintu dan jendela ditutup
15. Bayi di angkat kemeja mandi di letakkan
pada posisi yang nyaman
16. Pakaian bayi masih terpasang: bersihkan
mata , hidung, telinga bayi menggunakan kapas
lembab
17. Membersihkan mata dengan cara mulai dari
bagian dalam selanjutnya mengarah ke luar. Setiap
kali usapan kasa di ganti
18. Pakaian bayi di lepaskan seluruhnya
19. Washlap di basahi dengan air hangat.
Bersihkan wajah bayi tanpa menggunakan sabun
20. Washlap di beri sabun. Usap mulai dari
kepala bayi, kemudian leher, dada, perut, kedua
tangan dan ketiak
21. Miringkan bayi, lap seluruh punggung
sampai bersih
22. Kembali posisi bayi terlentang. Usap kaki
bayi, genetalia dan terakhir ke daerah rectum.
23. Angat bayi secara nyaman dan hati-hati ke
ember mandi. Bersihkan seluruh badan dengan air
bersih
24. Angkat bayi dengan hati hati letakkan di atas
handuk yang kering dan bersih, keringkan bayi.
25. Olesi bayi dengan telon oil (Kepala,
perut,dada, punggung, dan telapak kaki)
26. Angkat bayi ke atas pakaian bayi yang sudah
di susun sedemikian rupa untuk di pakaikan
27. Bayi di serahkan kepada ibu atau keluarga
28. Peralatan dirapikan
29. Petugas melakukan hand hygiene
UNIT TERKAIT Rawat Inap
Perinatologi
41
Ruang Bersalin dan Nifas
42
PENJEMPUTAN BAYI DARI KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk. I
43
perinatologi dengan Prinsip: menjaga
kehangatan bayi, dan mencegah resiko jatuh
dengan inkubator transport.
44
SOP PENITIPAN BAYI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk. I
45
5. Setelah ibu kembali dari kamar mandi, keluarga
mengambil bayi kembali ke samping ibunya
UNIT TERKAIT Rawat Inap
46
PENGANTARAN PASIEN OPERASI CAESAR
KE KAMAR BEDAH
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-PONEK/
__ __/__
HADRIANUS 2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
47
4. Semua pasien yang akan di lakukan pembedahan
dilakukan pemeriksaan: darah lengkap, CT BT,
Golongan darah, dan Hbs Ag atau pemeriksaan
lainnya yang dibutuhkan untuk menegakkan
diagnosa sesuai ketersediaan)
5. Petugas VK memberitahukan kepada dokter
anastesi/ahli anastesi tentang keadaan pasien
rencana pembedahan
6. Petugas VK memberitahukan kepada petugas kamar
bedah
7. Persiapan alat yang akan di bawa ke kamar bedah
a. Pakaian ibu
b. Pakaian bayi
c. Obat obatan (methergin, oksitosin, misoprostol)
d. NGT bayi no 8
e. Handscoen 2 buah
f. Plastik tempat placenta
g. Plastik tempat kain kotor
h. Alat dalam tempatnya (Artery klem 1 buah,
gunting talipusat 1 buah, Klem talipusat 1
buah)
8. Persiapan ibu
1. Pakaian ibu dilepas semua dan diganti dengan
sarung
2. Ibu di pasang infus memakai abocath no 18
3. Ibu di pasang kateter menetap
4. Mencukur daerah operasi
5. Pemberian antibiotik profilaksis (skintest dulu)
sesuai instruksi dokter obgyn. Diberikan
maksimal 60 menit sebelum operasi
6. Anjurkan keluarga mendampingi dan berdoa
9. Petugas mendorong pasien ke kamar bedah
dengan prinsip ibu selamat dan tidak terjatuh
10. Petugas membawa status pasien dan peralatan
dan memindahkan ke brankat OK.
11. Petugas menyerahkan pasien kepada petugas
kamar bedah dengan mengoverkan kondisi
48
pasien dan keadaan bayi (DJJ), kelas menginap
ibu yang diinginkan dan mengisi formulir serah
terima pasien pre op.
12. Pasien yang sudah selesai operasi caesar
diberitahukan oleh petugas OK ke ruangan yang
akan dituju pasien
13. Petugas Ruangan yang dituju menjemput ibu
yang sudah selesai operasi dan sudah
dipindahkan ke brankat Ruang Bersalin.
UNIT TERKAIT Kamar Bedah
Rawat Inap
Ruang Bersalin dan Nifas
49
ADMINISTRASI PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
50
5. Pasien Dinsos
a. Fotocopy KTP Suami istri rangkap 2
b. Fotocopy Surat Keterangan Kurang mampu
dari Kepala desa diketahui camat rangkap 2
c. Surat keterangan kurang mampu dari Dinas
Sosial Asli
d. Fotocopy KK Kartu Keluarga rangkap 2
e. Blm menjadi peserta BPJS
f. Di antar oleh bidan desa setempat
6. Semua berkas BPJS dan Dinsos harus lengkap 3 x
24 jam setelah di rawat di RSUD
7. Keluarga membuat pernyataan bersedia membayar
seluruh biaya perawatan apabila berkas tidak
lengkap 3 x 24 jam
8. Untuk pasien BPJS harus di pastikan sudah di SEP
kan petugas pendaftaran
UNIT TERKAIT 1. Rawat Inap
2. Rekam Medik
3. Kamar Bersalin dan Nifas
51
PENGISIAN PARTOGRAF
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
52
hubungkan
b. Warna air ketuban di tulis: UUtuh ( Selaput Ketuban
belum pecah), JJernih ( Air ketuban berwarna
Jernih), MMekonium (bila air ketuban bercampur
Mekonium), DKetuban bercampur darah, KTidak
ada air ketuban /kering
c. Penyusupan (Molase). Dinilai setiap kali melakukan
Periksa dalam
6. Apabila sutura terpisah
Apabila tulang kepala janin hanya bersentuhan
Sutura tumpang tindih tapi masih bias di perbaiki
Sutura tumpang tindih tidak bias di perbaiki
7. Kemajuan Persalinan
a. Pembukaan serviks di catat setiap 4 jam dengan tanda (X)
di garis waktu
b. Penurunan bagian terbawah janin. Beri tanda 0 pada garis
waktu yang sesuai
c. Garis waspada. Pencatatan pembukaan serviks di mulai
pada garis waspada
8. Jam dan waktu
a. Waktu mulainya fase aktif persalinan. Setiap 1 kotak 1
jam
b. Beri tanda x di garis waspada. Saat ibu masuk ke fase
aktif persalinan
9. Kontraksi uterus
Kontraksi uterus diisi sesuai hasil pemeriksaan His/Kontraksi
1. Titik titik bila kontraksi < 20 detik
2. Garis garis bila kontraksi 20-40 detik
3. Isi penuh bila kontraksi > 40 detik
10. Obat obatan dan cairan yang di berikan. Setiap pemberian di
catatkan.
11. Kondisi Ibu
a. Nadi di catat setiap 30 menit dengan tanda (.) pada
kolom yang sesuai dan dihubungkan
b. Tekanan darah dicatat setiap 4 jam atau lebih sesuai
kondisi pasien . dengan tanda ↕ Sistole/diastole
c. Suhu tubuh diisi setiap 2 jam atau tergantung
53
kondisi Pasien
12. Volume Urine
Ukur dan catat volume urine setiap 2 jam. Jika dilakukan
pemeriksaan aseton dan protein urine
13. Lembar belakang Partograf
Mencatat Proses persalinan yaitu data dasar kala I, II, III, dan
IV
54
PEMULANGAN PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pasien di nyatakan boleh Pulang oleh dokter
yang merawat
4. Petugas memberikan
55
a. Jadwal Kontrol ulang
b. Obat obatan
56
PEMBERIAN INJEKSI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
57
Daftar Kontrak injeksi
Jam
2. Memberikan salam
3. Mengklarifikasi waktu Pemberian obat
4. Menjelaskan tujuan pemberian obat kepada pasien
5. Memberi kesempatan kepada pasien untuk
bertanya
6. Mendekatkan alat dengan pasien
7. Petugas mencuci tangan
8. Petugas memakai sarung tangan
9. Menyiapkan obat sesuai 7T (Mengatur Posisi
pasien sesuai pemberian injeksi (melalui selang
infuse, melalui vena langsung, kedalam otot,
kedalam kulit, atau ke bawah kulit)
10. Pastikan tidak ada udara di dalam spuit
11. Lakukan desinfectan pada bagian yang akan
di beri injeksi
12. Masukkan jarum ke daerah penyuntikan
secara perlahan dan hati hati
13. Masukkan obat secara perlahan dengan
mendorong pendorong injeksi
14. Mencabut jarum secara perlahan dan
menindihkan kapas alcohol ke atas penyuntikan
15. Membuang jarum suntik ke dalam safety box
16. Buka sarung tangan
17. Cuci tangan
18. Nilai respon pasien setelah penyuntikan
19. Berpamitan kepada pasien
20. Dokumentasikan semua tindakan
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Nifas
Rawat Inap
58
PEMASANGAN BALON KATETER UNTUK DILATASI
SERVIKS
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
59
Sarung tangan
Teknik:
1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Pasang speculum pada vagina
4. Masukkan kateter foley perlahan melalui ostium uteri
internum
5. Gelembungkan balon kateter dengan memasukkan
40 cc aquabidest
6. Buka sarung tangan
7. Cuci tangan
8. Rapikan alat alat
9. Diamkan kateter dalam vagina sampai timbul
kontraksi uterus atau maksimal 12 jam
10. Kempiskan balon kateter sebelum mengeluarkannya
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin
60
PELAYANAN PASIEN TIDAK EMERGENSI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
61
1. Laboratorium
2. USG
3. Spekulum
Rawat Inap
62
PENJADWALAN RENCANA SC/OPERASI GINEKOLOGI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
63
anastesi/ahli anastesi, dan dokter anak
Kamar Bedah
64
PELAYANAN PASIEN DENGAN PREEKLAMSIA DAN
EKLAMSIA
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-PONEK/
__ __/__
HADRIANUS 2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus Sinaga
Kabupaten Samosir
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
__/I/2023
OPERASIONAL
65
d. Foto thoraks
PROSEDUR PENATALAKSANAAN :
1. Pencegahan dan tatalaksana kejang :
- Bila terjadi kejang, perhatikan jalan nafas,
pernafasan (oksigen) dan sirkulasi (cairan intravena).
- MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu
dengan eklampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan
preeklampsia berat 4 mg (MgSO4 20% 20 cc atau
MgSO4 40% 10 cc yang diencerkan dengan 10 cc
aquabidest dan dibolus perlahan-lahan selama 5-10
menit). Bila kejang berulang dapat diberikan dosis
ulangan 2 gram sebanyak 2 kali pemberian selang 30
menit.
- 12 gr (30 cc) MgSO4 40% dalam 500 cc RL/Asering
diberikan 14 gtt/i (12 jam) atau 6 gr MgSO4 40%
dalam 500 cc RL/Asering diberikan 28 gtt/i (6 jam)
disesuaikan sesuai kebutuhan cairan pasien.
Pemberian dosis maintenance dilakukan sampai 24-
48 jam pasca bayi dilahirkan.
- Nifedipin 20-30 mg, Maintenance dose 10 mg/30
menit. Jika td > 160/100 mmhg (maksimal dose 120
mg/hr).
- Profilaksis antibiotika injeksi sebanyak 1-2 gr bila
akan dilakukan tindakan operasi SC (skin test
dahulu).
- Bila terjadi kejang kontinu lakukan intubasi dan
kirim ke ICU
Syarat Pemberian MgSo4 :
- Harus tersedia anti dotum MgSO4 yaitu Ca.
Glukonas 10 % diberikan IV pelan-pelan 3 menit
(bila perlu).
- Refleks patela (+) kuat
- Frekuensi pernafasan > 16 X /i
- Produksi urine > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya
(0,5 cc/kg BB/jam).
2. Perawatan Pada Serangan Kejang :
- Di rawat di kamar isolasi
66
- Masukkan tang spatel kedalam mulut
- Kepala direndahkan lendir diisap dari orofaring
3. Perawatan penderita koma dilakukan observasi 24
jam di ICU
4. Diuretikum dan anti hipertensi
5. Kateter menetap
6. Pertimbangkan rujukan bila ada kerusakan multi
organ
Penatalaksanaan Obstetri :
a. Semua kehamilan dengan eklamsi harus
diterminasi, tanpa memandang umur kehamilan
dan keadaaan janin
b. Pada preeklamsia dengan anak hidup, bila tidak
dijumpai indikasi obstetric dapat dilakukan induksi
persalinan dan mempersingkat kala II atau dapat
dipertimbangkan langsung operasi SC dengan
melihat kondisi pasien dan ketersediaan sarana RS
yang diputuskan oleh dokter obgin
Penatalaksanaan Pasca Operasi:
a. Boleh dikonsultasikan dengan Spesialis Jantung
bila penurunan tekanan darah tidak tercapai.
b. Dijumpai kelainan jantung.
Unit Terkait - Rekam medis
- Rawat Inap
- Kamar Bedah
- ICU
- Kasir.
67
PELAYANAN PASIEN DENGAN SOLUSIO PLASENTA
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus Sinaga
Kabupaten Samosir
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
__/I/2023
OPERASIONAL
68
lakukan persalinan dengan SC.
4. waspadalah terhadap kemungkinan perdarahan
pasca salin, bila setelah dilakukan SC ternyata
terdapat uterus couvelaire yang menyebabkan
atonia uteri dan tidak respon dengan uterotonika
dapat dipertimbangkan histerektomi (STAH atau
TAH)
5. jika perdarahan ringan atau sedang dan belum
terdapat tanda-tanda shock tindakan tergantung
pada denyut jantung janin.
6. denyut jantung janin normal lakukan SC
7. DJJ tidak terdengar dan nadi dan tekanan darah
ibu bermasalah pecahkan ketuban dengan kokher
a. jika kontraksi jelek perbaiki dengan
pemberian oksitosin
b. jika serviks kenyal, tebal dan tertutup
lakukan SC
69
PELAYANAN PASIEN DENGAN ABORTUS
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus Sinaga
Kabupaten Samosir
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
__/I/2023
OPERASIONAL
70
abortus dengan komplikasi, berikan kombinasi
antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:
-ampicilin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap
6 jam
-gentamicin 80 mg/ IV setiap 8 jam
-metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
-semua ibu yang mengalami abortus perlu
mendapat dukungan emosional dan konseling
kontrasepsi pasca keguguran
-lakukan tata laksana selanjutnya sesuai jenis
abortus.
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bedah
2. Rekam medis
3. Kasir
4. RUANG BERSALIN DAN NIFAS
71
PERAWATAN TALI PUSAT
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
RSUD dr. __ __/__
2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus Sinaga
Kabupaten Samosir
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
__/I/2023
OPERASIONAL
72
ujung,setelah selesai pakaian bayi dikenakan
kembali sebaiknya bayi tidak boleh dipakaikan
gurita karena akan membuat lembab daerah tali
pusat sehingga kuman atau bakteri tumbuh subur
dan akhirnya menghambat penyembuhan
h. Melakukan evaluasi tindakan
i. Membereskan alat-alat
j. Melakukan hand hygiene
k. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. Rawat inap
2. RUANG BERSALIN DAN NIFAS
73
MONITOR BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
74
7. Monitor terhadap tanda hiperbilirubin.
8. Monitor kemampuan bayi menghisap.
9. Monitor pertama kali bayi minum.
10. Monitor berat badan bayi.
11. Buat catatan yang akurat tentang intake dan
output.
12. Catat BAB/BAK pertama dan pergerakan usus.
13. Monitor tali pusat.
UNIT TERKAIT Rawat Inap
RUANG BERSALIN DAN NIFAS
75
MEMBIMBING IBU CARA MENYUSUI YANG BAIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
76
PENATALAKSANAAN :
1. Beritahu ibu untuk cuci tangan dahulu.
2. Keluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting
susu dan areola sekitarnya.
3. Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang
rendah
4. Punggung bersandar dengan santai pada kursi.
5. Pegang bayi dengan satu lengan, Posisikan bayi
menghadap ke ibu. Dengan perut bayi menempel
ke perut ibu, kepala bayi terletak pada lengkung
siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan ibu.
Kepala bayi tidak boleh tengadah dan bokong bayi
ditahan dengan telapak tangan ibu.
6. Satu tangan bayi pada arah badan ibu sebaiknya
diletakkan dibelakang badan ibu.
7. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara ibu.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus.
9. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
10. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas
payudara dan jari lain menopang dibawah
payudara, jangan menekan puting susu /
areolanya saja.
11. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut
dengan cara menyentuh pipi / sisi mulut bayi
dengan putting susu.
12. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat
punggung bayi didekatkan kepayudara ibu dengan
puting susu dan areola dimasukkan kedalam
mulut bayi.
13. Usahakan sebagian besar areola masuk kedalam
mulut bayi sehingga puting berada dilangit dan
lidah bayi akan menekan ASI keluar.
14. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara
sampai payudara terasa kosong.
15. Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang
77
satu lagi.
16. Cara melepaskan isapan bayi :
Masukkan jari kelingking ibu kemulut bayi
melalui sudut mulutnya.
Tekan dagu bayi kebawah
17. Setelah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit
dan oleskan pada putting susu serta areola
sekitarnya dan biarkan kering sendiri.
18. Jangan lupa menyendawakan setelah menyusui
dengan cara :
Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada
bahu ibu dan tepuk punggungnya berlahan.
Bayi tidur terlungkup dipangkuan ibu dan
tepuk punggungnya perlahan.
RUANG BERSALIN DAN NIFAS
Unit Terkait Ruang Laktasi
Rawat Inap
78
PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
79
PENATALAKSANAAN :
1. Petugas mencuci tangan.
2. Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik
(perhatikan nomor, kadaluarsa dan vvm / vaksin
vial monitor).
3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan
pinset / gunting kecil.
4. Pasang pipet diatas botol vaksin.
5. Letakkan anak pada posisi senyaman mungkin.
6. Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio
sebanyak 2 tetes.
7. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan
oleh anak yang di imunisasi.
8. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak,
ulangi lagi penetesannya.
9. Saat meneteskan vaksin ke mulut, agar vaksin
tetap dalam kondisi steril.
10. Rapikan alat.
11. Petugas mencuci tangan.
80
PEMAKAIAN OBAT-OBATAN DAN CAIRAN INFUS
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
81
Cairan infus
Obat emergensi
Buku dan alat tulis
PENATALAKSANAAN :
1. Penyediaan obat-obatan dan cairan infus harus
disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan.
2. Pesanan ditulis pada buku pesanan yang tersedia
yang berisi jumlah obat yang diminta dan sisa obat.
3. Penyediaan obat-obatan dan cairan infus
dilaksanakan setiap hari sabtu / hari lain sesuai
kebutuhan, melalui bon ke Apotik A, yang
diketahui oleh kepala ruang Ruang Bersalin Dan
Nifas bila obat habis sebelumnya waktunya pasien
diberi resep kredit untuk mengambil di Apotek B
dengan cara kredit.
4. Pengelolaan obat di Ruang Bersalin Dan Nifas
dilaksanakan oleh penanggung jawab inventaris
alat dan obat, sedangkan administrasi
dilaksanakan setiap pergantian jaga.
5. Setiap obat-obatan dan cairan infus yang sudah di
bon, disimpan di lemari penyimpanan obat sesuai
dengan tempatnya.
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin Dan Nifas
Rawat Inap
82
PENGGUNAAN OBAT DAN ALAT LIFE SAVING
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
PENGERTIAN Obat dan alat life saving adalah obat yang dibutuhkan
untuk pertolongan hidup.
TUJUAN Pasien dapat diselamatkan dari ancaman kegawatan.
KEBIJAKAN Obat dan alat life saving harus selalu siap pakai
sewaktu-waktu bisa digunakan dan dalam tempat yang
mudah dijangkau semua petugas yang berhadapan
dengan pasien dalam kondisi gawat darurat.
PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :
Oksigen
Ambu bag
Gudel
ETT (Endo tracheal tube)
Laringoskop
Suction
83
Monitor Vital Sign
Partus Set
Kuret Set
Pita meter
Handscoen (dan Handscoen panjang)
Heacting set
Lampu sorot
Doppler
CTG
Kateter
Spekulum Sim
Oval klem
OBAT :
Oksitosin
Methergin
Misoprostol
Adrenalin
Dexametasone
Sulfat Athropin
MgSO4 : 40 % & 20 %
Cairan infus (Kristaloid dan Koloid)
Asam Traneksamat
Pytomenadion
Aquabides
Nifedipin
Lidokain
Ca glukonas
PENATALAKSANAAN :
1. Pasien dengan gangguan pernafasan, diidentifikasi
bernapas atau tidak.
2. Pasien henti nafas diberikan oksigen, suction,
Gudel bila perlu dipasang EL, obat yang digunakan
adalah dexametason, Aminophilin, Bicarbonat
natricus dan cairan infus.
3. Pasien henti jantung dipasang alat-alat life saving
84
seperti pada henti nafas.
4. Pasien perdarahan, pemasangan infus sebelum
diagnosa ditentukan.
UNIT TERKAIT Farmasi
Ruang Bersalin Dan Nifas
85
PENYEDIAAN OBAT DAN PERALATAN LIFE SAVING
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
86
4. Setiap petugas jaga harus serah terima obat setiap
pertukaran dinas ( pagi, sore, malam ).
5. Setiap penggunaan obat harus berpedoman pada
4T 1W
Tepat indikasi
Tepat pasien
Tepat obat
Tepat cara pemberian
Waspada terhadap efek samping
87
PEMAKAIAN ALAT RESUSITATOR MANUAL DI
RUANG BERSALIN DAN NIFAS
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
88
penderita saat dipompakan.
7. Melakukan pemompaan terus ( selama masih tidak
bernafas spontan ).
a. Untuk dewasa : 12-20 kali / menit
b. Untuk anak-anak : 20-30 kali / menit
8. Perhatikan reaksi pasien.
89
PEMAKAIAN ECG ( ELECTRO CARDIO GRAPH )
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
90
7. Buat rekaman ECG, setelah selesai ECG dimatikan.
8. Alat ECG yang ditubuh penderita dilepas dengan
hati-hati.
9. Alat ECG disimpan kembali ketempat yang sudah
ditentukan.
10. Hasil rekaman ECG diberikan kepada dokter
untuk ditindaklanjuti.
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin Dan Nifas
Rawat Inap
IGD
91
PEMAKAIAN OROPHARYNGEAL AIRWAY TUBE
( GUEDEL )
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
92
setengah putaran dan dorong seluruh guedel.
6. Perhatikan pernafasan penderita.
93
PENGGUNAAN OBAT UNTUK LIFE SAVING
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
94
Aminophilin Akute cardiac - 1-2 ml dalam
emergensi / larutan
status 1:10000 IV
asmatikus - 5-6 mg/kg BB IV
awal
- 0,9 mg / kg BB /
Jam /
maintenence
Kortikosteroid Reaksi - Dewasa : 5–10
anafilaktik mg IV
-Anak : BB < 10 kg
max 5 mg
BB > 10 kg max
10 mg
Dopamin Odema serebri - 1 gr
Syok - 2,5 mg / kg BB /
kardiogenik menit ( 200 mg
dopamin dalam
500 cc dext 5 % )
Furosemid Oedema paru - 20 mg iv
Na. Asidosis - 1/3 x BB x Base
Bicarbonat Metabolik axes atau BB x
Ventrikel ( nilai normal
Fibrilasi Bicaborbonat-
Bicnat Kluis )
Morfin Analgeti, - 8-10 mg IM
narkotik
Petidine Analgetik, - 0,2 - 0,5 mg / kg
narkotik BB iv 1-2 mg / Kg
BB IM
SA Mengurangi - Dewasa 0, 25 –
sekresi / 0,50 mg
Bradicardi - Anak-anak 0,125
mg
Valium Antikonfulsan - 0,2 Mg – 0,6 Mg /
Kg BB
- Anak BB < 10 kg,
95
5 mg rectal BB,BB
> 10 kg 10 mg
rectal
UNIT TERKAIT IGD
Rawat Inap
Ruang Bersalin Dan Nifas
96
PEMAKAIAN ALAT RUANG BERSALIN DAN NIFAS
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
97
2. Kemudian peralatan tersebut disterilkan melalui
sterilisator.
3. Selanjutnya disimpan di dalam bak instrumen yang
sudah steril ( Peralatan siap untuk dipakai kembali
).
4. Melakukan operan alat-alat pada saat pertukaran
jaga dan dicatat dibuku tersendiri.
98
PEMELIHARAAN ALAT DI RUANG BERSALIN DAN
NIFAS
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
99
Pendataan tentang alat-alat yang di RUANG
BERSALIN DAN NIFAS yang baik, rusak, secara
periodic / tri wulan.
PROSEDUR PENATALAKSANAAN :
1. Pada saat peralatan dibersihkan, kemudian
diperiksa kembali apakah peralatan tersebut masih
dapat dipakai atau harus diganti.
2. Apabila peralatan tersebut perlu diganti atau tidak,
maka kepala RUANG BERSALIN DAN NIFAS
melaporkan kebagian seksi pelayanan untuk
mendapatkan alat penggantinya.
3. Kepala RUANG BERSALIN DAN NIFAS membuat
daftar permintaan alat pengganti yang diajukan
kepada Kepala Seksi Pelayanan dan ditandatangani
oleh Kepala RUANG BERSALIN DAN NIFAS.
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin Dan Nifas
CSSD
Keperawatan
Penunjang Medis
100
PENGGUNAAN ALAT KOMUNIKASI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
PENATALAKSANAAN :
101
1. Telephone:
a. Cara mengirim
Catat pada buku penggunaan dan pemakaian
telepon secara lengkap.
Operasionalkan telepon sesuai dengan cara
penggunaan dalam hal-hal mengirim telepon.
b. Cara menerima
Catat berita / pesan dan pengirim telepon
secara lengkap.
