Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR ISI

PENDAFTARAN PASIEN TB...........................................................................................3

PROSEDUR PELAYANAN PASIEN DI POLIKLINIK PARU.......................................5

PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB............................................................................7

PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM....................................................10

PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA PASIEN SUSPEK TB PARU...........................14

PROSEDUR PENGOBATAN PASIEN TB.....................................................................14

PENYEDIAAN OBAT ANTI TB.....................................................................................18

RUJUKAN DAN PINDAH PASIEN TB YANG SUDAH DIOBATI.............................21

PROSEDUR TATA LAKSANA PASIEN TB YANG BEROBAT TIDAK TERATUR22

PENATALAKSANAAN EFEK SAMPING OAT PASIEN TB.....................................25

PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB.........................................................29

PENGIRIMAN SAMPEL UNTUK TES CEPAT MOLEKULER...................................31

2
PENDAFTARAN PASIEN TB

No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUZ/SPO/TB/001 3 1/2
STANDAR
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL

Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Pendaftaran pasien TB merupakan tata cara penerimaan pasien
TB yang akan berobat ke RSU Zahirah agar dapat berjalan
teratur, tertib dan aman serta untuk mengurangi waktu tunggu
pasien
TUJUAN Sebagai alur penerimaan pasien yang datang ke layanan RSU
Zahirah dan agar identitas pasien yang diterima rumah sakit
lengkap
Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
1. Setiap pasien yang datang ke RSU Zahirah diterima dan
diarahkan ke tempat pendaftaran pasien
2. Petugas pendaftaran mewawancarai pasien dan keluarganya
PROSEDUR dengan komunikasi yang baik, bersikap ramah serta
memperkenalkan diri, guna mendapatkan data identitas dan
keluhan pasien datang ke RS yang akan diisikan pada
formulir ringkasan riwayat klinik.
3. Setelah proses pendaftaran selesai, pasien dipersilahkan
menunggu di poliklinik/IGD yang dituju bila perlu petugas
membantu pasien untuk bertemu dengan dokter untuk
dilakukan pemeriksaan.

PENDAFTARAN PASIEN TB

3
STANDAR
PROSEDUR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
OPERASIONAL RSUZ/SPO/TB/001 3 2/2

1. Instalasi Pendaftaran
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rekam Medis
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Gawat Darurat

PROSEDUR PELAYANAN PASIEN DI


POLIKLINIK PARU

4
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RSUZ/SPO/TB/002 3 1/2
STANDAR
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL

Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Kegiatan pelayanan kesehatan yang dimulai dari pasien datang
sampai dengan mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut.
TUJUAN Agar pasien mendapatkan pelayanan maksimal dari rumah sakit.
Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
1. Perawat melakukan anamnese
2. Perawat mengukur tanda-tanda vital dan berat badan pasien
kemudian mengisi dalam rekam medis
PROSEDUR 3. Dokter spesialis paru melakukan anamnese terhadap pasien
dan keluarga
4. Dokter spesialis paru melakukan pemeriksaan fisik maupun
penunjang terhadap pasien. Untuk pemeriksaan TCM dan
biakan, sampel dirujuk.
5. Dokter spesialis paru memberikan terapi/ resep
6. Dokter spesialis paru mengkonsulkan ke dokter spesialis
lain apabila ditemukan penyakit penyerta lainnya
7. Dokter spesialis paru merujuk ke RS lainnya apabila
fasilitas di RSU Zahirah tidak tersedia
1. Instalasi Pendaftaran
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Laboratorium

PROSEDUR PELAYANAN PASIEN DI


POLIKLINIK PARU

STANDAR
PROSEDUR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

5
OPERASIONAL RSUZ/SPO/TB/002 3 2/2

4. Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT 5. Instalasi Radiologi
6. Instalasi Rekam medis

PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB

No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUZ/SPO/TB/003 3 1/4
STANDAR
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL

Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Kegiatan untuk menegakkan diagnosis TB pada pasien yang

6
dicurigai menderita TB (suspek TB) oleh staf medis dokter
penanggungjawab perawatan pasien
TUJUAN Sebagai acuan tata laksana penegakkan diagnosa TB pada pasien
yang dicurigai menderita TB untuk menemukan pasien TB
Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
Penegakkan diagnosis pasien TB didasarkan pada:
1. Anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga)
PROSEDUR 2. Pemeriksaan fisik yang mendukung
3. Pemeriksaan bakteriologis (mikroskop, TCM, atau biakan)
dapat berupa dahak Pagi-Sewaktu atau Sewaktu-Sewaktu
4. Diagnosis TB:
a. Pasien baru, tidak ada riwayat pengobatan TB, tidak ada
riwayat kontak erat dengan pasien TB RO (Resisten
Obat), pasien dengan HIV (-) atau tidak diketahui
 Ditemukan BTA (+) pada minimal 1 hasil
pemeriksaan mikroskopis dahak Pagi-Siang (PS) atau
SS (Siang-Siang) maka ditegakkan diagnosa pasien
TB terkonfirmasi bakteriologis

PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB

STANDAR
PROSEDUR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
OPERASIONAL RSUZ/SPO/TB/003 3 2/4

 Bila 2 spesimen dahak BTA negatif, pasien dianjurkan


PROSEDUR untuk pemeriksaan foto thorax. Apabila gambaran
foto mendukung TB, ditegakkan diagnosa TB klinis.
Apabila gambaran thorax tidak mendukung TB,
pasien diterapi antibiotik sambil dilihat perbaikan
klinis pada pasien. Bila ada perbaikan klinis, diagnosa
bukan TB. Bila tidak ada perbaikan klinis, ada faktor
resiko, dan atas pertimbangan dokter, pasien

7
didiagnosa TB klinis.
b. Pasien dengan riwayat pengobatan TB, tidak ada riwayat
kontak erat dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (-)
atau tidak diketahui, maka rujuk sampel ke RS jejaring
untuk pemeriksaan TCM TB.
 Jika MTB Positif, Rifampisin Sensitif: TB
terkonfirmasi bakteriologis.
 Jika MTB Positif, Rifampisin resisten: TB Rifampisin
resisten. Mulai pengobatan TB RO dan lakukan
pemeriksaan biakan serta uji kepekaan OAT Lini 1
dan 2.
 Jika MTB Negatif, lakukan foto thorax, apabila
gambaran foto mendukung TB, ditegakkan diagnosa
TB klinis. Apabila gambaran tidak mendukung, cari
kemungkinan penyebab lain

PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB

STANDAR
PROSEDUR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
OPERASIONAL RSUZ/SPO/TB/003 3 3/4

5. Untuk pasien TB anak, apabila terdapat hasil skoring:


PROSEDUR  Skor 6 atau > ditegakkan diagnosa TB anak
 Skor 5, dilakukan evaluasi lebih lanjut
 Skor < 5, ditegakkan diagnosa bukan TB anak

PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB

STANDAR
PROSEDUR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
OPERASIONAL RSUZ/SPO/TB/003 3 4/4

8
Sistem skor untuk TB anak:

PROSEDUR

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pendaftaran


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Rawat Inap
5. Instalasi Laboratorium
6. Instalasi Farmasi
7. Instalasi Radiologi
8. Instalasi Rekam medis

PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN


SPUTUM

No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUZ/SPO/TB/004 3 1/4
STANDAR
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL

Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Pemeriksaan sputum adalah adalah pemeriksaan dahak secara

9
mikroskopis yang dikumpulkan dalam 2 hari kunjungan yang
berurutan berupa Sewaktu – Pagi
TUJUAN Untuk menegakkan diagnosa TB pada pasien yang dicurigai
menderita TB dan menentukan potensi penularan TB
Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
Alat yang diperlukan
a. Pot dahak sesuai standar laboratorium
b. Stiker/spidol
PROSEDUR c. Sabun cuci tangan
d. Prosedur tetap pengumpulan dahak
e. Form TB 05/ TB 05 MDR
Cara Kerja
1. Persiapan pasien :
 Beritahu pasien tentang pentingnya mendapatkan dahak
yang berkualitas untuk menentukan penyakitnya.
 Anjurkan pasien untuk berdahak dalam keadaan perut
kosong dan membersihkan rongga mulut dengan berkumur
air bersih
 Dahak merupakan bahan infeksius maka anjurkan pasien

PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM

STANDAR
PROSEDUR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
OPERASIONAL RSUZ/SPO/TB/004 3 2/4

membaca prosedur tetap pengumpulan dahak.


2. Persiapan alat
PROSEDUR  Siapkan pot dahak steril
 Beri identitas pada badan pot dahak : Tuliskan identitas
pasien,dan tambahkan huruf A pada pot dahak yang
diambil sewaktu dan huruf B pada dahak yang diambil
pagi hari.

10
 Stiker atau tulisan ditempelkan pada badan pot dan jangan
pada tutup pot
 Pengambilan dahak untuk diagnosis TB adalah 2 kali (S-
P) yaitu Sewaktu- Pagi
1. Tulis identitas pasien dan tanggal pengambilan dahak pada
formulir TB.05 atau TB.05 MDR
2. Cara pengeluaran dahak yang baik:
 Kumur-kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan
dahak.
 Bila memakai gigi palsu dilepas terlebih dahulu
 Tarik napas dalan 2-3 kali
 Buka tutup pot dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat
dan masukkan ke dalam pot.
 Setelah selesai berdahak tutup rapat pot dahak tersebut
 Segera cuci tangan dengan air dan sabun antiseptik
 Apabila pasien didampingi oleh petugas saat berdahak
agar diperhatikan arah angin agar tidak mengarah ke
petugas apabila ternyata dahak tidak memenuhi syarat
pemeriksaan

PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM

STANDAR
PROSEDUR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
OPERASIONAL RSUZ/SPO/TB/004 3 3/4

11
seperti air liur atau volumenya kurang, pasien diminta
mengumpulkan dahak lagi
PROSEDUR  Apabila pasien kesulitan mengeluarkan dahak pasien
dapat dibeikan ekspektoran seperti OBH atau GG sehari
sebelum pengeluaran dahak dan dianjurkan minum
banyak.
 Pasien dianjurkan olah raga ringan seperti lari-lari kecil
atau petugas petugas melakukan tepukan-tepukan ringan
dengan kedua telapak petugas pada punggung pasien
selama 3-5 menit.
 Selanjutnya pasien berdahak seperti pada butir 3 di atas
5. Cara menilai dahak secara makroskopik
 Lakukan penilaian terhadap dahak pasien tanpa membuka
tutup pot melalui dinding pot yang transparan.
 Hal- hal yang harus diamati adalah volume 3-5 ml, dahak
kental berwarna hijau kekuningan (mukopurulen)
 Setelah menilai kualitas dahak segera mencuci tangan
dengan air dan sabun
6. Mengemas dahak untuk dirujuk
 Masukkan pot ke dalam kantong plastik bersegel (satu
kantong berisi satu pot dahak), tutup segel kantong
kemudian berikan ke laboratorium disertai dengan TB
05/TB 05 MDR
 Setelah selesai petugas harus mencuci tangan dengan air
dan sabun. Semua pasien dewasa yang diduga menderita
TB paru harus menjalani pemeriksaan dahak mikroskopis

PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM

STANDAR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


PROSEDUR RSUZ/SPO/TB/004 3 4/4
OPERASIONAL

12
sebanyak 2 kali. Salah satu spesimen yang diambil harus
berasal dari dahak pagi hari.
PROSEDUR Sewaktu: Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang
berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa
sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada hari
kedua
Pagi : Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua,
segera setelah bangun tidur. Pot dahak dibawa dan diserahkan
sendiri kepada petugas laboratorium.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pendaftaran


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Laboratorium

PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA PASIEN


SUSPEK TB PARU
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RSUZ/SPO/TB/005 3 1/1

13
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Pemeriksaan Radiologis (Foto Thorax) adalah pemeriksaan foto
thorax Postero-Anterior pada penderita suspek TB untuk
menunjang diagnosa TB apabila hasil mikroskopis negatif.
TUJUAN Untuk menunjang diagnosa TB pada pasien suspek TB paru

Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022


KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
1. Pasien disarankan untuk foto thorax apabila kedua hasil
pemeriksaan bakteriologis menunjukkan hasil negatif
2. Pasien diarahkan ke ruang radiologi oleh perawat
PROSEDUR 3. Petugas radiografer menginput identitas pasien ke SIM RS
4. Pasien dipersilahkan mengganti baju dengan baju
pemeriksaan
5. Petugas radiografer melakukan foto thorax pada pasien
6. Pasien dipersilahkan mengganti baju pemeriksaan
7. Petugas memberikan hasil foto serta bacaan hasil foto setelah
dibaca oleh dokter spesialis radiologi.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pendaftaran
2. Instalasi Rekam Medis
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PENGOBATAN PASIEN TB

No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUZ/SPO/TB/006 3 1/4
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010

14
PENGERTIAN Pasien yang diagnosa TB dan telah ditetapkan klasifikasi serta
tipenya, akan mendapat pengobatan dengan OAT (Obat Anti
TB)
TUJUAN Untuk menyembuhkan pasien TB, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan dan menurunkan resiko penularan
Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
1. Pasien yang telah didiagnosa TB dan ditetapkan klasifikasi
serta tipenya diberikan pengobatan OAT, dengan paduan
regimen yang sesuai
PROSEDUR 2. Paduan Regimen OAT
*H: Isoniazid (INH) *R: Rifampicin
*Z: Pyrazinamid *E: Etambutol
*S: Streptomisin
Paduan OAT KDT Lini Pertama dan Peruntukannya
a. Kategori 1 : 2(HRZE) / 4(HR)3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
 Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis
 Pasien TB paru terdiagnosis klinis
 Pasien TB ekstra paru

PROSEDUR PENGOBATAN PASIEN TB

STANDAR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


PROSEDUR RSUZ/SPO/TB/006 3 2/4
OPERASIONAL
Tahap Lanjutan
Tahap Intensif tiap 3 kali seminggu
Berat Badan haris selama 56 hari selama 16
PROSEDUR RHZE minggu RH
(150/75/400/275) (150/150)
30 – 37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
38 – 54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

15
Paduan OAT Kombipak Kategori 1: 2HRZE/4H3R3

Dosis per hari / kali


Jumlah
Tahap Lama H@ R@ Z@ E hari/ kali
Pengo- Pengo- 300 450 500 @250 menelan
batan batan mg mg mg mg obat

Intensif 2 Bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 Bulan 2 1 0 0 48

b. Kategori 2: 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR) 3E3)


Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang
pernah diobati sebelumnya (pengobatan ulang):

 Pasien kambuh
 Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT
kategori 1 sebelumnya
 Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost
to follow-up)
Tahap Intensif tiap hari RHZE (150/75/400/275) + S
Tahap Lanjutan 3 kali seminggu RH (150/150) + E(400)

PROSEDUR PENGOBATAN PASIEN TB

STANDAR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


PROSEDUR RSUZ/SPO/TB/006 3 3/4
OPERASIONAL
Berat Tahap Intensif Tahap Lanjutan
Badan
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20
PROSEDUR minggu
30-37 kg 2 tab 4 KDT + 2 tab 4KDT 2 tab 2 KDT + 2
tab Etambutol
inj.Strepto-
misin 500mg
38-54 kg 3 tab 4 KDT + 3 tab 4KDT 3 tab 2 KDT + 3
inj.Strepto- tab Etambutol

16
misin 750mg
55-70 kg 4 tab 4 KDT + 4 tab 4KDT 4 tab 2 KDT+
inj.Strepto- 4 tab Etambutol
misin 1000mg
≥71 kg 5 tab 4 KDT + 5 tab 4KDT 5 tab 2 KDT +
inj.Strepto- 5 tab Etambutol
misin 1000mg

Dosis Paduan OAT Kombipak Kategori 2: 2HRZES/HRZE/


5H3R3E3

PROSEDUR PENGOBATAN PASIEN TB

STANDAR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


PROSEDUR RSUZ/SPO/TB/006 3 4/4
OPERASIONAL
Catatan:
 Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan
PROSEDUR menambahkan aquabidest sebanyak 3,7 ml sehingga
menjadi 4 ml. (1 ml = 250 mg).
 Berat badan pasien ditimbang setiap bulan dan dosis
pengobatan harus disesuaikan apabila terjadi perubahan
berat badan.
 Untuk pengawasan minum obat, ditunjuk PMO (Pengawas
Menelan Obat) dari keluarga/tetangga yang dapat

17
membantu melakukan pengawasan minum obat oleh
pasien.
 Perjalanan pengobatan pasien TB dicatat di lembar
pengobatan TB (form TB.01)
 Pasien TB dibuatkan kartu kontrol TB (form TB.02) yang
akan dibawa pasien pada saat kontrol

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pendaftaran


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Laboratorium
4. Instalasi Rawat Inap

PENYEDIAAN OBAT ANTI TB

No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUZ/SPO/TB/007 3 1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Penyediaan obat anti TB untuk pasien dewasa dan anak.
Penyediaan obat anti TB merupakan serangkaian kegiatan yang
meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, monitoring dan evaluasi.
TUJUAN Sebagai acuan pengelolaan logistik obat anti TB
Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
1. Perencanaan kebutuhan obat dilakukan terpadu dengan
berpedoman pada:

18
 jumlah penemun pasien pada tahun sebelumnya
PROSEDUR  perkiraan jumlah penerimaan pasien yang direncanakan
 buffer stok OAT
 sisa stok OAT yang ada
 perkiraan waktu perencanaan dan waktu distribusi untuk
mengetahui estimasi kebutuhan dalam kurun waktu
perencanaan
2. Pengadaan OAT
RS menghubungi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
untuk pengadaan paket OAT. RS juga menyediakan OAT
dalam sediaan lepas (bukan paket)

PENYEDIAAN OBAT ANTI TB

STANDAR No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


PROSEDUR RSUZ/SPO/MDGS/033 2 2/2
OPERASIONAL
3. Penyimpanan dan pendistribusian OAT
OAT yang telah diadakan, dikirim langsung oleh pusat sesuai
PROSEDUR dengan rencana kebutuhan RSU Zahirah.
OAT disimpan di gudang obat sesuai persyaratan
penyimpanan obat. Penyimpanan obat disusun berdasarkan
FEFO (First Expired First Out) artinya obat yang
kadaluarsanya lebih awal harus didistribusikan lebih awal.
Pendistribusian OAT dilakukan sesuai permintaan yang telah
disetujui oleh Dinas Kesehatan Jakarta Selatan.
4. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan OAT dilakukan dengan menggunakan laporan
pemakaian dan lembar permintaan obat yang menggambarkan
dinamika logistik dan alat pencatatan dan pelaporan

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi


2. Instalasi Rekam Medis
3. Instalasi Rawat Jalan

19
4. Instalasi Rawat InapDAN PINDAH PASIEN TB YANG
RUJUKAN
SUDAH DIOBATI
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
RSUZ/SPO/ 2 1/1
STANDAR MDGS/034
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
OPERASIONAL Direktur

Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi,
MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Rujukan dan pindah Pasien TB yang sudah diobati
adalah RUJUKAN
alur yang DAN
diberlakukan
PINDAHapabila
PASIENpasien
TB sudah
didiagnosa TBYANG SUDAH
dan diobati di DIOBATI
poli paru RSU Zahirah
STANDAR namun akan pindah
No. Dokumen : pengobatan di :fasilitas Halaman
No. Revisi kesehatan:
PROSEDUR terdekat atau ke faskes pertama. 2
RSUZ/SPO/MDGS/034 2/2
TUJUAN
OPERASIONAL Tujuan untuk memudahkan pasien dalam pengambilan
1. obat di fasilitas
Melakukan koordinasikesehatan terdekat,
dengan Wasor dan memastikan
TB untuk untuk
menghindari
semua pasienterjadinya droptelah
yang dirujuk out melanjutkan pengobatan di
PROSEDUR RS / UPK yang
Peraturan dituju (dilakukan
Direktur RSU konfirmasi
Zahirah melalui telepon
Nomor
KEBIJAKAN
atau sms).
131/PER/DIR/V/2022 tentang Kebijakan Pelayanan TB
DOTS
UNIT TERKAIT 1.1. Instalasi
PerawatRawat Jalan
membuat kartu pengobatan pasien TB
2. Instalasi
(TB.01).Farmasi
3.2. Instalasi
Untuk Rekam
pasien Medis
yang dirujuk, perawat membuatkan
PROSEDUR surat pengantar (formulir TB.09) dengan
menyertakan fotokopi TB.01 dan sisa OAT (bila
PROSEDUR TATA
telah LAKSANA
diobati). PASIEN TB YANG BEROBAT
TIDAK TERATUR
3. Formulir TB.09 diberikan kepada pasien beserta
sisa OAT untuk diserahkan kepada RS/UPK yang
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
dituju.
RSUZ/SPO/MDGS/035 2 1/3
4. Memberikan informasi langsung (telepon atau sms)
ke RS/UPK yang dituju dan wakil supervisor
(wasor) TB/ Koordinator jejaring DOTS tentang
pasien yang dirujuk.
5. Berkoordinasi dengan RS/UPK yang telah
menerima pasien rujukan segera mengisi dan
mengirimkan kembali lembar bagian bawah
formulir TB.09 ke RSU Zahirah.
20
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
STANDAR Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Kegiatan melacak dan menindaklanjuti pasien TB yang berobat
tidak teratur
TUJUAN Sebagai acuan dalam menentukan terapi serta tindakan
selanjutnya terhadap pasien TB yang berobat tidak teratur
Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
Tindakan pada pasien yang putus berobat kurang dari 1
bulan:
1. Petugas Tb melacak pasien
PROSEDUR 2. Petugas Tb mendiskusikan dengan pasien untuk mencari
penyebab putus berobat
3. Lanjutkan pengobatan dosis yang tersisa sampai seluruh dosis
pengobatan terpenuhi
Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1-2 bulan:
1. Petugas Tb melacak pasien
2. Petugas Tb mendiskusikan dengan pasien untuk mencari
penyebab putus berobat
3. Periksa dahak 2x dan melanjutkan pengobatan sementara
menunggu hasilnya
 Apabila hasil BTA negatif atau pada awal pengobatan
adalah pasien TB ekstra paru, lanjutkan pengobatan dosis

