Anda di halaman 1dari 2

PELAYANAN PASIEN TB PARU DI RAWAT INAP

No. Dokumen Revisi ke- Halaman


04/252-SPO-03.02/RSUA 00 1/2
TanggalTerbit Ditetapkan:
STANDAR Direktur RSU Amira
PROSEDUR 16 November 2018
OPERASIONAL
Sam AskariSoemadiprdja, dr., M.Kes
PENGERTIAN Pelayanan Pasien TB Paru di rawat inap adalah hal hal yang menyangkut
pelayanan keperawatan bagi pasien tuberkolosis paru dalam menunjang
diagnostik, terapi, evaluasi dan perlindungan penularan.
TUJUAN Memberikan pelayanan keperawatan yang optimal sesuai standar pelayanan
medis.
KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira Nomor 024 Tahun 2018
tentang Kebijakan Program Nasional Pada Rumah Sakit Umum Amira
2. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira Nomor 034 Tahun 2018
tentang Kebijakan Pelayanan Tuberkulosis Directly Observed
Treatment Short Course (TB–DOTS) Rumah Sakit Umum Amira.
3. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira Nomor 088 Tahun 2018
tentang Pembentukan Tim Directly Observed Treatment Short Course
(Dots) Rumah Sakit Umum Amira.
4. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira Nomor 089 Tahun 2018
tentangPanduan Pelayanan Tuberkulosis Directly Observed Treatment
Short Course (TB– DOTS) Rumah Sakit Umum Amira.
5. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira Nomor 090 Tahun 2018
Tentang Pedoman Pelayanan Tuberkulosis Directly Observed
Treatment Short Course (TB-DOTS) Rumah Sakit Umum Amira.
PROSEDUR 1. Perhatikan identitas, diagnostik, terapi yang harus/dapat diberikan (O2,
Infus).
2. Catat jam kedatangan di unit pengiriman (Poli, IGD) karena waktu itu
mungkin belum dapat dipastikan tuberkolosis, sehingga dikelola seperti
Pneumonia.
PELAYANAN PASIEN TB PARU DI RAWAT INAP

No. Dokumen Revisike- Halaman


04/252-SPO-03.02/RSUA 00 2/2
PROSEDUR 3. Pasien dapat diwarat di ruang infeksi bagi BTA negatif dan di ruang
isolasi bagi BTA Positif. Bagi penderita BTA negatif yang dirawat di
ruang isolasi tetapi kemudian diketahui bukan TB segera dipindahkan
ke ruangan biasa.
4. Lakukan pemeriksaan diagnosa seperti rencana dokter.
5. Pengeluaran dahak dilakukan di ruangan tersendiri atau ruangan bebas.
6. Pemeriksaan dahak dilakukan tiga kali SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu)
atau P3 (Pagi-Pagi-Pagi).
7. Berikan pengobatan sesuai dengan ketentuan dokter.
8. Catat dan laporkan hal hal yang terkai dengan efek samping obat,
kemajuan serta perburukan, untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.
9. Lakukan kolaborasi dengan dokter ahli gizi untuk mendapatkan nutrisi
yang cukup.
10. Berikan dukungan agar jangan sampai drop-out dari pengobatan serta
edukasi bagi PMO-nya.
11. Bagi penderita BTA positif yang memiliki balita disarankan untuk
diberikan pengobatan pencegahan bagi balita.
12. Lakukan koordinasi dengan poli DOTS dalam bentuk:
a. Registrasi DOTs data lengkap, bagi yang melanjutkan pengobatan
di poli DOTS.
b. Laporan yang ditemukan dan dirujuk bagi pasien luar daerah.
13. Untuk risiko penularan bagi petugas dilakukan tata cara perlindungan
sesuai dengan universal precaution.
UNIT TERKAIT 1. Poliklinik Penyakit Dalam
2. IGD
3. Rawat inap
4. Laboratorium
5. Rekam medis pasien
6. Instalasi Farmasi
7. Poli DOTS

Anda mungkin juga menyukai