Operasionalkan telepon sesuai dengan cara
penggunaan, dalam hal – hal menerima telepon.
Sampaikan pesan / berita kepada ysng berhak
menerimanya dengan segera.
2. Pesawat airphone
a. Operasionalkan alat sesuai dengan penggunaan
telepon baik menerima maupun mengirim (bila
mengirim hanya tiga angka).
UNIT TERKAIT Rawat Jalan
Rawat Inap
Ruang Bersalin Dan Nifas
102
PENGGUNAAN TELEPON INTERNAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
103
6. Tuliskan ke buku komunikasi
104
MERUJUK PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
105
secara sistem rute rujukan online.
3. Pasien dipersiapkan oleh bidan :
Pemasangan infus
Pemasangan O2
Pemasangan alat lain sampai dengan
kebutuhan.
4. Memberi penjelasan kepada keluarga bahwa pasien
harus segera dirujuk.
5. Dokter membuat surat pengantar ke RS Rujukan.
6. Petugas Admission mencetak SEP dan Rujukan
Online bagi peserta BPJS
7. Pasien diberangkatkan dengan menggunakan
ambulance dan bidan pendamping
8. Pasien diserah terimakan bidan pendamping
kepada petugas RS Rujukan.
UNIT TERKAIT IGD
Rawat Inap
Ruang Bersalin Dan Nifas
106
MELAKUKAN RUJUKAN SPESIMEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
107
spesimen.
5. Petugas laboratorium memberikan hasil
pemeriksaan kepada petugas RUANG BERSALIN
DAN NIFAS / dokter jaga RUANG BERSALIN DAN
NIFAS.
6. Petugas RUANG BERSALIN DAN NIFAS / dokter
RUANG BERSALIN DAN NIFAS memberitahukan
atau menerangkan penyakit kepada keluarga
berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen.
108
PEMAKAIAN USG
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
HADRIANUS __ __/__
PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
109
4. Ibu dianjurkan untuk minum banyak agar kandung
kemih penuh bila akan dilakukan pemeriksaan USG
ginekologi transabdominal
5. Ibu dibaringkan di atas tempat tidur. Atur pakaian ibu
untuk USG
6. Oleskan Jelly dipermukaan perut ibu
7. Dokter melakukan USG sesuai kebutuhan pasien
8. Hasil USG di masukkan kedalam status pasien
9. Ambil tissue, bersihkan jelly dari permukaan perut ibu.
10. Bersihkan transducer dari sisa jelly yang melekat
11. Pasien diperbolehkan turun dari tempat tidur
12. Dokter menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
pasien
13. USG dimatikan dan menekan tombol shut down
14. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Rawat Inap
Rawat Jalan
Radiologi
Ruang Bersalin Dan Nifas
110
PASIEN DENGAN TRANSFUSI DARAH
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
HADRIANUS __ __/__
PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Syarat:
o Pasien dengan Hb < 9 gr/dl dengan tindakan
o Pasien dengan Hb < 9 gr % anemia kronis
2. Ada Instruksi Dokter
3. Menghubungi UTDRS untuk ketersediaan darah
4. Mengisi Permintaan darah ditanda tangani dokter
5. Mengambil sampel darah pasien dan mengirim sampel
darah dengan permintaan. Untuk di cross chek di
UTDRS
6. Mengganti infus set biasa dengan transfusi set
111
7. Memberikan NaCl bolus sebanyak 100 cc
8. Memberikan obat-obat premedikasi sesuai perintah
dokter
9. Darah yang telah diambil dari UTDRS diberikan kepada
pasien sesuai instruksi Dokter.
10. Apabila selesai pemberian darah, infus set diganti
dengan infus set biasa cairan NaCl
11. Pantau keadaan umum pasien dan reaksi tubuh
terhadap darah yang masuk
12. Cek kembali Hb setelah 6 jam selesai transfusi.
13. Khusus pasien operasi:Jika kebutuhan darah terjadi
pada saat operasi adalah menjadi tanggungjawab
petugas OK dengan UTDRS.
UNIT TERKAIT UTDRS
OK
Ruang Bersalin Dan Nifas
Rawat Inap
Laboratorium
112
OPERASI SECTIO CESAREA (SC)
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
113
jalan lahir, preeklamsia/eklamsia, primigravida tua,
kelainan jantung, kelainan tulang panggul atau
ekstremitas bawah, kehilangan kesadaran, status
asmatikus dan lain-lain) dan indikasi janin (gawat
janin, malpresentasi kehamilan kembar, kelainan
bawaan janin, solusio plasenta, profuse bleeding
pada plasenta previa, plasenta previa totalis dan
lain-lain)
4. Risiko SC antara lain robekan rahim, perdarahan >
1 liter, cedera kandung kemih, cedera usus, cedera
organ abdomen lain, angkat rahim, perawatan ICU,
kematian ibu
5. Komplikasi SC antara lain infeksi rahim, infeksi luka
operasi, dan emboli paru
6. Prognosis operasi SC akan tergantung dengan
kondisi awal ibu dan janin. Dapat dikategorikan ad
bonam atau ad malam
7. Prosedur operasi SC disesuaikan dengan langkah-
langkah tindakan operasi SC sesuai dengan standar
yang telah ditentukan oleh kolegium
8. Sebelum operasi diberikan antibiotika spektrum luas
dengan dosis 1-2 gram (skin test dahulu)
9. Setelah tindakan operasi SC, pasien dapat dilakukan
observasi di ruang pulih, rawat inap, atau ICU
sesuai indikasi.
10. Pemberian obat-obatan pasca operasi dapat
dilakukan sesuai indikasi dapat berupa cairan infus
atau transfusi darah, uterotonika oral atau injeksi
atau suppositoria, antibiotika spektrum luas bentuk
injeksi dengan dosis tunggal maupun kombinasi
(misalnya ampicilin, gentamisin, metronidazole,
ceftriaxone, cefotaxime, ceftizoxime, ciprofloxacin,
levofloxacin, fosmicin), antibiotika oral (cefadroxil,
cefixime, ciprofloxacin, levofloxacin, metronidazole,
meiact), antiperdarahan oral atau injeksi, anti nyeri
oral maupun suppositoria, anti mual/muntah oral
atau injeksi, anti hipertensi oral atau injeksi, anti
114
kejang pada preeklamsia/eklamsia, dan lain-lain
sesuai indikasi.
11. Pemberian antibiotika injeksi dapat diberikan
selama 1-2 hari pasca operasi kemudian dilanjutkan
terapi oral atau dapat diperpanjang sesuai indikasi
ibu.
12. Mobilisasi ibu harus segera dilakukan secara
bertahap pasca operasi
13. Diet pasien diusahakan langsung diet MBTKTP
kecuali ada halangan yang menyertai.
14. Kateter urin sebaiknya dilepas 1 hari pasca
operasi kecuali ada indikasi.
15. Pasien dapat pulang berobat jalan setelah
perawatan paling cepat 2-3 hari pasca operasi
tergantung dari kondisi pasien. Pasien diberikan
terapi oral selama di rumah dan dianjurkan untuk
kontrol kembali pasca operasi ke poliklinik rawat
jalan.
Unit Terkait Kamar Bedah
Rawat Inap
RUANG BERSALIN DAN NIFAS
115
OPERASI KURETASE
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
116
diagnostik dan terapeutik pada kasus dugaan
hiperplasia endometrium atau mioma uteri, kasus
polip endometrium atau serviks.
4. Risiko kuretase antara lain robekan rahim,
perdarahan, cedera kandung kemih, angkat rahim,
perawatan ICU, kematian ibu
5. Komplikasi kuretase antara lain infeksi rahim dan
emboli paru
6. Prognosis operasi kuretase akan tergantung dengan
kondisi awal ibu. Dapat dikategorikan ad bonam
atau ad malam
7. Prosedur operasi kuretase disesuaikan dengan
langkah-langkah tindakan operasi kuretase sesuai
dengan standar yang telah ditentukan oleh kolegium
8. Sebelum operasi diberikan antibiotika spektrum luas
dengan dosis 1-2 gram (skin test dahulu)
9. Setelah tindakan operasi kuretase, pasien dapat
dilakukan observasi di ruang pulih, rawat inap, atau
ICU sesuai indikasi.
10. Pemberian obat-obatan pasca operasi dapat
dilakukan sesuai indikasi dapat berupa cairan infus
atau transfusi darah, uterotonika oral atau injeksi
atau suppositoria, antibiotika spektrum luas bentuk
injeksi dengan dosis tunggal maupun kombinasi
(misalnya ampicilin, gentamisin, metronidazole,
ceftriaxone, cefotaxime, ceftizoxime, ciprofloxacin,
levofloxacin, fosmicin), antibiotika oral (cefadroxil,
cefixime, ciprofloxacin, levofloxacin, metronidazole,
meiact), antiperdarahan oral atau injeksi, anti nyeri
oral maupun suppositoria, anti mual/muntah oral
atau injeksi, dan lain-lain sesuai indikasi.
