Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyuluhan Kesehatan


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998).
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang
dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat . Pendidikan
kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat
prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi
sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang
didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru,
yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).
Konsep kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan
pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan
menanamkan keyakinan, dengan demikian masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan
mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan
kesehatan (Azwar, 1983 dalam Maulana, 2009).

2.2 Tujuan Penyuluhan


Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau
mengubah perilakunya menjadi perilaku hidup sehat (Munajaya, 2004).
Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku
sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk
mewujudkannya, perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima pendidikan
tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu, pencapaian target penyuluhan dibagi
menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan pengetahuan, tujuan
jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian, sikap,
dan keterampilan yang akan mengubah perilaku ke arah perilaku sehat, dan tujuan
jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-
harinya.
Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan penyuluhan
kesehatan pada hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan kesehatan, menurut
Effendy (1998) tujuan penyuluhan kesehatan adalah :
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru
yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi didapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam
manerima informasi baru.
3) Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak
dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap
sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang
sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai
informasi.
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus


melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan
masyarakat sebagai berikut : Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat, menetapkan
masalah kesehatan masyarakat, memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani
melalui penyuluhan kesehatan masyarakat, menyusun perencanaan penyuluhan.

2.4 Sasaran Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit, klinik,
puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan
pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang menderita
penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi
yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu
hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang rawan
terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada diberbagai
institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-
lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat
binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena
wabah dan lain-lain (Effendy, 2003).

2.5 Materi/Pesan Penyuluhan


Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan
dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, sehingga
materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan
sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk
dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan metode dan
media untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran (Effendy,
2003).

Hal-hal yang harus ada dalam penyuluhan, yaitu :


a. Memberikan pengetahuan betapa pentingnya kesehatan
Biasanya pada penyuluhan kesehatan para warga pedesaan tersebut di berikan
pengetahuan pengetahuan yang dapat menyadarkan mereka akan pentingnya
kesehatan. Sehingga mereka dapat menyadari dan melakukan hal hal yang berkaitann
dengan kepentingan kesehatan mereka.
b. Di berikan pemeriksaan kesehatan secara gratis
Ada sebuah alasan yang begitu miris ketika masyarakat pedesaan di tanya
mengenai kesehatan. Mereka memberikan alasan lantaran perekonomian yang kurang
mencukupi maka mereka tidak dapat selalu menjaga kesehatannya melalui konsultasi
ke dokter. Oleh sebab itu masyarakat biasanya akan di berikan pemeriksaan
kesehatan secara gratis untuk menarik perhatian mereka, dan tentunya agar mereka
mau mempedulikan kesehatan mereka.
c. Mengadakan pembersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan merupakan salah saru hal yang penting untuk menjaga
kesehatan seseorang oleh sebab itu biasanya pada penyuluan kesehatan warga akan di
minta untuk membersihkan lingkungan sekitarnya secara berotong royong. Dan
setelah membersihkannya secara bergotong royong maka mereka d minta untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungannya, karena dengan lingkungan yang bersih
maka wargapun akan terhindar dari beberapa jenis bibit penyakit yang menyukai
tempat tepat kotor.
d. Memberikan obat dan vitamin gratis
Di penyuluhan kesehatan biasanya para warga akan di berikan obat dan
vitamin secara gratis. Hal tersebut di lakuka sebagai bentuk wujut kepedulian
terhadapa warga sekitar.

2.6 Metode Penyuluhan


Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode yang
dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku
baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau
inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku
baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
a. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya.
Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum
maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode Penyuluhan Kelompok


Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok
yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.

Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran


penyuluhan. Metode ini mencakup:
a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode
yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah :
a) Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi
apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus mempersiapkan
diri. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi
kalau disusun dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat
bantu pengajaran.
b) Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat
menguasai sasaran Untuk dapat menguasai sasaran penceramah dapat
menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Tidak boleh
bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan /
dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan menggunakan alat bantu lihat
semaksimal mungkin.
2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang
ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode
yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola
salju, memainkan peranan, permainan simulasi.

3. Metode Penyuluhan Massa


Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat
pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pada
umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya menggunakan media
massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media
massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan
dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan
sebagainya.
2.7 Alat Bantu dan Media Penyuluhan
1. Alat Bantu Penyuluhan (Peraga)
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh dalam
menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga karena berfungsi
untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan (Notoatmodjo,
2007). Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada
setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak
indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin
jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini
dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek
sehingga mempermudah persepsi.
Secara terperinci, fungsi alat peraga adalah untuk menimbulkan minat sasaran
mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu mengatasi hambatan bahasa
merangsang sasaran untuk melaksanakan pesan kesehatan, membantu sasaran untuk
belajar lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yang
diterima kepada orang lain, mempermudah memperoleh informasi oleh sasaran,
mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan
akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik, dan membantu menegakkan
pengertian yang diperoleh.

Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu :


a. Alat bantu lihat
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada waktu
ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan
misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi, tiga
dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain.
b. Alat bantu dengar
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar, pada waktu
proses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan hitam, radio, pita suara
dan lain-lain.
c. Alat bantu lihat-dengar
Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran pada
waktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video cassette dan lain-lain.
Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus merencanakan dan memilih alat peraga
yang paling tepat untuk digunakan dalam penyuluhan. Untuk itu perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Tujuan yang hendak dicapai
1) Tujuan pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuan/ pengertian, pendapat
dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah
laku/kebiasaan yang baru.
2) Tujuan penggunaan alat peraga adalah sebagai alat bantu dalam latihan/
penataran/ penyuluhan, untuk menimbulkan perhatian terhadap sesuatu
masalah, mengingatkan sesuatu pesan/informasi dan menjelqskan fakta-fakta,
prosedur dan tindakan.

b. Persiapan Penggunaan Alat Peraga


Semua alat peraga yang dibuat0berguna sebagai alat rantu belajar dan tetap
harus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita
harus mengemfangkan keterampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga
secara tepat sehingga mempunyai hasil yang maksimal.

2. Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke
arah positif terhadap kesehatan.
Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan
yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat
mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya ke
perilaku yang positif.
Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan
penyuluhan kesehatan antara lain adalah :
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi
3 yakni :
a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media
ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubric atau
tulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi
kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup
banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik,
mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media cetak
memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan
mudah terlipat.

b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk
dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD. Seperti
halnya media cetak, media elektronik ini memiliki kelebihan antara lain lebih
mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka,
mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan
diulang-ulang serta jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah
biayanya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk
produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah,
perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.
c. Media Luar Ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun
elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar
lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik,
sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh
panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar.
Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat
canggih untuk produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan
berubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk
mengoperasikannya.

Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan
informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan
sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai
dengan pesan yang disampaikan.

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Penyuluhan


Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh,
sasaran dan proses penyuluhan.
1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan
dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang
dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta
penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan.
2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima
pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu
memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan
yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga
sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak
mungkin terjadi perubahan perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan
waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga
menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang
terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat
sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh
sasaran

2.9 PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)


1. Pengertian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

2. Manfaat PHBS
 Bagi rumah tangga
1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3) Anggota keluarga giat bekerja.
4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi
gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah
pendapatan keluarga.
 Bagi Masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-
3) masalah kesehatan.
4) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
5) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan
jamban, ambulans desa dan lain-lain

3. Indikator PHBS di Rumah tangga


1) Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter,dan tenaga para medis
lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
membantu persalinanan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih
terjamin.
Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau
dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril
sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2) Bayi diberi ASI eksklusi
Bayi diberi ASI eksklusi adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI
saja sejak lahir sampai usia 6 bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa
cairan dengan kandungan gizi yar cukup dan sesuai untuk kebutuhan
bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu
pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat
baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Adapun keunggulan ASI :
a) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan
dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
b) Mengandung zat kekebalan.
c) Melindungi bayi dari alergi.
d) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan
kepada bayi dalam keadaan segar.
e) Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan di mana saja.
f) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan
pernapasan bayi.
3) Penimbangan bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan setiap bulan dan mengetahui apakah bayi dan balita berada
pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian mulai umur 1 bulan
sampai 5 tahun di Posyandu. Manfaat penimbangan balita setiap bulan di
Posyandu :
 Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
 Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
 Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat
badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya
BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat
segera dirujuk ke Puskesmas.
 Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi.
 Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
4) Mencuci tangan dengan air dan sabun
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat
makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit.
Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena
tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Manfaat
mencuci tangan :
 Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
 Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri,
Typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut
(ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
 Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
5) Menggunakan air bersih
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian, dan sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit
atau terhindar dari penyakit.
6) Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Adapun syarat jamban sehat :
 Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
 Tidak berbau.
 Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
 Tidak mencemari tanah disekitarnya.
 Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
 Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
 Penerangan dan ventilasi cukup.
 Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
 Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Adapun cara memelihara jamban sehat :
 Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan
air.
 Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih.
 Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
 Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
 Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
 Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
7) Rumah bebas jentik
Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik nyamuk. Yang
perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik :
a) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M
plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan
kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam
Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah}
di tempat-tempat perkembangbiakannya.
c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN
yaitu:
 Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air
minum burung.
 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.
 Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik
yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek,dll)
8) Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan
2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap
hari sangat penting, karena:
 Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh.
 Mengandung serat yang tinggi.
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur
paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan
jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.
10) Tidak merokok dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok
ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan
dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang
paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).
 Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusakjantung dan aliran
darah.
 Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker
 CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa
oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.

2.10 Sampah
1. Pengertian Sampah
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan
sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat
berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai
yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan. Sampah
berasal dari beberapa tempat, yakni :
1) Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah
dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama.
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa
makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.
2) Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum
adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan
melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup
besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti
pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa
makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-
kaleng serta sampah lainnya.

2. Jenis-jenis Sampah
Jenis-jenis sampah jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam,
ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah
rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan,
sampahninstitusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu
sebagai berikut :
1) Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah
ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah
organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus
(selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan
ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan
sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
2) Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi
pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi :
sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah
kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar
anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara
keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng,
(Gelbert dkk, 1996).

3. Dampak Sampah
Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan
lingkungan yaitu:
a. Dampak terhadap kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang
dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan adalah sebagai berikut :
 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
 Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing
pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan
binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
b. Dampak terhadap lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai
akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga
beberapa spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem
perairan biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau
kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
c. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :
 Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya
pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit).
 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak
efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
4. Pengelolaan sampah dengan konsep 3R
1) Reduce
Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang
bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja
barang-barang yang anda tidak “terlalu” butuhkan seperti baju baru,
aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan
kebutuhan. Kurangi juga penggunaan kertas tissue dengan sapu tangan,
kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum
mencetak agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya. Contoh
kegiatan reduce sehari-hari:
a) Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
b) Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah
dalam jumlah besar.
c) Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat
tulis yang bisa diisi ulang kembali).
d) Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.
e) Menggunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat
2) Reuse
Reuse sendiri berarti pemakaian kembali seperti contohnya
memberikan baju-baju bekas anda ke yatim piatu. Tapi yang paling
dekat adalah memberikan baju yang kekecilan pada adik atau saudara
anda, selain itu baju-baju bayi yang hanya beberapa bulan dipakai
masih bagus dan bisa diberikan pada saudara yang membutuhkan.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
a) Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa
kali atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan dari
pada menggunakan tissu, menggunakan tas belanja dari kain dari
pada menggunakan kantong plastik.
b) Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus
dan ditulis kembali
c) Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
3) Recycle
Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah
mendaur ulang sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas
botol plastik air minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai
mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang
secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat
sampah yang membedakan antara organik dan non-organik saja tidak
jalan. Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan lingkungan yang
melakukan daur ulang secara kreatif dan menularkannya pada banyak
orang dibandingkan pemerintah. Contoh kegiatan recycle sehari-hari:
a) Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah
terurai.
b) Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
c) Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
d) Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang
bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5926535/MAKALAH_PENYULUHAN_KESEHATAN_MASY
ARAKAT, diakses pada 18 Juni 2018 pukul 10:00
http://keperawatanlenisundari.blogspot.com/2016/05/makalah-penyuluhan-kesehatan.html ,
diakses pada 18 Juni 2018 pukul 10:15
http://promkes.depkes.go.id/wpcontent/uploads/pdf/buku_pedoman/bookletphbsrumahtangga
.pdf , diakses pada 20 Juni 2018 pukul 17.30
https://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html, diakses
pada 20 Juni 2018 pukul 19.35

Anda mungkin juga menyukai