Anda di halaman 1dari 13

PENEMUAN SUSPEK TB PARU

No. Dokumen : …./UKM-P2./2016


No. Revisi : 0
SOP
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Dr. ENDAH PURWATI


PULUNG NIP.19761001 2007012 013
1. Pengertian Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru
dengan serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa,
penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.

2. Tujuan S Sebagai bahan acuan petugas dalam penemuan kasus TB melalui


serangkaian kegiatan sehingga segera dapat dilakukan pengobatan agar
sembuh dan tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

3. Kebijakan Kebijakan yang ditetapkan oleh kepala Puskesmas Pulung yang menjadi
dasar pembuatan SOP (bisa berbentuk buku, peraturan perundang-
undangan, ataupun bentuk lain sebagai pustaka
4. Referensi 1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan
Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan
2. Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan
Logistik
Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta
5. Prosedur/    Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif dengan
Langkah- melibatkan semua layanan dengan maksud untuk mempercepat
langkah penemuan dan mengurangi keterlambatan pengobatan.
2.      Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
a.       Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti
pasien dengan HIV AIDS.
b.      Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah kumuh,
keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang dengan TB BTA
positif.
c.       Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk menentukan
tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB / pengobatan pencegahan.
d.      Kontak dengan pasien TB resistan obat.
3.      Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang
memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari
tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
4.      Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai
         Berapa lama batuk ?
         Berdahak/tidak ?
         Dahak bercampur darah/tidak ?
         Sesak nafas /tidak ?
         Nyeri dada / tidak ?
         Kurang nafsu makan/tidak ?
         Berat badan menurun / tidak ?
         Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan
         Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1 bulan
atau lebih dari 1 bulan ?
5.      Mengisi buku daftar suspek form. TB.06
6.      Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan
dahak dan cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental
dan purulen.
7.      Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan pengambilan
dilakukan disamping Puskesmas.
8.      Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik
untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan
(mukopurulen), kental, dengan volume 3-5ml. Bila volumennya kurang,
pengelola harus meminta agar penderita batuk lagi sampai volumenya
mencukupi.
Jika tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan
harus dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kontaminasi kuman TBC.
9.      Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor identitas
sediaan dahak sesuai dengan TB.06
10.  Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di rumah
penderita dan disuruh datang besok pagi membawa dahak paginya .
11.  Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium.
12.  Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukkan hasil
pemeriksaan ke TB 06.
13.  Bila hasil pemeriksaan TCM/BTA positif, memberikan pengobatan
sesuai protap pengobatan TB.
14.  Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak ulang,
bila hasilnya tetap negative diberikan pengobatan dengan antibiotic
selama dua minggu.
15.  Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax.
16.  Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.
17.  Pasien mendaftar di loket pendaftaran.
18.  Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang Poli Infeksius berdasarkan
nomor urut pendaftaran.
19.  Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil.

.  Penderita masuk di ruang Poli Infeksius.

6. Unit Terkait Poli Infeksius


Laboratorium
Kamar obat
Sanitasi
7. Diagram .
Alir/Flowchart

8. RekamanHistoris

No Halaman Yang dirubah Perubahan DiberlakukanTgl.


PROSEDUR PENGGUNAAN
LOGISTIK TB

No. Dokumen : …./UKM-P2/2016


No. Revisi : 0
SOP
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman : 1/2
Dr. ENDAH PURWATI
PUSKESMAS
NIP.19761001 2007012
PULUNG
013
1. Pengertian Penggunaan logistik merupakan pemanfaatan barang sesuai dengan
fungsi dan peruntukannya. Logistik program TB digunakan di semua
jenjang untuk mendukung operasional program dimulai dari Unit
Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan.
.

2. Tujuan Se bagai bahan acuan petugas dalam memastikan penggunaan logistik


sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

3. Kebijakan Kebijakan yang ditetapkan oleh kepala Puskesmas Pulung yang


menjadi dasar pembuatan SOP (bisa berbentuk buku, peraturan
perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai pustaka
4. Referensi Kementrian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien
Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
    Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik
Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta : Penerbit Buku
Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan

5. Prosedur/ Pe Persiapan alat


Langkah- 1. Surat Perjanjian Pemakaian Barang
langkah 2. 2. Surat Penyerahan barang rusak/kadaluwarsa
3. Berita Acara penghapusan dan pemusnaan Barang
Pelalaksanaan
Perawat membuat surat pemakaian barang yang meliputi pemakaian
dan sisa obat yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan OAT
b.   Mencatat dalam kartu stok dan kartu stok induk setiap obat yang
dikeluarkan
c.   Mencatat jumlah, tanggal kadaluwarsa dan tanggal penerimaan masing
– masing OAT kedalam kartu stok dan kartu stok induk.

6. Unit Terkait Unit terkait proses kerja tersebut


7. Diagram
Alir/Flowch
art

8. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan DiberlakukanTgl.


PENCATATAN DAN PELAPORAN
PASIEN TB

No. Dokumen : ../UKM-P2./2016


No. Revisi : 0
SOP
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Dr. ENDAH PURWATI


PULUNG NIP.19761001 2007012 013
1. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan
pasien TB yang disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort
Perkembangan Pengobatan Pasien TB yang dilakukan pada setiap unit
Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan.

2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan


Pasien TB sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
. Memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB.
3. Kebijakan Kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
pembuatan SOP (bisa berbentukbuku, peraturan perundang-undangan,
atau pun bentuk lain sebagai pustaka
4. ReferensiKe Menterian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien
Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
    Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik
Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta : Penerbit Buku
Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan P
enyehatan Lingkungan

5. Prosedur/ Persiapanalat
Langkah-
- Formulir LPLPO, TB.01 kartu stok, kartu stock induk, SBBK, daftar aset.
langkah
- Formulir TB.13. Formulir Aset.
Pelaksanaan
1.Pencatatan dan Pelaporan pada tingkat fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Kab/Kota.
3. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Provinsi.
4. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Pusat.
6. Unit Terkait Unit terkait proses kerjatersebut

7. Diagram
Alir/Flowchart

8. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan DiberlakukanTgl.


SUSPEK TB MDR

No. Dokumen :.../UKM-P2./2016


No. Revisi : 0
SOP
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Dr. ENDAH PURWATI


PULUNG NIP.19761001 2007012 013
1. Pengertian Suspek TB MDR adalah semua orang yang mempunyai gejala TB dan
memenuhi criteria sebagai berikut :
 Kasus kronik/ gagal pengobatan kategori 2
 PasienTB dengan hasil pemeriksaan dahak tetap positif setelah
bulan ke 3 pengobatan kategori 2
 PasienTB yang pernah diobati>1 bulandisarana non DOTS
termasuk dengan oat mdr misalnya fluorokuinolon dan kanamycin
 Pasien gagal pengobatan kategori 1
 Pasien Kategori dengan hasil pemeriksaan dahak tetap positif
setelah pemberian sisipan
 KasusTBkambuh ( kategori 1 dankategori 2)
 Pasien TB kategori 1 atau kategori 2yang sudah berobat. 1 bln
kemudian lalai/ default dating kembali untuk menjalani pengobatan
 Suspek TB MDR dengan keluarga yang tinggal dekat dengan
pasien TB mdr yang sudah terkonfirmasi

2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam penemuan suspek TB MDR


3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas Pulung yang menjadi dasar pembuatan
SOP (bias berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun
bentuk lain sebagai pustaka
4. Referensi SUB Direktorat Tubercolosis. Direktorat Jenderal Pegendalian Penyakit
dan PenyehatanLingkungan. DepartemenKesehatan RI, 2009.

5. Prosedur/ Pasien yang memenuhi salah satu dari criteria suspek tersebut harus
Langkah-
dirujuk ke rujukanTB MDR yang selanjutnya secara sistematisaka dikirim
langkah
ke lab rujukanTB MDR yang telah ditunjuk untuk pemeriksan biakan dan
uji kepekaan obat.

6. Unit Terkait 1. Pengelola program TB


2. Petugas Laboratorium
3 Dokter Spesialis Paru
7. Diagram .
Alir/Flowch
art

8. RekamanHistoris

No Halaman Yang dirubah Perubahan DiberlakukanTgl.


PMO TB MDR

No. Dokumen : .../UKM-P2/2016


No. Revisi : 0
SOP
Tanggal Terbit 04 Januari 2016
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Dr. ENDAH PURWATI


PULUNG NIP.19761001 2007012 013
1. Pengertian .
Adalah Pemantauan dan kepatuhan pengobatan pasien dari awal
pengobatan sampai akhir pengobatan.

2. Tujuan  Sebagai bahan acuan petugas untuk menilai respon terhadap


pengobatan dan mengidentifikasi efek samping pengobatan.
 Menilai keberhasilan pengobatan pasien TB MDR.
 Menilai keberhasilan program penanggulanganTB MDR
3. Kebijakan  Kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas Pulung yang
menjadidasarpembuatan SOP (bisa berbentukbuku, peraturan
perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai pustaka
4. Referensi SUB DirektoratTubercolosis. Direktorat Jenderal Pegendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan. Departemen Kesehatan RI, 2009.

5. Prosedur/  PasienTB MDR yang sudah mendapatkan pengobatan tahap awal


Langkah-
rawat inap di RS rujukan TB MDR dengan prosedur yang telah
langkah
disiapkan diserahkan ke UPK satelit 2 TB MDR sesuai alamat pasien
maka ditunjuklah seorang PMO .
 Melakukan pemantauan dan kepatuhan kunjungan kontrol pasien TB
MDR dengan menggunakan tb 01 MDR / tb 02 MDR / kalender pasien.
 Menetapkan jadwal kunjungan dan jam yang tepat tiap hari senin –
sabtu.
 Pada saat pasien datang kunjungan untuk minum obat maka PMO
memberi tanda rumput (v) pada TB 01 MDR dan dikolom tanggal yg
sesuai.
 Mencatat tanggal kunjungan pada TB 02 MDR dan menandai pada
kalender pasien.
 Selama masa pengobatan pada pasien TB MDR , PMO akan selalu
mengingatkan kapan pemeriksa ndahak ulang follow up akan
dilakukan.

6. Unit Terkait  Pengelola program TB

7. Diagram
Alir/Flowch
art

8. RekamanHistoris

DiberlakukanT
No Halaman Yang dirubah Perubahan
gl.

SERAH TERIMA PASIEN TB MDR


No. Dokumen : .../UKM-P2./2016
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Dr. ENDAH PURWATI


PULUNG NIP.19761001 2007012 013
1. Pengertian Serah terima pasien MDR adalah penatalaksanaan serah terima px TB
MDR dari RSU
Rujukan TB MDR ke UPK Sateli 2 TB MDR

2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam serah terima pasien TB MDR dalam
mendapatkan pengobatan dan untuk menghindari pasien berhenti minum
obat (droup out)

3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas Pulung yang menjadi dasar pembuatan


SOP (bias berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun
bentuk lain sebagai pustaka
4. Referensi SUB DirektoratTubercolosis. Direktorat Jenderal Pegendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan. DepartemenKesehatan RI, 2009.
5. Prosedur/ 1. Seluruh pasien TB MDR akan memulai tahap awal pengobatan secara
Langkah- rawat inap di RS Rujukan Tb mdr+ 2 minggu
langkah 2. Setelah pasien keadaan memungkinkan dan telah mendapatkan
persetujuan dari team ahli klinis maka pxTB MDR diserah terimakan ke
UPK Satelit.
3. Petugas RS Rujukan TB MDR berkoordinasi dengan wasor TB lab/
kota untuk menetapkan Upk Satelit TB MDR yang sesua idengan
alamat px TB MDR dan bias menerima pasien TB MDR.
4. UPK Satelit 2 TB MDR dan petugasnya yang terdiri dari dokter,
perawat dan petugas perawat kesehatan masyarakat serta petugas
farmasi sudah mendpatkan pelatihan untuk menemukan px TB MDR
dan telah memastikan px TB MBR sudah memenuhi kriteria untuk
diserahkan ke UPK Satelit 2 TB MDR.
5. Jadwal dan obat pasti pasien TB MDR y ang akan diserahkan harus
didiskusikan dengan pasien dan diatur dengan seluruh pihak yang
terkait(KIE) serta koordinasi dengan instansi farmasi RS rujukan TB
atelit 2 TB MDR.
6. Proses serah terima harus menetapkan oat dari petugas(wasor, lab/
kota)dan UPK Satelit 2 yang akan mendampingi pasien TB MDR ,
tentang copy kartu pengobatan pasien (TB MDR ), kebutuhan OAT
pasien tersebut dan ditambah dengan1 bln buffer stok, lembar serah
terima OAT TB MDR serta materi indukasi.

7. Pada saat pasien TB MDR diserahkankepetugas UPK Satelit2 TB


MDR maka akan bertanggungjawab mengawasi pengobatan,
melengkapi kartu TB 01 MDR, Memastikan kepatuhan berobat,
pelacakan TB MDR mangkir, mendeteksi , mendokumentasikan
maupun sedang, menyerahkan OAT linikeduadan oat linipertama.
Obat tambahan dan alkeslainnya untuk penanganan TB MDR serta
memastikan kesinambungan ketersedian obat dan Melaporkan dan
merujuk pasien TB MDR tentang efek samping obat ke RSU rujukan
TB MDR serta memastikan pasien TB MDR dating kersRujukanTB
MDR untuk dilakukan pemantauan klinis dan laboratorium sesuai
jadwal.

6. Unit Terkait 1. Pengelola program TB


2. Petugas Laboratorium
3. Dokter Spesialis Paru

7. Diagram .
Alir/Flowchart

8. RekamanHistoris

No Halaman Yang dirubah Perubahan DiberlakukanTgl.

Anda mungkin juga menyukai