11. Pemberian antibiotika injeksi dapat diberikan
selama 1-2 hari pasca operasi kemudian dilanjutkan
terapi oral atau dapat diperpanjang sesuai indikasi
ibu.
12. Mobilisasi ibu harus segera dilakukan secara
bertahap pasca operasi
117
13. Diet pasien diusahakan langsung diet MBTKTP
kecuali ada halangan yang menyertai.
14. Pasien dapat pulang berobat jalan setelah
perawatan paling cepat 1-2 hari pasca operasi
tergantung dari kondisi pasien. Pasien diberikan
terapi oral selama di rumah dan dianjurkan untuk
kontrol kembali pasca operasi ke poliklinik rawat
jalan.
15. Jaringan yang dikuret dapat diperiksakan ke
laboratorium Patologi Anatomi
UNIT TERKAIT Kamar Bedah
Rawat Inap
Rawat Jalan
Ruang Bersalin Dan Nifas
118
OPERASI HISTEREKTOMI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
119
ganas, endometriosis dengan perlengketan ke rahim
4. Risiko histerektomi antara lain perdarahan, cedera
kandung kemih, cedera usus atau organ abdomen
lainnya, cedera ureter, perawatan ICU, kematian ibu
5. Komplikasi histerektomi antara lain pemasangan
stoma pada cedera usus, pemasangan ureter
kateter, ureter terikat dan emboli paru
6. Prognosis operasi histerektomi akan tergantung
dengan kondisi awal ibu. Dapat dikategorikan ad
bonam atau ad malam
7. Prosedur operasi histerektomi disesuaikan dengan
langkah-langkah tindakan operasi histerektomi
sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh
kolegium
8. Sebelum operasi diberikan antibiotika spektrum luas
dengan dosis 1-2 gram (skin test dahulu)
9. Setelah tindakan operasi histerektomi, pasien dapat
dilakukan observasi di ruang pulih, rawat inap, atau
ICU sesuai indikasi.
10. Pemberian obat-obatan pasca operasi dapat
dilakukan sesuai indikasi dapat berupa cairan infus
atau transfusi darah, antibiotika spektrum luas
bentuk injeksi dengan dosis tunggal maupun
kombinasi (misalnya ampicilin, gentamisin,
metronidazole, ceftriaxone, cefotaxime, ceftizoxime,
ciprofloxacin, levofloxacin, fosmicin), antibiotika oral
(cefadroxil, cefixime, ciprofloxacin, levofloxacin,
metronidazole, meiact), antiperdarahan oral atau
injeksi, anti nyeri oral maupun suppositoria, anti
mual/muntah oral atau injeksi, dan lain-lain sesuai
indikasi.
11. Pemberian antibiotika injeksi dapat diberikan
selama 1-2 hari pasca operasi kemudian dilanjutkan
terapi oral atau dapat diperpanjang sesuai indikasi
ibu.
12. Mobilisasi ibu harus segera dilakukan secara
bertahap pasca operasi
120
13. Diet pasien diusahakan langsung diet MBTKTP
kecuali ada halangan yang menyertai.
14. Pasien dapat pulang berobat jalan setelah
perawatan paling cepat 2-3 hari pasca operasi
tergantung dari kondisi pasien. Pasien diberikan
terapi oral selama di rumah dan dianjurkan untuk
kontrol kembali pasca operasi ke poliklinik rawat
jalan.
15. Jaringan yang diangkat dapat diperiksakan ke
laboratorium Patologi Anatomi
UNIT TERKAIT Kamar Bedah
Rawat Inap
Rawat Jalan
Ruang Bersalin Dan Nifas
121
OPERASI KISTEKTOMI (SALFINGO-OOFOREKTOMI)
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
122
perlengketan ke rahim
4. Risiko kistektomi antara lain perdarahan, cedera
kandung kemih, cedera usus atau organ abdomen
lainnya, cedera ureter, perawatan ICU, kematian ibu
5. Komplikasi kistektomi antara lain pemasangan
stoma pada cedera usus, pemasangan ureter
kateter, ureter terikat dan emboli paru
6. Prognosis operasi kistektomi akan tergantung
dengan kondisi awal ibu. Dapat dikategorikan ad
bonam atau ad malam
7. Prosedur operasi kistektomi disesuaikan dengan
langkah-langkah tindakan operasi histerektomi
sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh
kolegium
8. Sebelum operasi diberikan antibiotika spektrum luas
dengan dosis 1-2 gram (skin test dahulu)
9. Setelah tindakan operasi kistektomi, pasien dapat
dilakukan observasi di ruang pulih, rawat inap, atau
ICU sesuai indikasi.
10. Pemberian obat-obatan pasca operasi dapat
dilakukan sesuai indikasi dapat berupa cairan infus
atau transfusi darah, antibiotika spektrum luas
bentuk injeksi dengan dosis tunggal maupun
kombinasi (misalnya ampicilin, gentamisin,
metronidazole, ceftriaxone, cefotaxime, ceftizoxime,
ciprofloxacin, levofloxacin, fosmicin), antibiotika oral
(cefadroxil, cefixime, ciprofloxacin, levofloxacin,
metronidazole, meiact), antiperdarahan oral atau
injeksi, anti nyeri oral maupun suppositoria, anti
mual/muntah oral atau injeksi, dan lain-lain sesuai
indikasi.
11. Pemberian antibiotika injeksi dapat diberikan
selama 1-2 hari pasca operasi kemudian dilanjutkan
terapi oral atau dapat diperpanjang sesuai indikasi
ibu.
12. Mobilisasi ibu harus segera dilakukan secara
bertahap pasca operasi
123
13. Diet pasien diusahakan langsung diet MBTKTP
kecuali ada halangan yang menyertai.
14. Pasien dapat pulang berobat jalan setelah
perawatan paling cepat 2-3 hari pasca operasi
tergantung dari kondisi pasien. Pasien diberikan
terapi oral selama di rumah dan dianjurkan untuk
kontrol kembali pasca operasi ke poliklinik rawat
jalan.
15. Jaringan yang diangkat dapat diperiksakan ke
laboratorium Patologi Anatomi
UNIT TERKAIT Kamar Bedah
Rawat Inap
Rawat Jalan
Ruang Bersalin Dan Nifas
124
MIOMA UTERI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
PENGERTIAN Tumor jinak rahim yang berasal dari sel otot polos
rahim, jaringan ikat dan terkadang berasal dari sel otot
polos pembuluh darah rahim
TUJUAN Mengatasi akibat yang disebabkan oleh penyakit dasar
KEBIJAKAN Pemeriksaan dibantu dengan alat penunjang:
Laboratorium dan USG
PROSEDUR PENATALAKSANAAN :
Mioma uteri akan diterapi bila telah menimbulkan
gangguan pada penderita seperti gangguan fertilitas,
perdarahan, penekanan ke organ sekitar yang
mengakibatkan obstruksi.
Pada mioma uteri intramural, subserosum,
submukosa dengan perdarahan dapat dilakukan
penanganan sesuai PUA — L (pemberian terapi
berupa preparat progesterone, anti perdarahan dan
125
anti nyeri).
Pembedahan masih merupakan pilihan terbaik pada mioma uteri,
baik miomektomi ataupun histerektomi dengan melihat kondisi
klinis pasien dan keinginan mempertahankan fertilitas.
126
PENGGUNAAN DOPPLER
No. Dokumen :
RSUD dr. No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
HADRIANUS __ __/__
2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus Sinaga
Kabupaten Samosir
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
__/I/2023
OPERASIONAL
dr. Iwan Hartono Sihaloho
Penata Tk.I
NIP. 19750828 200912 1 006
PENGERTIAN Fetal Doppler adalah alat untuk deteksi detak jantung janin di
dalam kandungan sang ibu. Gunanya untuk memeriksa
apakah sang janin tumbuh dengan normal, dengan ditandai
adanya denyut jantungnya. Umumnya teknik yang digunakan
untuk deteksi detak jantung janin adalah dengan ultrasound
(frekuensi 2 MHz).
TUJUAN Sebagai pedoman bagi petugas Ruang RUANG BERSALIN DAN NIFAS
untuk mendengarkan detak jantung janin pada ibu hamil usia
kehamilan ≥ 16minggu
KEBIJAKAN
127
PENGGUNAAN DOPPLER
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
__ __/__
2023
7 Petugas menghapus jelly dengan tissue (membersihkan
doppler)
8 Petugas menyimpan doppler pada tempatnya
9 Petugas mencuci tangan.
UNIT TERKAIT - Rawat Inap
- Rawat Jalan
- Ruang Bersalin Dan Nifas
128
PENGGUNAAN PULSE OXYMETRE
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus
Sinaga Kabupaten Samosir
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
__/I/2023
OPERASIONAL
dr. Iwan Hartono Sihaloho
Penata Tk.I
NIP. 19750828 200912 1 006
PENGERTIAN Pulse Oxymetre merupakan teknik monitoring non
invansive untuk mengukur saturasi oksigen arteri dan
fungsi haemoglobin.
TUJUAN Menilai data dasar saturasi oksigen yang
merupakan bagian pengkakajian oksigenasi.
Deteksi dini terhadap perubahan saturasi yang
sering berubah terutama padaa keadaan kritis
Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitasoksi
genasi pasien seperti suction, reposisi, merubah
konsentrasi O2
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1.Persiapan Alat Pulse Oxymetre beserta sensornya.
2.Cara Kerja:
Cuci tangan.
Lokasi tempat sensor dibersihkan dari darah dan
kotoran lain.
Pilih sensor yang tepat sesuai lokasi tempat
sensor.
Sambungkan oxymetre dengan menekan tombol
ON/OFF
129
PENGGUNAAN PULSE OXYMETRE
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
__ __/__
2023
Set alarm secara tepat dan cek fungsi lainnya.
Untuk mematikan tekan kembali power ON/OFF.
Sambungkan sensor lempeng klip pada
tangan/kaki/telinga.
Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Inap
Instalasi Gawat Darurat
Ruang Bersalin Dan Nifas/Perinatologi
130
PENGGUNAAN SUCTION
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
131
1. Cuci tangan
132
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-
RSUD dr. __ __/__
PONEK/2023
HADRIANUS
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
133
- Tensimeter
- Stetoscope
- Alat tulis.
B.Pelaksanaan :
- Memberitahu Pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
- Mencuci Tangan
- Menyinsingkan lengan baju pasien
- Memasang manset tidak terlalu erat atau
terlalu longgar
- Menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa
- Menutup sekrup balon karet
- Mencuci Reservoir
- Letak tensimeter harus datar
- Meraba arteri brachialis dengan 3 jari tengah
- Meletakkan bagian diafragma stetoscope tepat
diatasnya
- Memompa balon sehingga udara masuk
kedalam manset sampai detak arteri tidak
terdengar lagi atau 30 mmHg diatas nilai
sistolik.
- Membuka sekrup balon perlahan – lahan
dengan kecepatan 2-3 mmHg perdetik sambil
melihat skala dan mendengarkan bunyi detik
pertama (Sistolik) dan detik terakhir (Diastole)
- Pada waktu melihat skala, mata setinggi skala
tersebut
- Bila hasilnya meragukan perlu diulang
kembali ( tunggu 30 detik )
- Menurunkan air raksa sampai dengan nol dan
mengunci reservoir
- Membuka pipa penghubung
- Melepaskan manset dan mengeluarkan udara
yang masih tertinggal di dalam manset
- Menggulung manset dan memasukkan ke
dalam tensimeter.
134
- Merapikan pasien
- Mengembalikan alat pada tempatnya
- Mencuci tangan
- Mencatat pada lembar catatan yang ada
- Membuat grafik / kurve pada lembaran status
pasien dengan tepat dan benar.
135
PENANGANAN PASIEN HEPATITIS B
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
136
tersedia.
Lakukan penanganan sesuai dengan langkah yang
sudah ditetapkan
Bersihkan semua tempat tidur dan semua daerah yang
terkena cairan tubuh pasien dengan air bersih,
Bersihkan kembali daerah yang terpapar cairan tubuh
pasien dan sekitarnya dengan desinfektan dan
kemudian dengan spilkit.
Rendam alat hepatitis B dengan larutan klorin selama 1
x 24 jam.
Buang semua APD yang sudah terpakai ke dalam tempat
sampah infeksius khusus untuk dimusnahkan.
Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin Dan Nifas
137
BAYI BARU LAHIR DENGAN IBU HBsAg POSITIF
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-PONEK/
__ __/__
HADRIANUS 2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
138
6. Semua Bayi dengan ibu hbs Ag Positif wajib di
berikan Imunisasi Hb o pada paha kanan dan Hb
Ig /Hyper heb 1x 12 jam pertama dip aha kiri
7. Semua tindakan di dokumentasikan
8. Bayi dengan ibu Hbs ag Positif di perbolehkan
menyusui pada ibu
9. Memberikan informasi kepada keluarga untuk
pemberian dan jadwal vaksin hb 0 berikutnya
UNIT TERKAIT Rawat Inap
Perinatologi
139
PENILAIAN FISIK BBL
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
140
Jantung melakukan auskultasi. Dan menghitungnya
satu menit penuh
9. Untuk neonatus yang stabil denyut Jantung harus
di ukur dengan jadwal penanganan setiap jam
10. Untuk neonatus yang tidak stabil denyut
Jantung harus di ukur setiap jam
11. Denyut jantung normal adalah 120-160 kali per
menit
12. Takhicardia : denyut jantung >160 kali per
menit
13. Bradi kardia denyut jantung <100 kali per
menit
14. Saat mengukur denyut Jantung, Pastikan bayi
tidak sedang menangis atau bergerak dengan kuat
Penilaian mencakup: Prekordium (diam atau aktif),
Bunyi Jantung, Ritme/irama, Murmur, Pengisian
ulang Kapiler, Denyut tepi, femoral dan brakial
Frekuensi Nafas
15. Semua BBL di lakukan pemeriksaan Frekuensi
nafas. Dan menghitungnya satu menit penuh
16. Untuk neonatus yang stabil frekuensi nafas
harus di ukur dengan jadwal penanganan setiap 4
jam
17. Untuk neonatus yang tidak stabil frekuensi
nafas harus di ukur setiap jam
Frekuensi nafas normal 40 - 60 per menit Penilaian
Pernafasan mencakup: Warna kulit, Pernapasan,
Suara napas, Dinding dada, Apnea/Bradikardia,
Sekresi
Tekanan Darah
18. Pada saat masuk ruangan, di lakukan
pembacaan Tekanan Darah pada keempat
ekstremitas dengan menggunakan alat pengukur
Tekanan Darah
19. Untuk neonatus yang stabil Tekanan Darah
harus di ukur dengan jadwal tugas jaga
20. Untuk neonatus yang tidak stabil Tekanan
141
darah harus di ukur setiap 1-2 jam
21. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia
kehamilan dan usia pasca lahir
Penilaian Pernafasan mencakup: Warna kulit,
Pernapasan, Suara napas, Dinding dada,
Apnea/Bradikardia, Sekresi
UKURAN PERTUMBUHAN
22. Berat Badan harus diukur setiap hari
23. Panjang Badan harus diukur pada saat masuk
dan setiap minggu
24. Lingkar Kepala harus diukur pada saat masuk
dan setiap minggu
Penilaian Neurologis
25. Penilaian Neurologis harus di ukur setiap hari
Aktivitas, Tingkat kesadaran, Pergerakan, Tonus,
Pupil, Membuka mata, Menangis, fontanela, Sutura,
Kejang
Penilaian Gastro intestinal
26. Penilaian harus dilakukan setiap hari
Penilaian mencakup (Bising usus, Lingkar abdomen,
Emesis(residual), Dinding Perut, Palpasi
Penilaian Menyusui
Frekuensi, Posisi, Kelekatan
Penilaian Sistem lain
Gambaran luka dan Pembalutnya
Sistem genitourinaria
Out put kolostomi
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin Dan Nifas
142
Transfusi darah
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
143
Prosedur
Dokter harus menuliskan semua instruksi
transfuse
Minta persetujuan dari orang tua setelah
menjelaskan alasan transfuse
Dua perawat atau dokter harus memeriksa
darah bersama untuk mengetahui nama,
golongan dan Rh nomor Rekam medic, dan
tanggal kadaluarsa
Jika volume darah yang akan ditransfusikan
cukup besar, maka darah tersebut harus
dihangatkan terlebih dahulu, jangan pernah
merendam kantung ke dalam air hangat atau
meletakkannya di bawah lampu panas
Darah yang di alirkan harus melalui filter
darah dan diberikan dengan cara tetes
langsung atau melalui syiringe pump. Infusin
pump tidak boleh digunakan untuk transfuse
sel darah merah dalam keadaan apapun
Menggunakan monitor jantung pada bayi
selama transfuse
Tanda vital harus di catat menurut jadwal
berikut:
1) 15 menit sebelum transfuse
2) Sekali /jam selama transfuse
3) Satu jam setelah transfuse
4) Amati bayi jika ada reaksi transfuse
5) Kantung darah harus di kembalikan ke
laboratorium setelah ada reaksi
transfuse
6) Informasi transfuse harus di
dokumentasikan pada grafik bayi
setelah prosedur
7) Jangan menginfus nutrisi parenteral (mengandung
glukosa) bersamaan dengan transfuse pada jalur
yang sama. Jangan pernah menambahkan obat atau
cairan iv ke dalam kantung darah atau produk
darah
8) Bilas IV dengan Nacl 0,9% setelah transfuse darah
selesai
144
Audit kematian Maternal/Perinatal
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-
__ __/__
HADRIANUS PONEK/2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
TUJUAN
KEBIJAKAN
145
RUANG BERSALIN DAN NIFAS
146
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-PONEK/
__ __/__
HADRIANUS 2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
147
ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai di dalam
partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik
yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di
bawah siku, mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali
pakai/pribadi yang bersih.
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril
untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung
suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi
tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali
di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau
steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).
148
DJJ tidak normal dan mendokumentasikan hasil-
hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-
hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
partograf.
149
meneran pada puncak kontraksi-kontraksi
tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.
o Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi
belum akan terjadi segera setelah 60 menit
meneran, merujuk ibu dengan segera.
150
pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke
arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior. Lahir badan dan tungkai.
24. Setelah kedua bahu dilahirkan,
menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada di bagian bawah ke arah perineum tangan,
membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke
tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku
dan tangan bayi saat melewati perineum,gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi
saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior
(bagian atas) untuk mengendalikan siku dan
tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
25. Setelah tubuh dari lengan lahir,
menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior)
dari punggung ke arah kaki bayi untuk
menyangganya saat panggung dari kaki lahir.
Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati
membantu kelahiran kaki.
151
Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan
kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan
disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi,
memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3
paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu.Penegangan tali
pusat terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang
ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus.Memegang tali
pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan
kemudian melakukan penegangan ke arah bawah
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan
yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus
dengan cara menekan uterus ke arah atas dan
belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika
plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,
menghentikan penegangan tali pusat dan
menunggu hingga kontraksi berikut mulai.Jika
uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau
seorang anggota keluarga untuk melakukan
rangsangan puting susu.Mengeluarkan plasenta.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu
untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti
kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat
bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva. Jika plasenta
tidak lepas setelah melakukan penegangan tali
pusat selama 15 menit :
Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
Menilai kandung kemih dan
mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu.
Meminta keluarga untuk menyiapkan
rujukan.
Mengulangi penegangan tali pusat selama 15
menit berikutnya.
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam
waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.
152
melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan
kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan
dan dengan hatihati memutar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan
selaput ketuban tersebut.Jika selaput ketuban robek,
memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau
steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan
seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau
forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
melepaskan bagian selaput yang tertinggal.
153
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke
dalam larutan klorin 0,5 %.
EVALUASI
154
memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
155
PENYULUHAN GIZI IBU MENYUSUI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-PONEK/
__ __/__
HADRIANUS 2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
PENGERTIAN Gizi ibu menyusui adalah zat makanan pokok yang diperlukan oleh
ibu selama menyusui.
TUJUAN Setelah diberikan penyuluhan, keluarga klien dapat mengerti dan
memahami serta dapat mengidentifikasi kebutuhan gizi pada ibu
menyusui.
KEBIJAKAN
156
penkes kepada n topik dan
sasaran tujuan.
Kontrak waktu Menyetujui
untuk kesepakatan
kesepakatan waktu
pelaksanaan pelaksanaan
penkes dengan penkes
sasaran
Mengkaji ulang Menyampaika
pengetahuan n
sasaran tentang pengetahuan
materi nya tentang
penyuluhan. materi
10 Kegiatan
Menjelaskan penyuluhan
menit inti
materi penyuluhan 2. Mendengar
kepada sasaran kan penyuluh
dengan menyampaika
menggunakan n materi
leaflet
Memberikan Menjawab
pertanyaan kepada pertanyaan
sasaran tentang
materi yang sudah
disampaikan Mendengarka
penyuluh n
Menyimpulkan
Evaluasi/ materi penyuluhan
5 menit
penutup yang telah Mendengarka
disampaikan n penyuluh
kepada sasaran menutup
Menutup acara acara dan
dan mengucapkan menjawab
salam serta terima salam
kasih kepada
sasaran.
UNIT TERKAIT Rawat Inap
Rawat Jalan
157
MANAJEMEN LAKTASI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-PONEK/
__ __/__
HADRIANUS 2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
158
didepan
Hadapkan muka bayi ke payudara ibu dan sentuh
pipi atau sudut mulut bayi dengan puting
payudara
Waktu bayi membuka mulut segera masukan ke
putting susu sampai semua areola masuk kedalam
mulut
Perhatikan bahwa telinga dan lengan bayi berada
dalam satu garis lurus, untuk memastikan posisi
menyusui sudah benar
Sangga payudara dengan empat jari tangan dan
ibu jari pada bagian atas payudara
Awasi agar payudara ibu tidak menutupi hidung
bayi
Susukan kedua payudara secara bergantian
selama 10-15 menit pada setiap payudara
Setelah selesai tepuk punggung bayi secara
perlahan agar bayi bersendawa
Putting susu dibersihkan dengan kapas basah
Cuci tangan setelah selesai menyusui
159
Susukan bayi dengan cara seperti posisi duduk
Pindahkan bayi ke payudara yang lain setelah
menyusui 10-15 menit
Setelah selesai putting susu dibersihkan dengan
kapas basah
Cuci tangan setelah selesai menyusui
160
MEMERAH ASI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-PONEK/
__ __/__
HADRIANUS 2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
161
mengurangi kontaminasi bakteri atau kuman ke
ASI secara langsung. Anda juga bisa melakukan
kebiasaan ini sebagai cara mencegah diare pada
bayi.
Siapkan beberapa perlengkapan sebelum memerah
ASI seperti botol ASI dan penampung khusus
untuk ASI.
Usap lembut bagian payudara dengan gerakan
melingkar dari bagian atas,bawah dan samping
dengan pusat pada bagian puting.
Jangan menekan berlebihan pada payudara karena
bisa menyebabkan rasa sakit.
Tempatkan empat jari pada bagian bawah
payudara, dan ibu jari dibagian atas payudara.
Temukan kelenjar susu dengan sentuhan yang
lembut lalu mulai menekan pelan dari atas ke
bawah dan bawah ke atas. Jika digambarkan maka
gerakan jari Anda akan membentuk huruf C.
Ketika Anda sudah menemukan kelenjar susu,
maka Anda bisa menemukan susu akan keluar
dari bagian puting.
Gunakan dua sisi payudara untuk memerah ASI
dengan tangan secara bergantian.
Ketika ASI sudah akan berhenti keluar, maka
jangan memasak untuk memerah. Segera berhenti
dan usap lembut semua bagian payudara Anda.
162
selang penampungan.
UNIT TERKAIT Rawat Inap
Rawat Jalan
163
PERAWATAN LUKA PERINEUM
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-PONEK/
__ __/__
HADRIANUS 2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
164
sebagai berikut :
Kasa steril
Sarung tangan steril
Pembalut wanita
Nierbekken
4. Siapkan lingkungan yang nyaman atau jaga privasi
pasien
5. Atur tidur pasien dengan posisi pasien dengan posisi
telentang, kemudian lepaskan gurita serta bagian
bawah pasien.
6. Selanjutnya bantu pasien atau anjurkan untuk
menekuk kedua lutut atau dorsal recumbent
7. Bidan atau perawat cuci tangan dan memakai sarung
tangan
8. Lakukan perawatan luka perineum sebagai berikut :
Perhatikan sekitar luka perineum ada tanda-tanda
infeksi atau tidak
Jika tidak infeksi, luka ditutup kembali dan
dipasang pembalut wanita
Jika infeksi diberikan antibiotika
9. Rapikan pasien dengan memakai kembali gurita serta
pakaian bawah pasien
10. Rapikan alat ke tempat semula dan bidan atau
perawat cuci tangan
11. Lakukan dokumentasi dalam catatan perawat
165
SENAM NIFAS
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr. __/SPO-PONEK/
__ __/__
HADRIANUS 2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL __/I/2023
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
166
punggung bawah tidak bergerak.
Tahan posisi ini selama 10 detik sambil bernapas
secara perlahan-lahan. Kemudian mengembalikan
pusar ke posisi normal.Gerakan ini dilakukan 10 x
setiap set.
Latihan otot perut bagian bawah.
Pasien tidur telentang dengan lutut ditekuk dan
kedua kaki menempel di lantai.
Kemudian, kencangkan otot-otot perut. Lalu secara
perlahan-lahan luruskan kaki, tanpa membuat
punggung melengkung.
Lakukan 10 kali tiap set-nya.
167
PENGGUNAAN CTG
No. Dokumen :
RSUD dr. No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
HADRIANUS __ __/__
2023
SINAGA
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus Sinaga
Kabupaten Samosir
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
__/I/2023
OPERASIONAL
dr. Iwan Hartono Sihaloho
Penata Tk.I
NIP. 19750828 200912 1 006
PENGERTIAN Merupakan langkah kerja atau tata cara metoda elektronik
untuk memantau kesejahteraan janin dalam kehamilan dan
atau dalam persalinan.
TUJUAN Untuk memantau kesejahteraan janin dalam kehamilan dan atau
dalam persalinan terutama untuk kehamilan dengan resiko tinggi.
168
PENGGUNAAN CTG
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
__ __/__
2023
Unit Terkait RUANG BERSALIN DAN NIFAS
169
PENGGUNAAN INFUS PUMP
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus Sinaga
Kabupaten Samosir
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
__/I/2023
OPERASIONAL
dr. Iwan Hartono Sihaloho
Penata Tk.I
NIP. 19750828 200912 1 006
PENGERTIAN Suatu proses suatu alat untuk mengatur jumlah cairan /obat
yang dimasukkan ke dalam sirkulasi darah pasien secara
langsung melalui vena.
170
PENGGUNAAN INFUS PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
__ __/__
RSUD dr. 2023
HADRIANUS
SINAGA 5. Pasang drip sensor (jika ada) sesuai jenis infus pump
pada tempat tetesan infus set
6. Nyalakan infuse pump
7. Atur infus set pada infuse pump sesuai infuse set yang
digunakan danjenis infus pump yang digunakan
8. Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada pasien
tiap jam dantotal caiaran keseluruhan yang akan
dimasukan
9. Tekan start untuk memulai pemberian cairan
10. Cuci tangan
11. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan
memberikan peringatandengan suara dan lampu
yang menyala merah pada tulisan air,occlusion,
flow err, empty, door, completion
12. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Perinatologi RUANG BERSALIN DAN NIFAS
2. Instalasi Rawat Inap
3. ICU
171
PENGGUNAAN SYRINGE PUMP
Ditetapkan :
Direktur RSUD dr. Hadrianus
Sinaga Kabupaten Samosir
STANDAR
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
__/I/2023
OPERASIONAL
dr. Iwan Hartono Sihaloho
Penata Tk.I
NIP. 19750828 200912 1 006
Prosedur Kerja:
1. Petugas mencuci tangan
2. Bawa semua alat ke dekat pasien
3. Pasang spuit ke syringe pump dan kunci
4. Sambungkan selang penghubung spuit ke akses intravena
pasien
5. Tekan tombol ON/OFF
6. Atur dosis dengan tekan “rate/D.Limit/ml(SELECT)”
sehingga muncul RATE pada layar, putar dial setting
172
PENGGUNAAN SYRINGE PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
__/SPO-PONEK/
__ __/__
2023
sebelah samping(rate dalam satuan ml/H=cc/jam)
7. Tekan start (jika sudah operasional maka lampu
indikator hijau)
173
PEMINDAHAN PASIEN SC ELEKTIF KE RUANGAN
LAIN
No. Dokumen :
RSUD dr. No. Revisi : Halaman :
HADRIANUS __/SPO-PONEK/
SINAGA __ __/__
2023
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
174
maka pasien rawat inap berdasarkan jatah kelas hak
pasien untuk pasien BPJS,sedangkan pasien umum
berdasarkan permintaan pasien.
Pasien yang pindah ruangan diantarkan ke ruangan
oleh Bidan lengkap dengan statusnya dan menjadi
tanggungjawab petugas di ruangan tersebut.
Besoknya,Pasien yang akan dilakukan persiapan pre
operasi diantarkan kembali oleh perawat/Bidan
ruangan yang merawat dengan status pasien.
Pasien dilakukan persiapan SC sampai selesai.
Pasien diantar ke OK
Pasien setelah selesai SC dijemput oleh ruangan
dimana pasien dirawat.
175
INISIASI MENYUSUI DINI
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr.
HADRIANUS __/SPO-PONEK/
__ __/__
SINAGA 2023
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
176
vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali
pusat diikat.
4. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi d
tengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi
melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi
putting susu. Keduanya diselimuti,bayi dapat
diberi topi.
5. Anjurka ibu untuk menyentuh bayi untuk
merangsang bayi. Biarkan bayi mencari putting
sendiri.
Ibu di dukung dan dibantu mengenali perilaku
bayi sebelum menyusu.
6. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu
selama paling tidak 1 jam, bila menyusu awal
Terjadi sebelum 1 jam,tetap biarkan kulit ibu-bayi
bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
7. Bila dalam 1 jam awal menyusu belum terjadi,
bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke putting ibu
tapi jangan memasukkan putting ke mulut bayi.
Beri waktun kulit melekat pada kulit 30 menit atau
1 jam lagi.
177
Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang
bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari
puting sendiri
6. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu
paling tidak selama 1 jam, bila menyusu awal
selesai sebelum 1 jam, tetap kontak kulit ibu-bayi
selama setidaknya 1 jam. Jika bayi menunjukkan
kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi ke putting tapi tidak
memasukkan putting ke mulut bayi. Bila dalam 1
jam belum bisa menemukan putting ibu, beri
tambahan waktu melekat pada dada ibu 30 menit
atau 1 jam lagi.
7. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan
dengan bayi tetap melekat di dadanya dan dipeluk
erat oleh ibu dipindahkan dari meja operasi ke
ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didada ibu.
8. Suami/keluarga pasien mendampingi ibu dan
mendoakan anaknya dikamar pulih.
Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli
178
ditutupi baju ayah
Bayi kedua lahir,segera dikeringkan secepatnya
terutama kepala,kecuali
tangannya,tanpamenghilangkan vernix,mulut dan
hidung bayi dibersihkan,tali pusat diikat
179
PENERIMAAN PASIEN IBU TERDUGA COVID 19
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr.
HADRIANUS __/SPO-PONEK/
__ __/__
SINAGA 2023
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
180
4. Pasien dilakukan cek laboratorium dan swab
antigen.
5. Jika Rapid antigen non reaktif maka dilakukan
prosedur biasa
6. Jika Rapid antigen reaktif maka Pasien dikonsul ke
dokter spesialis paru.
7. Pasien dilakukan/tidak dilakukan foto thorax
tergantung dari DPJP
8. Pasien dengan suspek/konfirmasi COVID 19 :
Elektif:dilakukan pengambilan RT-PCR swab,tunda
operasi dan dilakukan isolasi mandiri selama 14
hari.
Pasien dengan keadaan gawat daruratan,dilakukan
pertolongan persalinan di ruang ISOLASI IGD
RUANG BERSALIN DAN NIFAS dan jika sudah
stabil dipindahkan ke ruang ISOLASI rawat inap.
Pasien dengan keadaan gawat darurat dilakukan
Sectio Caesarea,dilakukan di ruang OK darurat
dan setelah post Operasi pasien dipindahkan ke
ruang ISOLASI rawat inap.
181
PENANGANAN BAYI LAHIR DARI IBU TERDUGA
COVID 19
No. Dokumen :
RSUD dr. No. Revisi : Halaman :
HADRIANUS __/SPO-PONEK/
SINAGA __ __/__
2023
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
182
dengan menggunakan inkubator transport.
5. Bayi ditempatkan pada tempat terpisah dari
ibu,bayi dan dari bayi sehat.Bayi ditempatkan di
ruang isolasi.
6. Jika tempat terbuka,bayi ditempatkan pada jarak
minimal 2 meter dari bayi lain.
7. Semua alat yang dipakai untuk bayi bayi di isolasi
tidak digunakan untuk pasien lain diluar isolasi.
8. Segera mandikan bayi dengan menggunakan air
dan sabun untuk mengilangkan sisa air ketuban
yang mungkin terkontaminasi virus.
9. Feces,urine dan cairan tubuh bayi dimasukkan ke
dalam wadah terpisah atau tempat sampah
infeksius terpisah karena 10-14 hari virus dapat
tinggal di bagian tersebut.Sampah medis dibuang
dalam tempat sampah tersendiri dan dilapis
dengan plastik sampah medis 2 lapis.Sebelum
sampah dibuang,di desinfeksi dulu dengan larutan
klorin > 10 menit.
183
RUANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
RSUD dr.
HADRIANUS __/SPO-PONEK/
__ __/__
SINAGA 2023
KABUPATEN
SAMOSIR
Ditetapkan :
Penata Tk.I
KEBIJAKAN
184
bagian anterolateral secara IM.
5. Semua bayi diobservasi sesuai waktu yang
ditentukan oleh dokter spesialis anak atau
sesuai kondisi.
6. Bayi sakit dirawat di ruang perinatologi.
7. Bayi sehat dirawat di ruang bayi sehat.Bayi
sehat jika waktunya menyusui kepada
ibunya,dibawa oleh Bidan petugas jaga bayi
sehat kepada ibunya dan didampingi oleh
bidan.
185