Anda di halaman 1dari 3

STABILISASI PASIEN SEBELUM

MERUJUK
No. Dokumen : SOP/UKP/VII/00
No. Revisi : 00
SOP Tgl. Terbit :
`
Halaman :

PUSKESMAS dr. MINDASARI


TANAH GARAM NIP. 196608092006042001

1. Pengertian Stabilisasi
Adalah proses untuk menjaga dan posisi penderita / pasien agar tetap
stabil selama pertolongan pertama.

Transportas
Adalah proses usaha untuk memindahkan dari tempat satu ke tempat yang
lain tanpa atau mempergunakan alat tergantung situasi dan kondisi di
lapangan

Pada dasarnya proses stabilisasi dan transportasi berjalan beriringan

2. Tujuan a. Menjaga korban agar pernafasan tetap stabil


b. Menjaga agar perdarahan tidak bertambah
c. Menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jauh pada keadaan yang
lebih buruk lagi

3. Kebijakan
4. Referensi Standar pelayanan kebidanan, departemen kesehatan RI, Jakarta 2001
5. Prosedur / A. Stabilisasi Pernafasan
langkah-langkah 1. Bebaskan jalan nafas
a. Lepaskan pakaian yang ketat
b. Buang penghalang jalan nafas
c. Posisikan kepala agar jalan nafas cenderung lurus (tidak
bersudut)

2. Pastkan kecukupkan oksigen


a. Pastikan kecukupan oksigen
b. Pastikan paru dapat bernafas spontan bila diperlukan beri
oksigen 2-4 liter menit
c. Persiapkan set tabung oksigen untuk ambulance

B. Stabilisasi Hemodinamik
1. Pasang infus melalui dua jalur
a. Gunakan abocath 16G – 18G dan set transfuse darah
b. Berikan kristaloid sampai syol teratasi (nadi teraba, diastolic > 70
mmHg)
c. Bila diperlukan berikan koloid sebagai plasma ekspander
d. Untuk pemeliharaan berikan kristaloid 2,00 – 2.500 ml / 24 jam

2. Penilaian sambil resusitasi


a. Pastikan jantung dapat berdenyut spontan dan teratur
b. Nilai perubahan hemodinamik yang terjadi
c. Nilai tanda vital (kesadaran, tekanan darah, nad, frekuensi
pernafasan

3. Persiapkan transfusi
a. Periksa laboratorium (Hb, waktu perdarahan, waktu pembekuan,
IT, PT, elektrolit, golongan darah).
b. Lakukan crossmoth donor darah

C. Perdarahan Pasca Salin


1. Tentukan penyebab sambil tetap resusitasi
a. Nilai kontraksi uterus
b. Cari adakah cairan bebas di abdomen bila:
- Ada resiko trauma (bekas SC, partus buatan yang sulit)
- Kondisi pasien lebih buruk daripada jumlah darah yang
keluar)
c. Periksa plasenta yang keluar
2. Perbaikan kontraksi uterus
a. Masase uterus
b. Uterotonika
c. Kompresi bimanual (eksternal/internal)
d. Tamponade uterus (dengan material yang tidak menyerap
darah)
3. Uterotonika
a. Oksitosin
b. Infus 40 unit dalam 500 ml Nacl 0,9 N, kecepatan 125 ml/jam
c. Ergometrin
Dosis awal : 0,2 mg (Perlahan IV/IM)
Dosis Lanjutan : 0,2 mg setelah 15 menit (bila diperlukan)
0,2 mg setiap 2-4 jam (bila diperlukan)
Dosis Maksimal : 1 mg (5 dosis) perhari
Kontra Indikasi : Preeklamsi, hipertensi, vitium kordis
d. Misoprostol
4. KBE
5. KBI

D. Hipertensi dalam Kehamilan


1. Pengendalian kejang, pemberian Mgso4
2. Pengendalian hipertensi : nifedipine/amplodipin 3 × 5 mg, targt
penurunan tekanan darah maksimal 20% dari TD saat datang

E. Infeksi Puerpualis
1. Pengendalian infeksi
Antibiotik:
a. Ampisilin
b. Gentamisin
c. Metronidazole

2. Pengendalian syok septic


a. Dobutamin

6. Bagan alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen Terkait

10. Rekaman Historis perubahan


No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai