Anda di halaman 1dari 38

CASE REPORT

DEMAM TIFOID

DISUSUN OLEH :
Misbar Eliens Putra Mandala
1865050049
Pembimbing :
dr Catharina Dian sp.A

KEPANITERAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 25 FEBRUARI 2019 – 4 MEI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA 2019
DEFINISI
• Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi
sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Salmonella enterica khususnya
turunannya, Salmonella typhi. namun dapat
pula disebabkan oleh Salmonella paratyphi A,
Salmonella typhi B, dan Salmonella paratyphi
C.
DEMAM TIFOID
• INFEKSI SISTEMIK (AKUT)
• BAKTERI Salmonella typhi
GEJALA KLINIS
• Masa Inkubasi ±10-14 Hari
• Demam, nyeri kepala, pusing, mual,
muntah, konstipasi/diare (Minggu ke-I)
• Demam, bradikardia relatif, lidah yang
berselaput, hepatomegali, splenomegali dll
(Minggu ke-II)
ETIOLOGI
• Etiologi demam tifoid dan demam paratifoid adalah S. typhi, S.
paratyphi A, S. paratyphi B (S. Schotmuelleri) dan S. paratyphi C (S.
Hirschfeldii).
– Bakteri batang gram (-)
– Flagela, Bergerak
– tidak berkapsul
– tidak membentuk spora fakultatif anaerob.

• antigen somatik (O) yang terdiri dari oligosakarida,


• flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein
• envelope antigen (K) yang terdiri polisakarida
Patogenesis
• 4 proses kompleks yang mengikuti ingesti organisme :

– Penempelan dan invasi sel-sel pada peyer patch


– Bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam makrofag peyer
patch, nodus limfatikus mesenterika dan organ extra intestinal
sistem RE
– Bakteri bertahan hidup didalam aliran darah
– Produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar cAMP dalam
kripta usus dan meningkatkan permeabilitas membrane usus
sehingga menyebabkan keluarnya elektrolit dan air kedalam
lumen intestinal
Patofisiologi (1)
Makanan Lumen usus
kontaminasi Respon imunitas Salmonella
salmonella humoral mukosa berkembang baik
(lambung) (IgA) kurang baik

Fagositosis oleh Menembus sel Epitel


Plek peyeri makrofag terutam sel-M
Ileum distal Kembang biak Berkembang biak di
dalam makrofag Lamina propia

KGB mesenterika

Dukt. Torasikus
Meninggalkan sel
Seluruh organ RE fagosit
Sirkulasi darah bakteriemi 1 Terutama hati,
Asimptomatik limpa distal
Sirkulasi darah
Patofisiologi (2)Berkembang biak di
(bakteriemi II) ekstraseluler organ atau Sel Fagosit
sinusoid

Tanda-gejala Kandung
Hati
sistemik empedu
Berkembang biak
Makrofag sudah Menembus usus lagi
Hiperaktif teraktivasi Lumen usus
Reaksi seperti semula
Melepas sitokin Reaksi
reaksi inflamasi Hipersensitivitas Feses
sistemik tipe lambat
Akumulasi
Gejala-gejala Hiperplasi mononuklear
nekrosis di radang
Reaksi hiperplasia Plek peyeri usus
Eros pemb. darah Perdarahan saluran cerna

