Anda di halaman 1dari 24

HEMOROID

Disusun Oleh:
Nadhifa Trivandari (1261050102)
Nama Pembiming:
Dr. Stanley Ketting Olivier, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 2017
Definisi
Hemorroid adalah gangguan
sirkulasi darah yang berupa
pelebaran pembuluh darah
(dilatasi) vena. Pelebaran
tersebut disebabkan oleh
bendungan darah dalam
susunan pembuluh vena,
bukan merupakan suatu
keadaan yang paologis
namun bila menimbulkan
keluhan harus segera
dilakukan tindakan.
Etiologi
Faktor mengejan pada buang air besar yang sulit
Pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk,
terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok)
Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor
abdomen)
Kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan
hormonal)
Usia tua
Konstipasi kronik
Diare kronik dan diare akut yang berlebihan
Hubungan seks peranal
Kurang minum air
Kurang makan makanan berserat (sayur dan buah)
Kurang olahraga/imobilisasi.
Patogenesis
Peningkatan tekanan intraabdomen

Hambatan venous return

Pelebaran/penonjolan pleksus venosus

Mukosa terdorong ke distal oleh feses


yang keras

Mengejan

Pelvic floor terdorong ke bawah


prolaps mukosa ani
Perdarahan dapat terjadi karena trauma feses saat
Perdarahan dapat terjadi karena trauma feses saat
defekasi
defekasi
Hemoroid yang besar dapat trombosis jika terjadi
Hemoroid yang besar dapat trombosis jika terjadi
prolaps
prolapsdan
danvenous
venousreturn
returnterobstruksi
terobstruksioleh
olehtonus
tonus
sphincter
sphincter menjadi
menjadipadat
padatdan
dansukar
sukardimasukkan
dimasukkankeke
dalam
dalamanal
analcanal
canal
Kasus yang berat infark vena (strangulasi) dan
Kasus yang berat infark vena (strangulasi) dan
ulserasi
ulserasi
Nyeri lokal dan iritasi meningkatkan tonus dan
Nyeri lokal dan iritasi meningkatkan tonus dan
spasme
spasmesphincter ani
sphincterani meningkatkan
meningkatkangangguan
gangguan
defekasi
defekasidan
danprolaps
prolaps
Inflamasi kronis fibrosis perianal
hambatan dilatasi anus saat defekasi
Hemoroid yang lama trombosis dan
fibrosis atrofi skin tags pada anal
margin
Klasifikasi hemoroid

Hemoroid interna adalah pelebaran pleksus v.


hemorrhoidalis superior, di atas mucocutaneus junction,
dan diliputi mukosa.
Hemoroid Posisi tersering yaitu kiri lateral (arah jam 3), kanan
posterior (arah jam 7), dan kanan anterior (arah jam 11).
Interna

Hemoroid eksterna adalah pelebaran pleksus v.


hemorrhoidalis inferior, di bawah mucocutaneus junction,
Hemoroid dan diliputi epitel anal canal
Eksterna
Derajat hemoroid interna
Perdarahan merah segar tanpa nyeri pada waktu defekasi.
tidak terdapat prolaps keluar canal anal
Derajat 1 pada anoskopi terlihat hemoroid yang membesar dan menonjol ke dalam lumen

menonjol melalui kanalis analis pada saat mengedan ringan tapi


Derajat 2 dapat masuk kembali secara spontan

hemoroid menonjol saat mengedan dan harus didorong kembali


Derajat 3 masuk secara manual ke dalam anus sesudah defekasi

merupakan hemoroid yang menonjol keluar dan tidak dapat


Derajat 4 didorong masuk
GEJALA KLINIS

Perdarahan saat defekasi, merah segar


tidak bercampur feses

Anemis

Prolaps hemoroid

Iritasi perianal pruritus ani

Nyeri jika terdapat trombus, edema,


radang
Diagnosis

Keluhan klinis berdasarkan klasifikasi hemoroid


Anamnesis (derajat 1-4)

inspeksi perianal untuk melihat ada atau tidaknya fisura,


fistula, polip, atau tumor. Selain itu ukuran, perdarahan, dan
tingkat keparahan inflamasi juga harus dinilai
pembengkakan vena yang mengindikasikan hemoroid
Pemeriksaan eksternal atau hemoroid interna yang mengalami prolaps.
Fisik Rectal Toucher (RT): untuk menyingkirkan keganasan dan
pemeriksaan tonus ani. Saat RT, hemoroid mungkin tidak
teraba karena terjadi pengosongan akibat tekanan jari
pemeriksa
Anoskopi untuk menilai mukosa rektal
dan mengevaluasi tingkat pembesaran
hemoroid
Sigmoidoskopi penilaian anus dan
Pemeriksaan rektum, penting untuk menyingkirkan
Penunjang keganasan sebagai penyebab lain
Enteroskopi untuk memastikan kelainan
di usus halus
Rontgen barium enema/kolonoskopi total
memastikan kelainan di kolon
Diagnosis Banding
Fissura ani

Hematom perianal

Polyp colorectal

Karsinoma kolorektal
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Medis Terapi Bedah

Nonfarmakologis Farmakologis
Penatalaksanaan medis non farmakologis

Perbaikan pola
hidup

Perbaikan pola
makan dan minum

Perbaiki pola/cara
defekasi
Penatalaksanaan Medis farmakologis

Obat untuk memperbaiki defekasi

1. Suplemen serat (fiber supplement)


- contoh: psyllium atau isphagula Husk
bulk laxative: menyerap air membesarkan volume tinja
meningkatkan peristaltik

2. Obat laksan/pencahar
- contoh: natrium dioktil sulfosuksinat
sebagai anionic surfactant merangsang sekresi mukosa
usus halus meningkatkan penetrasi cairan ke dalam tinja
Obat Simtomatik

Bertujuan menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa


gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus
Anestetik topikal untuk mengurangi rasa nyeri,
contoh: Lidocaine ointment 5%
Analgesik: acetaminophen
Mild astringent untuk mengurangi rasa gatal pada
perianal, contoh: Hamamelis water (Witch hazel)
Obat Menghentikan Perdarahan

Menggunakan obat dengan campuran diosmin (90%) dan


hesperidin (10%) dalam bentuk micronized
Contoh: Ardium HD ( Micronized purified flavonoid
fraction)
Mekanisme kerja: kontraksi vena menurunkan
ekstravasasi dari kapiler dan menghambat reaksi
inflamasi terhadap prostaglandin (PGE2, PGF2).
Terapi Bedah
Indikasi pembedahan menurut HIST (Hemorrhoid Institute of South
Texas):

a. Hemoroid interna derajat II berulang.


b. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala.
c. Mukosa rektum menonjol keluar anus.
d. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura.
e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif.
f. Permintaan pasien.

Jenis terapi bedah

Schlerotheraphy
Untuk grade I dan II yang tidak sembuh dengan
perubahan diet dan pencegahan mengejan
Inj. Phenolin oil 5% 3-5 ml (scleroting agent)
submukosa pada pangkalnya, interval 4-6 minggu
peradangan steril reaksi fibrosis obliterasi
hemoroid atropi hemoroid
Rubber Band Ligation
Pada hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps
Dengan Barrons band mukosa di atas hemoroid yang menonjol dijepit dan
ditarik atau dihisap ke dalam tabung ligator khusus Gelang karet didorong
dari ligator ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus
hemoroidalis obliterasi pembuluh darah hemoroid (nekrosis iskemik )

Cryotherapy.
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan temperatur yang sangat
rendah untuk merusak jaringan akibat kristal yang terbentuk di
dalam sel, menghancurkan membran sel dan jaringan
* Tidak digunakan secara luas karena mukosa yang nekrotik sukar
ditentukan luasnya
Hemoroidektomi

Indikasi
Hemoroid derajat III dan IV
Derajat IV dengan trombosis
Perdarahan berulang dan anemia
Terapi biasa gagal

Prinsip
Eksisi sehemat mungkin pada anoderm dan kulit yang normal
dengan tidak mengganggu sfingter anus
Eksisi hemoroid dan mukosa di dasarnya dan sedikit kulit defek
kulit dan mukosa penutupan luka sekunder
Komplikasi pasca tindakan invasif

perdarahan sekunder

abses

selulitis

inkontinensia

fissura

fistula
prognosis
Dengan terapi yang sesuai, pasien yang
simptomatik akan menjadi asimtomatik
Terapi operatif dengan hemoroidektomi
hasilnya sangat baik, namun bisa rekuren
dengan angka kejadian rekuren sekitar 2-5%
Daftar Pustaka

Burkitt, D.P, 1972. Varicose Veins, Deep Vein Trombosis,


and Haemorrhoids: Epidemiology and Suggested
Aetiology. British Medical Journal: 556-561.
Canan, A, 2002. Hemorrhoids and Other Anorectal
Disorders. Manual of Gastroenterology: Diagnosis and
Therapy. 3rd ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins
Simadibrata K, Marcellus. 2006. Hemoroid dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta:EGC.
Villalba, H., Abbas, M.A., 2007. Hemorrhoids : Modern
Remedies for an Ancient Disease. The Permanente
Journal 11 (2): 74-76.
R.Sjamsuhidajat dan Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai