Anda di halaman 1dari 18

PENYULUHAN PROLANIS

Hemoroid (Wasir)

dr. IGN SURYA DHARMA

PUSKESMAS KEDUNGGALAR
2019
Definisi
• Hemoroid adalah pembengkakan submukosa pada
lubang anus yang mengandung pleksus vena, arteri
kecil, dan jaringan areola yang melebar.
• Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang
disebabkan gangguan aliran balik vena hemoroidalis.
Klasifikasi

• Hemoroid interna adalah pleksus vena hemoroidalis


superior di atas linea dentata/garis mukokutan dan
ditutupi oleh mukosa.
• merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan
submukosa pada rektum sebelah bawah.
• Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan
penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat di
sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di
bawah epitel anus.
Klasifikasi

• Hemoroid interna derajat I. Merupakan hemoroid stadium awal.


Hemoroid hanya berupa benjolan kecil didalam kanalis anal pada saat
vena-vena mengalami distensi ketika defekasi.
• Hemoroid interna derajat II. Hemoroid berupa benjolan yang lebih besar,
yang tidak hanya menonjol ke dalam kanalis anal, tapi juga turun kearah
lubang anus. Benjolan ini muncul keluar ketika penderita mengejan, tapi
secara spontan masuk kembali kedalam kanalis anal bila proses defekasi
telah selesai.
• Hemoroid interna derajat III. Benjolan hemoroid tidak dapat masuk
kembali secara spontan. Benjolan baru masuk kembali setelah
dikembalikan dengan tangan ke dalam anus.
• Hemoroid interna derajat IV. Hemoroid yang telah berlangsung sangat
lama dengan bagian yang tertutup kulit cukup luas, sehingga tidak dapat
dikembalikan dengan baik ke dalam kanalis anal.
Klasifikasi
Tabel 1. Pembagian derajat hemoroid interna
Hemoroid Interna
Derajat Berdarah Menonjol Reposisi
I (+) (-) (-)
II (+) (+) Spontan
III (+) (+) Manual
IV (+) Tetap Tidak dapat
Klasifikasi
• Hemoroid eksterna akut. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus
dan sebenarnya merupakan hematoma. Bentuk ini
sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung
saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
• Hemoroid eksterna kronik. Disebut juga skin tag,
berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri
dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
darah.
Faktor resiko
• Anatomik - Vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan
pleksus hemoroidalis kurang mendapat sokongan dari otot dan
fascia sekitarnya.
• Usia - Pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan
tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan atonis.
• Keturunan - Dinding pembuluh darah lemah dan tipis
• Pekerjaan - Orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus
mengangkat barang berat mempunyai predisposisi untuk
hemoroid.
• Mekanis - hipertrofi prostat, tumor pelvis, konstipasi menahun
dan sering mengejan pada waktu defekasi, diare kronik atau
diare akut yang berlebihan.
• Endokrin - Pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan
anus oleh karena ada sekresi hormone relaksin dan juga
tekanan janin pada abdomen
• Fisiologi- Bendungan pada peredaran darah portal, misalnya
pada penderita sirosishepatis.
• Kebiasaan - pola buang air besar yang salah (lebih banyak
memakai jamban duduk , terlalu lama duduk di jamban sambil
membaca , merokok ), hubungan seks peranal, kurang
konsumsi air, kurang konsumsi serat, kurang olah raga/
mobilisasi.
Manifestasi Klinis

• Hemoroid Interna
• Perdarahan dari anus
• Panas
• Sakit
• Benjolan di anus
• Ada mukus atau cairan
• Gatal
• Hemoroid eksterna
• Benjolan atau skin tag sekitar anus
• Sakit
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
• Perineum : ada tidaknya benjolan

Palpasi
• Benjolan: asal dan mobilitas
• Rectal toucher: tonus spingter ani, massa, abses, nyeri tekan
Pemeriksaan penunjang
Anoskopi
• Untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol ke luar.
Anoskop dimasukan dan diputar untuk menilai keempat
kuadran. Pada hemoroid interna akan terlihat penonjolan
struktur vaskular ke dalam lumen dan penonjolan akan
semakin terlihat nyata saat pasien mengedan2.
Sigmoidoskopi
• Untuk mengetahui ada atau tidak kelainan pada bagian
proksimal rektum
Penatalaksanaan
Pada hemoroid interna derajat 1 dan 2 yang tidak menimbulkan gejala
tidak mebutuhkan pengobatan.
Edukasi
• makan makanan berserat tinggi sehingga mempermudah defekasi
dan mengurangi keharusan untuk mengedan.
• Toileting behavior
• Sitz bath. Rendam dengan air hangat dapat mengurangi rasa sakit
karena merelaksasi spingter anus. Sedangkan rendam air es dapat
mengurangi rasa sakit pada trombosis akut.
Medikamentosa
•Analgesik: topikal lidokain 5% dapat
digunakan untuk mengurangi rasa
sakit atau parasetamol oral
•Pelunak feses: docusate sodium
(dulcolax) membantu mengurangi
penyerapan air pada feses sehingga
feses dapat lebih lunak
Komplikasi Hemorrhoidectomy

• Retensi urin: Hal ini dapat dihindari dengan mengurangi pemberian


cairan intravena intraoperatif

• Perdarahan: perdarahan akibat ligasi vascular yang tidak adekuat


atau perdarahan 7-10 hari post operasi akibat nekrosis mukosa.

• Infeksi: Diatasi dengan cara drainase abses atau debridement


jaringan yang mengalami nekrosis

• Komplikasi jangka panjang: inkontinensia, stenosis anal, ectropion


(whitehead deformity)
Prognosis

• Pada umumnya, kasus hemoroid dapat sembuh dengan spontan


ataupun dengan pengobatan konservatif. Namun, tingkat rekurensi
pengobatan konservatif lebih tinggi dari pada tindakan pembedahan
yaitu 10-50% dalam 5 tahun, sedangkan pada tindakan pembedahan
siperkirakan 26%.
Daftar Pustaka
• F. Charles Brunicardi, Dana K. Andersen, Timothy R. Billiar, David L.
Dunn, John G. Hunter, Jeffrey B. Matthews, dan Raphael E. Pollock.
Schwartz's Principles of Surgery. Edisi ke-9. New York: McGraw-Hill
Professional. 2009.
• R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong. Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2.
Jakarta: Buku Ajar Kedokteran EGC. 2004
• Simadibrata MK Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: FKUI;
2006.
• Cintron Jose R, Herand Abcarian. Benign Anorectal: Hemorrhoids.The
ASCRS Textbook of Colon and Rectal Surgery. Springer. NewYork.
2007. 11:156-172.2.
• Harvards Health Publications. Hemorrhoids and what to do about
them. [homepage on the Internet]. 2004 [cited 2011 Sep 13].
Available from: Harvard Medical School, Medical School Web site:
http://www.health.harvard.edu/newsweek/Hemorrhoids_and_what
_to_d

Anda mungkin juga menyukai