PROSEDUR TATA LAKSANA PASIEN TB YANG


BEROBAT TIDAK TERATUR
STANDAR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PROSEDUR
RSUZ/SPO/MDGS/035 1 2/3
OPERASIONAL

yang tersisa sampai seluruh dosis pengobatan terpenuhi

21
 Apabila salah satu atau lebih BTAnya positif, lihat total
PROSEDUR dosis pengobatan.
- Jika total dosis pengobatan sebelumnya < 5 bulan,
lanjutkan pengobatan dosis yang tersisa sampai
seluruh dosis pengobatan terpenuhi.
- Jika total dosis pengobatan sebelumnya ≥ 5 bulan,
Kategori 1 : lakukan pemeriksaan tes cepat. Berikan
kategori 2 mulai dari awal
Kategori 2: lakukan pemeriksaaan tes cepat atau
dirujuk ke RS Pusat Rujukan TB MDR
Tindakan pada pasien yang putus berobat 2 bulan atau lebih
(loss to follow up):
1. Petugas Tb melacak pasien
2. Diskusikan dengan pasien untuk mencari penyebab putus
berobat
3. Periksa dahak 2x dan atau tes cepat.
4. Hentikan pengobatan sementara menunggu hasilnya.
 Apabila hasil BTA negatif atau pada awal pengobatan
adalah pasien TB ekstra paru, keputusan pengobatan
selanjutnya ditetapkan oleh dokter tergantung pada
kondisi klinis pasien, apabila:
- Sudah ada perbaikan nyata, hentikan pengobatan dan
pasien tetap diobservasi. Apabila kemudian terjadi
perburukan kondisi, pasien diminta untuk periksa

PROSEDUR TATA LAKSANA PASIEN TB YANG


BEROBAT TIDAK TERATUR
STANDAR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PROSEDUR
RSUZ/SPO/MDGS/035 1 3/3
OPERASIONAL

kembali.
- Belum ada perbaikan nyata: lanjutkan pengobatan
PROSEDUR dosis yang tersisa sampai seluruh dosis pengobatan
terpenuhi
 Apabila salah satu atau lebih BTAnya positif dan tidak

22
ada bukti resistensi, lihat dosis pengobatan sebelumnya:
Kategori 1
- Jika <1 bulan, berikan pengobatan kategori 1 mulai
dari awal.
- Jika >1 bulan, berikan pengobatan kategori 2 mulai
dari awal.
Kategori 2
- Jika <1 bulan, berikan pengobatan kategori 2 mulai
dari awal.
- Jika >1 bulan, dirujuk ke layanan spesialistik untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
 Apabila salah satu atau lebih hasilnya BTA positif dan ada
bukti resistensi, kategori 1 maupun kategori 2 dirujuk ke
RS pusat rujukan TB MDR.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat jalan
2. Instalasi Rawat Inap

PENATALAKSANAAN EFEK SAMPING OAT


PASIEN TB

No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUZ/SPO/MDGS/036 2 1/4

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Kegiatan penatalaksanaan efek samping pada pasien yang
mengkonsumsi OAT
TUJUAN Sebagai acuan untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan-
keluhan pasien TB akibat efek samping OAT
Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS

23
1. Dokter atau perawat mengajarkan kepada pasien unuk
mengenal dan melaporkan keluhan serta gejala umum efek
samping.
PROSEDUR 2. Dokter atau perawat melakukan pemeriksaan dan aktif
menanyakan keluhan pasien pada saat mereka datang ke
rumah sakit untuk mengambil obat.
3. Efek samping yang terjadi pada pasien dan tindak lanjut yang
diberikan dicatat pada kartu pengobatannya.
4. Pasien yang mengalami efek samping ringan tetap
melanjutkan pengobatannya dan diberikan petunjuk cara
mengatasinya atau pengobatan tambahan untuk
menghilangkan keluhannya.
5. Apabila pasien mengalami efek samping berat, pengobatan
harus dihentikan sementara dan pasien dirujuk kepada dokter
atau RS rujukan guna penatalaksanaan lebih lanjut.

PENATALAKSANAAN EFEK SAMPING OAT


PASIEN TB

STANDAR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PROSEDUR
RSUZ/SPO/MDGS/036 2 2/4
OPERASIONAL

Efek samping ringan OAT


Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan
PROSEDUR Tidak ada nafsu H, R, Z OAT ditelan malam
makan, mual, sakit sebelum tidur. Apabila
perut keluhan menetap, OAT
ditelan dengan sedikit
makanan. Apabila keluhan
semakin hebat disertai
muntah, waspada efek
samping berat dan segera
rujuk ke dokter.
Nyeri Sendi Z Beri Aspirin, Parasetamol
atau obat anti radang non
steroid

24
Kesemutan s/d rasa H Beri vitamin B6 (piridoxin)
terbakar di telapak 50 – 75 mg per hari
kaki atau tangan
Warna kemerahan R Tidak membahayakan, tidak
pada air seni perlu pengobatan, tapi perlu
(urine) penjelasan kepada pasien.
Flu sindrom (de- R dosis Pemberian R dirubah dari
mam, menggigil, intermiten intermiten menjadi setiap
lemas, sakit kepala, hari
nyeri tulang)

PENATALAKSANAAN EFEK SAMPING OAT


PASIEN TB

STANDAR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PROSEDUR
RSUZ/SPO/MDGS/036 2 3/4
OPERASIONAL

Efek samping berat OAT


Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan
PROSEDUR Bercak kemerahan kulit H, R, Z, S Ikuti petunjuk
(rash) dengan atau tanpa penatalaksanaan
rasa gatal di bawah
Gangguan pendengaran S S dihentikan
(tanpa diketemukan
serumen)
Gangguan keseimbangan S S dihentikan
Ikterus tanpa penyebab H, R, Z Semua OAT
lain dihentikan
sampai ikterus
menghilang
Bingung, mual muntah Semua jenis Semua OAT
(dicurigai terjadi OAT dihentikan,
gangguan fungsi hati segera lakukan

25
apabila disertai ikterus) pemeriksaan
fungsi hati.
Gangguan penglihatan E E dihentikan.
Purpura, renjatan (syok), R R dihentikan.
gagal ginjal akut
Penurunan produksi urine S S dihentikan.
Efek samping pada kulit
 Gatal tanpa rash: antihistamin dan pelembab kulit
 Ada rash: semua OAT dihentikan, lakukan “Percobaan
Obat”:

PENATALAKSANAAN EFEK SAMPING OAT


PASIEN TB

STANDAR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PROSEDUR
RSUZ/SPO/MDGS/036 2 4/4
OPERASIONAL

- Setelah reaksi dapat diatasi, OAT diberikan kembali secara


bertahap satu persatu dimulai dengan OAT yang kecil
PROSEDUR kemungkinannya dapat menimbulkan reaksi (H atau R)
pada dosis rendah misal 50 mg Isoniazid.
- Dosis OAT tersebut ditingkatkan secara bertahap dalam
waktu 3 hari. Apabila tidak timbul reaksi, prosedur ini
dilakukan kembali dengan menambahkan 1 macam OAT
lagi.
- Jika muncul reaksi setelah pemberian OAT tertentu,
menunjukkan bahwa OAT yang diberikan tersebut adalah
penyebab terjadinya reaksi pada kulit tersebut.
- Apabila telah diketahui OAT penyebab reaksi dikulit
tersebut, pengobatan dapat dilanjutkan tanpa OAT
penyebab tersebut.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat jalan
3. Instalasi Rawat Inap

26
4. Instalasi Farmasi

PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB

No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUZ/SPO/MDGS/037 2 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
Mei 2022 dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi
manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program
TUJUAN Untuk menilai sejauh mana target yang telah ditetapkan
sebelumnya dicapai
Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
1. Petugas TB bagian pencatatan dan pelaporan mencatat data
pasien TB pada formulir :
 Daftar tersangka pasien (suspek) yang diperiksa dahak
PROSEDUR
SPS (TB.06)
 Formulir permohonan laboratorium TB untuk
pemeriksaan dahak (TB.05)
 Kartu pengobatan pasien TB (TB.01)
 Kartu identitas pasien TB (TB. 02)
 Formulir rujukan / pindah pasien (TB.09)
 Register TB UPK (TB.03 UPK)
 Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien Tb pindahan
(TB .10)

27
 Register laboratorium TB (TB.04)
2. Petugas melakukan pelaporan data pasien TB sebagai berikut

PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB

STANDAR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PROSEDUR
RSUZ/SPO/MDGS/037 2 2/2
OPERASIONAL

 Laporan triwulan penemuan dan pengobatan pasien TB


(TB.07)
PROSEDUR  Laporan triwulan hasil pengobatan (TB.08)
 Laporan triwulan hasil konversi dahak akhir tahap
intensif (TB.11)
 Laporan OAT (TB.13) yang ditujukan kepada Suku
Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rekam Medis

28
PENGIRIMAN SAMPEL UNTUK TES CEPAT
MOLEKULER

No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :


RSUZ/SPO/MDGS/038 2 1/2
STANDAR
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL

Mei 2022
dr. Yulkanti Ruadewi, MARS
NIK : 90010
PENGERTIAN Suatu Tes Cepat Molekuler untuk mendeteksi pasien resisten obat
(RO). Metoda penemuan kasus tuberkulosis (TB) dan
menegakkan diagnosa TB baru maupun tuberkulosis kebal obat
(TB Resisten Obat - TB RO)
TUJUAN Pembentukan jejaring rujukan ke fasyankes Test Cepat
molekuler untuk pemeriksaan M. Tuberculosis
Peraturan Direktur RSU Zahirah Nomor 131/PER/DIR/V/2022
KEBIJAKAN
tentang Kebijakan Pelayanan TB DOTS
Alat dan Bahan:
1. Cool box 11. Masker
2. Pot sputum 12. Alkohol 70%
PROSEDUR 3. Box tempat pengirim sampel 13. Tb 05
4. Paraflim
5. Lakban bening besar,
6. Tissue
7. Plastik ½ kg
8. Karet
9. Sarung tangan
10. Spidol permanen.

29
PENGIRIMAN SAMPEL UNTUK
TES CEPAT MOLEKULER

STANDAR
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PROSEDUR
RSUZ/SPO/MDGS/038 2 2/2
OPERASIONAL

Cara Pelaksanaan:
1. Petugas laboratorium menggunakan Handscoon dan masker
PROSEDUR 2. Petugas laboratorium membersihkan pot sputum bagian luar
yang berisi sampel dengan Alkohol 70%.
3. Petugas laboratorium memberi identitas pasien berupa Nama
Pasien, nomor rekam medis dan tanggal lahir pasien.
Petugas juga menulis tanggal dahak dikumpulkan dan kode
Rumah Sakit pada bagian luar pot sputum.
4. Petugas menutup rapat tutup pot sputum dan melapisi dengan
parafilm dengan erat agar sputum tidak tumpah
5. Petugas memasukkan pot sputum ke dalam plastik ½ kg dan
mengikatnya dengan rapi.
6. Petugas Memasukan pot sputum yang sudah diikat rapi ke
dalam box tempat pengiriman sampel.
7. Petugas Memasukkan form pengiriman sampel ke dalam box
pada bagian tutup box yang diplester dengan rapi.
8. Petugas memberi label di luar box tempat pengiriman sampel.
Tujuan pengiriman ke laboratorium RSUD Jagakarsa
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Laboratorium

30

Anda mungkin juga menyukai