TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. EDUKASI
dan masyarakat sesuai dengan faktor budaya setempat (Depkes RI, 2012) dalam
sesuai yang diharapkan pendidik, dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk produktif secara sosial dan ekonomi
(Notoatmodjo, 2012).
hidup sehat, sadar, tahu dan mengerti serta melakukan suatu anjuran yang ada
kelompok.
kesehatan khususnya pada pasien agar dapat meningkatkan perilaku hidup sehat,
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
masyarakat.
c) Tujuan Operasional
masyarakatnya.
4. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
1.3 Metode
bahwa metode pendidikan kesehatan menjadi salah satu bagian penting yang
harus diperhatikan. Untuk itu, jika ingin mencapai tujuan dari pendidikan
baru, membina seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau
b) Wawancara
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Sasaran metode ini bersifat umum,
dalam arti tidak membedakan golongan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
social ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, sehingga pesan yang ingin
diantaranya yaitu :
sebagainya.
prasarana.
2. Kecemasan
emosi tanpa objek tertentu. Kecemasan dipicu oleh hal yang tidak
kejadian yang mudah terjadi pada seseorang karena suatu faktor tertentu tidak
spesifik (Sari & Batubara, 2017). Anxietas / kecemasan adalah suatu keadaan
aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk
ketakutan yang tidak jelas pada suatu objek dan tidak memiliki suatu alasan
kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang tidak jelas disertai perasaan
adalah pengaturan untuk mengontrol aktivitas dar neuron di bagian otak yang
b. Faktor psikologis
Kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga, faktor ekonomi
dkk,2015 ) :
4. Panik , berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror, serta tidak mampu
optimal
Mondar-mandir, berteriak,
meremas- remas
tangan dan
gemetar
Panik Flight, fight, atau freeze Persepsi sangat sempit Merasa terbebani
Ketegangan otot sangat Pikiran tidak logis Merasa tidak
berat Kepribadian kacau mampu, tidak
Agitasi motorik kasar Pupil Tidak dapat berdaya
dilatasi, menyelesaikan masalah Lepas kendali
tanda- Fokus pada diri sendiri Mengamuk,
tanda vital Tidak rasional putus asa
Sulit memahami Marah, sangat
meningkat kemudian takut
menurun stimulus eksternal Mengharapkan
Tidak dapat tidur Hormon hasil yang buruk
stres dan Halusinasi, waham
neurotransmiter berkurang
Wajah menyeringai,mulut
ternganga
tekanan darah meninggi, rasa mau pingsan, tekanan darah menurun, denyut nadi
menurun.
b. Pernafasan , Manifestasi klinis yang terjadi yaitu : nafas cepat, rasa tertekan
pada dada, nafas dangkal. Pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik dan
terengah-egah.
c. Neuromuskular .Seseorang akan merasakan refleksnya meningkat, gelisah,
wajah terasa dan tampak tegang, kelemahan umum, kaki bergoyang- goyang,
tremor.
e. Traktus urinarius , manifestasi yang terjadi yaitu, tidak dapat menahan kencing
rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat dan berkeringat seluruh tubuh.
2.4.2 Respon perilaku: gelisah, ketegangan fisik, tremor, bicara cepat, kurang
gambaran visual, khawatir cedera, mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang,
Menurut Moerman dalam Pramantara (2016), ada beberapa alat ukur kecemasan
sebagai berikut :
waktu
2006). Rentang penilaian alat ukur ini adalah 20-80, dengan keterangan
Nilai 20–44 = kecemasan ringan , Nilai 45-59 = kecemasan sedang , Nilai 60-74 =
membutuhkan dukungan tambahan. Kuesioner ini terdiri dari 6 soal yang terdiri
dari 4 pertanyaan (1,2,4 & 5) untuk mengkaji kecemasan, dan 2 pertanyaan (3&6)
Sama sekali tidak bernilai = 1 Tidak bernilai = 2 Sedikit bernilai = 3 Agak bernilai
Jenjang berat = 15 ≤ X
Sedang = 9 ≤ X < 15
Ringan = X < 9
Skala ini dibuat oleh Max Hamilton. Tujuannya adalah untuk menilai kecemasan
terdiri dari 14 kategori pertanyaan tentang gejala kecemasan dan satu kategori
perilaku saat wawancara yang terdiri dari skala yang umumnya ditemukan sebagai
Nilai Keterangan
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor item 1-14 dengan
hasil:
Spielberger pada tahun 1970 untuk menilai kecemasan. Kuesioner STAI terdiri
dari dua bentuk, pertama untuk mengukur kecemasan trait dan yang kedua untuk
kecemasan state adalah kecemasan pada situasi khusus yang dihadapi. Setiap
bentuk Kuesioner STAI terdiri atas 20 pernyataan yang diberi nilai oleh pasien
sendiri menurut skala likert 1 sampai 4. Waktu yang dibutuhkan relatif lama bagi
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor item 1-14 dengan
hasil:
B. KERANGKA TEORI
Tracking
Treatment
Kecemasan
tanda :
1. Cemas
2. Khawatir
3. Firasat buruk
4. Tidak tenang
5. Gangguan pola
tidur
Edukasi
1. Metode Perorangan
2. Metode kelompok
3. Metode massa
B. KERANGKA KONSEP
alternatif ,yaitu adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua atau
lebih variable ( Nursalam, 2016 ). Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Ada