TAHUN 2019
Oleh
MADE SUDIARTI
NIM : 1613351022
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kulit diakibatkan oleh suatu pekerjaan seseorang. Dermatitis kontak merupakan 50%
dari semua penyakit akibat kerja terbanyak yang bersifat nonalergi atau iritan.
menempel pada kulit. Dikenal dua jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak
iritan yang merupakan respon nonimunologi dan dermatitis kontak alergik yang
maupun kronis (Djuanda, 2007). Penyakit ini ditandai dengan peradangan kulit
polimorfik yang mempunyai ciri-ciri yang luas, meliputi: rasa gatal, eritema
(kemerahan), endema (bengkak), papul (tonjolan padat diameter kurang dari 55mm),
vesikel (tonjolan berisi cairan diameter lebih dari 55mm), crust dan skuama
(Freedberg, 2003).
kontak iritan ataupun alergi (Diepgen & Coenraads, 2003). Predileksi DKAK adalah
pada kedua tangan, kaki dan daerah-daerah yang terpajan kontak. Efloresensinya dapat
Berdasarkan data yang diperoleh dari Health and Safety Executive dalam
Lestari didapatkan hasil terdapat 80% pekerja di Inggris mengalami dermatitis kontak
pada tahun 2002.Berdasarkan studi epidemiologi yang dilakukan tahun 2014 dari 389
kasus gangguan kulit di indonesia 97% nya adalah dermatitis kontak. Data yang
diperoleh dari balai Hiperkes Depnaker RI pada tahun 2005 menunjukan 80% penyakit
(2010) sulit didapat karena pada umumnya penderita DKAK dengan keluhan ringan
tidak datang berobat atau bahkan tidak mengeluh. Angka kejadian DKAK menurut
Lestari & Utomo (2007) adalah 20-50 kali lebih tinggi dari angka kejadian yang
dilaporkan. Walaupun penyakit ini jarang membahayakan jiwa, menurut Brown (2004)
masalah kesehatan seperti kekurangan gizi, dermatitis, diare, dan infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA), yang disebabkan karena persoalan lingkungan seperti sanitasi,
air bersih, indoor pollution, serta minimnya prasarana kesehatan seperti puskesmas
ataupun posyandu yang tidak digunakan secara optimal (Cahyawati dan Budiono,
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menyebabkan kelainan klinis
Nelayan merupakan istilah bagi orang – orang yang sehari – harinya bekerja
menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup didasar, kolam maupun permukaan
perairan. Salah satu masalah kesehatan yang sering diderita oleh para nelayan adalah
dan kondisi kerja para nelayan. Pada saat bekerja nelayan berhubungan langsung
dengan panas dan sinar ultraviolet, dan nelayan biasanya tidak memakai alat
pelindung diri (misal: sepatu boot, sarung tangan, dantopi) pada saat bekerja.
Sedangkan kulit merupakan organ tubuh yang paling sering mengalami kelainan
akibat pekerjaan seseorang yakni 50% dari jumlah seluruh penderita Penyakit Akibat
yang lengkap menggunakan APD hanya 8% mengalami dermatitis kontak. Lestari dan
Utomo (2007) melaporkan bahwa pekerja dengan penggunaan APD yang baik
dengan penggunaan APD yang kurang baik, pekerja yang terkena dermatitis sebanyak
menggunakan APD 4 mempunyai resiko 8,556 kali lebih tinggi terkena dermatitis
kabupaten Mesuji,penyakit kulit yang belum teratasi salah satunya adalah penyakit
kulit dermatitis kontak. Saat dilakukan observasi penyakit dermatitis kontak banyak
terjadi pada nelayan. Pada tahun 2016 sebanyak 129 kasus, tahun 2017 sebanyak 230
kasus, tahun 2018 sebanyak 172 kasus dan pada tahun 2019 sebanyak 175 kasus.
Besarnya angka kejadian dermatitis kontak pada nelayan yang tiap tahunnya
faktor yang mempengaruhi penyakit dermatitis kontak akibat kerja pada nelayan.
B. Rumusan Masalah
pada tahun 2019 terdapat 172 kasus penyakit dermatitis kontak akibat kerja pada
nelayan. Rata – rata nelayan kurang memperhatikan masalah kebersihan diri sendiri
dan kurangnya kesadaran untuk memakai alat pelindung diri (misal: sepatu boot,
sarung tangan, dan topi) pada saat bekerja. Tanpa disadari hal-hal tersebut dapat
menjadi penyebab penyakit akibat kerja khususnya penyakti dermatitis kontak akibat
kerja. beradarkan data tersebut sehingga yang mendasari penulis untuk mengetahui
“apa sajakah faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit dermatitis
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Tujuan Khusus
kerja
dermatitis kontak
akibat kerja
f. Untuk mengetahui riwayat penyakit kulit pekerja dengan kejadian penyakit
D. Manfaat
Sebagai referensi dan informasi dalam melakukan penelitian yang berkaitan serta
Dapat menjadi tambahan informasi kajian khususnya dalam bidang penyakit kulit
3. Bagi Masyarakat/nelayan
E. Ruang Lingkup
kontak akibat kerja pada nelayan. Populasi pada penelitian ini adalah semua pekerja
nelayan yang mengalami penyakit dermatitis kontak di desa Sungai Badak pada
dan bivariate dengan melakukan uji chi square dan bentuk penyajian data
menggunakan table.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kulit
1. Pengertian Kulit
Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh , luasnya sekitar 2 m2. Kulit
merupakan bagian terluar dari tubuh manusia yang lentur dan lembut. Kulit adalah
lapisan – lapisan jaringan yang terdapat di seluruh bagian permukaan tubuh. Pada
permukaan kulit terdapat kelenjar keringat yang mengekskresi zat zat sisa yang
dikeluarkan melalui pori – pori kulit berupa keringat. Kulit juga merupakan salah satu
alat indra yaitu indra peraba karena di seluruh permukaan kulit tubuh banyak terdapat
2. Fungsi Kulit
pelindung tubuh dari kerusakan atau pengaruh lingkungan yang buruk. Ada beberapa
fungsi kulit sebagai berikut (maharani,Ayu (2015) dalam buku Penyakit kulit)
2. fungsi absorpsi
1. Definisi
Dermatitis adalah peradangan kulit pada lapisan epidermis dan dermis sebagai
respons terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, dengan kelainan klinis
likenifikasi dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan,
mungkin hanya beberapa atau oligomorfik. Dermatitis cenderung residif dan menjadi
2. Gejala Klinis
pada stadium penyakit, batasnya sirkumskrip , dapat pula difus, penyebabnya dapat
Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula,
erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah ( madidans). Stadium subakut eritema dan
edema berkurang, eksudat mongering menjadi krusta. Sedangkan pada stadium kronis
lesi tampak kering, skuama hiperpigmentasi, papul, dan likenifikasi, mungkin juga
terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan,
bisa saja suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelanian kulit
stadium kronis. Demikian pula jenis efloriansi tidak selalu harus polimorfik, mungkin
C. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah inflamasi pada kulit yang terjadi Karena kulit telah
terpapar oleh bahan yang mengiritasi atau menyebabkan reaksi alergi. Dermatitis
kontak akan menyebabkan ruam yang besar, gatal dan rasa terabakar. ( maharani,Ayu
a. Definisi
Dermatitis kontak Alergi (DKA) dapat terjadi karena kulit terpajan atau
kontak alergi lebih kurang merupakan 20% dari seluruh dermatitis kontak. (
Marwali Harahap,2010)
b. Epidemiologi
Bila dihubungkan dengan dengan DKI jumlah penyakit DKA lebih sedikit
Dahulu diperkirakan bahwa kejadian DKI akibat kerja sebanyak 80% dan
DKA sebanyak 20%. Tetapi data baru dari Inggris dan Amerika Serikat
2010)
c. Etiologi
potensi sensitisasi allergen, dosis per unit area, luas daerah yang terkena,
d. Patofisiologi
tersebut akan dijadikan oleh sel Langerhans (LCs) pada sel T. di kelenjar
menjadi sel T efektor dan sel memori. Terbentuklah sel T memori yang
disajikan lagi oleh sel Langerhans ke sel T memori di kulit dan limfe
e. Gejala Klinis
bergantung pada tingkat keparahan dan lokasinya. Pada keadaan akut gejala
edema, populovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah
menyebabkan erosi dan eksudasi (basah). DKA dapat meluas ke tempat lain,
a. Definisi
Dermatitis kontak iritan terjadi karena kulit berkontak dengan bahan iritan.
Bahan iritan adalah bahan yang pada kebanyakan orang dapat mengakibatkan sel
bila di oleskan pada kulit pada waktu tertentu dan untuk jangka waktu terntentu.
Bahan iritan ini dapat merusak kulit dengan cara menghabiskan lapisan tanduk
Dermatitis iritan kuat terjadi setalah satu atau beberapa kali olesan bahan-
peradangan.
Dermatitis ini terjadi karena kulit berkontak dengan bahan – bahan iritan yang
b. Epidemiologi
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Data epidemiologi penderita dermatitis
disebabkan antara lain oleh banyak penderita yang tidak datang berobat
c. Etiologi
Penyebab timbulnya dermatitis kontak iritan ini adalah bahan-bahan yang
bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali,
dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran
dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu lama kontak
lebih pemeabel, demikian pula gesekan dan trauma fisis, suhu dan kelembaban
usia(anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebuh mudah teritasi); ras (kulit
hitam lebih tahan daripada kulit putih); jenis kelamin (insiden DKI lebih
banyak pada wanita); pemyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang
d. Patogenisi
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan
iritan melalui kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk,
djuanda,2006)
e. Gejala Klinis
Kelainan kulit yang terjadi sangat beragam, bergantung pada sifat iritan lemah
memberi gejala kronis. Selain itu banyak faktor yang mempengaruhi sebagaimana
yang telah disebutkan, yaitu faktor individu ( misalnya : ras, usia, lokasi, atopi,
penyakit kulit lain), faktor lingkungan ( misalnya : suhu, kelembaban udara dan
Pada dermatitis kontak, tidak ada gambaran klinik yang tetap ( Marwali Harap,2015)
2. Klinis: lihat lokasinya pada kulit, mukosa, rambut dan kuku. Dermatitis
Faktor yang mempengaruhi penyakit dermatitis kontak yaitu fakto eksogen dan
a. Faktor Eksogen
a) Pestisida
Bahan kimia dengan pH terlalu tinggi >12 atau terlalu rendah <3 dapat
sedikit lebih tinggi >7 atau sedikit lebih rendah <7 memerlukan paparan
ulang untuk mampu timbulkan gejala. Semakin pekat konsentrasi bahan
berpenetrasi ke dalam kulit, selain itu berat molekul <1000 dalton juga
(Budiawan, 2013).
b) Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang jika diberikan ke dalam tanah dapat
merubah keadaan sifat kimia (kesuburan) tanah, sifat tanah, dan sifat
biologi tanah ke arah yang sesuai atau ke arah yang dikehendaki tanaman.
c) Asam formiat
Asam formiat merupakan salah satu bahan iritan yang paling sering
asam formiat adalah iritasi jika kontak dengan kulit karena bersifat iritan
dan korosif jika terkena mata, mengiritasi jika tertelan. Organ sasaran:
Sistem pernafasan, paru-paru, kulit, ginjal, hati, mata, dan sistem saraf
pusat
2) Lama kontak
Lamanya waktu kontak pekerja dengan bahan kimia baik itu dalam
hitungan jam atau hari disebut lama kontak. Lama kontak setiap pekerja
berbeda-beda tergantung proses kerjanya. Peningkatan dermatitis kontak
lama kontak dengan bahan kimia, maka peradangan atau iritasi kulit
luar, semakin lama berkontak dengan bahan kimia maka akan semakin
merusak sel kulit lapisan yang lebih dalam dan memudahkan untuk
kerentanan kontak kulit dengan bahan kimia yang bersifat iritan dan
alergen secara terus menerus mulai dari tahap ringan sampai tahap berat
(Ferdian, 2012)
3) Frekuensi Kontak
Dermatitis kontak jenis iritan akan terjadi ketika frekuensi kontak yang
frekuensi kontak dengan bahan kimia adalah salah satu upaya untuk
4) Masa Kerja
kerja. Pekerjaan yang lebih lama dan frekuensi yang lama dengan
dengan bahan kimia, sehingga pekerja yang lebih lama bekerja lebih
kerja yang lebih lama cenderung lebih sering kontak dengan bahan
5) Pemakaian APD
sangat dingin atau sangat panas dapat menyebabkan iritasi pada tangan.
(Susanti, 2010).
6) Personal Hygiene
masih terdapat sisa bahan kimia yang menempel pada permukaan kulit
rendah serta suhu yang dingin menurunkan komposisi air pada stratum
korneum yang membuat kulit lebih permeable terhadap bahan kimia) dan
faktor mekanik yang dapat berupa tekanan, gesekan atau lecet juga dapat
8) Air bersih
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan manusia setelah
mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga
air dapat dibagi menjadi tiga yaitu air angkasa (hujan), air permukaan, dan
air tanah. Menurut Kusnaedi, syarat- syarat kualitas air bersih, antara lain
airnya jernih tidak keruh, tidak berwarna, rasanya tawar, tidak berbau,
1) Faktor genetik
protein dari trauma panas tersendiri dan semuanya diatur oleh genetik.
2018).
2) Jenis Kelamin
itu juga kulit perempuan lebih tipis daripada kulit laki-laki sehingga
3) Usia
akibat kerja terjadi pada usia 15-24 tahun. Ini karena pada umur sekian
4) Riwayat Atopi
2015)
obat diserap kedalam aliran darah. Disarankan lebih sering mandi, jangan
minyak atau pelumas yang tidak berbau. Pelembab kulit yaitu anthihistamin
adalah rimpang jahe dan lobak. Parut rimpang jahe kemudian diperas dan
dicampur dengan parutan lobak. Oleskan pada kulit sebanyak dua kali
sehari. Selain itu dapat juga menggunakan bahan alami lain yaitu satu
sendok teh kapur sirih, satu sendok teh minyak goreng serta 3 ruas kunyit
berukuran sebesar ibu jari tangan. Haluskan ketiga bahan tadi dan
panaskan. Ketika sudah hangat, oles pada bagian kulit yang mengalami
g. Nelayan
besar nelayan di Indonesia adalah nelayan kecil, nelayan kecil adalah orang yang
usaha relative kecil, umumnya belum terorganisir dengan baik. Nelayan masih
laut, dan sebagian besar nelayan berstatus sebagai buruh serta pola kehidupan
Factor eksogen
ffafa
1.bahan kimia
2. lama kontak
3. frekuensi kontak
4. masa kerja
5. pemakaian APD
6. Personal Hygiene
7.lingkungan
- suhu
-Kelembaban
Factor endogen
1. Genetika
2. Jenis kelamin
3. Usia
4. Riwayat Atopi
1. Sumber air di
Rumah
Tangga
2. Penyediaan Penyakit dermatitis
air bersih kontak akibat kerja
3. Personal
hygiene
4. Lama kerja
5. Riwayat
atopic
6. Penggunaan
APD
METODELOGI
C. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
laki – laki yang tingga di desa sungai badak wilayah kerja puskesmas
2. Sampel
179
n= 1+179 (0,1)2
179
n= 1+179 (0,01 )2
179
n= 1+1,79
179
n=
2,79
keterangan :
n = jumlah sampel
D. Variabel Penelitian
akibat kerja.
E. Definisi Operasional
1 Sumber air di rumah tangga Sumber air bersih yang digunakan Kuisioner Checklist 0. Sumur gali Nominal
2. PDAM
3. Air Sungai
2 Sumber air ditempat kerja Sumber air bersih yang digunakan Kuisioner Checklist 0. Sumur gali Nominal
2. PDAM
3. Sungai
3 Penggunaan air bersih Air bersih yang digunakan untuk Observasi Checklist 0. Memenuhi syarat, Ordinal
komponen yang
tidak memenuhi
persyaratan
4 Personal hygiene Suatu usaha dalam memelihara dan Observasi Checklist 0. tidak baik, bila 1 – Ordinal
ceklis terepenuhi,
yang termasuk
mencuci tangan ,
mengganti pakaian
setelah bekerja
10 ceklis terpenuhi (
5 Lama kerja Lama pekerja/ nelayan kontak dengan Kuisioner Checklis 0. < 8 jam Ordinal
(suryani,et al 2017 )
6 Riwayat penyakit Adanya riwayat penyakit berupa kuisoner Wawancara 1. tidak berisiko ( Ordinal
7 Penggunaan APD Penggunaan alat pelindung diri yaitu: Observasi Checklist 1. tidak menggunakan
lengkap
3. APD yang
digunakan lengkap
8 Penyakit dermatitis kontak Peradangan pada kulit akibat kontak Kuisioner Checklist 1. tidak menderita Nominal
Abd Nasir, Abdul Muhin, M.E Ide Putri. 2011. Buku Ajar Metodelogi Penelitian
Kesehatan:
Yogyakarta
Djuanda, Adhi. 2010 . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin , Edisi ke enam Bagian Ilmu
Yogyakarta.
Rahmatika, Achisna. 2019. Analisis Faktor Risiko Kejadian Dermatitis Kontak Pada
Pesisir Selatan Tahun 2018. Skripsi. Progam Studi Sarjana Keperawatab. Stikes