Anda di halaman 1dari 7

B.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan HIV/AIDS Pada Ibu Hamil

1. Pengkajian

Nama: Ny.A

Umur: 29 tahun

Jenis Kelamin: Perempuan

Alamat: Banjar sari

Pekerjaan: Ibu rumah tangga

Agama: Islam

Tanggal masuk Rs: 27 April 2020

No. Rm: 123456

Ruang: Melati

2. Riwayat Kesehatan

 Keluhan Utama: Keluhan yang paling sering terjadi pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalah
selain keluhan sehubungan dengan kehamilannya ibu juga mengeluh berbagai masalah
sesuai dengan stadium.

1). Stadium Klinis 1

a) Asimtomatis
b) Limpa denopati persistent generalisata
c) Penampilan atau aktivitas fisik skala 1: asimtomatis, aktivitas normal.

2). Stadium Klinis 2

a) Penurunan berat badan 10% dari berat badan sebelumnya


b) Manisfestasi mukokutaneus minor (dermatitis seborhhoic, prurigo, infeksi jamur pada kuku,
ulserasi mukosa oral berulang, cheilitis agularis).
c) Herpes zoster, dalam 5 tahun terakhir
d) Infeksi berulang pada saluran pernapasan atas (misalnya sinusitis bacterial)

3) Stadium klinis 3

a) Penurunan berat badan >10%


b) Diare kronis dengan penyebab tidak jelas >1 bulan
c) Demam dengan sebab yang tidak jelas >1 bulan d) Kandidiasis oris
d) Oral hairy leukoplakia
e) TB pulmoner dalam 1 tahun terakhir
f) Infeksi bacterial berat misalnya pneumonia, piomiositis.

4). Stadium klinis 4


a) HIV wasting syndrome, sesuai yang di tetapkan CDC
b) PCP(pneumocystis carinii pneumonia)
c) Cryptococcosis ekstrapulmoner
d) Infeksi virus sitomegali
e) Infeksi herper simpleks >1 bulan
f) Berbagai infeksi jamur berat
g) Kandidiasis esophagus, trachea atau bronkus
h) Mikobakteriosis atypical
i) Salmonlosis non tifoid disertai setikemia.
j) TB, ekstrapulmoner
k) Limfoma maligna
l) Sarcoma kaposis
m) Ensefalopati HIV

 Riwayat Obstresi
1. Riwayat menstruasi
Fluor albus: banyak, gatal, berbau, warna hijau. Pada ibu dengan HIV mudah terkena infeksi jamur
yang bila mengenai organ genetal bisa menyebabkan keputihan.
2. Riwayat obstetric lalu -Kehamilan yang lalu terinfeksi HIV, ibu dapat bersalin dengan SC
3. Riwayat kehamilan sekarang Keluhan pada trimester I,II atau III pada ibu hamil dengan HIV seperti
keluhan ibu hamil normal terkadang dijumpai keluhan berdasarkan stadium HIV/ AIDS
Trimester 1: chloasma gravidarum, mual dan muntah (akan hilang pada kehamilan 12-14 minggu)
sering kencing, pusing, ngidam, obstipasi.
Trimester II: body image dan nafsu makan bertambah
Trimester III: sering kencing, obstipasi, sesak nafas (bila tidur terlentang) sakit punggung, edema,
varises

