Anda di halaman 1dari 9

STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB

No Dokumen No Revisi Terbit Ke Halaman


441/ /IV.02.01I/2022
00 1/9

Disetujui oleh,
PROTAP Tanggal Terbit RSUD Pesawaran

TB PARU 03 Januari 2022

Drg. Yasmin Marlinawati, MHSM


Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien TB
yang disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort Perkembangan
Pengobatan Pasien TB yang dilakukan pada setiap unit Pelayanan Kesehatan
sampai ke Kementerian Kesehatan.

Tujuan 1. Memastikan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan Pasien TB


sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
2. Memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB.

Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil

Sasaran Petugas medis yang melakukan pencatatan dan pelaporan pasien TB Paru.

Prosedur - Persiapan Alat : Format LPLPO, TB 01, kartu stok, kartu stok induk,
SBBK, daftar asset, Formulir, TB 13, formulir asset.
- Persiapan pasien
- Prosedur :
1. Pencatatan dan Pelaporan pada tingkat fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Kab/Kota.
3. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Provinsi.
4. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Pusat.

Unit terkait Semua Instalasi terkait


STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PENGGUNAAN LOGISTIK TB

No Dokumen No Revisi Terbit Ke Halaman


441/ /VI.02.01/I/2022
00 2/9

Disetujui oleh,
PROTAP Tanggal Terbit RSUD Pesawaran

TB PARU 04 Januari 2022

Drg. Yasmin Marlinawati, MHSM


Pengertian Penggunaan logistik merupakan pemanfaatan barang sesuai dengan fungsi dan
peruntukannya. Logistik program TB digunakan di semua jenjang untuk
mendukung operasional program dimulai dari Unit Pelayanan Kesehatan
sampai ke Kementerian Kesehatan.

Tujuan Memastikan penggunaan logistik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil

Sasaran Petugas medis yang melakukan penggunaan logistic TB

Prosedur Persiapan Alat :


1. Surat Perjanjian Pemakaian Barang
2. Surat Penyerahan barang rusak/kadaluarsa
3. Berita Acara penghapusan dan pemusnaan Barang
Persiapan Pasien
Prosedur :
1. Perawat membuat surat pemakaian barang yang meliputi pemakaian dan
sisa obat yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan OAT
2. Mencatat dalam kartu stok dan kartu stok induk setiap obat yang
dikeluarkan
3. Mencatat jumlah, tanggal kadaluwarsa dan tanggal penerimaan masing-
masing OAT kedalam kartu stok dan kartu stok induk.
Unit terkait Semua Instalasi Terkait
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PENEMUAN SUSPEK TB PARU

No Dokumen No Revisi Terbit Ke Halaman


441/ /IV.02.01/I/2022
00 3/9
Disetujui oleh,
PROTAP Tanggal Terbit RSUD Pesawaran

TB PARU 05 Januari 2022

Drg. Yasmin Marlinawati, MHSM


Pengertian Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan
serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa, penentuan
klasifikasi penyakit dan tipe pasien.
Tujuan Mendapatkan/menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan sehingga
segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan
penyakit kepada orang lain.
Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil
Sasaran Petugas medis yang melakukan penggunaan logistic TB
Prosedur Persiapan Alat :
1. Ruang Pengelola.
2. Pengelola P2 TB.
3. Meja, kursi dan kipas angin.
4. ATK dan buku register.
5. Buku penderita TB.05 dan TB.06
6. Pot dahak
Persiapan Pasien : Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan cara pengobatan
pasien
Prosedur :
1. Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif dengan
melibatkan semua layanan dengan maksud untuk mempercepat penemuan
dan mengurangi keterlambatan pengobatan.
2. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
a. Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti pasien
dengan HIV AIDS.
b. Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah kumuh,
keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang dengan TB
BTA positif.
c. Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk menentukan
tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB / pengobatan pencegahan.
d. Kontak dengan pasien TB resistan obat.
3. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang
memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari
tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
4. Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai
· Berapa lama batuk ?
· Berdahak/tidak ?
· Dahak bercampur darah/tidak ?
· Sesak nafas /tidak ?
· Nyeri dada / tidak ?
· Kurang nafsu makan/tidak ?
· Berat badan menurun / tidak ?
· Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan
· Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1 bulan atau
lebih dari 1 bulan ?
5. Mengisi buku daftar suspek form. TB.06
6. Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak
dan cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan
purulen.
7. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan pengambilan
dilakukan disamping RSUD Pesawaran.
8. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik untuk
pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan (mukopurulen),
kental, dengan volume 3-5ml. Bila volumennya kurang, pengelola harus
meminta agar penderita batuk lagi sampai volumenya mencukupi. Jika
tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus
dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi
kuman TBC.
9. Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor identitas
sediaan dahak sesuai dengan TB.06.
10. Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di rumah
penderita dan disuruh datang besok pagi membawa dahak paginya dan
kemudian petugas mengambil dahak sewaktu kunjungan kedua.
11. Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium.
12. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukkan hasil
pemeriksaan ke TB 06.
13. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan sesuai
protap pengobatan TB.
14. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak ulang, bila
hasilnya tetap negative diberikan pengobatan dengan antibiotic selama
dua minggu.
15. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax.
16. Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.
17. Pasien mendaftar di loket pendaftaran.
18. Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang BP berdasarkan nomor urut
pendaftaran.
19. Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil.
20. Penderita masuk di ruang BP.

Unit terkait Semua Instalasi Terkait


STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PENGOBATAN TB PARU

No Dokumen No Revisi Terbit Ke Halaman


441/ /VI.02.01/I/2022
00 6/9

Disetujui oleh,
PROTAP Tanggal Terbit RSUD Pesawaran

TB PARU 05 Januari 2022

Drg. Yasmin Marlinawati, MHSM


Pengertian Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru sesuai tata laksana
pengobatan TB Nasional.
Tujuan Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil
Sasaran Petugas medis yang melakukan pengobatan TB paru
Prosedur Persiapan Alat :
Register rawat jalan
1. Register TB 05
2. Register TB 06
3. FORM TB 01
4. Form TB 02
5. Form TB 03
6. Obat OAT
Persiapan pasien : Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan
pada pasien
Prosedur :
- Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke ruang poli
penyakit dalam.
- Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di TB 05.
- Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan
OAT kategori I, dan untuk pasien dengan BTA negative dan rongsent
mendukung diberikan pengobatan dengan kategori III sesuai berat badan
pasien.
Dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel 01. pemberian obat TB paru sesuai BB pasien
Berat Badan Tahap Insentif tiap hari Tahap Lanjutan 3 kali
selama 65 hari RHZE seminggu selama 16
(150/75/400/275) minggu RH (150 /150)
30-37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
>71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT
Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan pemeriksaan
BTA, bila hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaan

BTA positif diberikan sisipan dengan dosis sesuai berat badan pasien.
Dengan dosis sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai B
Berat Badan Tahap intensif
(150/75/400/275)
30-37 kg 2 tablet 4 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT
>71 kg 5 tablet 4 KDT

Dan bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negative dilanjutkan tahap
lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V, bila hasil
negative dilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan pemeriksaan ulang pada
akhir bulan ke VI atau akhir pengobatan. Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke
VI negative dan pada awal pengobatan positif pasien dinyatakan sembuh. Dan
bila pada akhir pengobatan hasil negative dan pada awal pengobatan negative
dengan rongsent positif pasien dikatakan pengobatan lengkap.
Unit terkait Semua Instalasi Terkait
STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PENYULUHAN PENYAKIT TB PARU

No Dokumen No Revisi Terbit Ke Halaman


441/ /VI.02.01/I/2022
00 8/9

Disetujui oleh,
PROTAP Tanggal Terbit RSUD Pesawaran

TB PARU 05 Januari 2022

Drg. Yasmin Marlinawati, MHSM

Pengertian Menyampaikan informasi berupa pesan atau pemikiran dari pihak


pemberi pesan/sumber informasi kepada pihak lain/penerima pesan
dengan cara tertentu.
Tujuan a. Menambah wawasan/pengetahuan tentang penyakit TBC
b. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta masyarakat dalam
penanggulangan TBC.

Kebijakan Dokter dan petugas yang terampil


Sasaran Petugas medis yang melakukan penggunaan logistic TB
Prosedur a. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan ( SAP ) sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya yang ada, meliputi :
1). Mentujuan tujuan penyuluhan
2). Menentukan sasaran penyuluhan ( Toma, Masyarakat umum,
Kader Posyandu, Penderita, Keluatga penderita atau PMO ).
3). Menentukan tempat penyuluhan ( di Unit Pelayanan Kesehatan
atau di Luar Unit Pelayanan Kesehatan ).
4). Menentukan waktu penyuluhan yang disesuaikan dengan situasi
tempat, sasaran dan pelaksanaan penyuluhan.
5). Menentukan metode penyuluhan (ceramah, tanya jawab atau
diskusi) sesuai dengan jenis penyuluhan, apakah penyuluhan
langsung perorangan, kelompok atau mayarakat/massa.
6). Alat bantu/media yang digunakan ( media cetak seperti poster,
lembar balik atau media elektronik seperti pemutaran film ).
7). Menentukan biaya yang digunakan
8). Materi penyuluhan sesuai dengan tujuan penyuluhan dan sasaran.
b. Pelaksanaan penyuluhan :
1). Penyuluhan TBC di;aksanakan di dalam gedung poli RSUD
Pesawaran dengan cara :
a) Penyuluhan langsung perorangan sasarannya : penderita TBC,
keluarga penderita atau PMO.
b) Penyuluhan langsung kelompok sasarannya : kelompok penderita
bersama keluarganya dan PMO
c) Penyuluhan tidak langsungseperti menepelkan poster dan broser
TB.
2). Penyuluhan TBC diaksanakan di luar RSUD Pesawaran dengan
cara :
a) Penyuluhan perongan dirumah penderita.
b) Penyuluhan kelompok di posyandu.
c. Mengevaluasi penyuluhan :
1). Terpaicanya tujuan yang diharapkan
2). Adanya perubahan prilaku penderita
3). Bertambahnya wawasan/pengetahun tentang penyakit TBC.
Unit terkait Semua Instalasi Terkait

Anda mungkin juga menyukai