Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER ADHD

DISUSUN OLEH :
Misbar Eliens Putra Mandala
1865050049
Pembimbing :
dr Keswari Aji Patriawati, SpA, MSc

KEPANITERAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 25 FEBRUARI 2019 – 4 MEI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA 2019
DEFINISI
• Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan kronis
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan perilaku
yang paling banyak di diagnosis pada anak-anak.

• Gejala intinya meliputi tingkat aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai
perkembangan serta kemampuan mengumpulkan perhatian yang terganggu.
EPIDEIOLOGI
• Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perilaku yang
paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja.

• Prevalensi ADHD pada anak usia sekolah adalah 8-10%.


• sekitar 3-10% terjadi di Amerika Serika.

• 3-7% di Jerman.

• 5-10% di Kanada dan Selandia Baru

• di Indonesia, populasi anak Sekolah Dasar 16,3% dari total populasi yaitu 25,85 juta
anak mengalami ADHD.
• Terdapat kecenderungan lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan
ETIOLOGI
• disregulasi neurotransmiter tertentu didalam otak yang membuat seseorang
lebih sulit untuk memiliki atau mengatur stimulus-stimulus internal dan
eksternal.

• Genetik
• Ibu hamil ngerokok
ETIOLOGI
DOPAMINE DAN
NOREPINEPHIRINE

Mempengaruhi Peningkatan ambilan kembali


produksi,pemakaian,pengatu dopamine ke dalam sel neuron
ran neurotranmiter dan daerah limbik dan lobus
beberap struktur otak. prefrontal.

Mengendalikan fungsi
eksekutif perilaku.

Fungsi eksekutif bertanggung


Mempertahankan
jawab pada ingatan,
perhatian,
pengorganisasian,menghambat
pengendalian diri.
perilaku.
DIAGNOSIS
• Agar dapat didiagnosa dengan ADHD, tanda dan gejalanya harus muncul
sebelum usia 7 tahun dan kadang sampai usia 2 – 3 tahun

• Gejala terbagi menjadi tiga : kurang perhatian,hiperraktivitas dn perilaku


impulsive.

• Kriteri DSM-IV-TR untuk Atenttion Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


A. Salah satu atau dua

1. Inatensi : enam atau lebih gejala inatensi berikut telah menetap sekurang-
kurangnya 6 bulan.
 Sering gagal dalam memberikan perhatian pada hal yang detail dan tidak teliti
dalam mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan atau aktivitas lainnya
DIAGNOSIS
Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap
tugas atau aktivitas bermain
Sering tidak tampak mendengarkan apabila berbicara secara langsung

Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal penyelesaian tugas sekolah,


pekerjaan atau kewajiban di tempat kerja (bukan karena perilaku menentang
atau tidak dapat mengikuti instruksi)

Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas


Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugasyang
memiliki usaha mental yang lama
DIAGNOSIS
Sering menghilangkan atau ketinggalan hal – hal yang perlu untuk tugas dan
aktivitas

Sering mudah teralihkan perhatiannya oleh stimulasi dari luar

Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari


2. Hiperaktivitas impulsivitasenam (atau lebih)
 berbicara berlebihan
Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaannya selesai dikatakan
sering kali menyela atau mengganggu pembicaraan orang lain
DIAGNOSIS
3. Hiperaktivitas
Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering mengeliat-ngeliatkan
tubuh di tempat duduk
Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau didalam situasi yang
diharapkan anak untuk tetap tenang
Sering berlari –lariatau memanjat secara berlebihandalam situasi yang
tidak tepat

Sering mengalami kesulitan bermain dan terlibat dalam aktivitas waktu


luang secara tenang
Sering “siap-siap pergi” atau seakan –akan “didorong oleh sebuah gerakan”
DIAGNOSIS
Sering berbicara berlebihan impulsivitas

Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir lebih dahulu sebelum pertanyaan


selesai

Sering sulit menunggu gilirannya

Sering menyela atau menggangu orang lain


B. Beberapa gejala hiperaktivitas-impusif yang menyebabkan gangguan telah
ada sebelum usia 7 tahun
c. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dala dua atau lebih situasi
DIAGNOSIS
D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara
klinis dalam fungsi sosial, akademik dan fungsi pekerjaan

E. Gejala tidak semata-mata sekama gangguan perkembangan pervasif,


skizofrenia atau gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan
mental lain
PENATALAKSANAAN
 Terapi anak dengan ADHD terdiri dari farmakologi dan non farmakologi
 Gabungan dari kerjasama antara pemberi pelayanan kesehatan, orang tua
atau pengasuh dengan anak itu sendiri.

Terapi farmakologi
terdapat tiga obat untuk terapi ADHD yang biasa digunakan di Ameriksa
serikat yaitu methylphenidate hydrochloride, dexamphetamine sulfat dan
atomoxetine.
 Terapi farmakologi dibagi dua obat pskiostimulan dan non psikostimulan.
PENATALAKSANAAN
a. Obat psikostimulan
 Obat ini bekerja dengan meningkatkan dan menyeimbangkan keadaan
neurotransmitter otak.
 contoh obat psikostimulan Amfetamin-dekstroamfetamin, Deksmetilfenidat,
Dekstroamfetamin, Lisdeksamfetamin dan Metilfenidat.
 yang terdapat di Indonesia adalah Metilfenidat dan Dekstroamfetamin
b. Obat Non Psikostimulam
 Contoh obatnya Atomoksetine
 dengan cara kerja sebagai stimukant kemungkinan penyalahgunaannya
rendah.
PENATALAKSANAAN
c. Antidepresan trisiklik
 Penggunaan obat ini diberikan pada gejala behavioral ADHD dan gangguan
hiperkinetik
 Tidak boleh diberikan sebagai obat rutin
 efek samping seperti anoreksia, letargi, insomnia.
 Yang termasuk golongan ini yaitu imipramine, desipramine, amitriptiline,
noretriptiline dan clomipramine.
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGI
a. Intervensi Psikososial
Intervensi psikososial berdasarkan klinis

b.Intervensi psikososial keluarga


Salah satu cara dengan menggunakan terapi keluarga yang dapat membantu
orang tua agar dapat mengembangkan cara untuk mengarahkan dan
memahani perilaku anaknya
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGI
c. intervensi individual
 Intervensi psikososial berdasarkan sekolah
 Intervensi diet
 Intervensi komplementer dan alternative
 Intervensi social dan komunitas
PROGNOSIS
Persisten atau menetap
Pada 40-50% kasus, gejala akan persisten hingga masa remaja atau dewasa.

Remisi
Pada 50% kasus gejalanya akan meringan atau menghilang pada masa remaja
atau deawasa muda. Biasanya remisi terjadi antara usia 12 hinga 20 tahun.

Anda mungkin juga menyukai