Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar BelakangPratikum Kesehatan Masyarakat (PKM)


Rumah sakit adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat atau dapat menjadi tempat penularan
penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan (Depkes RI, 2014). Rumah sakit merupakan penghasil limbah terbesar
dengan berbagai macam limbah. Limbah inilah yang disebut sebagai limbah medis.
Terdapat berbagai macam limbah medis yang tidak diolah dengan benar. Limbah
medis kebanyakan sudah terkontaminasi oleh bakteri, virus, racun dan bahan
radioaktif yang berbahaya bagi manusia dan makhluk lain di sekitar lingkungannya.
Dampak negatif limbah medis terutama terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar
rumah sakit, ini terjadi akibat pengelolaan limbah tidak dikelola dengan baik yang
nantinya menimbulkan berakibat buruk terhadap manusia dan lingkungan (Asmadi,
2013).
World Health Organization (WHO, 2010) dalam Lilis Nurharyanti (2016)
melaporkan limbah yang dihasilkan layanan kesehatan (rumah sakit) hampir 80%
berupa limbah umum dan 20% berupa limbah bahan berbahaya yang mungkin
menular, beracun atau radioaktif. Sebesar 15% dari limbah yang dihasilkan layanan
kesehatan merupakan limbah infeksius atau limbah jaringan tubuh, limbah benda
tajam sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan
radioaktif sebesar 1%. Negara maju menghasilkan 0,5 kg limbah berbahaya
pertempat tidur rumah sakit per hari.
Limbah rumah sakit yang tergolong berbahaya salah satunya adalah limbah
medis padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
2

Lingkungan rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat sehingga dapat
menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan. Untuk menghindari resiko dan gangguan
kesehatan maka perlu penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit, salah
satunya dengan melaksanakan pengelolaan limbah sesuai persyaratan dan tata
laksana yang telah ditetapkan untuk melindungi pasien, keluarga pasien dan seluruh
tenaga kesehatan yang ada di lingkungan rumah sakit (Depkes RI, 2006 dalam Lilis
Nurharyanti, 2016).
Rumah Sakit Sansani Pekanbaru merupakan Rumah Sakit Tipe C yang
awalnya bermula dari Balai Pengobatan yang berkembang menjadi Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) Sansani pada tahun 2010. Pada 30 April 2015 RSIA Sansani
berkembang menjadi Rumah Sakit Umum Sansani Pekanbaru. Dengan lokasi pada
jalur lintas Pekanbaru menjadikan Rumah Sakit Sansani menjadi salah satu pelayanan
kesehatan yang mudah di akses oleh masyarakat Pekanbaru
Cakupan layanan kesehatan yang tersedia di Rumah Sakit Sansani meliputi
Instalasi Gawat Darurat (IGD), Poli Spesialis, Unit Radiologi, Laboratorium, HCU,
Ruang Operasi, Perinatologi, Layanan Hemodialisis, Gizi, Rawat Inap serta
penunjang medis lainnya.

B. Tujuan Praktikum Kesehatan Masyarakat (PKM)


1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu dalam mengimplementasikan ilmu yang diperoleh
dibangku kuliah sesuai dengan peminatan masing-masing terhadap aspek-
aspek kesehatan masyarakat yang ada d itempat kerja.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam kegiatan Pratikum Kesehatan
Masyarakat (PKM), antara lain :
3

a. Mengetahui pemilahan limbah medis padat di RS Sansani Pekanbaru.


b. Mengetahui pewadahan limbah medis padat di RS Sansani Pekanbaru.
c. Mengetahui pengumpulan dan pengangkutan limbah medis padat di
RS Sansani Pekanbaru.
d. Mengetahui tempat penyimpanan sementara limbah medis padat di RS
Sansani Pekanbaru.
e. Mengetahuin pengolahan atau pengelolaan limbah medis padat di RS
Sansani Pekanbaru.

C. Manfaat Praktikum Kesehatan Masyarakat (PKM)


1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama dibangku
perkuliahan
b. Mahasiswa bisa berinteraksi langsung dengan elemen lain diluar kampus.
c. Mahasiswa mampu bersikap profesional dan bertanggung jawab.
d. Serta mahasiswa memperoleh pembelajaran dan pengalaman yang tidak
didapatkan di bangku perkuliahan dengan realita dalam lingkungan di
Rumah Sakit Sansani.
2. Bagi Rumah Sakit Sansani
a. Dapat mendiskusikan dan membantu Rumah Sakitdalam membuat
program kesehatan lingkungan Rumah Sakit.
b. Dapat menjalin hubungan dan kerja sama antara STIKes Hang Tuah
Pekanbaru dengan Rumah Sakit Sansani mengenai penelitian dan
pratikum mahasiswa.
3. Bagi STIKes Hang Tuah Pekanbaru
a. Mendapatkan gambaran tentang bagaimana pengelolaan limbah medis
cair di Rumah Sakit Sansani.
4

b. Melihat tingkat kemampuan mahasiswa dalam penerapan ilmu pada


permasalahan yang ada di Rumah Sakit.
c. Dapat mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat khususnya kesehatan
lingkungan di Rumah Sakit.
5

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografis dan Demografi


Rumah Sakit Sansani Pekanbaru merupakan Rumah Sakit Tipe C yang
awalnya bermula dari Balai Pengobatan yang berkembang menjadi Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) Sansani pada tahun 2010. Guna perbaikan manajemen dan
meningkatkan kualitas pelayanan pada 30 April 2015 RSIA Sansani berkembang
menjadi Rumah Sakit Umum Sansani Pekanbaru. Rumah Sakit Sansani terletak di jl
Soekarno Hatta (Arengka Atas) dengan luas bangunan sekitar 1350m2. Dengan lokasi
pada jalur lintas pekanbaru menjadikan Rumah Sakit Sansani menjadi salah satu
pelayanan kesehatan yang mudah di akses oleh masyarakat Pekanbaru.
Rumah Sakit Sansani memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan. Untuk menjawab kebutuhan dari masyarakat, Rumah Sakit Sansani telah
melakukan perjanjian kerjasama dengan berbagai layanan kesehatan seperti BPJS
Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), Asuransi
Jasa Raharja, dan berbagai asuransi lainnya.
Untuk menjaga mutu dan pelayanan yang memuaskan dan dipercaya oleh
masyarakat, Rumah Sakit Sansani memiliki dokter umum serta dokter spesialis dari
berbagai disiplin ilmu dan di bantu oleh tenaga keperawatan dan kebidanan yang
handal dalam bidangnya.
Cakupan layanan kesehatan yang di tawarkan di Rumah Sakit Sansani
meliputi Instalasi Kegawat Daruratan (IGD), Poli Spesialis, Unit Radiologi,
Laboratorium, HCU, Ruang Operasi, Perinatologi, Layanan Hemodialisis, Gizi,
Rawat Inap serta penunjang medis lainnya. Rumah sakit Sansani senantiasa
berkomitmen untuk selalu mengupayakan pelayanan yang ramah, santun dan ikhlas
demi memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga.
6

B. Visi , Misi dan Struktur Organisasi


a. VISI
“Menjadi Rumah Sakit Pilihan Hati Masyarakat di Riau”
b. MISI
“Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu tinggi yang mengutamakan
keselamatan pasien dan keluarga dengan didukung oleh karyawan yang
memiliki kompetensi dan integritas tinggi”
c. MOTO
“Melayani dengan IKHSAN (IKHLAS dan SANTUN)”

C. Sarana dan Prasarana


Rumah Sakit Sansani merupakan rumah sakit yang memiliki pelayanan 24
jam. Sehingga RS Sansani dapat melayani pasien yang membutuhkan pelayanan
kesehatan dalam waktu 24 jam. Dengan demikian kapan pun anda membutuhkan
pelayanan kesehatan di RS Sansani maka anda akan segera di layani oleh tenaga
medis (dokter, perawat serta bidan) dan tenaga non medis yang handal dibidangnya.
Pelayanan 24 jam tersebut meliputi:
1. INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD
Instalasi gawat darurat RS Sansani dilengkapi dengan peralatan-
peralatan unit kegawat daruratan serta ditunjang oleh tenaga medis seperti
dokter, perawat serta bidan yang telah memiliki sertifikat keahlian yang di
butuhkan untuk menangani pasien secara akurat dan kompeten.
7

Gambar 1.1
Ruang IGD

2. FASILITAS PENUNJANG
Untuk menunjang pelayanan kesehatan Rumah Sakit Sansani memiliki
fasilitas penunjang antara lain
a. Pelayanan Ambulance
Pelayanan ambulance Rumah Sakit Sansani pekanbaru
memberikan pelayanan gratis antar jemput pasien 24 jam dalam kota
pekanbaru dengan kecepatan dan ketepatan untuk menangani pasien
gawat darurat dan pasien lainnya.

Gambar 1.2
Kendaraan Operasional Ambulance

b. Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Sansani memiliki instalasi farmasi yang lengkap
dan pelayanan 24 jam untuk memenuhi kebutuhan obat pasien, baik
8

pasien rawat jalan maupun pasien yang membutuhkan rawat inap di RS


Sansani.

Gambar 1.3
Ruang Farmasi

c. Laboratorium
Laboratorium Rumah Sakit Sansani, ditunjang oleh tenaga
laboratorium yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya. Dengan
pelayanan 24 jam, pemeriksaan-pemeriksaan ditunjang dengan peralatan dan
teknologi mutakhir sehingga mendapatkan hasil yang akurat.

Gambar 1.4
Ruang Laboratorium
9

d. Pelayanan Radiologi
Rumah Sakit Sansani memberikan pelayanan pemeriksaan General X-
Ray dan USG 4 dimensi dalam 24 jam dengan tenaga profesional dan
dilengkapi oleh teknologi yang akurat. Serta didukung dengan tenaga medis
yang berkompeten dan berpengalaman.

Gambar 1.5
General X-Ray

Gambar 1.6

USG 4 Dimensi
10

3. FASILITAS RAWAT JALAN


Pelayanan rawat jalan rumah sakit sansani terbuka untuk umum dan
memberikan pelayanan lengkap dengan 31 Dokter Spesialis dan 11 dokter
umum
a. Poliklink Anak
b. Poliklnik Kebidanan Dan Kandungan
c. Poliklinik Penyakit Dalam
d. Poliklinik Syaraf
e. Poliklinik Gigi Umum
f. Poliklinik Paru Dan Pernafasan
g. Poliklinik Bedah
h. Poliklinik Urologi
i. Poliklinik THT
j. Poliklinik Mata
k. Poliklinik Orthopedi
l. Poliklinik Jiwa
m. Poliklinik Umum

4. FASILITAS RAWAT INAP


Di Rumah Sakit Sansani terdapat 2 lantai ruang rawatan, pada lantai 2
merupakan kamar rawatan khusus kebidanan dan lantai 3 kamar rawatan
Umum (non Kebidanan).
a. Lantai 2
Tabel 1.1
Fasilitas Rawat Inap Lantai 2
NO KAMAR JUMLAH KAMAR JUMLAH BED
1 Kelas I 1kamar 2bed
2 Kelas II 2kamar 6bed
3 Kelas III 2kamar 10bed
Total 5kamar 18bed
11

b. Lantai 3
Tabel 1.2
Fasilitas Rawat Inap Lantai 3
NO KAMAR JUMLAH KAMAR JUMLAH BED
1 VIP 2kamar 2bed
2 Kelas I 2kamar 4bed
3 Kelas II 6kamar 17bed
4 Kelas III 6kamar 26bed
Total 15kamar 47bed

c. Kelas Rawatan RS Sansani


1) VIP
Fasilitas kamar VIP adalah sebagai berikut:
a) 1 Tempat Tidur Pasien
b) 1 Sofa Bed
c) 1 Bedside Cabinet
d) 1 Kursi penunggu
e) Air Conditioner (AC)
f) Televisi
g) Kulkas
h) Dispenser
i) Jus Buah/Snack
j) Kamar Mandi
k) Paket perlengkapan mandi

Gambar 1.7
Ruang VIP
12

2) Kelas I
Fasilitas kamar Kelas I adalah sebagai berikut :
a) 2 Tempat Tidur Pasien
b) 2 Bedside Cabinet
c) Air Conditioner (AC)
d) Televisi
e) 2 Kursi Penunggu
f) Kamar Mandi di Dalam

Gambar 1.8
Ruang Kelas I

3) Kelas II
Fasilitas kamar Kelas II adalah sebagai berikut :
a) 3 Bed Pasien
b) 3 Bed Cabinet
c) Air Conditioner(AC)
d) 3 Kursi Penunggu
e) Televisi
f) Kamar Mandi
13

Gambar 1.9
Ruang Kelas II

4) Kelas III
Fasilitas kamar Kelas III adalah sebagai berikut :
a) 4 - 5 Bed Pasien
b) 2 unit Air Conditioner(AC)
c) 4 - 5 Bedside Cabinet
d) 4 - 5 Kursi Penunggu
e) Televisi
f) Kamar Mandi

Gambar 1.10
Ruang Kelas III
14

5. PELAYANAN KHUSUS
Tabel 1.3
Pelayanan Khusus
NO KAMAR JUMLAH KAMAR JUMLAH BED
1 ICU 1kamar 1bed
2 HCU 1kamar 1bed
3 PICU 1kamar 1bed
4 NICU 1kamar 1bed
5 HD 1Ruangan 4bed
Total 8 bed

a. High Care Unit (HCU)&Intensive Care Unit (ICU)


High Care Unit (HCU) di RS Sansani adalah unit pelayanan di
Rumah Sakit bagi pasien dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi,
hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan,
perawatan dan pemantauan secara ketat.

Gambar 1.11
Ruang HCU

b. Perinatologi
Ruang Perinatologi merupakan fasilitas rawat inap yang
disediakan khusus untuk pasien bayi baru lahir resiko tinggi.Fasilitas
yang disediakan dalam ruang perinatologi disesuaikan dengan
kebutuhan perawatan bagi bayi, mulai dari bayi baru lahir dengan resiko
tinggi, bayi dengan kelainan bawaan dampai dengan bayi sakit. Layanan
15

medis diberikan oleh dokter-dokter spesialis anak dengan tenaga


keperawatan yang terlatih
Adapun fasilitas yang tersedia di ruang perinatologi RS Sansani
diantaranya:

1. 3 Inkubator (Infant Incubator)

2. 2 Infantbox
3. Penghangat (Infant Warmer)
4. Lampu Biru (Blue Lamp)
5. Ruang Tindakan Dan Perawatan Bayi

Gambar 1.12
Ruang Perinatologi

c. Kamar Bedah
Kamar Operasi adalah adalah ruang khusus memberikan
pelayanan berkualitas kepada pasien saat sebelum, selama, dan sesaat
sesudah tindakan pembedahan. Kamar operasi di Rumah Sakit Sansani
disediakan untuk proses persalinan sesar ataupun untuk tindakan bedah
lainnya, Rumah Sakit Sansani juga menerima rujukan dari rumah sakit
lainnya.
16

Gambar 1.13
Ruang Kamar Bedah

d. Kamar Bersalin
Rumah Sakit Sansani mengedepankan pelayanan yang prima
dengan ruang bersalin yang nyaman, bersih dan steril, sehingga
memberikan efek psikologis positif bagi pasien melahirkan.

Gambar 1.14
Ruang Kamar Bersalin

e. Hemodialisa
Ruang Hemodialisa di Rumah Sakit Sansani Pekanbaru
merupakan ruangan untuk melakukan proses cuci darah bagi penderita
disfungsi atau gagal ginjal. Yang ditangani oleh Dokter dan Perawat
yang berkompeten dan terlatih.Dalam kinerjanya, Ruangan Hemodialisa
RS Sansani Pekanbaru memiliki 4 (empat) buah mesin dialisa yang
berfungsi baik serta memiliki fasilitas mesin pengolahan air (water
17

treatment) yang sangat baik dimana dapat menghasilkan air yang


memenuhi standar persyaratan hemodialisa.
Selain itu ruang Hemodialisa RS Sansani juga difasilitasi 4
(empat) buah tempat tidur pasien dengan kondisi yang baik untuk
kenyamanan pasien. Ruang Hemodialisa RS Sansani dilengkapi dengan
TV dan AC untuk menambah kenyamanan pasien selama menjalani
proses hemodialisa.

D. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan yang ada di Rumah Sakit Sansani adalah 251 orang yang
terdiri dari:
Tabel 1.4
Ketenagaan Rumah Sakit Sansani

No Jabatan Jumlah
1 Perawat 64
2 Bidan 28
3 Radiologi 5
4 Laboratorium 8
5 Farmasi 20
6 Gizi 8
7 Rekam Medis 7
8 Kasir 6
9 CSO/ Pendaftaran 14
10 Admin dan Keuangan 3
11 Cesmix 5
12 Cleaning Service 15
13 Security 17
18

No Jabatan Jumlah
14 Supir 3
15 Humas/ Marketing 2
16 Logistik 1
17 IPRS 1
18 IT 1
19 IPCN 1
20 HRD/ TU 3
21 Dewan Pengawas 1
22 Dokter Umum 4
23 Dokter Spesialis 38
19

BAB III

ANALISIS SITUASI

A. Gambaran Program/ Kegiatan


Program Kesehatan Lingkungan (Kesling) ini ada beberapa kegiatan yang akan
dilakukan di Rumah Sakit Sansani berdasarkan Kepmenkes Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit,
yaitu:
1. Penyehatan ruang bangunan dan halaman Rumah Sakit
Dari hasil observasi yang telah dilakukan yaitu
a. Kesehatan lingkungan Rumah Sakit
Pada lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan
rata, tidak licin, warna terang, mudah dibersihkan, tetapi pertemuan
lantai dan dinding belum berbentuk konus/lengkung. Pada dinding
kondisinya berwarna terang dan mudah dibersihkan disetiap ruangan,
akan tetapi di ruang lantai IV dindingnya dalam kondisi bersih. Atap
pada bangunan rumah sakit tidak bocor dan berwarna terang, bebas
serangga dan tikus serta mudah dibersihkan. Pada langit-langit bangunan
rumah sakit memiliki tinggi langit-langit minimal 2,7 meter dari lantai,
serta kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan. Pintu dalam kondisi
kuat dan dapat mencegah masuknya serangga dan tikus. Rumah sakit
memiliki pagar yang aman serta kuat. Pada halaman dan tempat parkir
dalam kondisi bersih, dapat menampung kendaraan karyawan dan
pengunjung. Halaman dirumah sakit dalam kondisi sedikit berdebu dan
memiliki 1 tempat sampah.
b. Ruang bangunan
Pada ruang perawatan ditentukan dengan kondisi dari jenis
kelamin pasien yang masuk dan menyesuaikan pasien dewasa serta
20

anak-anak untuk memakai ruang rawat tersebut, kondisi ruangan tersebut


dalam keadaan bersih. Pada lingkungan RS merupakan lingkungan
kawasan bebas asap rokok dan intensitas pencahayaan yang cukup. Pada
saluran air limbah dalam kondisi lancar. Pada ruang laboratorium kondisi
dindingnya tidak terbuat dari porselen/keramik setinggi 1,5 meter dari
lantai, tidak dilengkapi dengan dapur, kamar mandi/toilet didalam
ruangan, pada lantai dan meja kerja tahan terhadap bahan kimia dan
getaran serta memiliki tinggi langit-langit 2,7 meter dari lantai. Pada
ruang radiologi kondisi dinding, pintu dan kaca jendela dilapisi timah
hitam, tinggi langit-langit 2,7 meter, dan dibatasi dengan pintu antara
ruang gelap dan registrasi. Ruang jenazah hanya untuk transisi selama 2
jam dan ruang tersebut dalam tahap renovasi.
2. Persyaratan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
Kondisi bahan makanan secara fisik seperti sayuran dalam keadaan
bagus dan tidak layu, sedangkan pada daging dalam keadaan segar, bahan
makanan dibeli setiap 2 hari sekali. Tempat penyimpanan bahan makanan
seperti daging disimpan dalam pendingin, serta penyimpanan bahan
makanan dan makanan jadi tersimpan ditempat terpisah. Penyajian makanan
menggunakan kereta dorong tertutup, disajikan kepada pasien pada pukul
05:00 pagi untuk sarapan, dan untuk makan siang disajikan pada pukul 11:00
dan pukul 17:00 untuk makan malam. Tempat pengolahan makanan tidak
dilengkapi cerobong asap akan tetapi menggunakan exhauster. Pada
penjamah makanan hanya dilakukan oleh 1 orang chef dimana saat masak
menggunakan celemek dan sarung tangan, pengecekan kesehatan pada
penjamah makanan dilakukan sekali setahun (sesuai Permenkes no.1204
tahun 2004 menyatakan bahwa pengecekan kesehatan dilakukan 2 kali
dalam setahun). Peralatan yang digunakan terbuat dari stainless yang tahan
21

karat, selalu digunakan dalam kondisi bersih dan dicuci dengan air panas
setelah digunakan.
3. Pengolahan limbah
Pengelolaan limbah di rumah sakit ada 2 yaitu limbah padat medis dan
limbah cair medis. Pengolahan Limbah padat medis rumah sakit dilakukan
oleh pihak ketiga yang pengangkutannya dilakukan setiap seminggu sekali.
Tempat sampah medis dalam kondisi kuat, tahan karat dan kedap air serta
dengan penutup dan kantong plastik dengan warna yang sesuai seperti
plastik kuning untuk sampah infeksius, kantong hitam untuk sampah non
infeksius. Akan tetapi pada tempat sampah infeksius tidak terdapat lambang
atau simbol infeksius. Tempat sampah infeksius terdapat pada IGD,
Laboratorium, HD, HCU, lantai 2 (dibagian informasi perawatan) dan lantai
3. Tempat penyimpanan sementara limbah medis di RS Sansani saat ini
dalam tahap renovasi, sehingga penyimpanan sementara limbah diletakkan
dalam suatu ruangan yang tidak terpakai dan mudah untuk diakses saat
pengangkutan limbah, serta memiliki sirkulasi udara yang cukup dan
pencahayaan yang baik, untuk limbah domestik dilakukan pengambilan
setiap hari.
Pengolahan limbah cair di rumah sakit melalui instalasi pengolahan
limbah (IPAL) dengan sistem biofilter aerob-anaerob. Dimana saluran
airnya tertutup, tidak bocor dan lancar serta selalu di monitoring dengan
melihat flowmeter.
4. Penyehatan Air
Penyediaan air bersih di RS Sansani sesuai dengan kebutuhan. Air
bersih yang digunakan ialah sumur bor, dengan kuantitas yang memenuhi
dan kualitas sesuai persyaratan. Untuk penyediaan air minum pihak RS
Sansani memakai pihak ketiga.
22

5. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya


Dalam pengendalian vektor pihak rumah sakit sedang mengupayakan
dengan pihak ketiga. Akan tetapi saat ini masih ditangani oleh tenaga kesling
yang ada di rumah sakit untuk mengatasi pengendalian vektor.
6. Pengelolaan tempat pencucian linen (laundry).
Pada tempat pencucian linen telah dilakukan pemilahan antara linen
infeksius dan linen non infeksius. Linen infeksius dimasukkan kedalam
kantong berwarna kuning dan linen non-infeksius di masukkan ke dalam
kantong hitam. Terdapat ruang pemisah antara linen bersih dan linen kotor.
Tempat ini mudah dijangkau dan jauh dari pasien atau ruang perawatan
karena terletak di lantai IV. Keadaan lantai terbuat dari keramik dan tidak
licin. Pegawai laundry menggunakan APD seperti sepatu boot, celemek,
masker dan sarung tangan.

B. Gambaran Program/ Kegiatan


Adapun gambaran program/kegiatan yaitu :
1. Simbol Limbah Infeksius
Simbol merupakan gambar yang menyatakan karakteristik limbah B3.
Dalam mengidentifikasi jenis limbah, tempat sampah di setiap unit dilakukan
pemberian simbol infeksius sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Limbah
benda tajam yang menggunakan wadah jerigen juga diberikan simbol
infeksius.
2. Penimbangan Limbah
Sebelum limbah di letakkan dalam tempat penyimpanan dilakukan
penimbangan sebagai pelaporan perhari, sehingga dapat diketahui berapa
jumlah limbah padat medis yang dihasilkan oleh pihak RS Sansani.
23

3. Pengelompokan Limbah Infeksius


Dalam melakukan penanganan limbah, maka tata ruang penyimpanan
dilakukan pengelompokan berdasarkan ketegori limbah untuk menghindari
kecelakaan atau reaksi antar limbah.
4. Perawatan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
Tempat penyimpanan limbah medis padat dilakukan desinfeksi
kimiawi setiap 2 (dua) kali sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri
dan bau. Pembersihan lantai penyimpanan dilakukan setiap hari. Adapun
fasilitas yang terdapat di penyimpanan limbah medis yaitu alat pembersih dan
alat pelindung diri bagi petugas.
Fasilitas penunjang lainnya yaitu peralatan penanggulangan keadaan
darurat seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan), kemudian menambahkan
AC (air conditioner/pendingin ruangan) supaya limbah medis padat tersebut
dalam keadaan yang aman sebelum pengangkutan. Pintu ruang tempat
penyimpanan limbah medis di tutup dan dikunci supaya tidak mudah diakses
oleh orang yang tidak berkepentingan dan diberi tanda pada pintu
“Berbahaya: Penyimpanan Limbah Medis – Hanya Untuk Pihak
Berkepentingan”. Pada tempat penyimpanan harus dilakukan desinfeksi setiap
dua hari sekali untuk menghindari timbulnya bau.
24

BAB IV

HASIL KEGIATAN

A. Uraian Kegiatan
Kegiatan PKM ini dilaksanakan pada tanggal 17 September s.d 17Oktober
2018 bertempat di Rumah Sakit Sansani. Adapun tahap yang dilakukan selama
Praktikum Kesehatan Masyarakat (PKM) dimulai dari observasi awal untuk
melakukan penetapan dari tujuan, manfaat dan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan selama Praktikum Kesehatan Masyarakat (PKM) dibawah bimbingan
pembimbing akademik dan pembimbing lapangan.
a. Minggu I : Mahasiswa melakukan observasi sekitar Rumah Sakit
Sansani.
b. Minggu II : Mahasiswa menentukan prioritas masalah yang ada di
Rumah Sakit Sansani.
c. Minggu III : Mahasiswa melakukan intervensi terhadap permasalahan
yang ada diRumah Sakit Sansani.
d. Minggu IV : Mahasiswa melakukan monitoring dan evaluasi untuk
masalah yang dilaksanakan.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi yang ditemukan di RS Sansani, terdapat beberapa
masalah yang ditemukan yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan
(Kesling) antara lain:
1. Wadah sampah medis belum diberikan simbol infeksius.
2. Tempat penyimpanan sementara belum diberikan tanda peringatan serta tidak
dikunci sehingga memudahkan orang yang tidak berkepentingan masuk.
3. Belum diberikan desinfeksi pada tempat penyimpanan sementara sehingga
menimbulkan bau.
25

C. Penetapan Prioritas Masalah


Prioritas masalah disini menggunakan metode Delbeq yang mana kelompok
mendiskusikan dan saling tukar pendapat mengenai permasalah yang apabila
dibiarkan dan tidak segera diperbaiki maka akan berdampak buruk bagi Rumah Sakit
maupun lingkungan dan masyarakat di sekitar rumah sakit. Dari setiap ruangan yang
menghasilkan limbah padat medis yang infeksius jika tidak dikelola dengan baik
dapat membahayakan petugas yang mengangkut dan akan mempengaruhi standar
penilaian Rumah Sakit. Oleh karena itu, kelompok memutuskan untuk mengangkat
permasalahan “Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Sansani”

D. Analisis Penyebab Masalah

Metoda
Material

Standar Operasional
TPS belum
tempat penyimpanan
memadai
sementara
Pemantauan
Berkala

Tempat
penyimpanan
sementara
limbahmedis
dan domestic

Permen LH 56
Tahun 2015 Ventilasi dan pertukaran
udara yang belum baik

Mechine
Media
26

E. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mendesain TPS limbahmedis dan domestik yang memadai di RS Sansani.
2. Sebaiknya dilakukan penimbangan sampah medis setiap hari.
3. Perlu kesesuaian dalam pemberian stiker tempat sampah medis sesuai
Permen LH No.56 tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persayaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahay dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
4. Ventilasi pada tempat penyimpanan medis sebaiknya direnovasi, dan
pertukaran udara sebaiknya menggunakan pendingin ruangan.
5. SOP pengelolaan sampah medis padat di Rumah Sakit Sansani ditempelkan
pada tempat penyimpanan sementara limbah medis padat. .

