SYAMRAWATY
3112007
Skripsi
untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana keperawatan
SYAMRAWATY
3112007
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Konstributor Seminar :
Mengetahui
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas hikmat
Akademik Makassar.
pemula dalam kegiatan penelitian. Olehnya itu kritik dan saran yang
2. Ibu Hj. Hasniaty AG, S.Kp, M.Kep. selaku Ketua Sekolah Tinggi
vii
mendidik, baik mahasiswa maupun karyawan dilingkungan Sekolah
4. Ibu Sri Ranti, S. Kep, Ns. sebagai pembimbing II yang telah banyak
7. Orang tuaku (Alm. H. Muh, Jafar dan Hj. Asseng), yang dengan
viii
11.Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu baik yang
SYAMRAWATY
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah............................................................. 4
x
C. Desain Penelitian............................................................... 29
J. Analisis Data...................................................................... 34
B. Pembahasan ..................................................................... 41
A. Kesimpulan ........................................................................ 47
B. Saran ................................................................................. 48
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Makassar ....................................................................... 38
xii
Tahun di Ruang Perawatan Anak RS
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Penelitian ................................................................................... 52
5. Frequencis ................................................................................. 58
6. Crosstabs .................................................................................. 63
Daerah
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimana anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang
kejang demam. Kejang bukan suatu penyakit, tetapi gejala dari suatu
otak secara mendadak dan sangat singkat atau sementara yang dapat
hal ini tergantung dari tinggi serta rendahnya ambang kejang seorang
anak.
1
2
(kejang <15 menit, umum, tonik atau klonik, akan berhenti sendiri,
dari satu kali. Dampak kejang demam hanya sekali memiliki resiko
eksittotoksik.
adalah 4115 kasus, pada tahun 2012 terjadi 3467 kasus, dan terjadi
saat kejang pertma kali, dengan rerata suhu 38,5 oC dengan rentang
36,5 – 40,5oC, selain itu dari hasil penelitianya ditemukan pula bahwa
yaitu tercatat sebanyak 236 orang, dimana dari 236 orang ini semuanya
kejang demam berulang, sedangkan pada tahun 2013 mulai dari januari
demam, dan pasien dengan kejang demam berulang adalah 238 orang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Institusi
2. Manfaat Ilmiah
E. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Nol
2. Hipotesis Alternatif
Bhayangkara makassar.
6
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
kejang yang terjadi pada suhu tubuh (suhu rektal diatas 38oC) yang
2. Etiologi
terjadi pada saat tubuh naik bukan pada saat setelah terjadinya
7
8
anak memiliki dua dari tiga faktor risiko yang ada tersebut maka
sebesar 13 %. Jika hanya ada satu atau tidak ada faktor risiko
virus). Saat ini makin banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi.
berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi
cairan.. Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti
demam.
9
demam adalah:
salmonellosis)
infeksi.
3. Patofisiologi
anak balita aliran darah ke otak mencapai 65% dari aliran darah ke
hanya 15%. Jadi, pada balita dengan kenaikan suhu tubuh tertentu
dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun
anak dengan ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu
40 oC.
4. Klasifikasi
tersebut :
b. Menurut Livingston
demam.
12
c. Menurut Fukuyama
5. Manifestasi klinis
berbentuk :
c. Klonik yaitu kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,
apneu (henti nafas), dan kulitnya kebiruan. Saat kejang, anak akan
c. Sulit bernapas
d. Busa di mulut
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
lainnya yaitu:
7. Penatalaksanaan
dikerjakan, yaitu :
b. Pengobatan penunjang
panas
f. Pengobatan akut
hypoglikemia.
menyusui ASI.
faktor penyebab.
Sudah lebih dari 100 tahun masalah akibat buruk dari kejang
dari satu kali akibat terjadinya peningkatan suhu tubuh oleh berbagai
1. Usia
tahun atau lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak lahir.
ini belum dapat diterapkan dengan baik. Mungkin hal ini ada
dijumpai pada usia yang lebih tua yaitu setelah usia 5 – 6 tahun.
(15,4%).
kejang dapat terjadi satu kali, dua kali, tiga kali atau lebih selama
yang pertama kali pada usia <12 bulan sebanyak 77,5% yang
2. Suhu
produksi dan pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur dalam unit
jumlah panas dan produksi oleh proses tubuh dan jumlah panas
demam. Suhu rata – rata yang ia peroleh yang diambil secara rektal
pergi ke otak. Pada anak yang berusia 3 tahun angka ini jauh lebih
tinggi, yaitu sekitar 65%. Pada anak yang lebih muda mungkin lebih
kejang.
23
penderita).
kejang demam
kejang demam.
demam.
24
3. Faktor Hereditas
warisan atau turunan dari orang tua baik fisik maupun psikis yang
satu dari orang tuanya dan satu saudara pernah pula mengalami
saudara kandung dari 221 penderita ini 812 orang, dan 119 (14,7)
bilateral.
C. Kerangka Teori
Kejang Demam
Suhu
Usia < 2 Usia ≥2 38°C - Suhu
Tahun: Tahun: 39°C: >39°C : Ada Tidak Ada
Beresiko Kurang Kurang Beresiko Riwayat Riwatat
Beresiko Beresiko
Kejang Demam
Berulang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
hereditas.
Usia
Kejang Demam
Suhu Badan yang berulang
Faktor Hereditas
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
28
29
B. Definisi Operasional
C. Desain penelitian
secara simultan pada suatu saat tidak ada follow up. Dalam hal ini
1. Populasi
orang.
2. Sampel
N
𝑛=
1 + N (e)2
126
𝑛=
1 + 126 (0,1)2
126
𝑛=
1 + 126 (0,01)
126
𝑛=
1 + 1,26
126
𝑛=
2,26
𝑛 = 55,75
𝑛 = 56
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
E. Kriteria Sampel
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
1. Waktu
2. Tempat
G. Instrumen Penelitian
1. Data primer
2. Data sekunder
Makassar
33
I. Pengolahan Data
1. Editing
2. Koding
3. Tabulasi Data
J. Analisa Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
program SPSS.
K. Etika Penelitian
yang meliputi:
1. Informed consent
hak-hak subjek.
kode.
3. Confidentiality
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Jenis kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
di Ruang Perawatan Anak RS. Bhayangkara Makassar
35
36
2. Analisis Univariat
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Anak di
Ruang Perawatan Anak RS. Bhayangkara Makassar
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suhu Badan Anak
di Ruang Perawatan Anak RS. Bhayangkara Makassar
Tabel 4. 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Hereditas
Responden di Ruang Perawatan Anak RS. Bhayangkara
Makassar
Tabel 4. 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejang Demam
Berulang di Ruang Perawatan Anak RS. Bhayangkara
Makassar
Berulang
Tabel 4.6
Hubungan antara Usia dengan Kejadian Kejang Demam yang
Berulang pada Anak Usia 0 – 5 Tahun di Ruang Perawatan
Anak RS. Bhayangkara Makassar
Bhayangkara Makassar.
39
yang Berulang
Tabel 4.7
Hubungan antara Suhu Badan dengan Kejadian Kejang
Demam yang Berulang pada Anak Usia 0 – 5 Tahun di Ruang
Perawatan Anak RS. Bhayangkara Makassar
Tabel 4.8
Hubungan antara Faktor Hereditas dengan Kejadian Kejang
Demam yang Berulang pada Anak Usia 0 – 5 Tahun di Ruang
Perawatan Anak RS. Bhayangkara Makassar
berulang.
B. Pembahasan
Bhayangkara Makassar
tahun atau lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak lahir.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai p < α, ini berarti Ho ditolak atau
Bhayangkara Makassar.
sampai 1 tahun.
demam umumnya dijumpai pada bayi dan anak, hal ini belum dapat
sendiri.
oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang kelingkungan luar.
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang
Hal ini menunjukkan bahwa nilai p < α, ini berarti Ho ditolak atau
dapat terjadi satu kali, dua kali, tiga kali atau lebih selama satu
tua baik fisik maupun psikis yang diwariskan melalui gen. Kejang
poligenik.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai p < α, ini berarti H0 ditolak atau
45
otak, respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena
berulang.17
46
mendapat kejang demam adalah 10%. Namun bila salah satu dari
A. Kesimpulan
Bhayangkara Makassar.
Bhayangkara Makassar.
Bhayangkara Makassar.
B. Saran
47
48
1. Bagi Institusi
Bhayangkara Makassar.
6. Sudarti., (2010), Kelainan Empat Penyakit Pada Bayi Dan Anak, Nuha
Medika : Yogyakarta
12. Sudarti., (2010), Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak, Nuha
Medika : Yogyakarta
13. Afroh Fauzia., (2012), Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Anak dan
Balita, Nuha Medika : Yogyakarta
49
50
17. Darto Saharso., (2012), Faktor Resiko Kejang Demam Berulang Pada
Anak, Media MedikaIndonesiana : Jawa Timur
Lampiran 1
Kepada Yth.
Bpk/Ibu/Saudara(i)
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : SYAMRAWATY
Nim : 3112007
MAKASSAR
” dengan tujuan untuk melihat sejauh mana hubungan usia, suhu badan dan
oleh peneliti dan menjawab pertanyaan yang diberikan, akan saya jaga
Peneliti
SYAMRAWATY
52
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Nama : ……………………………………………
Alamat : ……………………………………………
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa paksaan dari
Makassar, / /2014
Responden
( ………………………… )
53
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas responden
1. Nama AnaK :
2. Umur :
1. Nama :
2. Umur :
3. Pekerjaan :
4. Alamat :
kalinya?
Bulan/ tahun
D. Suhu Badan
Ya Tidak
…………………..
Ya Tidak
54
………………………..
……………………….
55
Lampiran 3
JADWAL PENELITIAN
Lampiran 44
Lampiran
MASTER DATA
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJANG DEMAM YANG
BERULANG PADA ANAK USIA 0 - 5 TAHUN DI RUANG
PERAWATAN ANAK RS. BHAYANGKARA
MAKASSAR
Lampiran 5
Frequencies
Statistics
Kejang Demam
Jenis Kelamin Usia Suhu Badan Faktor Hereditas Berulang
N Valid 56 56 56 56 56
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Suhu Badan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Faktor Hereditas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran 6
CROSSTABS
Crosstabs
Cases
Crosstab
Tidak Ya Total
Total Count 22 34 56
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 56
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.61.
Crosstab
Tidak Ya Total
Beresiko Count 10 26 36
Total Count 22 34 56
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 56
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.86.
Crosstab
Total Count 22 34 56
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 56
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.50.