Anda di halaman 1dari 13

PNEUMOTHORAX

 
NITA HAYATI (14201.1220197)
NUR HAJAR DHEAJENG RETNO (14201.1220198)
NURUL ALIYAH (14201.1220199)
NURUL NUR HASANAH (14201.1220200)
PRATIWI (14201.1220201)
PURNA IRAWAN (14201.1220202)
 

KELOMPOK 6
D-LUMAJANG
Pneumothorax
• Pneumothorak adalah adanya udara dalam rongga pleura. Biasanya
pneumotorak hanya temukan unilateral, hanya pada blast-injury yang
hebat dapat ditemukan pneumotorak bilateral, (Danusantoso dalam
Wijaya dan Putri, 2013).
• Pneumothorak merupakan suatu keadaan terdapatnya udara di dalam
rongga paru pleura (Mutaqqin, 2008). Dari definisi tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa pneumothorak adalah keadaan adanya
udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura.
Etiologi
• Pneumothorak dapat terjadi setiap kali permukaan paru-paru pecah
dan memungkinkan udara keluar dari paru-paru ke rongga pleura. Hal
ini dapat terjadi ketika luka beberapa tusukan dinding dada yang
memungkinkan udara luar masuk ke ruang pleura. Pneumothorak
spontan dapat terjadi tanpa trauma dada, dan biasanya disebabkan
oleh kista kecil pada permukaan paru-paru. Kista tersebut dapat
terjadi tanpa penyakit paru-paru yang berhubungan, atau mereka
dapat berkembang karena gangguan paru-paru yang mendasari,
emfisema yang paling umum, (Tschopp dalam .2014)
Patofisiologi
• Pneumotorak Spontan Primer
Pneumotorak spontan primer terjadi karena robeknya suatu kantong udara dekat
pleura viseralis. Penelitian secara petologis membuktikan bahwa pasien
pneumotorak spontan yang parunya dipesersi tampak adanya satu atau dua ruang
berisi udara dalam bentuk blab dan bulla.
• Pneumotorak Spontan Sekunder
Disebutkan bahwa terjadinya pneumotorak ini adalah akibat pecahnya blab
viseralis atau bulla pneumotorak dan sering berhubungan dengan penyakit paru
yang medasarinya. Patogenesis penumotorak ini umumnya terjadi akibat
komplikasi asma, fibrosis kistik, TB paru, penyakit-penyakit paru infiltra lainnya
misalnya pneumotoral supuratif, penumonia carinci. Pneumotorak spontan
sekunder lebih serius keadaanya karena adanya penyakit yang mendasarinya
Manifestasi Klinis
• Gejala klinis pneumotoraks spontan bergantung pada ada tidaknya
tension pneumotoraks serta berat ringan pneumotoraks. Pasien secara
spontan mengeluh nyeri dan sesak napas yang muncul secara tiba-tiba.
Tanda dan gejala pneumothorak berupa :
• Sesak napas
• Dada terasa sempit
• Gelisah
• Keringat dingin
• Sianosis
lanjutan
• Tampak sisi yang terserang menonjol dan tertinggal dalam pernapasan
• Perkusi hipersonor
• Pergeseran mediastinum ke sisi sehat
• Pola napas melemah pada bagian yang terkena
• Suara amforik
• Saat diperkusi terdengar hiperosa
• Nyeri pleura
• Hipotensi
• Pemeriksaan radiologi
• AGD : ↓ CO2, ↓ PO2, ↑ PCO2, ↑ pH
Pemeriksaan Penunjang

• GDA
• Sinar X dada
• Torasentesis
• HB
Penatalaksanaan
1. Tindakan Kompresi
a. Membuat hubungan antara rongga pleura dengan lingkungan luar
dengan cara ; Menusukkan jarum melalui dinding dada hingga ke
rongga pleura, dengan demikian tekanan udara yang positif di rongga
pleura akan berubah menjadi negatif.
b. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontraventil :
• Penggunaan pipa wter Sealed drainage (WSD)
• Pengisapan kontinu (continous suction)
• Pencabutan drain
2. Tindakan Bedah
Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing)
• Inspeksi Peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, serta penggunaan otot bantu
pernapasan. Gerakan ekspansi dada yang asimetris, iga melebar, rongga dada
asimetris. Pengkajian batuk yang produktif dengan sputum purulen.Trakhea dan jantung
terdorong ke sisi yang sehat.
• Palpasi Taktil fremitus menurun pada sisi yang sakit.Di samping itu,pada palpasi juga
ditemukan pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang sakit.Iga biassaja
normal atau melebar di sisi yang sakit.
• Perkusi Suara ketok pada sisi yang sakit,hipersonor sampai dengan timpani,dan
tidakbergetar.Batas jantung terdorong kea rah thoraks yang sehat apabila
tekananIntrapleura tinggi.
• Auskultasi Suara napas menurun sampai hilang di sisi yang sakit.Pada posisi
duduk,semakinke atas letak cairan maka semakin tipis,sehingga suara napas terdengar
amforis
B2 (Blood)
• Perawat perlu memonitor dampak pneumothoraks pada status kardiovaskular yang
meliputi keadaan hemodinamik seperti nadi,tekanan darah,dan pengikisan kapiler
(capillary refill time-CRT)
B3 (Brain)
• Pada inspeksi,tingkat kesadaran perlu dikaji. Selain itu diperlukan juga pemeriksaan GCS.
Apakah composmentis,somnolen,ataukah koma.
B4 (Bladder)
• Pengukuran volume output urin berhubungan dengan intake cairan. Oleh karena
itu,perawat perlu memonitor adanya oliguria. Oliguria merupakan tanda awal dari syok.
B5 (Bowel)
• Akibat sesak nafas,k lien biasanya mengalami mual,muntah,penurunan nafsu
makan,dan penurunan berat badan.
B6 (Bone)
• Pada trauma di rusuk dada,sering di dapatkan adanya kerusakan otot dan
jaringan lunak dada sehingga meningkatkan resiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru terjadinya hambatan upaya nafas (kelemahan otot pernafasan)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis (neoplasma)
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
4. Ansietas berhubungan dengan rencana operasi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
6. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan.
Intervensi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai