Anda di halaman 1dari 6

PERDARAHAN POST PARTUM

No. Dokumen Revisi ke- Halaman


04/214-SPO-04/RSUA 00 1/6
Tanggal Terbit Ditetapkan:
STANDAR 07 Februari 2019 Direktur RSU Amira
PROSEDUR
OPERASIONAL
Sam Askari Soemadipradja, dr., M.Kes
PENGERTIAN Perdarahan post partum (PPP) adalah perdarahan yang terjadi pada kala IV
yaitu > 500 cc pada persalinan pervaginam dan > 1000 cc pada seksio sesarea
dalam 24 jam setelah bayi dan placenta lahir.
TUJUAN Sebagai acuan pelayanan kesehatan maternal risiko tinggi di RSU Amira.
KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira Nomor 24 Tahun 2018
tentang Kebijakan Program Nasional Pada Rumah Sakit Umum Amira.
2. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Amira Nomor 118 Tahun 2019
tentang Panduan Penyelenggaraan Ponek 24 Jam Pada Rumah Sakit
Umum Amira.
PROSEDUR Terapi
Penanganan umum:
1. Posisikan pasien (Fowler).
2. Longgarkan jalan nafas dan berikan oksigen sungkup 4 liter/menit.
3. Pasang i.v line dengan abocath G.18 single dan atau double serta sampel
darah.
4. Cairan RL tetesan cepat 1000 cc/30 menit.
Penanganan sesuai penyebab:

1. Atonia uteri.
PERDARAHAN POST PARTUM
No. Dokumen Revisi ke- Halaman
04/214-SPO-04/RSUA 00 2/6

2. Atonia uteri.
a. Masage fundus uteri.
b. Berikan uterotonika.
c. Lakukan kompresi bimanual.
d. Bila tetap terjadi perdarahan lakukan tamponade balon intra uterin
dengan menggunakan Sengstaken - Blakemore Oesophageal Catheter
(SBOC) atau kondom kateter masukkan cairan antara 300-400 cc
untuk menimbulkan kompresi.
Tabel 1. Jenis uterotonika dan cara pemberiannya pada atonia uteri

Jenis dan Oksitosin Ergometrin Misoprostol


cara

Dosis dan i.v : infus 20 unit i.m atau i.v Oral 600 mcg
cara dalam l liter (secara perlahan) atau rektal 800
pemberian larutan garam 0,2 mg mcg
awal fisiologik
dengan 60
tetesan per menit
i.m : 10 unit

Dosis i.v : infus 20 unit Ulangi 0,2 mg 400 mcg 2-4


lanjutan dalam 1 liter setelah 15 menit jam setelah
larutan garam jika masih dosis awal
fisiologik diperlukan beri
dengan 40 i.m / i.v setiap 2-
tetes/menit 4 jam

Dosis Tidak lebih dari 3 Total 1 mg atau 5 Total 1200


maksimal liter larutan dengan dosis mcg
perhari oksitosin
PERDARAHAN POST PARTUM
No. Dokumen Revisi ke- Halaman
04/214-SPO-04/RSUA 00 3/6

Dosis Tidak lebih dari 3 Total 1 mg atau 5 Total 1200


maksimal liter larutan dengan dosis mcg
perhari oksitosin

Indikasi Tidak boleh memberi Preeklampsia, Nyeri


kontra atau i.v secara cepat atau vitium kordis, kontraksi,
hati-hati bolus hipertensi asma

Gambar 1. Tamponade balon

e. Bila tetap terjadi perdarahan disertai hemodinamik masih stabil dan


ingin mempertahankan fertilitas dapat dilakukan jahitan kompresi:
1. B - Lynch.
Menggunakan kromik catgut no. 1 atau no. 2, Vicryl 0 (Ethicon).
Tindakan B - Lynch ini harus didahului tes tamponade untuk
menilai efektifitas tindakan B - Lynch dengan cara kompresi
bimanual uterus secara langsung di meja operasi.
2. Cho multiple square.
Dilakukan pada perdarahan oleh karena plasenta previa.
3. Metode Hayman.
Dilakukan pada pasien yang sebelumnya tidak dilakukan seksio
PERDARAHAN POST PARTUM

No. Dokumen Revisi ke- Halaman


04/214-SPO-04/RSUA 00 4/6

sesarea.
Gambar 2. B - Lynch, Cho multiple square dan metode Hayman

Sumber : B - Lynch Conservative Surgical Management


f. Systemic Pelvic Devascularization
1. Ligasi a. uterina.
PERDARAHAN POST PARTUM

No. Dokumen Revisi ke- Halaman


04/214-SPO-04/RSUA 00 5/6

2. Ligasi a. hipogastrika.

Sumber : B - Lynch Conservative Surgical Management


3. Robekan jalan lahir.
a. Periksa vulva, vagina dan serviks untuk menentukan lokasi sumber
perdarahan dilakukan ligasi dan repair.

b. Periksa tanda-tanda ruptur uteri, bila terjadi ruptur uteri segera


lakukan laparotomi dan dilakukan repair atau histerektomi.
4. Retensio / sisa plasenta.
a. Bila plasenta belum lahir segera lakukan menajemen aktif kala III.
b. Bila gagal lakukan plasenta manual.
c. Bila plasenta keluar tidak lengkap lakukan kuretase dengan hati-hati
menggunakan sendok kuret tumpul yang terbesar.
5. Gangguan pembekuan darah.
a. Lihat tanda-tanda gangguan pembekuan darah secara klinis seperti
petechie, perdarahan subkonjungtiva dan bekas tusukan jarum.
b. Bila uterus berkontraksi baik dan trauma jalan lahir sudah teratasi
tetapi tetap terjadi perdarahan lakukan pemeriksaan faktor-faktor
pembekuan darah seperti BT / CT, PTT / APTT, kadar fibrinogen
PERDARAHAN POST PARTUM

No. Dokumen Revisi ke- Halaman


04/214-SPO-04/RSUA 00 6/6

dan D-dimer.
c. Transfusi komponen darah:

1. 4 unit PRC.
2. 4 unit Fresh Frozen Plasma.
3. 1 unit Trombosit Konsentrat.
4. Kalsium glukonas.
d. Pemberian Cryoprecipitate 1 unit per 10 kg berat badan
dipertimbangkan bila:
1. Perdarahan secara klinis masih terjadi.
2. Tampak tanda-tanda DIC.
3. Kadar fibrinogen kurang dari 1 g/L.

Konsultasi
1. Dokter Spesialis Anestesi.
2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam

1. Ruang Bersalin
2. IGD
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Kamar Bedah
4. Ruang Nifas
5. Ruang ICU

Anda mungkin juga menyukai