Proses berjalan terus Menembus lap. Mukosa & otot Perforasi


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM ANAMNESIS
• Darah lengkap • Demam
• Uji widal • Gangguan gastrointestinal
• Tubex
TATALAKSANA
• Tirah Baring
• Pemenuhan cairan, nutrisi, antibiotik
• Kasus berat  Rawat Inap
– Pemenuhan cairan, elektrolit, nutrisi
• Kloramfenikol : 100 mg/Kg/BB  4x Pemberian
selama 10-14 Hari/5-7 Hari Setelah demam turun
• Ampisilin : 200 mg/Kg/BB/Hari  4x I.V.
• Amokilin : 100 mg/Kg/BB/Hari  4x per oral
• Sefriakson : 100 mg/Kg/Hari
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN IDENTITAS ORANG TUA
• Nama: An. G Ayah Ibu
• Umur: 6 tahun 1 Bulan Nama Tn. M Ny. S
• Jenis kelamin: Perempuan Umur 41 tahun 38 tahun
• Agama: Kristen
Pekerjaan Wirasuasta Ibu rumah tangga
• Pendidikan: Sekolah dasar
• Alamat: jl ja’ani nasir Agama Kristen Kristen
kelurahan cawang Perkawinan Pertama Pertama
ANAMNESA
KELUHAN
UTAMA
•DEMAM
KELUHAN
TAMBAHAN
•BATUK
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien anak perempuan usia 6 tahun 1 bulan datang ke IGD RS
UKI diantar oleh orangtua nya dengan keluhan demam ± 5 hari
SMRS. Demam dirasakan naik turun sepanjang hari cenderung
meningkat pada sore dan malam hari,pasien sudah meminum
obat demam namun keluhan tidak kunjung membaik.sebelumnya
ibu pasien mengatakan anaknya sering jajan di kantin dan di
pinggir jalan sekolah. menggigil(-) kejang (-) mimisan (-) pasien
juga mengeluh batuk sejak 5 hari SMRS. Batuk dirasakan terus
menerus sepanjang hari, disertai dahak kental berwarna putih,
darah (-). Pasien sudah pernah berobat sebelumnya namun
keluhan tidak berkurang mual (-), muntah 2 kali berisi cairan,
pasien belum buang air besar dari 3 hari yang lalu dan buang air
kecil normal napsu makan pasien menurun, nyeri tenggorokan (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteri - Peny. Jantung -

Cacingan - Diare 6 bulan Peny. Ginjal -

Demam berdarah - Kejang demam - Peny. Darah -

Demam tifoid - Kecelakaan - Radang Paru -


Otitis - Morbili - Tuberculosis -
Parotitis - ISK - Asma -
RIWAYAT
PENYAKIT • Keluarga belum pernah mengeluhkan keluhan
yang sama
KELUARGA

• Ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya


RIWAYAT • Sakit selama hamil (-), demam (-), kuning (-),
keputihan (-), perut tegang (-), BAK sakit dan
KEHAMILAN anyang-anyangan (), kencing manis (-), TORCH
dan darah tinggi (-).
RIWAYAT KELAHIRAN RIWAYAT IMUNISASI
• Cara lahir: Spontan • Sesuai menurut IDAI 2014
• Tempat lahir: Rumah sakit Vaksin Umur

• Ditolong oleh: Dokter BCG 1 bulan


1
bulan
6 bulan - -

4
• Masa gestasi: Cukup bulan DPT 2 bulan
bulan
6 bulan - -

• Berat lahir: 3500 gr 2,4


Polio 0 bulan 6 bulan - -
bulan
• Panjang lahir: 45
• Lingkar Kepala: 32,5 Campak 9 bulan - - - -

• Lahir normal, bayi langsung Hepatiti 0 bulan,


- 6 bulan - -
sB 2 bulan
menangis, sianosis (-), kejang
(-), kelainan bawaan (-) MMR - - 15 bulan - -
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
• Pertumbuhan gigi pertama: 6 bulan
• Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
• Psikomotor:
– Tengkurap : 6 bulan
– Duduk : 8 bulan
– Berdiri : 10 bulan
– Berjalan : 12 bulan
– Berbicara : 9 bulan
– Membaca/menulis : 5 tahun.
• Kesan: Tahapan perkembangan sesuai usia menurut milestone.
RIWAYAT MAKANAN
0-6 BULAN •ASI Eksklusif tiap 2 jam sekali, selama 10-15 menit, hisapan
kuat, di payudara kanan dan kiri bergantian.

•Pagi: ASI menit, bergantian payudara hisapan kuat + bubur Tim

6-9 BULAN saring I mangkok


•Siang: susu formula + bubur Tim saring + sayur I mangkok
•Malam: ASI 10 – 15 menit + bubur Tim + sayur I mangkok

12- •Pagi: nasi + lauk pauk + sayur satu piring


•Siang: nasi + lauk pauk + sayur satu piring
SEKARANG •Malam: nasi + lauk pauk + sayur satu piring

Kesimpulan: kualitas dan kuantitas makanan sesuai


dengan tahapam usia menurut DEPKES.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal: 5 Maret 2019
Pukul: 14.00 WIB
• Keadaan umum: Tampak sakit sedang
(komposmentis (GCS E4, M6,V5))
• Frekuensi Nadi: 95 x/menit (reguler, kuat angkat, isi
cukup)
• Frekuensi Pernafasan: 28 x/menit (reguler)
• Suhu tubuh: 37,5 °C (Axilla)
PEMERIKSAAN FISIK
• Data Antropometri: • Kepala : Normocephali (lingkar kepala 48 cm)
– Berat Badan: 18 kg • Rambut: Hitam, distribusi merata, tidak mudah
– Tinggi Badan: 120 cm dicabut
– Lingkar lengan atas: 14 cm • Mata: Konjungtiva tidak anemis, mata cekung -
– BB/U: (BB normal) /-, produksi air mata + sklera tidak ikterik, pupil
– TB/U: (TB normal) isokor, simetris, edem palpebra -/-
– BB/TB: (Gizi kurang) • Telinga: Normotia / normotia
• Hidung: Deviasi septum (-), pernafasan cuping
hidung (-)
• Bibir: Warna merah muda, sianosis (-)
• Gigi gelig: Pertumbuhan gigi baik
• Lidah: Lidah di tengah, coated tounge (-)
• Tonsil: T2 – T2, tidak hiperemis, kripta tidak
melebar
• Faring: Tidak hiperemis
• Leher: Kelenjar Getah bening tidak teraba
membesar
PEMERIKSAAN FISIK
TORAKS ABDOMEN
• Dinding thoraks: Diameter • Inspeksi : Perut tampak datar
laterolateral > anteroposterior
• Inspeksi: Pergerakan dinding dada • Auskultasi: Bising usus (+)
kiri dan kanan simetris, Retraksi (-) normal : 5x/menit
• Palpasi: Vokal fremitus sama kiri dan • Palpasi: supel, nyeri tekan (-),
kanan
• Perkusi: Perkusi perbandingan kiri
turgor kembali cepat, limpa dan
dan kanan sama sonor hepar tidak teraba membesar.
• Auskultasi: Bising napas dasar • Perkusi: Timpani, nyeri ketok (-),
vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Bunyi Jantung
PEMERIKSAAN FISIK
• Kulit : ikterik (-), petechie (-)
• Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-),
capillary refill time < 2 detik
• Tulang belakang: lordosis (-), kifosis (-),
scoliosis (-)
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS (NERVUS CRANIALIS)
• I: Normosmia • VIII: Pendengaran baik
• II: Visus baik • IX: Pengecapan baik
• III,IV,VII: pergerakan bola • X: Refleks menelan baik
mata kesegala arah • XI: Dapat mengangkat
• V: Sensibilitas wajah bahu
simetis • XII: Lidah di tengah
• VII: Angkat alis +/+
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
• Pemeriksaan Refleks • Refleks patologis
• Biceps ++/++ Triceps • Babinski -/- Chaddok -/-
++/++ APR ++/++ KPR Gordon -/- Schufner -/-
++/++
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Maret 2019
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal (IDAI)
 Laju Endap Darah  13 mm/jam  15-20 mm/jam
 Hemoglobin  11,9 g/dL  10.5-13.0 g/dl
 Leukosit  4,1 103/µL  5-10 ribu/ul
 Eritrosit  4,92 106/µL  3.7-4.9 juta/ml
 Hematokrit  36,4 %  33-38%
 Trombosit  366 ribu/µL  150-400 ribu/ul
 MCV  74 fL  82-92/fl
 MCH  24,2 pg  27-31 pg
 MCHC  32.7 g/dL  32-36 g/dl
 Basofil  0%  0-1%
 Eosinofil  1%  0-3%
 Neutrofil Batang  3%  2-5%
 Neutrofil Segmen  37 %  50-70%
 Limfosit  58 %  25-40%
 Monosit  1%  2-8%
 S typoid H  1/180
 S typoid O  1/320
• Diagnosa Kerja : Demam Tifoid
• Diagnosa Banding : demam berdarah dengue,
malaria
• Penatalaksanaan :
– Rawat inap
– Diet : Lunak
– IVFD : D5 ½ NS 19 tpm (makro)
– MM : Ceftriaxone 1x 200 mg
Sanmol 3x200 mg
Ambroxol 2x ½ cth
Penatalaksanaan Menurut Teori
• Diet : Lunak
• IVFD RL 1400 cc/hari (20 TPM ) (makro)
• Cloramphenicol 100 mg/kgbb 18 x 100 mg = 1800
mg ÷ 4 = 450 mg (4x1) pulv (PO) Selama 14 hari.

• Paracetamol 250 mg/5ml (PO) 4x1 cth apabila


demam
• Ambroxol 15 mg/5ml 2x1 cth
PEMERIKSAAN ANJURAN PROGNOSIS
• Darah lengkap • Ad Vitam: Dubia ad bonam
• Uji widal • Ad Fungsionam: Dubia ad
• Tubex bonam
• Ad Sanationam: Dubia ad
bonam
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
4/03/2019 Pasien mengeluh masih KU : Tampak sakit sedang  Demam tifoid • Diet : Lunak
PH : 0 batuk demam Kes : Composmentis
PP : 5 berkurang belum BAB, Nadi : 120 x/menit • IVFD : D5 ½ NS 19 tpm (makro)
BAK tidak ada keluhan RR : 24x/menit
• MM :
napsu makan masih Suhu: 36,7ºC
menurun Kepala : Normocephali ( LK: 48 cm)
Mata : Cekung -/-, sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-, pupil isokor, air Ceftriaxone 1x 200mg
mata +/+
Telinga : normotia/normotia Sanmol 3x 200 mg
Hidung : Tidak ada deviasi septum nasi
Tonsil : T2 – T2, hiperemis, faring tidak Ambroxol 3x ½ cth
hiperemis
Thoraks :
I : pergerakan dinding dada simetris,
-
retraksi sela iga (-)
P : vokal fremitus simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2’’
follow up
tanggal keluhan status diagnosa terapi
5/03/2019 pasien masih batuk demam ku : tampak sakit sedang demam tifoid • diet : lunak
ph : 1 berkurang belum bab untuk kes : composmentis
pp : 6 bak normal tidak ada nadi : 133 x/menit • ivfd : ds ½ ns 19 tpm
keluhan napsu makan rr : 26 x/menit (makro)
masih menurun nyeri perut suhu: 36,7 ºc
• mm. :
kepala : normocephali ( lk: 48
cm)
ceftriaxone 3x
mata : cekung -/-, sklera ikterik -
200mg
/-, konjungtiva anemis -/-, pupil
isokor, air mata +/+ sanmol 3x 200 mg
telinga : normotia/normotia
hidung : tidak ada deviasi ambroxol 3x ½ cth
septum nasi
tonsil : t2 – t2, hiperemis, faring
tidak hiperemis
thoraks :
i : pergerakan dinding dada
simetris, retraksi sela iga (-)
p : vokal fremitus simetris
p : sonor/sonor
a : bnd vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
abdomen :
i : tampak datar
a : bu (+) 4x/mnt
p : nt (-) supel,
p : nk (-) timpani
ekstremitas : akral hangat, crt
<2’’
Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
6/03/2019 Keluhan batuk masih dirakan demam sudah berkurang belum KU : Tampak sakit sedang - Demam tifoid • Diet : Lunak
PH : 2 BAB, BAK tidak ada keluhan napsu makan pasien menurun Kes : Composmentis
PP : 7 Nadi : 124 x/menit • IVFD : DS ½ Ns 19
RR : 25 x/menit tpm (makro)
Suhu: 37,6ºC
• MM :
Kepala : Normocephali ( LK: 48
cm)
Ceftriaxone 3x
Mata : Cekung -/-, sklera ikterik -
200mg
/-, konjungtiva anemis -/-, pupil
isokor, air mata +/+ Sanmol 3x 200 mg
Telinga : normotia/normotia
Hidung : Tidak ada deviasi Ambroxol 3x ½ cth
septum nasi Tonsil : T2 – T2,
hiperemis, faring tidak hiperemis
Thoraks :
I : pergerakan dinding dada
simetris, retraksi sela iga (-)
P : vokal fremitus simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT
<2’’
Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
7/03/2019 Masih batuk pasien belum BAB KU : Tampak sakit sedang - Demam tifoid • Diet : lunak
PH : 3 nafsu makan pasien baik Kes : Composmentis
PP : 7 Nadi : 110 x/menit • IVFD : DS ½ NS 19 tpm
RR : 24x/menit (makro)
Suhu: 36,6ºC
• MM :
Kepala : Normocephali ( LK: 48 cm)
Mata : Cekung -/-, sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-, pupil isokor,
air mata +/+ Ceftriaxone 1x200 mg
Telinga : normotia/normotia
Hidung : Tidak ada deviasi septum Sanmol syr 3 x 200 mg
nasi
Tonsil : T2 – T2, hiperemis, faring Puyer pilek : tremenza 2,5
tidak hiperemis mg, CTM 1,8 mg, vit B 50
Thoraks : mg ( 3x1 )
I : pergerakan dinding dada
simetris, retraksi sela iga (-)
P : vokal fremitus simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3’’
Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
8/03/2019 Pasien masih batuk sudah buang KU : Tampak sakit sedang Demam tifoid • Diet : lunak
PH : 4 air besar Kes : Composmentis
PP : 8 TD : sulit dinilai • IVFD : DS ½ NS 19 tpm
Nadi : 140 x/menit (makro)
RR : 24x/menit
• MM :
Suhu: 36,1ºC
Kepala : Normocephali ( LK: 43 cm)
Ceftriaxone 1x200 mg
Mata : Cekung -/-, sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-, pupil isokor, Sanmol syr 3 x 200 mg
air mata +/+
Telinga : normotia/normotia Puyer pilek : tremenza 2,5
Hidung : Tidak ada deviasi septum mg, CTM 1,8 mg, vit B 50
nasi mg ( 3x1 )
Tonsil : T1 – T1, hiperemis, faring
tidak hiperemis Hari ini pulang
Thoraks :
I : pergerakan dinding dada
simetris, retraksi sela iga (-)
P : vokal fremitus simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
Abdomen :

I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3’’
Follow Up
Tanggal Keluhan Status Diagnosa Terapi
903/2019 Pasien tidak memiliki keluhan. KU : Tampak sakit sedang - Kejang demam sederhana • Diet : lunak
PH : 5 Kes : Composmentis
TD : sulit dinilai • IVFD : DS ½ NS 19 tpm
PP : 9 Nadi : 127 x/menit (makro)
RR : 25x/menit
• MM :
Suhu: 36,4ºC
Kepala : Normocephali ( LK: 48 cm)
Ceftriaxone 1x200 mg
Mata : Cekung -/-, sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-, pupil isokor, Sanmol syr 3 x 200 mg
air mata +/+
Telinga : normotia/normotia Puyer pilek : tremenza 2,5
Hidung : Tidak ada deviasi septum mg, CTM 1,8 mg, vit B 50
nasi mg ( 3x1 )
Tonsil : T2 – T2, hiperemis, faring
tidak hiperemis Hari ini pulang
Thoraks :
I : pergerakan dinding dada
simetris, retraksi sela iga (-)
P : vokal fremitus simetris
P : sonor/sonor
A : BND vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
Abdomen :
I : tampak datar
A : BU (+) 4x/mnt
P : NT (-) supel,
P : NK (-) timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT <3’’

Analisis kasus
Pasien anak perempuan usia 6 tahun 1 bulan datang ke IGD RS UKI
diantar oleh orangtua nya dengan keluhan demam ± 5 hari SMRS.
Demam dirasakan naik turun sepanjang hari cenderung meningkat
pada sore dan malam hari,pasien sudah meminum obat demam
namun keluhan tidak kunjung membaik.sebelumnya ibu pasien
mengatakan anaknya sering jajan di kantin dan di pinggir jalan
sekolah. menggigil(-) kejang (-) mimisan (-) pasien juga mengeluh
batuk sejak 5 hari SMRS. Batuk dirasakan terus menerus sepanjang
hari, disertai dahak kental berwarna putih, darah (-). Pasien sudah
pernah berobat sebelumnya namun keluhan tidak berkurang mual (-
), muntah 2 kali berisi cairan, pasien belum buang air besar dari 3
hari yang lalu dan buang air kecil normal napsu makan pasien
menurun, nyeri tenggorokan (-).
• Kemungkinan pasien ini menderita demam tifoid
karena dasar teori Gejala-gejala klinis yang timbul
sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari
asimtomatik hingga gambaran penyakit yang khas
disertai komplikasi hingga kematian. Pada minggu
pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan
dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada
umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, konstipasi atau diare,
perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epitaksis.4
Pada minggu-minggu awal penyakit ini tidak memiliki
gejala khusus.
• Pada pemeriksaan lab ditemukan typoid titer H positif 1/180
dan titer O 1/320 . Hal ini sesuai dengan teori dimana demam
typhoid dapat meningkatkan titer typhoid O dan H .
• Untuk tatalaksana penyakit ini rumah sakit memberikan
Ceftriaxone 1 x 200mg sedangkan pada teori Kloramfenikol
masih merupakan pilihan pertama pada pengobatan penderita
demam tifoid. Dosis yang diberikan adalah 100 mg/KgBB/hari
dibagi dalam 4 kali pemberian selama 10-14 hari atau sampai
5-7 hari setelah demam turun, sedang pada kasus dengan
malnutrisi atau penyakit, pengobatan dapat diperpanjang
sampai 21 hari, 4-6 minggu untuk osteomielitis akut, dan 4
minggu untuk meningitis.2. Oleh karena itu saya kurang setuju
dengan pemberian obat menggunkana ceftriaxone di rumah
sakit,
DAFTAR PUSTAKA
• Rahmasari, Vani dan Keri Lestari. Review: Manajemen Terapi Demam Tifoid:
Kajian Terapi Farmakologis dan Non Farmakologis. Suplemen Vol. 16 No.1.
Jatinangor: Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, 2018.
• Soedarmo SSP, Herry G, Sri Rezeki SH. Buku Ajar Infeksi & Pediatrik Tropis.
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2012.
• Cita YP. Bakteri Salmonella Typhi dan Demam Tifoid. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol.6, No.1 Jakarta: STIKes Istara Nusantara, 2011.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: Interna Publishing, 2009.
• Hadinegor SR, Muzal K, Yoga D, Nikmah SI, Cahyanti GA. Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan LXIII: Update Management of Infectious Diseases
and Gastrointenstinal Disorders. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM, 2012.

Anda mungkin juga menyukai