Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN UJI ORGANOLEPTIK PADA ADES HAND


SANITIZER”

BIDANG KEGIATAN

PKM-RISET EKSATA

Diusulkan oleh :

Chrismenda Erika Pay Nim: 201840047 Angkatan: 2018

Gabriela Rosiani Sopacuaperu Nim: 201840023 Angkatan: 2018

Audriel Eluzai Persulessy Nim: 201940022 Angkatan: 2019

UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
HALAMAN PENGESAHAN PKM RISET EKSATA

1. Judul Kegiatan : “Uji Efektivitas Antibakteri dan Uji Organoleptik


Pada Ades Hand Sanitizer”
2. Bidang Kegiatan : PKM-RE
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Chrismenda Erika Pay
b. NIM : 2018 40 047
c. Jurusan/Program Studi : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam/Pendidikan Biologi
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Pattimura Ambon
e. Alamat Rumah : Jalan Haruhun, Gang Pancorang, Karang
Panjang-Ambon
f. No. Hp : 082248483319
g. Alamat Email : mendaerika03@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah :
d. No. Hp :
6. Total Biaya Kegiatan :
7. Jangka Waktu Pelaksana : 3 Bulan

Ambon, 18 Maret 2021


Menyetujui,
Ketua Program Studi Pelaksana Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dr. Stevin Melay, M.Si) (Chrismenda Erika Pay)


NIP. 19820414 200812 2004 NIM. 2018 40 047

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dosen Pembimbing

(Prof. Dr. H. Tuaputty, M.Pd)


NIP. 19650523 199103 2003
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka FKIP Unpatti – Ambon-Kode Pos 97233
Telepon/Faximili: (0911) 3825216

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan bawah ini :


Nama : Chrismenda Erika Pay
NIM : 2018 40 047
Program Studi : Pendidikan Biologi
Fakultas : KIP
Dengan ini menyatakan bahwa, proposal PKM-RE saya dengan judul :
“Uji Efektivitas Antibakteri dan Uji Organoleptik Pada Ades Hand Sanitizer” yang diusulkan
pada tahun 2021, bersifat original serta belum pernah dikompetisikan dan dipublikasikan.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar – sebenarnya.

Ambon, 18 Maret 2021

Ketua Program Studi Pelaksana Dosen Pembimbing

(Dr. Stevin Melay, S.Pd., M.Si)


NIP. 19820414 200812 2004

Mengetahui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

(Prof. Dr. H. Tuaputty, M.Pd)


NIP. 196303091992031003

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nyalah kami dapat
menyelesaikan proposal program kreativitas mahasiswa bidang riset eksata (PKM-RE) dengan
judul “Uji Efektivitas Antibakteri dan Uji Organoleptik Pada Ades Hand Sanitizer” ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Kami telah mengumpulkan banyak referensi dan informasi untuk
menunjang penyusunan proposal ini sehingga terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya
walaupun demikian, proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
tetap diperlukan untuk menyempurnakan penulisan proposal ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan proposal ini juga, banyak tantangan yang
dihadapi sehingga proposal ini tidak dapat kami selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan selama proses penyusunan proposal ini dan kepada orang tua, teman –
teman mahasiswa serta semua orang yang tidak dapat kami sampaikan satu per satu yang telah
memberikan semangat, doa dan dukungan bagi tim kami.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih atas perhatiannya. Semoga proposal ini dapat
memberikan sumbangsih pengetahuan guna membangun budaya kreatif dan inovatif bagi kita
semua, khususnya mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura di
era revolusi industri 4.0.

Ambon, 18 Maret 2021

Tim Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa ini kesehatan manusia semakin terancam dengan munculnya berbagai macam
penyakit yang menginfeksi manusia. Menurut WHO tahun 2006, lebih dari 45% kematian
yang terjadi di negara-negara ASEAN adalah akibat penyakit infeksi. Penyakit infeksi di
Indonesia sendiri pada tahun 2010 menempati urutan kedua yaitu sebesar 29,5% (Jurnal
Cerebellum, 2016). Setiap tahun, infeksi menewaskan 3,5 juta orang yang sebagian besar
terdiri dari anak-anak miskin dan anak yang tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah
dan menengah (WHO, 2014). Data lain menyebutkan bahwa pada tahun 2013, terdapat 6,3
juta anak-anak di bawah 5 tahun meninggal, di mana setiap harinya terjadi sekitar 17.000
kematian. Dari data tersebut sekitar 83 % kematian disebabkan oleh penyakit infeksi,
kelahiran dan kondisi gizi yang didapatkan oleh anak-anak (WHO, 2015). Pada awal tahun
2020, teridentifikasi jenis virus baru penyebab pneumonia di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
China yang disebut coronavirus (novel coronavirus). Virus ini kemudian menjangkit ke
berbagai negara termasuk Indonesia dan masih terus meningkat hingga sekarang (Wellness
and Healthy Magazine, 2020).
Penyakit infeksi sendiri merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke
orang lain atau dari hewan ke manusia (Putri, 2010). Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh
kuman atau mikroorganisme seperti bakteri patogen yang berbahaya bagi sel inangnya
(Ngaisah, 2010). Badan kesehatan dunia (WHO, 2005) menyatakan bahwa tangan
merupakan jalur utama masuknya kuman penyakit kedalam tubuh. Berbagai macam jenis
mikroorganisme baik bakteri, virus dan jamur menempel pada tangan setiap harinya melalui
kontak fisik dengan lingkungan, dan diantaranya dapat menyebabkan/menimbulkan berbagai
penyakit. Untuk itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan tangan. Salah satu cara yang
dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan adalah dengan mencuci tangan. Mencuci tangan
adalah proses secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air (Depkes RI, 2009). Cuci tangan dapat menggunakan air
dan suatu zat tambahan, dimana zat tersebut dapat berupa antiseptik atau yang lainnya
(Soedarmo, 2012). Menurut Dorson (2000), mencuci tangan dapat menurunkan angka
kematian satu juta pertahun. Selain itu, angka kuman pada telapak tangan dapat diturunkan
hingga 58% (dalam Ramadhan, 2013).
Namun, pada dasarnya tidak semua tempat tersedia air dan sabun cuci tangan serta tidak
semua orang memiliki waktu dan kondisi yang efisien untuk mencari tempat cuci tangan.
Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini
banyak sekali produk-produk antiseptik praktis yang siap digunakan untuk mensubtitusi
sabun cuci tangan yang biasa kita kenal sebagai hand sanitizer (Anggreini dan Asngad,
2018). Hand sanitizer umumnya mengandung Ethyl Alcohol 62%, pelembut, dan pelembab.
Kandungan bahan aktifnya adalah alkohol yang memiliki efektivitas paling tinggi terhadap
bakteri, virus, dan jamur juga tidak menimbulkan resistensi pada bakteri. Akan tetapi alkohol
dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit, serta mengakibatkan kekeringan dan
iritasi pada pemakaian berulang terhadap kulit. Selain itu alkohol memiliki sifat mudah
terbakar (Retnosari dan Isadiartuti, 2006). Hand sanitizer juga mengandung bahan kimia
sintetis seperti triklosan yang harganya relatif mahal dan sering menimbul masalah kesehatan
kulit, (Retnosari, 2007).
