Anda di halaman 1dari 14

Nama : Octaviani wiwik

No Absen : 15

Pelatihan Dialisis Perawat Angkatan II PGI CIKINI


No ISI REKAM MEDIK PENJELASAAN
1 Dializer  Pengertian Dialiser adalah membran semi-permeabel tempat proses
penyaringan darah dari racun atau toxin selama proses dialisis (sebagai
pengganti ginjal).

 Kriteria Dializer = low Flux dan High Flux


o Low flux membran :
 membran Permeabilitas Rendah: Menggunakan dializer dengan
permeabilitas rendah untuk air
 Efektivitas Hemodialisis yang Lebih Rendah: Tidak memiliki efek
signifikan pada penghapusan molekul berukuran sedang untuk air
 Indeks Urea Reduction Ratio (URR): Pada dialisis low-flux, URR berkisar
antara 60% hingga 80%
o High Flux membran :
 Permeabelitas tinggi : memungkinlan penghapusan molekul sedang
(10.000 hingga 15.000 Dalton) termasuk beberapa protein Inflmasi ß₂
mikroglobulin, dan lipoprotein
 Efektivitas Hemodialisis yang Lebih Baik: : Memiliki ketepatan dialisis
yang lebih baik, terutama dalam menghilangkan molekul berukuran
sedang
 KUF = koefisien Ultrafiltrasi
 Kemampuan memberan utk melewatkan air berdasarkan kenaikan
tekanan → berhubungan dengan TMP
 parameter yg mengukur laju ultrafiltrasi atau pengeluaran cairan berlebih
dari darah selama proses dialisis.
 KUF ini penting karena membantu mengontrol keseimbangan cairan
dalam tubuh pasien CKD.

 KLIRENS = kemampuan membran membersihkan darah dari solut.

2 Keluhan Utama  Merupakan keluhan yg dirasakan oleh pasien keluhan yang membuat
seseorang datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk mencari pertolongan,
misalnya : demam, sesak nafas, nyeri pinggang, dll.
 Keluhan utama ini sebaiknya tidak lebih dari satu keluhan.
 Kemudian setelah keluhan utama, dilanjutkan anamnesis secara sistematis
dengan menggunakan 7 butir anamnesis, yaitu :
1. Lokasi (dimana? Menyebar atau tidak?)
2. Onset dan kronologis (kapan terjadinya? Berapa lama?)
3. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi?)
4. Kualitas keluhan (rasa seperti apa?)
5. Faktor-faktor yg memperberat keluhan
6. Faktor-faktor yg meringankan keluhan
7. Analisis sistem yg menyertai keluhan utama.

3 MAP  Mean Arteri Preasure : merupakan metode pengukuran tekanan arteri, yang
digunakan untuk memeriksa apakah aliran darah tercukupi dengan baik
untuk memasok semua organ utama tubuh. MAP normal jika hasilnya 70
hingga 100 mmHg.

4 KUSSMAUL  Merupakan pola pernafasan yg sangat dalam dengan frekuensi yg normal atau
semakin kecil.
 Pola pernafasan ini merupakan salah satu bentuk hiperventilasi dan sering
ditemukan pada penderita asidosis

5 EDEMA PARU / RONCHI  Edema Paru → kondisi medis yg terjadi ketika cairan menumpuk didalam
kantong udara paru-paru (alveoli) dan menyebabkan sulit bernafas
 Ronchi → suara gemuruh yg dalam dan bernada rendah
6 BERAT BADAN  Berat badan merupakan besar ukuran tubuh dalam satuan berat (kilogram)
 Berat badan Pre HD = berat badan sebelum dilakukan tindakan Hemodialisis
 Berat badan post HD = berat badan setelah dilakukan tindakan Hemodialisis
 Berat badan kering = berat badan yg ideal bagi pasien yg ditandai dengan tidak
ada keluhan dan keadaan umum baik.

7 AKSES VASKULER  Akses Vaskuler adalah merupakan area pada tubuh di mana darah diambil
untuk sirkulasi melalui sirkuit ekstrakorporeal. Sebuah akses vaskuler dapat
berupa fistula arteriovenosa, atau kateter.
 Terdiri dari : Kateter vena (CDL) dan AV Fistula (AV graft dan AV Fistula/
Cimino)
1. CDL (Catheter Double Lumen) adalah jenis kateter yang mempunyai dua
lumen terpisah di dalamnya. Lumen adalah saluran atau tabung yang
berada di dalam kateter yang digunakan untuk memasukkan atau
mengeluarkan cairan, obat-obatan, atau bahan lain ke atau dari tubuh.
Pada prinsipnya, saluran internal ini yang memungkinkan cairan atau zat
mengalir di sepanjang kateter. kateter subklavukula di area clavikula,
jugular = area jugularis, femoral = di area femoralis ( slangkangan)
2. AV Fistula adalah akses yang dapat digunakan secara permanen–yang
dianggap mendekati ideal sebagai akses hemodialisis (HD). Akses ini
memanfaatkan pembuluh darah pasien sendiri sebagai alat, tanpa
memerlukan adanya penanaman alat saluran eksternal. Karena itulah jenis
ini bisa lebih nyaman diterapkan pada pasien.
fistula arteriovenosa (AV) merupakan operasi untuk menghubungkan vena
dan arteri. Penanganan ini biasanya dokter lakukan di lengan, tepatnya
antara pergelangan tangan dan siku atau di lengan atas. Menghubungkan
vena dan arteri dapat meningkatkan aliran darah di vena.
 Akses vaskular permanen sendiri paling tidak terbagi ke dalam dua
jenis, yaitu Arteriovenous (AV) Fistula, dan AV Graft
 Sayangnya, penerapan akses vaskuler AV Fistula ini tidak selalu
berhasil pada setiap pasien. Salah-satunya yaitu karena tidak bisa
dilakukan pada pembuluh darah yang kecil. Selain itu, AV Fistula
tidak bisa digunakan langsung setelah pemasangan, melainkan harus
menunggu waktu 1-2 bulan
 Sementara AV Graft, ialah akses vaskuler dengan pembuluh darah
buatan yang ditanam ke dalam tubuh pasien. Berbeda dengan Cimino
(AV Fistula) yang memerlukan waktu hingga dua bulan, akses AV Graft
bisa langsung digunakan setelah pemasangan.
8 TRANSFUSI  Transfusi darah adalah prosedur untuk menyalurkan darah atau komponen
darah dari seorang donor ke penerima yang membutuhkan.
 Transfusi darah dapat membantu mengganti darah yang hilang atau kurang
akibat operasi, cedera, anemia, atau penyakit lain Transfusi darah dilakukan
melalui jalur intravena (IV) dan biasanya berlangsung antara 1 dan 4 jam.

9 PEMBERIAN EPO  Eritropoietin (EPO) adalah hormon yg berfungsi mengatur produksi sel darah
merah disumsum tulang. Hormon ini diproduksi oleh ginjal dan berperan
penting dalam menjaga keseimbangan sel darah merah dalam tubuh.
1. Produksi Eritropoietin :
 Eritropoietin di produksi oleh fibroblas interstitial diginjal terutama
yang berhubungan dengan kapiler peritubular dan tubulus konvolusi
proksimal
 Selain ginjal, hati juga memproduksi EPO, terutama selama masa fetal
dan perinatal.
 EPO juga memiliki homologi dengan trombopoietin
2. Fungsi Eritropoietin :
 EPO berperan dalam memproduksi sel darah merah (eritropoiesis)
 Saat tubuh mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) ginjal akan
memproduksi dan mengeluarkan EPO untuk menstimulasi produksi sel
darah merah disumsum tulang
 EPO melindungi sel darah merah dari apoptosis (kematian sel) dan
memastikan kelangsungan hidup sel darah merah.
3. Penggunaan klinis :
 EPO sintetis, seperti epoetin alfa dan epoetin beta, digunakan dalam
pengobatan anemia pada penyakit ginjal kronis, mielodisplasia, dan
akibat kemoterapi kanker.
 Resiko pengobatan EPO termasuk kematian, serangan jantung, stroke
dan komplikasi lain,
4. Prosedur pemberian :
 kadar hemoglobin (Hb) <10 g/dl
 Dosis awal untuk pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis adalah 100‒150 IU/kgBB/minggu terbagi dalam 2‒3 dosis
 Dosis awal untuk pasien nondialisis adalah 100 IU/kgBB/minggu
terbagi dalam 3 dosis
 Dosis dapat ditingkatkan setelah 4 minggu dari terapi awal, dengan
peningkatan 15‒30 IU/kgBB/minggu atau 25% dari dosis awal, bila
kadar Hb tidak meningkat >1 g/dL dalam 4 minggu terapi.
 Eritropoietin dapat diberikan secara rute subkutan maupun intravena
 Lokasi penyuntikan : 1/3 lengan atas kiri / kanan (lengan tanpa akses),
1/3 jari dari umbilikal, paha atas kiri / kanan
10 INSTRUKSI MEDIK  AKUT / CITO → suatu tindakan hemodialisis yg diperlukan tindakan segera
mungkin.
 RUTIN → suatu tindakan hemodialisis yg dilakukan sesuai jadwal yg sudah
ditentukan (2-3x / minggu)
 SLED (Sustained Low Efficiency Dialysis) → Penatalaksanaan tindakan
hemodialisa SLED adalah tindakan hemodialisa yang dilakukan dengan
peraturan aliran dialisat (Qd) lebih lambat yaitu sekitar 300 cc/menit, sehingga
pelaksanaan tindakan hemadialisa lebih lama yaitu sekitar 6-12 jam.
 TD (Time Dialisis ) → waktu selama proses hemodiaisis berlangsung (4-5 jam)
dalam 1x tindakan HD
 QD (Quick Dialisat) → jumlah cairan dialisat (Acid dan Bicarbonate) yang dapat
dialirkan dalam satuan waktu menit (mL/menit).
 QB (Quick of Blood) → Kecepatan aliran darah (/Qb) adalah jumlah darah yang
dapat dialirkan dalam satuan waktu menit (mL/menit).
 UF GOAL → Target penarikan cairan saat proses dialisis berlangsung
 CAIRAN DIALISAT :
 Bicarbonate : zat pengganti yg penting dalam cairan dialisat karena lebih
fisiologis
 Condativity : ukuran kemampuan air untuk melewati arus listrik.
 Temperatur : suhu dalam mesin saat proses hemodialisis berlangsung
11 HEPARINISASI  Merupakan terapi obat untuk mengatasi atau mencegah penggumpalan darah
yang beresiko menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah
 Heparin dosis sirkulasi : dosis yang diberikan di ekstrakorporeal saat priming
dalam 1000 iu
 Heparin dosis maintenance, continues : dosis yang diberikan terus menerus
dan konsisten dengan bantuan pompa heparin, diberikan dari awal
hemodialisis sampai 1 jam sebelum hemodialisis berakhir
 Heparin dosis maintenance, intermitten : diberikan secara berselang atau
bertahap, pemberian 1 jam setelah hemodialisis berlangsung, dosis selanjutnya
diberikan selang 1 jam, jam terakhir tidak diberikan/stop
 Dosis awal : heparin yang diberikan pada waktu melakukan insersi kanulasi
inlet dan outlet (25-100 iu/kgBB)
 LMWH (low moleculer weight heparine) : kelas obat antikoagulan
 Tanpa heparin/free heparin : dibutuhkan QB yang besar, pembilasan dan
pengawasan yang ketat, dilakukan pada pasien yang alergi terhadap heparin,
perdarahan/hematom subdural, gastritis erosive, trombositopenia

12 FIRS USE DYNDROME  Merupakan suatu reaksi hipersensitif segera biasanya karna penggunaan
dialiser baru.
 Gejala yg timbul : keletihan, dyspnoe, urticaria, pruritus, nyeri dada, cardiac
arrest, whezzing, batuk,
 Tindakan yg segera berupa :
 HD distop
 Diberi oksigen
 Antihistamin
 Bronchodilator
 Epinephrine
 Steroid (k/p)
 Bila sudah membaik, HD dilanjutkan dengan dializer baru dengan berbeda
membrane, maupun dializer yg sudah dibilas berulang (reuse)

13 HIPO dan HIPERTENSI  Tekanan darah dinyatakan dalam dua nilai angka yg dipisahkan dengan garis
miring atau yg biasanya disebut “per”. Angka di awal, yaitu disebelah kiri garis
miring menandakan tekanan sistolik → ini adalah tekanan didalam pembuluh
darah ketika jantung berkontraksi untuk memompa darah keluar dari jantung.
 Angka diakhir yg berada setelah garis miring menandakan tekanan diastolik,
yaitu tekanan darah saat jantung berelaksasi dan menyedot atau menerima
darah masuk kembali kedalam jantung. Pada kondisi normal tekanan darah
org dewasa adalah 120/80 mmHg. Artinya tekanan sistoliknya 120 mmHg dan
diastoliknya 80 mmHg.
 HIPOTENSI :
 Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah kondisi ketika tekanan darah
jauh lebih rendah dari yang seharusnya. Ini dapat terjadi baik sebagai
suatu kondisi sendiri atau sebagai gejala dari berbagai kondisi.
 suatu penurunan tekanan darah sistolik ≥ 20 mmHg atau penurunan MAP
>10 mmHg.
 HIPERTENSI :
 Darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah berada diangka 130/80
mmHg atau lebih.
 Hipertensi dibedakan menjadi 2 hipertensi primer dan sekunder :
o Hipertensi primer → jenis darah tinggi yg penyebabnya tidak di ketahui
dengan pasti, dan biasanya berkembang perlahan dalam waktu
bertahun-tahun.
o Hipertensi sekunder → jenis tekanan darah tinggi yg disebabkan oleh
berbagai kondisi atau penyakit lain, dan bisa terjadi secara mendadak
termasuk pada anak-anak.
 Penyebab hipertensi sekunder :
1. Penyakit ginjal
2. Hipertiroidisme
3. Penyakit jantung bawaan.
4. Kelainan bawaan pada pembuluh darah
5. Penyalahgunaan NAPZA
6. Penggunaan obat-obat tertentu seperti dekongetan, pil KB, atau
kortikosteroid
7. Sleep apnea
8. Kecanduan alkohol
9. Hipertensi yg dipicu oleh emosi, rasa takut atau cemas

Anda mungkin juga menyukai