PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
DOTS RSUD PESAWARAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I. DEFINISI.................................................................................................................................1
Definisi...............................................................................................................................................1
BAB II. RUANG LINGKUP................................................................................................................2
Tentang Ruang Lingkup.....................................................................................................................2
BAB III. TATA LAKSANA................................................................................................................3
1. Dukungan Administrasi dan Operasional Penerapan Strategi DOTS di Rumah Sakit................3
2. Strategi DOTS di Rumah Sakit...................................................................................................3
3. Pembentukan Jejaring.................................................................................................................4
4. Alur penatalaksanaan pasien tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Pesawaran...............4
5. Mekanisme Rujukan Dan Pindah...............................................................................................5
6. Alur Rujukan Pasien TB antar UPK dalam Satu Unit Registrasi (1Kab/Kota)...........................6
7. Pelacakan Kasus Mangkir di Rumah Sakit.................................................................................6
8. Pilihan Penanganan Pasien Berdasarkan Kesepakatan Antara Pasien dan Dokter......................7
ii
BAB I. DEFINISI
Definisi
Sampai saat ini, Rumah Sakit di luar negeri termasuk di Singapura dan Malaysia masih
menjadi pilihan pertama bagi pasien kelas atas, yang membutuhkan penanganan pembedahan.
Tanpa mengesampingkan faktor biaya yang relatif lebih mahal, pasien lebih percaya bahwa
Rumah Sakit di luar negeri mampu memberikan pelayanan yang lebih baik. Menyingkapi hal
tersebut, Rumah Sakit Umum Daerah Pesawaran meyakinkan masyarakat, bahwa di Indonesia
khususnya di Kabupaten Pesawaran telah hadir Rumah Sakit yang mampu memberikan
pelayanan maksimal dalam layanan.
Perkembangan pada tahun 2015 menuntut Rumah Sakit Umum Daerah Pesawaran harus
menyesuaikan dan mengikuti perkembangan tehnologi kedokteran yang semakin cepat serta
persaingan antar Rumah Sakit yang semakin ketat, maka faktor pelayanan prima akan
memiliki posisi yang sangat strategis agar Rumah Sakit Umum Daerah Pesawaran mampu
eksis dan tumbuh berkembang menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat sesuai Visi
Rumah Sakit.
Harapan kami kedepan, Rumah Sakit Umum Daerah Pesawaran dapat menjadi pilihan
terbaik bagi masyarakat. Karena kami percaya dengan mengedepankan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien yang didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang berkompeten di
bidangnya adalah fondasi awal kepercayaan pasien terhadap kami.
BAB II. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan DOTS TB Rumah Sakit Umum Daerah Pesawaran meliputi :
a. Internal
1. Pasien rawat jalan
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah
Pesawaran yang memerlukan pengobatan TB
2. Pasien rawat inap
Yaitu pasien dari rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pesawaran yang
memerlukan pengobatan TB
3. Laboratorium
Yaitu pasien dari rawat jalan, IGD dan rawat inap yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium
b. Eksternal
Rumah Sakit Umum Daerah Pesawaran sudah bekerjasama dengan Puskesmas
Kabupaten Pesawaran dan RSUDAM untuk mengoptimalkan pelayanan dan
pengobatan TB.
2
BAB III. TATA LAKSANA
1. Dibentuk Tim DOTS RS yang terdiri dari seluruh komponen yang terkait dalam
penanganan pasien tuberkulosis ( dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas
farmasi, rekam medik dan PKRS ).
2. Disediakan ruangan untuk kegiatan Tim DOTS yang melakukan pelayanan DOTS.
3. Pendanaan untuk pengadaan sarana, prasarana dan kegiatan disepakati dalam
MoU antara rumah sakit dan dinas kesehatan setempat.
4. Sumber pendanaan diperoleh dari rumah sakit.
5. Program Nasional Penanggulangan TB memberikan kontribusi dalam hal
pelatihan, OAT, mikroskop dan bahan-bahan laboratorium.
6. Formulir pencatatan dan pelaporan yang digunakan pada penerapan DOTS
01,02,03 UPK, 04,05,06,09,10 dan buku registrasi pasien tuberkulosis di rumah sakit.
3
3. Pembentukan Jejaring
Rumah sakit memiliki potensi besar dalam penemuan pasien tuberkulosis (case
finding), namun memiliki keterbatasan dalam menjaga keteraturan dan
keberlangsungan pengobatan pasien (case holding) jika dibandingkan dengan
puskesmas. Karena itu perlu dikembangkan jejaring rumah sakit baik internal maupun
eksternal.
Suatu sistem jejaring dapat dikatakan berfungsi secara baik pabila angka default rate
<5% pada tiap rumah sakit.
4
7. Rekam medis berfungsi sebagai pendukung Tim DOTS dalam pencatatan dan
pelaporan.
8. PKRS berfungsi sebagai pendukung Tim DOTS dalam kegiatan penyuluhan.
b. Jejaring Eksternal
Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun antara dinas kesehatan,
rumah sakit, puskesmas dan UPK lainnya dalam penanggulangan TB dengan strategi
DOTS.
Tujuan jejaring eksternal :
5
4. Rumah sakit memberikan informasi langsung (telepon atau SMS) ke koordinator HDL
tentang pasien yang dirujuk.
5. UPK yang telah menerima pasien rujukan segera mengisi dan mengirimkan
kembali TB09 (lembar bagian bawah) ke UPK asal.
6. Koordinator HDL memastikan semua pasien yang dirujuk melanjutkan pengobatan
di UPK yang dituju (dilakukan konfirmasi melalui telepon atau SMS).
7. Bila pasien tidak ditemukan di UPK yang dituju, petugas TB UPK yag dituju melacak
sesuai alamat pasien.
8. Koordinator HDL memberikan umpan balik kepada UPK asal tentang pasien yang
dirujuk.
6. Alur Rujukan Pasien TB antar UPK dalam Satu Unit Registrasi (1Kab/Kota)
6
8. Pilihan Penanganan Pasien Berdasarkan Kesepakatan Antara Pasien dan Dokter
Rumah sakit mempunyai beberapa pilihan dalam penanganan pasien TB sesuai dengan
kemampuan masingmasing seperti terlihat di bawah ini :
Pilihan 1 : RS menjaring suspek TB, menentukan diagnosis dan klasifikasi pasien serta
melakukan pengobatan, kemudian merujuk ke puskesmas/ UPK lain untuk
melanjutkan pengobatan tetapi pasien kembali ke RS untuk konsultasi keadaan
klinis/ periksa ulang.