Anda di halaman 1dari 5

HEMODIALISIS PADA ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


xx.xxxx.xxx.x.xx 00 1/4
RSUP Dr. SARDJITO
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh :
KSM Anak Direktur Medik dan Keperawatan
Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Utama
Tanggal Terbit :
PROSEDUR
Oktober 2021
OPERASIONAL

dr. Eniarti, M.Sc., Sp.KJ, MMR

NIP: 196901102001122002
Pengertian Hemodialisis adalah dialisis yang dilakukan di luar tubuh yang biasa
disebut cuci darah atau pembersihan darah dengan menggunakan mesin
atau ginjal buatan dari zat-zat yang konsentrasinya berlebihan dalam
tubuh.

Tujuan Hemodialisis bertujuan untuk menurunkan kreatinin dan zat toksik


lainnya dalam darah. Hemodialisis juga bertujuan untuk menghilangkan
gejala yaitu mengendalikan uremia, kelebihan cairan dan
ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi pada penyakit ginjal tahap
akhir.

Kebijakan 1. Dialisis dimulai jika eGFR (estimated glumerolus filtration rate)


sudah menurun hingga 10 mL/menit/1,73 m2. Namun, evaluasi
terhadap kebutuhan dialisis harus dimulai lebih dini saat eGFR 15-
20 mL/menit/1,73 m2.

2. Dialisis dilakukan 2-3 kali seminggu dengan lama 3-4 jam.


Hemodialisis dapat dilakukan lebih sering dan lebih lama dengan
memperhatikan kondisi klinis pasien.

3. Komplikasi dari hemodialisis antara lain hipotensi, disekuilibrium,


hemolisis, emboli udara, anafilaksis, amiloidosis. Dilakukan
pemantauan kondisi pasien selama dan sesudah dialisis.
HEMODIALISIS PADA ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


xx.xxxx.xxx.x.xx Xx 2/4
RSUP Dr. SARDJITO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Prosedur Persiapan:
1. Pasien perlu dibuatkan akses pembuluh darah agar memudahkan
proses dialisis.
2. Pasien dibuatkan fistula arteriovenosa (arteriovenous shunt) yang
merupakan saluran buatan yang menghubungkan arteri dan vena.
3. Akses kateter vena dapat dipergunakan sambil menunggu fistula
arteriovenosa matang (4-6 minggu).
Ukuran kateter vena dan tempat insersi
Berat badan Ukuran kateter Tempat insersi
pasien
Neonatus 4-6 F single lumen Arteri atau vena femoralis
Double lumen 7F
3-6 kg Double atau triple lumen 7F Vena jugularis, subklavia atau
femoralis
6-15 kg Double lumen 8 Fr Vena jugularis, subklavia atau
femoralis
15-30 kg Double lumen 9 Fr Vena jugularis, subklavia atau
femoralis
>30 kg Double lumen 10 F atau triple Vena jugularis, subklavia atau
lumen 12 F femoralis

4. Tipe dializer dapat low atau high flux. Jika sistem air berkualitas tinggi
maka membran high flux lebih dipilih.
Volume selang dialisis
Ukuran pasien Vena (mL) Arteri (mL) Total (mL)
Mini neonatal (<6 kg) 21 8 29
Neonatal (6-12 kg) 22 18 40
Anak 42 30 72
Dewasa 70 62 132
5. Volume darah di dalam sirkuit ekstrakorporal 8-10% volume darah
total, sedangkan volume darah total diperkirakan 80 mL/kg berat
kering.
6. Kecepatan aliran darah (blood flow) yang dipompa kedalam sirkuit
dihitung berdasar atas BB:
 BB<10 kg: kecepatan aliran darah <=100 ml/menit
 BB 10-40 kg: kecepatan aliran darah =2,5xBB (kg)+ 100 ml/menit
 BB>40 kg: kecepatan aliran darah hingga 250 ml/menit
Kecepatan aliran darah jangan melebihi volume ekstrakorporal
maksimum per menit, yaitu BB (kg)x 8 mL/menit.
7. Kecepatan aliran dialisat ( dialysate flow) biasanya 2x kecepatan aliran
darah dengan rata-rata 300 ml/menit untuk anak yang lebih kecil dan
500 ml/menit untuk anak yang lebih besar (kisaran 300-800 ml/menit).
8. Tingkat ultrafiltrasi sekitar 10-12 ml/kg/jam
 Total ultrafiltrasi jangan melebihi 5% dari BB dalam satu sesi
dialisis untuk mencegah hipotensi berat.
 Pada pasien yang secara konsisten mengalami overloaded,
tingkatkan ultrafiltrasi hingga 15 ml/kg/jam.
9. Heparin adalah antikoagulan standar yang digunakan.
Heparin Loading dose Maintenance dose Monitor
(U/kg) (U/kg/jam)
Heparin reguler 50 10-50 Awasi ACT antara
(Dewasa: 1500 U) (Dewasa: 750 U/jam) 200-250 detik
Low-dose <=15 kg: 5-10 5-10 Awasi ACT antara
heparin >15 kg: 10-20 (Dewasa: 500 U/jam) >150 hingga <200
(Dewasa: 1000 U) detik.
Stop heparin 1 jam sebelum berakhirnya HD.

Pelaksanaan:
1. Pasien diminta berbaring atau duduk selama proses dialysis
berlangsung.
2. Periksa kondisi fisik pasien, seperti tekanan darah, suhu tubuh dan
berat badan.
3. Bersihkan/sterilisasi daerah akses pembuluh darah dan pasang jarum.
4.
HEMODIALISIS PADA ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


xx.xxxx.xxx.x.xx Xx ¾
RSUP Dr. SARDJITO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Prosedur 5. Kadar natrium dalam dialisat sebaiknya sekitar 10 mmol dari natrium
plasma untuk menghindari disekuilibrium. Penurunan kadar urea
serum yang terlalu cepat dapat menimbulkan sindrom disekuilibrium
terutama jika kadar urea lebih tinggi dari 40 mmol/L.
6. Jika anak mengalami oliguria dapat diberikan albumin 20% pada saat
dialisis.
7. Darah dibutuhkan untuk priming terutama pada bayi. Jika terdapat
anemia dibutuhkan pemberian darah sebesar = BB (kg)x 3 x gram Hb
yang ditambah.
8. Adekuasi dialisis perlu dinilai untuk mengurangi mortalitas dan
morbiditas pasien. Metode pengukuran dosis dialisis dapat dilakukan
dengan menghitung urea reduction ratio (URR) atau menghitung
Kt/V.

URR= (C2-C1)x 100


C2
Kt/V= -In (C1-0,008t)+(4-3,5C1)x(UF/W)
C2 C2

HEMODIALISA PADA ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


xx.xxxx.xxx.x.xx Xx 4/4
RSUP Dr. SARDJITO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Keterangan :
C1 : BUN post dialisis
C2 : BUN pre dialisis
t : durasi pelaksanaan dialisis
UF : Volume ultrafiltrasi
W : Berat badan post dialisis
Prosedur Setelah dialisis selesai:
1. Timbang kembali berat badan pasien, periksa tekanan darah.
2. Beri pesan pada pasien dengan mengonsumsi makanan sehat agar
asupan cairan, protein dan garam tetap seimbang.
3. Pantau adakah komplikasi setelah dialisis, seperti: hipotensi, kram otot,
mual dan kram perut, nyeri dada dan punggung, gatal-gatal.
4. Bila tak ada komplikasi maka pasien diperbolehkan pulang.
Referensi 1. Heeyeon Cho. Pediatric Hemodialysis. Child Kidney Disease 2020;
24:69-74
2. Avon NHS. Paediatric Haemodialysis Guideline 2019.
https://foi.avon.nhs.uk
3. Arhuidese, I.J.; Wanogho, J.; Faateh, M.; Aji, E.A.; Rideout, D.A. and
Malas, M.B. Hemodialysis and Peritoneal Dialysis Access Related
Outcomes in The Pediatric and Adolescent Population. Journal of
Pediatric Surgery, 2019.
4. Ng, K.H.; Teo,S.; Yap, H.K.; Resontoc, L.P. and Sathe,K.P.
Hemodialysis. In Pediatric Nephrology On The Go, editor: Yap,H.K.;
Liu, I.D. ang Ng, K.H. 2012
Formulir -
Penelaah kritis dr. Retno Palupi, B. Med, M. Epid. Sc. M.Sc, Ph.D, Sp.A(K)
dr. Kristia Hermawan, M.Sc. Ph.D, Sp.A
dr. Budyarini Prima Sari, Msc, Sp.A
dr. Heppy Roosarina Rahayu Dewi

Unit Terkait IGD, IRJ, IRNA


Catatan Revisi No Isi Perubahan Tanggal Revisi

Anda mungkin juga menyukai