 Riwayat perkawinan Hamil dengan HIV biasanya ibu atau suami menikah lebih dari satu kali
atau mempunyai banyak pasangan.
 Riwayat kesehatan ibu Pada ibu dengan HIV biasnya penyakit yang diderita beragam, antara
lain: demam, faringitis, limfadenopati, artalgia, myalgia, letargi, malaise, nyeri kepala, mual,
muntah, diare, anoreksia, penurunan berat badan, dapat juga menimbulkan kelainan saraf
seperti meningitis, ensefaliitis neuropati perifer dan mielopati, Gejala-gejala dermatologi
yaitu ruam makropapulereritematosa dan ulkus makokutan
 Riwayat kesehatan keluarga Penyakit HIV dapat diturunkan oleh orang tua ataupun
ditularkan oleh suami penderita.
 Pemeriksaan fisik pada ibu
a. Pemeriksaan kesadaran
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah: ibu hamil dengan HIV/AIDS tidak ada perbedaan tekanan darah dengan
ibu normal, Normalnya tekanan darah adalah 100/60-140/90 mmHg.
2) Nadi: ibu hamil dengan HIV tidak ada perbedaan jumlah nandi dengan ibu hamil normal.
3) Pemeriksaan suhu: suhu pada ibu hamil dengan HIV pada fase akut dan fase laten akan
mengalami demam.
4) Pemeriksaan pernafasaan: pada ibu dengan HIV tidak ada peningkatan jumlah
pernafasaan, Normalnya 16-20x/menit
 Pemeriksaan kepala dan leher
1) Pemeriksaan mulut: Mukosa bibir kering, caries gigi.pada pasien HIV stadium 2 terjadi
ulserasi mukosa berulang. Pada stadium klinis 3 terdapat kandidiasis oris (pada rongga mulut
terdapat pseudomembran yang berwarna putih krem sampai keabu-abuan periksa adanya
leukoplakia (plak putih di sekitar rongga mulut) (Nasronudin,2007)).
2) Pemeriksaan dada Ada tarikan dinding dada. Ada ronchi dan wheezing sebagai indikasi
kelainan organ pernafasan. Apabila sudah terjadi TB pulmonar dan PCP(Pneumocystis Carinii
Pneumonia) manifestasi dari HIV/AIDS. Pada pasien HIV mulai stadium I terdapat
limpadenopati (pembengkakan kelenjar limfe) (Nasronudin, 2007),
3) Pemeriksaan Abdomen Terdapat luka bekas SC apabila ibu persalinan yang lalu mengidap
HIV mencegah penularan ibu ke bayi. Pembesaran uterus. terkadang tidak sesuai dengan
umur kehamilan. Hal tersebut dikarenakan adanya infeksi HIV menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada janin.
4) Pemeriksaan kulit Kadang ditemukan tanda-tanda dermatitis, herpes zoster, prurigo. dan
kelainan kulit lainya akibat infeksi jamur.
5) Pemeriksaan Ekstermitas Atas tidak ada edema,Bawah tidak ada varises,Pada stadium 2
terlihat luka infeksi/ ulkus pada kuku.
6) Genetalia Vulva dan vagina pada wanita hamil sering mengeluarkan cairan pervaginam
lebih banyak. Keadaan ini dalam batas normal (tidak) berwarna, tidak berbau, tidak gatal).
Pada ibu hamil dengan HIV memungkinkan adanya infeksi candida yang menyebabkan flour
albus (Nasronudin, 2007).
 Pengkajian Gordon Pola
a. penatalaksanaa kesehatan presepsi kesehatan Pada kasus ini klien dan keluarga tidak
mengerti bahwa seks bebas dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya, seperti penyakit
yang sedang diderita klien.
b. Pola Nutrisi Metabolik Pada pasien HIV pola makan harus dijaga untuk menghindari
terjadinya infeksi oportinistik. Wanita dewasa memerlukan 2.500 kalori/hari, jumlah
tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah 300 kalori/hari dengan komposisi
menu seimbang. Pada pasien HIV yang mengalami ulserasi mukosa oral terjadi gangguan
pemenuhan nutrisi karena ketidaknyamanan/sakit saat makan
c. Pola Eliminasi
BAK dalam batas normal
BAB teratus setiap hari 1x
Pada stadium HIV lanjut (stadium III dan IV) ibu dapat mengalami diare akut
d. Pola Aktivitas Latihan Fisik
Stadium 1 penampilan atau aktivitas fisik skala 1: asimtomatis. aktivitas normal.. Stadium 2
dengan atau penampilan aktivitas fisik skala 2: simtomatis, aktivitas normal Stadium 3
dengan atau penampilan/ aktivitas fisik skala 3: lemah,berada di tempat tidur <50% /hari
dalam bulan terakhir. Stadium 4: dengan atau penampilan/aktivitas fisik skala 4: sangat
lemah, selalu berada di tempat tidur >50% /hari dalam bulan terakhir.
e. Pola Istirahat Tidur Pada stadium lanjut HIV ibu membutuhkan istirahat selalu berada di
tempat tidur >50%/hari dalam bulan terakhir
f. Pola Kognitif Perseptual Biasanya terjadi perubhan status mental dengan rentang antara
kacau mental sampai dimensie, lupa, konsentrasi buruk, kesadaran menurun. apatis,
retardasi pesikomotor/ respon melambat. Timbul refleks tidak normal, menurunnya
kekuatan otot, gaya berjalan ataksia. Termor pada motorik kasar/ halus, menurunnya
motorik fokalis, hemiparase, kejang hemoragi retina dan eksudat(renitis CMV)
g. Pola Konsep diri dan persepsi diri

Biasanya pasien memiliki perilaku menarik diri, mengingkari, depresi, ekspresi takut, perilaku
marah, postur tubuh mengelak, menangis. kontak marah kurang, gagal menepati janji atau
banyak janji.
h. Pola Hubungan Peran Biasanya pasien mengalami perubahan pada interaksi
keluarga/orag terdekat, aktivitas yang tak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan.
i. Pola Reproduksi Seksual. Seberapa sering aktivitas sex yang dilakukan ibu dari suami
sebelum dan selama kehamilan. Mungki ditemukan adanya penurunan aktivitas seksual
utamanya pada mereka yang sudah dikarenakan kondom dapat mencegah penularan HIV
j. Pola Toleransi stress koping Biasanya pasien mengalami depresi dikarenakan penyakit yang
dialaminya. Serta adanya tekanan yang datang dari lingkungannya.
k. Pola Keyakinan Nilai Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap klien agar
kebutuhan spiritual klien data dipenuhi selama proses perawatan klien di RS. Kaji apakah ada
pantangan agama dalam proses pengobatan klien.