Oleh karena itu perlu dibuat antiseptik dari bahan alami yang relatif lebih murah, aman,
efektif, dan mudah didapat, salah satu contohnya adalah daun bandotan (Ageratum
conyzoides). Menurut WHO tahun 2009, selain dari bahan kimia terdapat pula bahan alami
yang dapat menjadi alternatif pengganti alkohol antara lain saponin, flavonoida, tannin,
lignin. Bandotan (Ageratum conyzoides) merupakan tanaman liar di Indonesia dan lebih
dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan ladang (Retno, 2009). Bandotan
memiliki ketinggian mencapai 1 meter dengan ciri daun yang mempunyai bulu berwarna
putih halus (Prasad, 2011). Tanaman ini diketahui mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
tanin, saponin, glikosida jantung dan antrakuinon, mineral, vitamin serta senyawa lain yang
memiliki aktivitas farmakologi (Farmaka Suplemen, 2017). A. conyzoides L. memiliki
kandungan senyawa antibakteri, terutama pada bagian daun dan bunga yang mengandung
senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Senyawa
fenol secara umum telah dikenal sebagai senyawa yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pathogen (Mutschler, 1991). Senyawa polifenol telah terbukti memiliki
aktivitas antibakteri (Rahman, 1997). Disamping itu, daunnya juga mengandung minyak
atsiri dan terdapat pula kumarin (Heyne, 1987) sehingga sangat baik untuk dijadikan bahan
dasar antiseptik hand sanitizer alami.
Untuk mengetahui efektivitas hand sanitizer berbahan dasar daun bandotan atau Ades
(Ageratum conyzoides) hand sanitizer dalam menghambat pertumbuhan bakteri di tangan
maka dilakukanlah uji efektivitas dengan metode difusi kertas cakram. Sedangkan, untuk
mengetahui kelayakan dan daya terima masyarakat terhadap produk ini maka dilakukanlah
uji organoleptik. Uji organoleptik merupakan cara pengujian menggunakan indra manusia
sebagai alat utama untuk menilai mutu produk. Penilaian ini meliputi kenampakan, aroma,
kekentalan, dan tekstur secara spesifik untuk menilai produk tersebut (SNI, 2011).
Berdasarkan penjelasan diatas maka kami tertarik untuk melakukan riset eksata dengan judul
“Uji Efektivitas Antibakteri dan Uji Organoleptik Pada Ades Hand Sanitizer”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka yang menjadi permasalahan
adalah :
1. Bagaimanakah cara membuat Ades Hand Sanitizer ?
2. Bagaimanakah efektivitas antibakteri dan kualitas organoleptik pada Ades Hand
Sanitizer?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan
Penulisan program kreativitas mahasiswa riset eksata ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui cara membuat Ades Hand Sanitizer
2. Mengetahui efektivitas antibakteri dan kualitas organoleptik pada Ades Hand
Sanitizer
1.3.2 Manfaat
Penulisan program kreativitas mahasiswa riset eksata ini bermanfaat sebagai :
1. Bentuk pemanfaatan Ageratum conyzoides yang merupakan gulma (tanaman
penganggu) namun memiliki kandungan antibakteri yang baik untuk menjadi
suatu produk hand sanitizer alami yang aman, murah, mudah didapat tapi
tentunya efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba.
2. Sumber ilmu dan sumbangsih pengetahuan bagi semua kalangan dan dunia
pendidikan tentang pencegahan penyakit infeksi melalui cuci tangan sekaligus
cara membuat dan efektivitas antibakteri serta kualitas organoleptik pada Ades
Hand Sanitizer
3. Bahan kajian dan sumber referensi tentang pencegahan penyakit infeksi melalui
cuci tangan sekaligus cara membuat dan efektivitas antibakteri serta kualitas
organoleptik pada Ades Hand Sanitizer.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bandotan (Ageratum conyzoides L.)

Gambar 2.1 Tanaman Bandotan


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019)

Bandotan merupakan tanaman liar di Indonesia dan lebih dikenal sebagai tumbuhan
pengganggu (gulma) di kebun dan ladang (Retno, 2009). Bandotan memiliki ketinggian
mencapai 1 meter dengan ciri daun yang mempunyai bulu berwarna putih halus. Bunga
berukuran kecil, berwarna putih keunguan pucat, berbentuk seperti bunga matahari dengan
diameter 5-8 mm. Batang dan daun ditutup oleh bulu halus berwarna putih dan daunnya
mencapai panjang 7.5 cm. Buahnya mudah tersebar sedangkan bijinya ringan dan mudah
terhembus angin (Prasad, 2011). Tanaman Bandotan memiliki bentuk pohon yang tegak dan
hidup tahunan. Berdasarkan Natural Resources Conservative Service (Kartesz, 2012) herba
bandotan diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Ageratum Linn
Species : Ageratum conyzoides Linn
Bandotan mempunyai jenis daun yang bertangkai tunggal, letaknya bersilang dan
berhadapan. Daun bandotan memiliki bentuk bulat telur yang pada bagian panggkalnya
membulat dengan ujung yang runcing. Tepian daun bandotan bergerigi, umunya memiliki
ukuran lebar 0,5-6 cm, dan panjang 1-10 cm, bagian permukaan atas maupun bawah daun
mempunyai rambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun,
warnanya hijau (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Tanaman ini diketahui mengandung
senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, glikosida jantung dan antrakuinon, mineral,
vitamin serta senyawa lain yang memiliki aktivitas farmakologi (Farmaka Suplemen, 2017).
A. conyzoides L. memiliki kandungan senyawa antibakteri, terutama pada bagian daun dan
bunga yang mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol (Syamsuhidayat dan
Hutapea, 1991). Senyawa fenol secara umum telah dikenal sebagai senyawa yang digunakan
untuk membunuh mikroorganisme pathogen (Mutschler, 1991). Senyawa polifenol telah
terbukti memiliki aktivitas antibakteri (Rahman, 1997). Disamping itu, daunnya juga
mengandung minyak atsiri dan terdapat pula kumarin (Heyne, 1987). Ekstrak daun bandotan
dengan etanol 96% bisa dimanfaatkan sebagai antimikroba (Gunawan & Mulyani, 2004).
Ektrak daun bandotan dengan etanol 96% juga mempunyai manfaat sebagai antivirus
(Solizhati, 2010). Daun bandotan dengan esktrak etanol 96% teridentifikasi golongan
senyawa yaitu flavonoid, triterpenoid, minyak atsiri dan saponin (Solizhati, 2010). Hal
tersebut juga dilaporkan oleh Amadi dkk., (2012), yang menyebutkan bahwa bandotan
memiliki senyawa flavonoid.

2.2 Hand Sanitizer


Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam
menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isdiartuti, 2006). Menurut Diana
(2012) terdapat dua hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan hand sanitizer spray. Namun
penelitiannya menyatakan, hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif
dibandingkan hand sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman pada tangan. Menurut food
and drug administration (FDA) hand sanitizer dapat menghilangkan kuman kurang dari 30
detik dan penggunaannya dalam membunuh flora residen dan flora transien lebih efektif
dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun antiseptik atau dengan sabun biasa dan
air (Depkes RI, 2008). Hand sanitizer mengandung alkohol antara 60 – 90 % dan memiliki
aktifitas anti bakteri yang baik (Depkes RI 2008). Alkohol memiliki aktivitas dalam berbagai
jenis bakteri tetapi tidak pada virus dan jamur. Akan tetapi alkohol dapat melarutkan lapisan
lemak dan sebum pada kulit, serta mengakibatkan kekeringan dan iritasi pada pemakaian
berulang terhadap kulit. Selain itu alkohol memiliki sifat mudah terbakar (Retnosari dan
Isadiartuti, 2006). Hand sanitizer juga mengandung bahan kimia sintetis seperti triklosan
yang harganya relatif mahal dan sering menimbul masalah kesehatan kulit, (Retnosari, 2007).

2.3 Uji Organoleptik


Menurut Nasiru (2011), uji organoleptik merupakan suatu cara penilaian dengan
memanfaatkan panca indera manusia untuk mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma, rasa
suatu produk makanan minuman atau obat. Pengujian organoleptik berperan dalam
pengembangan produk. Hal yang paling penting adalah pada beberapa aspek penilaian
organoleptik memiliki ketelitian yang lebih baik dari alat ukur yang paling sensitif (Rejeki et
al., 2012 dalam Otemusu, 2016). Penilaian ini banyak disenangi karena dapat dilaksanakan
dengan cepat dan langsung (Soekarto, 1985).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada 3 tempat yaitu
a. Hative Besar untuk mengambil sampel daun bandotan (Ageratum conyzoides)
b. Laboratorium Biologi Dasar FKIP Unpatti untuk pembuatan Ades hand sanitizer
c. Kampus Unpatti Ambon untuk uji organoleptik Ades hand sanitizer
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan setelah proposal ini disetujui dan dirancangkan
berlangsung selama 3 bulan.

3.2 Objek Penelitian


Objek dalam penelitian ini adalah daun bandotan (Ageratum conyzoides) yang diambil secara
purposive sampling untuk dijadikan hand sanitizer (Ades hand sanitizer).

3.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.3.1 Alat dan Bahan Dalam Pembuatan Ades Hand Sanitizer
Tabel 3.1. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Pembuatan Ades Hand Sanitizer

No Alat Fungsi
1 Timbangan Duduk Untuk mengukur massa daun bandotan
2 Lumpung dan Alu Untuk menghaluskan daun bandotan
3 Bejana maserasi Untuk maserasi serbuk daun bandotan
4 Rotary Evaporator Untuk mengentalkan/memekatkan larutan ekstrak daun bandotan
5 Saringan Untuk menyaring serbuk daun bandotan dan larutan ekstrak daun
bandotan
6 Spatula Untuk mengaduk larutan ekstrak daun bandotan
7 Gelas beker Sebagai wadah larutan ekstrak daun bandotan
8 Gelas ukur Untuk mengukur larutan etanol dan daun bandotan
9 Nampan Sebagai tempat menaruh daun bandotan
11 Wadah tertutup Untuk menyimpan serbuk daun bandotan
12 Botol spray Sebagai tempat menaruh Ades hand sanitizer
13 Gunting/Pisau Untuk membersihkan daun bandotan
14 Serbet Untuk membantu mengeringkan alat lainnya dan membersihkan
tempat kerja
(Sumber : Biotropic, 2019 dan Prosiding Seminar FMIPA UNMUL, 2019 yang dimodifikasi).

Tabel 3.2. Bahan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Ades Hand Sanitizer

No Bahan Fungsi
1 1 kg daun bandotan (Ageratum Sebagai bahan pokok pembuatan Ades Hand
conyzoides) Sanitizer
1 4 liter etanol 96% Sebagai pelarut saat maserasi
2 10 ml alkohol 10% Sebagai pelarut sehabis pengentalan
3 Air secukupnya Untuk membersihkan daun bandotan dan alat-alat
(Sumber : Biotropic, 2019 dan Prosiding Seminar FMIPA UNMUL, 2019 yang dimodifikasi).

3.5.2 Uji Efektivitas Antibakteri

Tabel 3.3. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Uji Efektivitas Antibakteri

No Alat Fungsi
1 Kertas cakram Sebagai tempat menampung zat antibakteri (Ades Hand
Sanitizer)
2 Cawan petri Sebagai tempat media perkembangbiakan bakteri
3 Kapas Untuk swab tangan untuk isolasi bakteri
4 Inkubator Untuk menginkubasi bakteri
5 Autoclaf Untuk sterilisasi media/bahan
6 Laminar air flow (laf) Sebagai tempat steril untuk isolasi, inokulasi bakteri dan uji
antibakteri
7 Jarum inokulum/ose Untuk inokulasi bakteri
8 Inkubator Untuk inkubasi bakteri
9 Labu Erlenmeyer Sebagai tempat mencampurkan NA dan akuades
10 Pipet volume Untuk mengukur larutan
11 Bunsen dan kaki tiga Untuk memanaskan alat serta media isolasi dan inokulasi
12 Pinset Untuk mengambil kertas cakram yang direndam
13 Jangka sorong Untuk mengukur zona hambat Ades hand sanitizer terhadap
pertumbuhan bakteri
14 Kompor listrik Untuk memanaskan larutan NA
15 Colony counter Untuk menghitung banyaknya koloni bakteri
16 Serbet Untuk membantu mengeringkan alat lainnya dan
membersihkan tempat kerja
(Sumber : Penuntun Praktikum Mikrobiologi Fakultas Farmasi Santa Dharma, 2016 yang dimodifikasi).

Tabel 3.4. Bahan-Bahan Yang Digunakan Dalam Uji Efektivitas Antibakteri

No Bahan Fungsi
1 Ades Hand Sanitizer Sebagai objek uji efektivitas antibakteri
2 NA (Nutrient Agar) Sebagai media pertumbuhan bakteri
3 NaCl 0.9% secukupnya Untuk membantu saat swab tangan
4 Air suling/aquades secukupnya Untuk melarut media NA
5 Alkohol 75% secukupnya Untuk sterilisasi tempat kerja dan alat-alat
6 Spirtus secukupnya Sebagai bahan bakar bunsen
(Sumber : Penuntun Praktikum Mikrobiologi Fakultas Farmasi Santa Dharma, 2016 yang dimodifikasi).

3.5.3 Uji Organoleptik

Tabel 3.5. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Uji Organoleptik

No Alat Fungsi
1 Alat tulis kantor (ATK) Untuk mengisi kuisioner uji organoleptic
2 Kamera Untuk dokumentasi

Tabel 3.6. Bahan-Bahan Yang Digunakan Dalam Uji Organoleptik

No Bahan Fungsi
1 Ades Hand Sanitizer Sebagai objek yang dinilai
2 Kuisioner Uji Organoleptik Sebagai angket yang berisi penilaian organoleptik
terhadap objek yang dinilai

3.6 Prosedur Penelitian


Adapun prosedur dalam penelitian ini sebagai berikut :
3.6.1 Prosedur Pembuatan Ades Hand Sanitizer Menurut Biotropic (2019) dan
Prosiding Seminar FMIPA UNMUL (2019) yang Dimodifikasi Sebagai Berikut :
1. Tahap Persiapan
- Siapkan alat dan bahan
- Ambil daun bandotan (Ageratum conyzoides) dan cuci hingga bersih
- Tiriskan air bekas cuci daun bandotan kemudian pisahkan helai daun dari
tulang daunnya.
- Masukan helai daun bandotan kedalam nampan lalu keringkan beberapa saat
dibawah sinar matahari sampai daun mengering
- Masukan helai daun bandotan yang telah mengering kedalam lumpung dan
alu lalu giling sampai menjadi serbuk
- Ayaklah serbuk daun bandotan tersebut agar mendapatkan serbuk daun yang
lebih halus dan bersih
- Simpan serbuk daun bandotan yang siap digunakan kedalam wadah tertutup
untuk dipakai pada tahap selanjutnya.

2. Tahap Pembuatan Hand Sanitizer (Metode Maserasi)


- Ambil serbuk daun bandotan yang telah disimpan sebanyak 500 gram dan
masukan kedalam bejana maserasi
- Tuangkan 1 liter etanol 96% kedalam bejana maserasi yang berisi serbuk
daun bandotan lalu diamkan selama 24 jam sambil diaduk dengan spatula
setiap 6 jam.
- Setelah 24 jam, saring ekstrak daun bandotan kedalam wadah tertutup untuk
disimpan. Kemudian ulangi maserasi sebanyak 3x dan saring lagi.
- Setelah remaserasi selesai, saring ekstrak daun bandotan kedalam rotary
evaporator pada tekanan 70 Psi dan suhu 50℃ hingga diperoleh ekstrak yang
pekat.
- Pindahkan ekstrak daun bandotan yang pekat kedalam gelas beker dan
larutkan dengan 10 ml alkohol 10% untuk dijadikan hand sanitizer berbentuk
spray.
- Masukan spray Ades hand sanitizer kedalam botol spray untuk digunakan.

3.6.2 Prosedur Uji Efektivitas Antibakteri Menurut Penuntun Praktikum Mikrobiologi


Fakultas Farmasi Santa Dharma (2016) yang Dimodifikasi Sebagai Berikut :
1. Tahap Persiapan
- Siapkan alat dan bahan
- Sterilkan LAF dan alat-alat untuk membuat media dengan menggunakan alkohol
75% secukupnya lalu masukan alat-alat tersebut kedalam autoclaf untuk
dipanaskan dengan suhu 121℃ dan tekanan 15 lbs selama 15 menit
- Buatkan media Nutrient Agar (NA) untuk pertumbuhan bakteri dengan
mencampurkan 2 gram NA dan 50 ml akuades di dalam erlenmeyer yang ditutupi
kapas steril lalu dipanaskan hingga mendidih kemudian masukan kedalam cawan
petri dalam keadaan aseptis dan diamkan sampai media memadat
- Rendam kertas cakram hingga basah kedalam Ades hand sanitizer yang telah
dibuat sebelumnya
- Basahi kapas steril dengan NaCl 0.9% secukupnya
- Tentukan responden dan mintalah responden menggosokan kedua telapak
tangannya agar bakteri yang ada ditangan homogen

2. Tahap Uji Efektivitas Antibakteri (Metode Kirby Bauer)


- Usapkan kapas steril yang dibasahi NaCl 0.9% dengan kuat ke kedua telapak
tangan responden berlawanan arah dengan garis telapak tangan responden
kemudian usapkan lagi kapas di atas media NA
- Inkubasikan media NA tersebut pada suhu 37℃ selama 18-24 jam. Setelah itu,
hitung koloni bakteri yang tumbuh dengan colony counter
- Identifikasi masing-masing jenis bakteri dan inokulasikan ke dalam media NA
yang baru dengan metode gores (streak plate) secara kuadran dan beri label agar
tidak keliru
- Ambil kertas cakram yang telah direndam dalam Ades hand sanitizer
menggunakan pinset steril lalu masukan ke dalam media masing-masing jenis
bakteri
- Inkubasikan media tersebut pada suhu 37℃ selama 18-24 jam
- Amati zona hambat Ades hand sanitizer (area bening disekitar kertas cakram) dan
ukur diameternya menggunakan jangka sorong lalu dicatat hasilnya
- Lakukan pengulangan pada masing-masing jenis bakteri sebanyak 3x lalu hitung
rata-rata diameter zona hambatnya untuk dianalisis
- Sebagai pembanding maka digunakan salah satu merek hand sanitizer di pasaran
dengan uji yang sama
- Semua tahapan diatas dilakukan secara aseptis.

3.6.3 Prosedur Uji Organoleptik


1. Tahap Persiapan
- Siapkan alat dan bahan
- Tentukan panelis yang terdiri dari 5 panelis ahli dan 5 panelis biasa
2. Tahap Uji Organoleptik
- Bagikan kuisioner uji organoleptik Ades hand sanitizer pada masing-masing
panelis
- Bagikan sampel Ades hand sanitizer pada masing-masing panelis untuk dicoba
- Berikan waktu agar panelis mengisi kuisioner
- Kumpulkan kuisioner yang telah diisi oleh panelis
- Analisis hasil uji organoleptik melalui penilaian dalam kuisioner.

BAB IV
PEMBAHASAN
Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Chrismenda Pay
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Pend. Biologi
4 Nim 2018-40-047
5 Tempat dan Tanggal Lahir Ambon, 18 Maret 2001
6 Email mendaerika03@gmail.com
7 Nomor Telepon/Hp 082296178166

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Kristen Belso SMP Negeri 6 SMA Negeri 1
A2 Ambon Ambon Ambon
Jurusan IPA
Tahun Masuk- 2007-2013 2013-2015 2015-2018
Lulus

C. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Pernah Diikuti

No Status dalam
Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
. Kegiatan
1 ON-MIPA Peserta Ambon, 21 Februari 2019
2 Seminar Nasional Biologi dan Peserta Ambon,
Pembelajaran “ Biodiversitas
Kepulauan Maluku dan
Pemanfaatannya Untuk Menunjang
Pembelajaran Biologi “
3 Seminar Nasional Biologi dan Peserta Ambon,
Pembelajaran “ Pembelajaran Biologi
Inovatif Berbasis Laut Pulau dan
Kearifan Lokal Untuk Penguatan
Kapasitas Sumber Daya Manusia “

D. Penghargaan Yang Pernah Diterima


Pihak Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1. Juara 1 Lomba Speeling Bee Yayasan Aljabar Ambon 2014
Tingkat Kota Ambon
2 - - -

Biodata Anggota 2

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Audriel Eluzai Persulessy
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Pend. Biologi
4 Nim 2019-40-022
5 Tempat dan Tanggal Lahir Biak, 19 November 2001
6 Email eluzaiaudriel@gmail.com
7 Nomor Telepon/Hp 082199543792

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 10 Ambon SMP Negeri 6 SMA Negeri 1
Ambon Ambon
Jurusan IPA
Tahun Masuk- 2007-2013 2013-2016 2016-2019
Lulus

C. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Pernah Diikuti

Waktu dan
No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan
Tempat
1 - - -
2 - - -

D. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Pihak Pemberi
Jenis Penghargaan Tahun
. Penghargaan
1. - - -
2 - - -

Anda mungkin juga menyukai