F. Kontribusi Peserta PKM (Praktikum Kesehatan Masyarakat)


Kontribusi yang dapat dilakukan peserta PKM dalam melaksanakan
kegiatan program kesehatan lingkungan yang ada di RS Sansani yaitu :
1. Mahasiswa kesehatan lingkungan juga melakukan pengecekan inspeksi
kesehatan lingkungan setiap harinya di RS Sansani, hal yang di temukan
ketika melakukan inspeksi sanitasi lingkungan di rumah sakit yaitu
ditemukannya pintu pada TPS medis tidak terpasang dengan baik sehingga
tidak dapat ditutup dan dapat memudahkan orang yang tidak berkepentingan
masuk serta binatang penganggu mudah masuk keruangan tersebut. Hal ini
ditemukan ketika hari pertama peserta PKM melakukan monitoring di
lingkungan RS Sansani. Penanganan yang di lakukan adalah menyampaikan
hal tersebut kepada staff yang bertanggung jawab yaitu bagian kesling. Pada
tanggal 20 September 2018, ruang TPS medis telah dilakukan pemasangan
pintu yang mudah dibuka dan ditutup.
27

2. Mahasiswa PKM juga melakukan pengecekan pada pengangkutan sampah


medis padat oleh pihak ketiga setiap 1 minggu sekali untuk melihat apakah
pemantauan dilakukan dengan baik.

G. Monitoring dan Evaluasi


Adapun monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan di Rumah Sakit
Sansani tentang pengelolaan limbah padat medis yaitu dimana pengangkutan yang
ada di RS Sansani dilakukan dalam seminggu sekali, sedangkan pada PermenLH
No.56 tahun 2015 menyatakan limbah medis tidak boleh disimpan lebih dari 2 (dua)
hari untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan bau. Apabila disimpan lebih dari 2
(dua) hari limbah harus dilakukan desinfeksi kimiawi atau disimpan dalam pendingin
pada suhu 0oC (nol derajat Celcius) atau lebih rendah.
Pada tempat penyimpanan limbah medis di RS Sansani belum memadai
dikarenakan pintu tempat penyimpanan belum tertutup dengan baik sehingga
memudahkan orang yang melintas atau yang tidak berkepentingan mudah memasuki
area tersebut, hal ini dikarenakan pihak rumah sakit sedang melakukan renovasi
tempat penyimpanan limbah medis sementara.
28

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Mengingat dampak yang mungkin
timbul, maka diperlukan upaya pengelolaan yang baik meliputi alat dan sarana,
keuangan, dan tatalaksana pengorganisasian yang ditetapkan dengan tujuan
memperoleh kondisi rumah sakit yang memenuhi persyaratan kesehatan
lingkungan (Bastari Alamsyah, 2007:6).
Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika
dilakukan dengan memilah ke dalam berbagai kategori. Pada tiap jenis kategori
diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. Prinsip umum pembuangan
limbah rumah sakit adalah sejauh mungkin menghindari resiko kontaminasi
dan trauma (Bestari Alamsyah, 2007:6).
Adanya berbagai sarana pelayanan kesehatan tersebut, maka
menghasilkan limbah baik cair maupun padat. Limbah padat yang ada dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu limbah medis dan limbah non-medis.

B. Limbah Medis Padat Rumah Sakit


1. Limbah Medis Padat
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah sitotoksis, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan,
dan limbah dengan kandungan logam berat.
29

Tabel 1.5
Simbol Limbah Pada Kemasan

No Kategori Warna Kontainer/ Kantong Lambang


Plastik
1 Radioaktif Merah

2 Sangat infeksius Kuning

3 Limbah infeksius, Kuning


patologi dan
anatomi
4 Sitotoksis Ungu

5 Limbah Kimia coklat -


dan farmasi

Berdasarkan hasil pengamatan di RS Sansani, adapun limbah padat


medis yang dihasilkan yaitu limbah infeksius, limbah benda tajam dan
limbah farmasi.
2. Limbah Medis Berdasarkan Potensi Bahaya
Berdasarkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh Ditjen
P2MPL, limbah medis di kategorikan sebagai berikut:
a. Limbah Infeksius
Merupakan limbah yang diduga mengandung patogen
dalam konsentrasi yang cukup dapat menyebabkan penyakit pada
30

pejamu yang rentan (A. Pruss, dkk., 2005:3). Dapat dihasilkan


oleh laboratorium, kamar isolasi, kamar perawatan.
Berdasarkan hasil pengamatan di RS Sansani bahwa limbah
infeksius yang dihasilkan seperti set infus, set intravena, kateter, kapas,
plester yang terkena cairan tubuh pasien, kasa, handscoone, masker,
kantong transfusi darah, dll.
b. Limbah Benda Tajam
Limbah benda tajam mempunyai potensi bahaya tambahan
yang dapat menyebabkan infeksi dan cidera karena mengandung bahan
kimia beracun atau radioaktif (Depkes, 2002:72). Limbah benda
tajam walaupun diproduksi sedikit namun sangat berbahaya.
Pengelolaan yang tidak baik dapat menyebabkan penularan penyakit
pada tenaga kesehatan, petugas pengelola limbah, dan juga
masyarakat.
Berdasarkan hasil pengamatan, adapun limbah benda tajam
yang di hasilkan oleh RS Sansani antara lain jarum, jarum suntik, pisau
bedah, iv cath, ampul, vial, botol kaca infus, dll.
c. Limbah Farmasi
Limbah farmasi mencakup semua produk obat, farmasi, vaksin,
dan serum yang sudah kadaluarsa, tidak digunakan, tumpah,
terkontaminasi, yang tidak diperlukan lagi dan harus dibuang
dengan tepat termasuk barang yang akan dibuang setelah digunakan
untuk menangani produk farmasi (A. Pruss, dkk., 2005:4).
Berdasarkan hasil pengamatan di RS Sansani bahwa limbah
farmasi yaitu obat dan peralatan kadaluarsa.
3. Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2001 bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah limbah yang mengandung
31

bahan berbahaya dan beracun yang karena sifatnya dan atau konsentrasinya
dan atau jumlah, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk
hidup lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan di RS Sansani bahwa limbah B3 yaitu
filter oli, bola lampu, kaleng bekas, baterai bekas, dll.

C. Pengelolaan Limbah Medis


Dalam Kepmenkes RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 disebutkan
bahwa dalam pengelolaan limbah medis terdapat enam tahapan, yaitu:
(1) pemilahan, (2) pewadahan, (3) pemanfaatan kembali dan daur ulang,
(4) pengumpulan dan pengangkutan, (5) pengolahan dan pemusnahan, dan
(6) pembuangan akhir.
1. Pemilahan Limbah Medis
Pemilahan limbah harus dimulai dari sumber yang menghasilkan
limbah. Dilakukan pemilahan jenis limbah medis padat yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah benda tajam, limbah farmasi, dan limbah
kimia.
Pemilahan limbah medis di RS Sansani dilakukan oleh perawat
berdasarkan kategori limbah, serta tempat sampah yang telah disusun
sejajar antara tempat sampah infeksius dan non-infeksius sehingga tidak
mempersulit perawat untuk membuang hasil limbah padat medis. Limbah
tersebut akan diangkut oleh petugas (cleaning service) untuk di simpan di
Tempat Penyimpanan Sementara (TPS). Staf kesling selalu melakukan
monitoring terkait pemilahan sampah medis di RS Sansani.
32

2. Pewadahan Limbah Medis


Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat
pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non-medis. Limbah
benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan
terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk,
dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan
tidak dapat membukanya atau ditampung pada tempat khusus (safety
box) seperti botol atau karton yang aman (Ditjen P2MPL, 2004:18).
Pewadahan yang dilakukan di RS Sansani yaitu menggunakan wadah
yang tahan karat, kedap air dan cukup ringan. Wadah dilapiskan dengan
kantong plastik berwarna kuning untuk limbah infeksius dan plastik
berwarna hitam untuk limbah non infeksius.Wadah untuk limbah benda
tajam menggunakan jerigen dan safety box.
3. Pengumpulan dan Pengangkutan Limbah Medis
Alat pengangkut tidak diperbolehkan memiliki sudut yang tajam
yang dapat merusak kantong atau kontainer limbah. Kantong atau
kontainer harus diganti segera dengan yang baru dan harus selalu
tersedia di setiap lokasi penghasil limbah benda tajam.. Penyimpanan
pada musim hujan maksimal 48 jam dan musim kemarau maksimal
24 jam (Ditjen P2MPL, 2004:20).
Pengangkutan kantong plastik limbah medis di RS Sansani dilakukan
setiap hari apabila 2/3 atau 3/4 bagian telah terisi penuh, kemudian akan
diangkut ke lokasi pengumpulan sementara dengan menggunakan troli
pengangkut oleh petugas cleaning service. Petugas yang melakukan
pengangkutan limbah menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yaitu
masker dan sarung tangan. Staf kesling RS Sansani selalu memastikan
bahwa kantong limbah tertutup atau terikat dengan kuat saat
pengangkutan.
33

4. Penyimpanan Limbah medis


Penyimpanan limbah medis dapat dilakukan secara baik dan benar,
apabila pengelolaan limbah medis sudah dilakukan dengan tepat yaitu
meletakkan limbah medis kedalam wadah atau kemasan yang sesuai, dan
diberikan simbol atau label limbah medis.
Adapun persyaratan lokasi penyimpanan limbah medis (KemenLH No 56
Tahun 2015) meliputi :
1. Merupakan daerah bebas banjir dan tidak rawan bencana alam.
2. Jarak antara lokasi pengelolaan limbah medis untuk kegiatan
pengolahan limbah medis dengan lokasi fasilitas umum diatur
dalam izin lingkungan.
Adapun persyaratan fasilitas penyimpanan (KemenLH No 56 Tahun
2015) meliputi :
a. Lantai kedap (impermeabele), berlantai beton atau semen dengan
sistem drainase yang baik, serta mudah dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi.
b. Tersedia sumber air atau kran air untuk pembersihan
c. Mudah diakses untuk penyimpanan limbah.
d. Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan.
e. Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau
mengangkut limbah.
f. Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir dan
factor lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana
kerja.
g. Tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan burung
h. Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dan
memadai.
34

i. Berjarak jauh dengan tempat penyimpanan atau penyiapan


makanan.
j. Peralatan pembersihan, pakaian pelindung, dan wadah atau
kantong limbah harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi
fasilitas penyimpanan.
k. Dinding, lantai, dan langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa
dalam keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hari.
Penyimpanan sementara limbah padat medis yang ada di RS Sansani
yaitu mudah diakses penyimpanan limbah, mudah diakses oleh kendaraan
yang akan mengangkut limbah serta dilengkapi dengan ventilasi dan
pencahayaan yang cukup.
5. Pengolahan atau Pemusnahan Limbah Medis
Pengolahan atau Pemusnahan limbah medis padat tidak diperbolehkan
membuang langsung ke tempat pembuangan akhir limbah domestik
sebelum aman bagi kesehatan. Cara dan teknologi pengolahan atau
pemusnahan limbah medis padat disesuaikan dengan kemampuan rumah
sakit dan jenis limbah medis padat yang ada, dengan pemanasan
menggunakan autoklaf atau dengan pembakaran menggunakan incinerator
(Permenkes 1204, 2004)
Pengolahan atau pemusnahan limbah medis Infeksius, benda tajam
dan farmasi di RS Sansani dilakukan oleh pihak ketiga yaitu PT Berkah
Cendekia Lestari sebagai transporter dalam waktu 1 (satu) minggu sekali
pengangkutan, kemudian bekerja sama dengan PT Wastex untuk
melakukan pemusnahan.
35

D. Pembahasan Sesuai dengan Pendekatan Konsep SWOT (Strength,


Weakness, Opportunity dan Treath)
1. Strength (Kekuatan)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program yang ada saat ini. Strength bersifat internal dari
organisasi dari sebuah program. Adapun Strength (Kekuatan) dari RS
Sansani yaitu :
a. Adanya pembagian tugas (tanggung jawab) kepada staf kesling dan
dibantu oleh petugas cleaning service dalam pengangkutan limbah
padat medis ke TPS
b. Tersedianya fasilitas tempat sampah yang cukup disetiap unit
2. Weakness (Kelemahan)
Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan
dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi
tidak dimiliki oleh organisasi.

Adapun Weakness (Kelemahan) dari RS Sansani yaitu :


a. Masih terdapat pengikatan plastik yang belum benar
b. Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) di RS Sansani masih dalam
tahap renovasi, dan TPS saat ini masih belum dilakukan
pembersihan dengan desinfektan.
3. Opportunity (Peluang)
Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan
memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk
memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau
peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa
juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.
36

Adapun Opportunity (peluang) dari RS Sansani yaitu adanya


pemanfaatan limbah padat medis yang dapat di reuse dan di recycle di
luar rumah sakit, seperti botol infus yang dapat dijadikan peluang usaha.
4. Treath (Ancaman)
Adalah faktor negatif dari lingkungan yang memberikan
hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi atau
program.
Adapun Treath (Ancaman) dari RS Sansani yaitu Pemberian
sanksi atas kelalaian dalam penanganan limbah padat medis di Rumah
Sakit.
37

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum kesehatan masyarakat (PKM) yang dilaksanakan di
Rumah Sakit Sansani Kota Pekanbaru Tahun 2018 dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pemilahan limbah medis di RS Sansani dilakukan oleh perawat
berdasarkan kategori limbah.
2. Pewadahan yang dilakukan di RS Sansani yaitu menggunakan wadah
yang tahan karat, kedap air dan cukup ringan.
3. Pengangkutan kantong plastik limbah medis di RS Sansani dilakukan
setiap hari apabila 2/3 atau 3/4 bagian telah terisi penuh, akan diangkut ke
lokasi pengumpulan sementara.
4. Penyimpanan sementara limbah padat medis yang ada di RS Sansani
yaitu mudah diakses penyimpanan limbah, mudah diakses oleh kendaraan
yang akan mengangkut limbah.
5. Pengolahan atau pemusnahan limbah medis dilakukan oleh pihak ketiga
yaitu PT Berkah Cendekia Lestari sebagai transporter, kemudian bekerja
sama dengan PT Wastex untuk melakukan pemusnahan.

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit Sansani
a. Diharapkan kepada pihak RS Sansani untuk lebih mendukung fasilitas
pada Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) agar menjadi contoh untuk
rumah sakit yang lain.
38

b. Diharapkan kepada pihak RS Sansani untuk melakukan perawatan pada


Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) saat ini dengan melakukan
desinfeksi ruangan.
c. Diharapkan kepada pihak RS Sansani untuk membentuk tim surveilen
terhadap pengendalian vektor di RS Sansani.
2. Bagi STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Selain untuk referensi, diharapkan untuk mahasiswa PKM selanjutnya
dapat mengambil penelitian seperti limbah medis cair di rumah sakit.
39

DAFTAR PUSTAKA

KemenLH RI No. 56/MENLHK-SETJEN/2015. Tata Cara Persyaratan Teknis


Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Jakarta

Nurharyanti, Lilis (2016). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan


Perilaku Perawat Dalam Pengelolaan Sampah Medis Di Ruang Rawat Inap
Rsud Sukoharj. (Skripsi)

Permenkes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004. Persyaratan Kesehatan Lingkungan


Rumah Saki. Jakarta

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47348/Chapter%20II.pdf?seq
uence=4&isAllowed=y

http://lib.unnes.ac.id/20215/1/6450408063.pdf
40

LAMPIRAN

Tempat Sampah Limbah Infeksius

Alat pengangkut Limbah medis padat

Pengangkutan limbah ke TPS Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)


Limbah Padat Medis
41

Kondisi dalam TPS Penimbangan

Pengangkutan pihak ketiga Mobil Pengangkut Limbah Padat


Medis oleh Pihak Ketiga

Monitoring Pemilahan Limbah Monitoring Flowmeter


42

Monitoring TPS Monitoring Pengangkutan Limbah


ke Pihak Ketiga

Kegiatan Inpeksi Rumah Sakit Pembersihan Sludge IPAL

Penempelan Simbol Infeksius Pengambilan Sampel Air


43

Anda mungkin juga menyukai