3. Analisa Data

Nama: Ny. A Umur: 29 tahun


Ruang: Melati No.RM: 123456

No Tgl Data Etiologi Problem


pengkajia
n
1 27 April DS: Pasien mengeluh tidak Ketidakmampuan D.0019
2021 nafsu makan menelan makanan Defisit Nutrisi
DO: Lemah,lemas
2 27 April DS: Ketidakadekuatan D.0142
2021 DO: pertahanan tubuh Risiko Infeksi
sekunder: imununosupresi

4. Diagnosa Keperawatan

1. D.0019 Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan menelan makanan

2. D.0142 Risiko Infeksi Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder: imununosupresi

5. Intervensi Keperawatan

No Dx.Kep Tujuan Rencana


1 D.0019 Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan Managemen cairan (4120)
Ketidakmampuan menelan intervensi keperawatan -Timbang berat badan setiap hari
makanan selama 3x24 jam defisit dan monitor status klien
nutrsisi diharapkan dapat -Jaga intake/asupan yang akurat
diatasi dengan kriteria hasil: dan catat output klien
Keseimbangan. Cairan (0601) -Monitor status hidrasi(misalnya
Tekanan darah (5) membran mukosa lembab,
Keseimbangan intake dan i denyut nadi adekuat,dan
output dalam 24 jam (5)) tekanan darah ortostatik)
Berat badan stabil (5) -Monitor vital klien.
Turgor kulit (5) -Monitor perubahan berat badan
Kelembapan mukosa (5) klien sebelum dan sesudah
membran dialisis
Berat jenis urin (5) -Monitor makanan/cairan yang
kehausan(5) dikonsumsi dan hitung asupan
harian kalori
-Beriakn terapi IV seperti yang
ditentukan
-Monitor status gizi
-Berikan cairan dengan tepat
-Dukung keuarga klien dan untuk
membantu. Dalam pemberian
makan dengan baik
2 D.0142 Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Kontrol Infeksi (6540)
Ketidakadekuatan intervensi keperawatan -Bersihkan lingkungan dengan
pertahanan tubuh selama 3x24 jam reisiko baik setelah digunakan untuk
sekunder: imununosupresi infeksi diharapkan dapat setiap klien
diatasi dengan kriteria hasil: -Pertahankan
Kontrol Risiko (1902) teknik
informasi risiko isolasi yang sesuai
Mencari tentang kesehatan - Batasi jumlah
(5) pengunjung
Mengidentifikasi faktor -Anjurkan
resiko (5) klien
Mengenali faktor risiko mengenai teknik cuci
individu (5) tangan dengan tepat
Memonitor faktor risiko di - Anjurkan pengunjung
lingkungan (5) untuk mencuci tangan
Menjalankan strategi kontrol pada saat memasuki dan
risiko yang sudah meninggalkan ruangan.
ditetapkan(5) klien
Memodifikasi gayya hidup -Cuci tangan sebelum dan
untuk mengurangi resiko(5) sesudah kegiatan perawatan
Mengenali perubahan status klien
kesehatan(5) -Lakukan tindakanTindakan
pencegahan yang bersifat
universal
-Pakai sarung tangan
sebagaimana Dianjurkan oleh
kebijakan pencegahan
universal/Universal Precautions

6. Implementasi

Di dasarkan pada diagnose yang muncul baik secara actual, resiko atau potensial. Kemudian
dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai berdasarkan intervensi
7. Evaluasi

Disimpulkan berdasarkan pada sejauh mana keberhasilan mencapai kriteria hasil, sehingga dapat
diputuskan apakah intervensi tetap dilanjutkan, dihentikan atau diganti jika tindakan yang
sebelumnya tidak berhasil.
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

HIV (Human immunodeficiency Virus) adalah virus pada manusia yang menyerang system
kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan AIDS.
Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV).
Cara penularan HIV melakukan penetrasi seks, melalui darah yang terinfeksi, dengan mengunakan
bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah terinfeksi, wanita hamil.
Penularan secara perinatal terjadi terutama pada saat proses melahirkan, karena pada saat itu
terjadi kontak secara lansung antara darah ibu dengan bayi sehingga virus dari ibu dapat menular
pada bayi.

Kehamilan merupakan peristiwa alami yang terjadi pada wanita, namun kehamilan dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin terutama pada kehamilan trimester pertama.
Wanita hamil trimester pertama pada umumnya mengalami mual, muntah, nafsu makan berkurang
dan kelelahan. Menurunnya kondisi wanita hamil cenderung memperberat kondisi klinis wanita
dengan penyakit infeksi antara lain infekss HIV-AIDS. HIV/AIDS adalah topic yang sangat sensitive
dan lebih banyak sehingga banyak penelitian melibatka anak-anak yang rentan untuk terjangkit HIV.
Setiap usaha dilakukan untuk memastikan baliwa keluarga akan merasa baik.

B. SARAN

1. Mahasiswa Mahasiswi

Mahasiswa dan mahasiswi dapat mengerti tentang asuhan keperawatan dengan gangguan sistem
reproduksi infertility HIV/AIDS

2.Institusi

Institusi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai schingga dapat mendukung
tercapainya makalah yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai