VaskulerAkses :
1. Permanen :
Av shunt
Av graft
2. Tidak permanent
- Cdl
- Femoralis
Pemasangan AV graft
Penempatan graft PTFE padalengan: biasanyadiambil di paha,Arterifemoraliske vena femoralis
Penyulitpadaakses
Secara rata-ratatubuh orang dewasakehilangan 2,5 L cairan per hari ,1,5 L keluarmelalui urine, 500 ml
melaluikeringat, 400 ml dalambentukuap (respirasipernafasan),100 ml keluarbersamafeses
Didalamtubuhmanusia,cairanterdistribusikedalam2 kompartemenutamayaitucairanintraselular(ICF)
dancairanekstraselular (ECF)
HEMODIAFILTRASI
Terapipenggantiginjaldenganprinsipkombinasidifusidankonveksiuntukmeningkatkanpembuangan solute
denganberatmolekulberagam,
Ultrafiltrasi yang berlebihsehinggadiperlukancairansubstitusiuntukmempertahankan balance
cairan,membrane yang dipake high flux
MetodePemberiancairansubstansi :
IndikasiHDF :
1. PenyakitKardiovaskulerberat
2. Hipotensikronik
3. Diabetes
4. Usiatua
5. BB tidakterkontrol
6. Px PGK yang membutuhkandosis dialysis tinggi
7. Px GGA yang kritis
Penarikancairandenganultrafiltrasibertahapatauultrafiltrasiterpisahdariintravaskulerdenganmenggunakan TMP.
- GagalJantung
- Neprotik syndrome
- DDS
Kelebihan ISO UF :
- Dapatmenarikcairandalamjumlahbanyak
- TD stabil
- Mengurangibebankerjajantung
Kekurangan ISO UF :
- ResikoCloting
- Hanyadigunakanpadapasiendenganhemodinamikstabil
- Tidakdapatdigunakanpadapasiendenganhiperkalemi
HEPARINISASI
Heparin adalah jenis obat penghambat pembekuan darah
Heparinisasi adalah proses pengedaran antikoagulan yang bertujuan mencegah cloting baik dalam sirkulasi
sistemik maupun ekstrakorporeal
Alasan heparinisasi : karena ketika darah berada di luar tubuh dan kontak dengan area luar (ekstrakorporeal) hal
itu mempercepat faktor pembekuan darah, yang mana cloting terjadi hal itu akan merugikan pasien (kehilangan
darah) dan RS (kerugian BHP)
Faktor yang mempercepat cloting :
Qb rendah
Resirkulasi
Transfusi
Uf terlalu tinggi
Adanya paparan udara di drip chambers dan dializer
Cara pemberian heparinisasi : continue dan intermitten
Dosis heparinisasi : dosis awal (50 unit/kg BB diberikan saat priming) dan dosis maintenance (10-20 unit/kg BB
diberikan intra HD)
Jenis heparinisasi
Rutin (Unfractional heprin=UFH)
Biasanya 1000 unit/ jam (BB pasien 50kg, maka 50 x 20 = 1000 unit), pemberian intra HD melalui heparin
pump dan dihentikan 1 jam sebelum HD selesai
Minimal
Biasanya 500 unit/ jam(BB pasien 50kg, maka 50 x 10 = 500 unit), pemberian intra HD namun tidak
melalui heparin pump, diberikan per jam s.d 1 jam terakhir sebelum hd selesai
Free
Pasien dengan perdarahan, pasien post op, kelainan pembekuan darah.
Catatan : Qb dibuat as fast as possible, bolus Nacl per jam dangan memperhatikan overload pasien (UF
menyesuaikan Nacl yang masuk)
LMWH, Low molekul weigh heparin
Bukan dengan heparin sodium melainkan enoxoparin sodium atau nadroparin kalsium
Heparinisasi regional
Hal hal yang perlu diperhatikan selama heparinisasi :
Inspeksi visual
Lihat tanda-tanda bekuan darah baik di BL, buble trap, maupun dializer
V.presure dan A.pressure
- Bekuan di dializer : tekanan post pump ↑ tekanan vena ↓
- Bekuan di buble trap : tekanan keduanya ↑
Pada dializer reuse perhatikan 2 hal
- Gambaran dializer setelah dialisis, biasanya banyak cloting di area header
- Ukur volume residu dializer (80% dari volume priming new dializer)
Efek samping heparin
Komplikasi perdarahan (gusi berdarah, melena, luka akses fistula lama berhenti, dll)
Komplikasi perdarahan berat
Trombositopenia pertimbangkan free heparin
atau CAPD
Hipertrigliseridemia (peningkatkan resiko komplikasi kardiovaskular)
Pruritus
Hiperkalem pertimba ngkan pemakaian
LMWH
Osteoporosis
Dosis maintanance diberikan saat HD berlangsung yaitu 500-2000 unit
PRINSIP HD
Difusi: perpindahan solut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui membran semipermiabel
Ultrafiltrasi: perpindahan solven dari larutan tekanan tinggi ke tekanan yang rendah melalui membran
semiperbiabel
Konveksi: perpindahan solut dan solvent karna perbedaan tekanan
Absorpsi: adhesi molekul terhadap permukaan dalam membran
Osmosis: perpindahan solvent dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
Solut : zat terlarut
Solvent itu zat pelarut
HIPOTENSI
Hipotensi Intradialitik adalah penurunan TD sistolik lebih dari atau sama dengan 20 mmhg atau penurunan
tekanan arteri rata rata (MAP 10 mmhg) disertai manifestasi klinik
Hipotensi pada DM
- Gula tidak stabil
- Tek QB : karena ada kerusakan eritrosit
- Pembuluh darah terjadi arterosklerosis yaitu penebalan pembuluh darah
Pemantauan selama hd
Evaluadi keluhan px scr berkala
Pengukuran nadi dn tekanan darah tiap jam
PATHWAY
Cardiac output
Hipotensi
A. RENAL REPLACEMENT
Renal replacement support adalah suatu terapi untuk menggantikan fungsi ginjal, karena ginjal tidak bisa melakukan
fungsinya, dengan tujuan mempertahankan kehidupan dan meningkatkan kualitas hidup sehingga pasien bisa
beraktifitas seperti biasa.
Prinsip cari CAPD cairan dialysis berada dan tinggal dalam kavum abdomen sekitar 4-6 jam
pada siang hari dengan 3 kali ganti biasanya menggunakan dialisat 1,5% dan 8-12 jam pada malam
hari menggukan 2,5 %. Jadi total penggantian 4 kali sehari.
Kelebihan dari CAPD
Alat sederhana jadi bisa dilakukan sendiri, lebih fleksibel tidak selalu dilakukan di RS,dan diit bebas.
Keuntungan
Dapat dilakukan dirumah, tidak tergantung pada orang lain dan fleksibel, diit bebas, kunjungan ke RS
regular, tidak perlu jarum, tekanan darah dapat terkontrol, dan tubuh tidak terlalu stress
Kekurangan
Resiko infeksi, dapat menimbulkan timbul rasa jenuh karna menjalankan terus menerus.
Indikasi dilakukan CAPD
Pasien DM, pasien yang ada gangguan kardiovaskular (angina, katup jantung buatan, aritmia),
penyakit kronis (anemia, HIV, kelainan perdarahan, dan hepatitis), dan gangguan psikososial (
gaya hidup aktif, jadwal kehidupan dapat bervariasi, takut jarum dan diit bebas)
Kontraindikasi
Absolut
Kesulitan operasi, ada luka di luas dinding abdomen, perlengkatan karna riwayat operasi,
tumor atau infeksi, hernia berulang, ada fistel tidak bisa dilakukan peritoneum dialysis
karna tidak ada yang membantu.
Relative
Obesitas, gangguan jiwa, gangguan penglihatan, hernia, PPOK, dan inflamasi saluran
cerna.
Komplikasi CAPD
Infeksi
Infeksi pada exit site, infeksi tunel, infeksi peritoneum
Non infeksi
Non infeksi terkait kateter, komplikasi terhadap peningkatan tekanan intra abdomen, komplikasi
terkait dialysis (nyeri bahu, rasa penuh, kelebihan cairan, kegagalan ultrafiltrasi, dehidrasi,
hiponatremia, hypernatremia, hypokalemia, hyperkalemia) dan komplikasi terhadap metabolic (
efek dialisat glukosa, kehilangan protein,dan kelainan metabolism lipid)
Keuntungan PET
Identifikasi karakteristik dari membran peritoneum
Menilai ultrafiktrasi yg tdk adekuay
Membedakan antara dialisi yg tdk adekuat dgn px yg tdk patuh
Dinilai jk peritonitis berulang akan mempengaruhi permeabilitas membran
Prosedur
Malam hari sebelum dilakukan PET pasien hrs siap dgn melakukan standar pertukaran capd, pertukaran hrs dwell
time antar 8-12 jam
Langkah langkah
Bersihkan 2x sehari
Bersihkan setiap exit site kotor atw basah
Hand Hygiene
Gunakan pbersih antibakteri
Jgm memaksa untuk melepas krusta
Keringkan exit site
Mobilisasi kateter
2. Transpantasi ginjal
a. Pengertian
Transplantasi ginjal adalahterapi penggantian ginjal yang melibatkanpencangkokan ginjal
dari orang hidup atau mati kepada orang yangmembutuhkan.
b. Cara Kerja Transplantasi Ginjal
Prosedur bedah transplantasi ginjal membutuhkan waktu antara tiga sampai enam jam.
Ginjal baru ditempatkan pada rongga perut bagian bawah (dekat daerah panggul) agar terlindung oleh tulang
panggul. Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena) dari ginjal baru ini dihubungkan ke arteri
dan vena tubuh.Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat untuk disaring. Ureter (saluran
kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kantong kemih agar urine dapat dialirkan keluar
Transplantasi ginjal belum tentu dapat dilakukan untuk semua kasus penyakit ginjal
kronik. Individu dengan kondisi, seperti kanker, infeksi serius,atau penyakit kardiovaskular (pembuluh
darah jantung) tidak diperkenankan menerima transplantasi ginjal. Hal ini karena tingkat kegagalan
transplantasi ginjal cukup tinggi.
c. Keberhasilan Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal dinyatakan berhasil jika ginjal tersebut dapat bekerja sebagai penyaring darah
sebagaimana layaknya ginjal sehat.Jika demikian, pasien tidak memerlukan tindakan dialisis (cuci
darah).Oleh karena ginjal baru ini bukan merupakan ginjal yang berasal dari tubuh pasien sendiri, maka ada
kemungkinan terjadi reaksi tubuh untuk menolak benda asing tersebut.Untuk mencegah terjadinya
reaksi penolakan, pasien perlu mengonsumsi obat-obat anti-rejeksi atau imunosupresan setelah menjalani
transplantasi ginjal.Obat-obat imunosupresan bekerja dengan jalan menekan sistem imun tubuh sehingga
mengurangi risiko.
3. Tambahan:
Seperti dikutip Hopkinsmedicine, Selasa (9/2/2016) ada tiga hal utama yang perludilakukan sebelum
mendonorkan ginjal, yaitu:
Evaluasi kesehatan mental
Tes darah
Tes diagnostic (Tes-tes ini mungkin termasuk X-ray, USG, biopsi ginjal, dan pemeriksaan gigi.
Perempuan mungkin perlu tes pap smear, ginekologi, dan mammogram)
Syarat resipien pd transplantasi ginjal
1.usia 18-65thn
2.tidak mengidap penyakit berat dan penyakit keganasan
3.siap siap patuh minum obat seumut hidup
4.siap siap patuh melakukan pengawasan px lab, kontrol secara teratur
5.saluran perkemihan dalam kondisi baik
6.goldar atau tes darah silang cocok
8.HLA cocok
SLED adalah suatu tehnik hemodialisa yang menggunakan mesin dialisa konvensional dengan cara memperlambat
aliran darah (QB) dan aliran dialisat (QD) di samping itu profil natrium, suhu dan bikarbonat dialisat perlu
dilakukan, agar hemodinamik pasien menjadi stabil.
Tujuan sled
1. Meniru fungsi fisiologi ginjal dalam pemurnian darah dan pembuangan kelebihan cairan
2. Mengembalikan dan menjaga homeostatis
3. Menghindari komplikasi dan menjaga toleransi pasien
4. Menciptakan kondisi yang mendukung kembalinya fungsi ginjal
5. Melaksanakan terapi pengganti ginjal yang efisiensi dan efektif
Target melakukan sled
1. Mesin hemodialisis
Pada dasar nya mesin hemodialisis dapat dipergunakan asal dapat memperlambat aliran darah (Qb) dan
aliran dialisat (Qd) serta dapat mengatur profile natrium, profiling bikarbonat profiling ultrafiltrasi dan
suhu cairan dialisat
Mesin yang di gunakan hendak nya mesin dengan volumetric control
2. Vaskular akses
Untuk pasien yang belum mempunyai sarana hubungan sirkulasi yang tetap (cimino/av-shunt) sebaiknya
di pasang vaskuler kateter double lumen , karna hemodialisa akan berlangsung lama
Macam-macam akses vaskuler : sub-clavia , femoral , jigularis
3. Tempat hemodialisa
Sebaiknya dilakukan di ruang intensif (ICU) program sled ini memerlukan observasi yang sangat ketat dan
kadang pasien juga memerlukan alat bantu lain misalnya ventilator
4. Ginjal buatan
Dializer yang digunakan adalah sama dengan yang digunakan pada IHD bisa menggunakan low flux
maupun high flux dializer
5. Antikoagulan
Unfractionated heparin :
1000 to 2000 unit bolus
Maintance : 500-1000 U/jam
Parameter : APTT of 1.5 kali baseline
Antikoagulasi citrate
Prostacylin and argatroban
6. Komposisi cairan dialisat
Cairan dialisat yg digunakan adalah seperti yg biasa digunakan untuk hemodialisis bikarbonat, biasanya
mengandung kalium 3-4 mEq/ltr, kalsium 1,5-2-5 mEq, bicarbonat 24-35 mmol/ltr bikarbonat
PROFILING SODIUM
Sodium profiling adalah model dialisat sodium selam dialisat sodium selam dialisis untuk mengurangi
penurunan volume darah selam ultrafiltrasi
Sodium profiling digunakan untuk mencegah ketidakstabilan hemodinamik saat hemodialisis
Sodium profiling dapat linier atau stepwise increasing atau decreasing profiles dan alternated high low
profiles
Sodium prifiling dengan dialisat sodium tinggi (>144mmol/L)efektif mengurangi IDH
Dialisat dengan konsentrsi tinggi : cairan akan berpindah dari intraseluler ke interstitial→ menambah refill
volume darah dari interstitial ke ruang intravaskular
Kombinasi dengan UF profiling : lebih efikasi
Sodium profiling + konsentrsi sodium tinggi + cool dialysis → lebih toleransi terhadap hemodinamik.
PROFILING BICARBONAT
PROFILING ULTRAFILTRASI
Ultrafiltrsi yaitu berpindahnya cairan melalui membran semipermiable karena adanya perbedan tekanan
UF profiling adalah mengatur ultrafiltrasi dimana modelnya tidak sama untuk setiap jam sesuai dengan
kondisi pasien. Sangat berpengaruh pada tekanan darah > ultrafiltrasi rendah lebih stabil untuk
hemodinamik.
Keunggulan Sled
Sustained low efficiency dialysis dapat dijadikan suatu pilihan dalam menangani pasien gangguan ginjal
akut maupun penyakit ginjal kronik dengan hemodinak yang tidak stabil yang memerlukan tindakan hemodialisis.
Menyediakan sarana-sarana untuk hemodialis diruangan perawatan intensif sehingga dapat dipakai bila memang
diperlukan.
Menyediakan mesin cadangan yang cukup sehingga bila SLED dilakukan, tidak mengganggu program pasien rutin.
Mengingat dijumpainya berbagai kendala baik medis maumpun non-nedis, konsensus dari Acute Dialysis Quality
Initiative (ADQI) sebagai indikasi untuk Renal Support (TPG) pada AKI untuk negara-negara berkembang
dinyatakan sebagai berikut.
1. TPG harus segera dimulai bila ada kondisi klinis yang mengancam nyawa (misal : gangguan elektrolit
dan keseimbangan asam-basa) dan tidak dapat ditangani secara medikamentosa.
2. TPG harus segera dimulai bila keseimbangan metabolik maupun cairan melampaui kapasitas ginjal.
3. Disarankan agar faktor-faktor non-medis, seperti preferensi pasien, kualitas hidup, kondisi
komorbiditas, tingkat keparahan penyakit akut, prognosis yang diharapkan, output urin, logistik, serta masalah sosial
dan budaya lainnya seharusnya dipertimbangkan saat memutuskan apakah akan memulai TPG atau menundanya.
4. Disarankan agar proses pengambilan keputusan pasien yang sakit parah dilakukan dan disetujui oleh dokter,
pasien, dan
keluarga untuk menentukan apakah akan memulai TPG atau tidak.
Tujuan Terapi Pengganti Ginjal (TPG) pada AKI yang terpenting adalah :
1. Memperbaiki kondisi klinis akibat AKI
2. Mempertahankan dan memperbaiki fungsi ginjal dikemudian hari.
DALAM MELAKUKAN PEMILIHAN JENIS RENAL SUPPORT HARUS DIPERTIMBANGKAN BEBERAPA
HAL :
1. Apakah dapat memasang akses untuk melakukan tindakan (akses vaskuler untuk IHD, PIRRT dan
CRRT serta kateter peritonium untuk PD)
2. Apakah tidak ada penyakit penyerta yang dapat mengganggu pemberian antikoagulan? Dosisnya dan
caranya?
3. Bila akan dilakukan PD : apakah integritas cavum peritoneum dan diaphragma bagus. Tidak ada
infeksi,luka bekas operasi abdomen dll.
4. Apakah keadaan hemodinamik stabil (tekanan darah, denyut jantung) ?
5. Apa tujuan utama melakukan Renal Support :
- Membuang toksin (hiperkatabolosme)
- Mengurangi kelebihan cairan dan elektrolit
- Memperbaiki asidosis metabolik
6. Kemungkinan efek samping dari tindakan
- Edema cerebri
- Kebutuhan nutrisi yang lebih banyak
- Dosis obat-obatan yang berubah
KESIMPULAN :
1. Bila ada indikasi klasik yang mengancam nyawa, seperti : hiperkalemia, kelebihan cairan dan
asidosis refraktori, maka Renal Support harus segera dilakukan. Bila tidak ditemukan gejala-gejala
tersebut, tidak ada parameter khusus untuk kapan sebaiknya memulai Renal Support.
2. Pilihan jenis Renal Support harus memperhitungkan : indikasi klinis, tersedianya SDM dan fasilitas,
biaya dan kehendak pasien/keluarga serta pertimbangan non-medis lainnya.
3. Panduan menghentikan Renal Support adalah bila : Tujuan awal sudah tercapai atau urin spontan >
400 cc/hari atau Klirens kreatinin berdasarkan kumpul urin selama 6 jam = 12-20 cc/menit
4.
HIPERTENSI intra dialitikMenurut Inrig dan KDOQI
Adalah peningkatan tekanan darah sistolik pascadialisis10 mmHg dari tekanan darah sistolik predialitik.
Dan tekanan darah post hemodialisis lebih dari 130/80 mmHg, diukur setelah 5 menit pasca dialisis.
Krisis hipertensi :peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih dr 220mmHg
dan atau tekanan darah diastoliklebibdr 120mmHg.
1. Overload cairan
2. Aktivasi renin angiotensin aldosteron
3. Overaktifitas simpatis
Klasifikasi krisis hipertensi
Prosedur penatalaksanaan :
1. Billa pasenkrnoverhidrasi (volume dependen) , lanjutkan hemodialis dengan observasi yg lebih ketat
2. Bila pasen tidak dalam overhidrasi, turunkan QB 150 ml/mnt UF minimal
3. Berikan Oksigen sesuai kebutuhan
4. Bila obat rutin hiperttensiblm diminum, segera berikan
5. Kolaborasi dgn dokter jaga untuk pemberian terapi
6. Observasi TTV dan kesadaran tiap 15 menit
7. Bila sampai HD selesai tensi tidak turun kolaborasi dengan dokter untuk tindakan lebih lanjut
8. Bila ada kerusakan organ target(hipertensi emergensi) HD segera hentikan dan kolaborasi dengan dokter
9. Dokumentasi
PATHWAY
GGK
1. Arti GGK : suatu kondisi yang ditandai oleh hilangnya secara bertahap fungsi ginjal dari waktu ke waktu
,di tandai dengan atau tanpa penurunan GFR selama > 3bln.LFG(60 ml/menit,1.73 m2 lebih dari 3bulan
dengan atau tanpa kerusakan struktur ginjal)
2. Ggk : kerusakan ginjal dapat berupa kelainan jaringan,komposisi darah dan urine atau test pencitraan ginjal
yang di alami lebih dari 3 bulan
3. Fungsi eksresi ginjal:
- Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 m- osmol dengan mengubah eksresi air
- Mempertahankan kadar plasma masing-masing elektrolit dalam rentang normal
- Mempertahankan PH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali
HCO3-
- Mensekresikan produksi akhir nitrogen dan metabolisme protein terutama urea,creatinin dan asam urat
4. Fungsi non eksresi
- Menghasilkan erytropoetin =mematangkan sel-sel darah merah yang dihasilkan oleh sum-sum tulang
- Metabolisme vitamin D=pengaturan kalsium
- Degradasi insulin = dengan adanya mekanisme ini,CKD dengan DM tidak membutuhkan insulin
dalam jumlah banyak lagi
- Menghasilkan renin = penting untuk pengaturan tekanan darah
- Menghasilkan prostaglandin = hormon yang mengatur otot halus(pengaturan aliran darah yang masuk
keginjal)dan membantu penyerapan Na+
5. Patogenesis ginjal
a. Oedem
- Peningkatan tek.hidrsotatik intravaskuler
- Permeabilitas pembuluh darah meningkat
Oedem perifer
b. Mual muntah
Deplesi natrium dan airPenurunan volume cairan esktraselulerDiikuti penurunan aliran darah ginjal(RBF)Iskemia
ginjal Penurunan filtrasi glomelurus(LFG) Azotemia (mual muntah keadaan dimana terjadi penumpukan ureum
dan kreatinin dalam plasma
Ginjal rusak
Anoreksia(mual muntah)
c. Anemia
Anemia
d. Sesak
Ph darah menurun
Hco3̄ menurun
Co2 meningkat
Sesak
e. Gatal-gatal
Azotemia
Gatal2
6. Tahapan-tahapan GGK
TAHAPAN DESKRIPSI LFG MANIFESTASI KLINIK TINDAKAN
Kerusakan ginjal >90 Tanpa keluhan ,HT,protein Mengurangi
Tahap 1 disertai LFG urin +3,hematuri resiko kerusakan
normal/meninggi ginjal
Kerusakan ginjal 60-89 Hiperparatiroid,progresion
Tahap 2 disertai penurunan of CKD,HT Terapi faktor
ringan LFG resiko untuk
memeperlambat
kerusakan ginjal
dan risiko PKV
Penurunan moderat 30-59 Anemia Evaluasi dan
Tahap 3 LFG ,dislipidemia,adanya terapi komplikasi
peningkatan ureum
ceratinin serum,nutrisi
buruk,oedem
Penurunan berat 15-29 Gejala uremikum,abnormal Persiapan untuk
Tahap 4 moderat LFG elektrolit,anemia inisiasi dyalisis
,overhidrasi,nutrisi
buruk,oedem
Gagal ginjal < 15 Azotemia,cardiovaskuler Dyalisis dan
Tahap 5 akhir(terminal) disease transplantasi
ginjal
Menghitung LFG
Letak ginjal
Terletak di retroperitoneal
Ginjal menerima 20-25%dari co melalui arteri renalis yg berasal dari aorta abdominalis
Terdapat 400-1.2 jt nefron
Sistem perkemihan
Filtrasi Glomerulus =proses penyaringan besar besaran plasma dari kapiler glomerulus kedalam kapsul bowmen
Reabsorpsi Tubulus =perpindahan zar dari lumen tubulus menuju plasma kapiler peritubulus
Adekuasi dialisis
Target >65%
Qd 2x qb
a. Cairan tubuh 60% dari BB, 40% cairan intraseluler, 20% cairan ekstraseluler. Dari 20% cairan
ekstraseluler, terbagi lagi ke dalam 15% cairan intraseluler dan 5% plasma.
b. Berat Badan Kering adalah berat badan tanpa kelebihan cairan yang terbentuk setelah tindakan dialisis atau
berat terendah yang aman dicapai pasien setelah tindakan dialisis (Kallenbach, 2005).
c. Tanda-tanda berat badan kering tercapai:
1. BB tanpa kelebihan cairan : tanpa oedem paru,tanpa oedem extremitas.
2. Tanpa hipotensi atau hipertensi
3. Tanpa adanya keluhan
d. Berat Badan Kering tidak selalu sama setiap waktunya. Biasanya BBK di dapatkan setelah 6-8 kali HD
e. Pembatasan cairan dalam menjaga BBK. Edukasi pasien untuk minum air dlm 24jam dengan
menjumlahkan total urine 24 jam dengan 500cc
f. Keuntungan BBK ideal :
1. Waktu pemulihan post dialisis lebih pendek
2. Menurunkan resiko kejadian hipotensi intradialisis
3. Memperpanjang lama hidup pasien
4. Menurunkan resiko kardiovaskuler,serebrovaskuler serta rawat inap
5. Menurunkan resiko hipovolemia dan trombosis akses
6. Menurunkan resiko jatuh post dialisis
g. Cara menentukan BBK adalah dengan metode trial and error, evaluasi kondisi umum pasien post
dialisis,turunkan atau naikan target BB pada dialisis selanjutnya. Ulangi sampai 6-8 kali HD sampai di
dapatkan BB pasien nyaman,tanpa keluhan,tanpa ada tanda-tanda oedem (paru dan ekstremitas),tanpa ada
hipertensi atau hipotensi.
h. Penatalaksanaan pencapaian BBK :
1. Peningkatan BB antar dialitik tidak lebih dari 5% BBK atau sesuai perhitungan intake output
2. UFR maksimal 30cc/kgBB/jam
3. Lakukan profiling UF
4. Pantau keluhan,kondisi umum,TTV dan komplikasi selama HD
5. Evaluasi BBK sesuai tanda dan gejala serta keluhan pasien
6. Anamnesa yang baik
7. Berikan edukasi ketaatan terhadap diet
8. Batasi asupan Natrium
9. Hindari pengurangan time dialysis
10. Hati-hati dengan target UFG yang di tentukan oleh pasien
11. Libatkan keluarga dalam pemantauan asupan dan kedisiplinan terhadap cairan yang masuk.
Pengkajian BBK
1.riwayat TD sebelumnya, setelah hd, selama di rumah
2.riwayat tanda hipovolemi post hd pinsan pusing trs menerus, muntah,kram otot
3.oedem atw acites
4.profil paru paru frekuensi nafas, ronchi, x ray, ct scan
5.kenaikan bb
6.cara diit cairan
7.lab proteim, albumin, total protein
8.profil bbk sebelumnya
Px yg tidak ditimbang
-urin +500+700ml
-oedem
-minum
-riwayat hd sebelumnya dikaji seimbang tidak untuk autput
bBK meningkat
Terjadi gejala hipovolemia bila tercapai bbk sebellumnya.. Kram mual lemes keringat dingin
pandangan kabur haus hipotensi nadi cepat dan lelah
Berikan terali cairan tangani pasien sepertk pd syock hipovolemik
Tingkatkan bb pd hd berikutnya sesuai bb post hd setelah tertangani syock
5 Moment
ALARM MESIN
1. ARTERIAL PRESURE
a. Indikasi kloting
b. Jarum terlepas
c. Tekanan darah pasien drop
d. Arterial line kinking
2. Venous presure
Tinggi :
a. Indikasi venous line kinking
b. Bable trap cloted
c. jarum vena cloted/posisi kurang pas
Turun :
Observasi intra hd
Px =ttv, visual cek akses, jarim dn bolodline, k/u ,respon selama hd keluhan dn komplikasi
Mesin = temperatur, conductivity, hefarin pumo, visual vek dializer detektor alarm
DIALIZER
Tempat dimana sirkuit darah dan dialisat bertemu.Terjadi pergerakan molekul antara darah dan dialisat
melalui membran semipermeabel.
Jenis dializer
Ditentukan oleh Luas permukaan permeabilitas membran, ketebalan membran dan ukuran pori-pori,
dializer yang dapat melewatkan solut dengan berat molekul tinggi disebut high flux dializer. High flux dializer akan
memiliki Kuf yang tinggi juga karena pori-pori lebih besar sehingga kempuan melewatkan cairan pun tinggi.
Parameter:
Koefisien ultrafiltrasi (kuf) ( kecepatan aliran darah masuk ke dializer) : jumlah air (ml) yang dapat melewati
membran setiap mm Hg per jam
Permeabilitas membran
Koefisien transfer masa dializer (KoA) efektifitas dializer melewatkan solut secara praktis dikonfersikan
dengan kliren yang ditentukan oleh Qb dan Qd.
Kliren( kemampuan dializer membersihkan solut) disebut dengan nama solutnya contoh klirens urea, klirens
kreatinin : ml/menit pada Qd 500 ml
2.klirens yg tinggi baik untuk solut dgn berat molekul kecil dan menengah (qb 200-400,qd500ml/mnt)
3.tidak adanya atau minimal kehilangan solut yang vital melalui membran semifermiabel
6.tidak toksik
Low flux adalah hanya dapat membersihkan solut dng berat molekul rendah
REUSE
Dializer reuse (reprocesing dializer) adlah penggunaan beberapa dari dializer dimulai dengan pelabelan dari
dializer baru dan kemudain berlanjut dengan prosedur pengolahan sehingga dializer siap dipakai kembali untuk
dialisis berikutnya, siklus ini diulang sampai dializer tidak lagi memenuhi kriteria untuk digunakan.
Kalibrasi renatron
Tekan on
Pasangkan kalibrasi cell
Tekan mute alarm dan riset bersamaan pilih mode '00'
Tekan to set dan putar knop bersamaan pilih volume 254/255
Tekan star proses
Mesin akan.. ...Pd step 35
Tekan mute alarm volume yg terbaca 67-73 ml
Tekan riset
Langkah reprocessing
Pasangkan dializer dari bawah ke atas (MB)
Tekan hold to set dan putar knop bersamaan set 80% dari total volume dializer (tcv)
Tekan mute alarm dan riset bersamaan pilih mode CH/CF
Tekan star proses
Proses compliy
Tekan riset
Buka dializer dari atas ke bawah (MB)
Sanitasi renatron
Pasangkan kalibrasi cell
Tekan mute alarm dn riset bersamaan pilih mode''00''
Tekan star sanitize
Mesin alarm.... Pd step 83
Sanitize complit
Tekan riset dan off
Biarkan mesin sekurang kurangua 6 jam sebelum di gunakan
PENYEDIAAN 1% RENALIN
(tekanan menahan)
A = arterial
V = Venous
Ruang tindakan
Ruang perawatan ruang sterilisasi ruang penyimpanan obat ruang penunjang medik
Anemia
2.faktor lain
Hiperparatiroid berat
Inflamasi dn infeksi
Toksikasi aluminium
Hipotiroid
Hemoglobinopatu
Gejala anemia
Lemes kelelehan merasa lelah sakit kepala maslah dgn konsentrasi pucat kesulitan bernafas atw sesak nafas nyeri
dada gangguan tidur kehilangan nafsu makan
Temuan fisik
Kardiovaskuler
Pulmonari takipnoe
>10-efo 1x seminggu
Dialifer isi 5 ml (diperiksa 1 mgg setelah pemberian terakhir) diberikan 1 siklus 5x pemberian
Tes dosis tetesan di mulai pelan pelan 5 tpm tunggu respon 15 mnt
ST = SI x100% :hd
Pgk hd
Pemberian epo
Hb > 8 gr/dl
Terapi untuk keracuman zat besi tinggi diberi disferal 500 mg (fial)
Jk peritin rendah di beri terapi zat besi menurut konsensus 10x selama 5 siklus
-beta : re kormon
Transfusi lewat arterial line =faktor penentu, curah jantung, volume, ketegangan arteri, laju serta kekentalan
(viskositas darah)
Sebagi bufer ginjal dgn mengikat kbali hco3 dn mengeluarkan ion hidrogen
Vit b12 ,asam folat untuk mempengaruhi pembentukan eritrosit (sel darah merah)
DDS
Adalah sekumpulan gejala sistemik dn neurologik yg di temukan selama atw setelah hd
Gangguan pd otak yg ditandai dgn gejala neurologis karena oedem cerebral setlh proses dialisis
Penyebab
Peningkatan kadar otak ketika zat terlarit diturunkan dgn cepat selama dilisis yg menjadikan komposisi plasma
menjadi hipotonis dn pergeseran cairan plasm ke dalam jaringan atw sel otak yg menyebabkan edema sel otal
Penatalaksanaan DDS
Dds ringan gejala mual muntah gelisah sakit kepala yg tdk spesifik
Memberikan cairan hipertonis (nacl glukosa) manitol terutama jk disertai kram otal atw kejang
Segera hentikan hd
Co dokter
Penvegahan DDS
DDS Ringan
Hindari pengunaan dialisis dgn natrium rendah karena akan memperburuk edema cerebral
Pd px hipertermi perbaikan kadar natrium dn ureum tdk hrs bersamaan dan bisa di perbaiki post dialisis dgn dextros
5%
DDS Berat
Profiling natrium dinaikan di awal hd dan berangsur diturunkan pd jam berikutu konsentrasi antara 140-160 meq
Patofisiologi
Kegagalan tubuh beradaptasi di tandai dgn terjadinya edema cerebral yv disebabakan olej adanya periode jeda antata
penurunana ladar ureum dn pengbalian keseimbangan
Terjadi berbagai variasi gejala sesuai tingkat keparahan dn percepatan penuruman kadar urea
Asidosis intracerebral
Terjadi proses hd
Oedem adalah akumulasi abnormal vairan di dalam rung interstitial (celah di antara sel) atw jaringan tubuh yg
menimbulkan pembengkakan
Jk cairan berlebihan berkumpul dibruang ketiga yaitu ronhha rongga perut tubuh - perut dada dan rongga perut
Penyebab
Obstruksi limfatik
Peradangan
Kalium 3,5-5,4
Pemeriksaan rutin
Hematologi 1 bln
Urkret au 3 bln
Ekg 1 thn
Kapan inisiasi hd
Skrining inisiasi hd
Cdl
Indikasi jangka pendek emerganci, gagal ginjal akut, dipakai untuk waktu singkat
Jangka panjang gagal ginjal std akhir, internal :av shunt, ekternal dcl
Bentuk trombus
Adalah suatu keadaan dimanbterjadinya peningkatan volume cairan ektrasel kususnya intravaskuler
melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal saluran intestinal dn kukita
Penyebab
Manifestasi klinis
Asites
Efusi fleura
Dispnoe
Pernafasan cepat akibat jumlah sel darah merah yg lebih rendah (pengenceran menyebabkan peningkatan
frekuensi pernafasan sbg kompensasi untuk mebah oksigenisasi)
Dispnoe (nafas sesak/berat) akibat peningkatan volume cairan dalam rongga pleura
Ronchi basah /crakles (bunyi gemericik/menggelegak pd auskultasi akibat kenaikan tekanan hidrostatik
dlm kapiler pulmonar
Denyut nadi yg cepat dan menentu akibaT peningkatan kontaktikitas janting (akibat kelebihan muatan
sirkulasi
Hipertensi (kecuali sdh terjd gagal jantung) akibat kelebihan muatan sirkulasi yg menyebabkan
peningkatan tekanan arteri rata rata
Distensi vena vena leher akibat peningkatan volume ekresi air melalui respirasi
Kenaikan berat badan yg akut akibat peningkatan volumetotal cairan tubuh karena kelebihan muatan
sirkulasi
Edema peningkatan arteri rata rat akan menyebabkan kenaikan tekana hidrostatik kapiler sehingga terjadi
perpindahn cairan dari plasma ke dalam ruang interstitial
Bunyi galop s3 bunyi jantung abnormal akibat pengisian yg cepat dan kelebihan muatan volume dalam
ventrikel selama diastol
Komplikasi
Penatalaksanaan
Medis
Diuretik
Dialisus /hemofiltrasi aryeri vena kontinyu pd gagal ginjal /kelebihan beban cairan ygengancam hidup
Penatalaksanan keperawatan
Tirah bareng