Penatalaksanaan Dialisis
Ria Bandiara
Divisi Ginjal Hipertensi
Departemen/ KSM Ilmu Penyakit Dalam
FK Unpad - RSHS Bandung
Presentation • Pendahuluan
Outline • Koagulasi pada Pasien Dialisis
• Penilaian Risiko Perdarahan Pasien Dialisis
• Penggunaan Anti Koagulan Selama Dialisis
• Jenis Anti Koagulan
• Kesimpulan
Pendahuluan
Platelet-fibrin thrombus
Faktor pencetus terjadinya pembekuan di sirkuit ekstrakorporeal
• Bila akan dilakukan pemeriksaan, darah diambil dari arterial blood line.
1. Antikoagulan rutin
a. Kontinyu
b. Bolus berulang
Beberapa pusat memberikan dosis bolus awal yang cukup besar (75-100 unit / kg) diikuti dengan
infus 500-750 unit per jam.
Saat menggunakan WBPTT atau ACT untuk memantau terapi, target waktu
sama dengan nilai baseline ditambah 40%
Tight Heparin
Preskripsi tight heparin:
• Bolus heparin diikuti dengan infus kontinyu
• Dapatkan waktu pembekuan dasar (WBPTT atau ACT).
• Dosis awal bolus = 750 unit.
• Periksa kembali WBPTT atau ACT setelah 3 menit.
• Berikan dosis bolus tambahan jika perlu untuk memperpanjang WBPTT atau ACT ke
nilai baseline plus 40%.
• Mulai dialisis dan infus heparin dengan kecepatan 600 unit per jam.
• Pantau waktu pembekuan setiap 30 menit.
• Sesuaikan kecepatan infus heparin untuk mempertahankan WBPTT atau ACT pada
awal ditambah 40%.
• Lanjutkan infus heparin sampai akhir dialisis
Dialisis Bebas Heparin
• Perdarahan
• Hipertrigliseridemia
• Pruritus
• Alergi termasuk reaksi anafilaktoid
• Alopecia
• Osteoporosis
• Hiperkalemia
• Trombositopenia : Heparin Induced Thrombocytopenia I & II
Komplikasi perdarahan pada pemberian heparin
• Risiko peningkatan perdarahan akibat antikoagulasi sistemik adalah 25-50% pada pasien berisiko
tinggi dengan perdarahan lesi gastrointestinal (gastritis, tukak lambung, angiodisplasia), baru
dilakukan operasi, perikarditis, atau trombositopenia.
• Pendarahan juga dapat melibatkan sistem saraf pusat, retroperitoneum, dan mediastinum.
• Kecenderungan untuk berdarah dipengaruhi oleh defek terkait uremia pada fungsi trombosit dan
oleh kelainan endotel.
Jika ada perdarahan di tempat tusukan jarum di akhir sesi dialysis (membutuhkan waktu >7 menit untuk
berhenti :
→ Perpanjang waktu antara penghentian infus UFH dan akhir dialysis ( biasanya 60 menit) dengan
perpanjangan tiap 10 menit sampai waktu yang dibutuhkan untuk perdarahan berhenti <7 menit
HIT tipe I HIT Tipe II
• Fraksi LMWH (berat molekul = 4.000–6.000 Da) diperoleh dengan degradasi kimiawi, proses
enzimatik,atau pengayakan heparin mentah (berat molekul = 2.000-25.000 Da)
• LMWH menghambat faktor Xa, faktor XIIa, dan kallikrein, tetapi sedikit menghambat trombin dan
faktor IX serta XI , sehingga waktu tromboplastin parsial dan waktu trombin meningkat hanya 35%
selama satu jam pertama → menurunkan risiko perdarahan
• LMWH mempunyai waktu paruh yang lebih Panjang sehingga dapat diberikan sebagai dosis
tunggal di awal sesi dialysis
• Dibandingkan UFH, LMWH mempunyai bioavaibilitas yang lebih tinggi dan kurang spesifik untuk
mengikat endothelium, protein dan trombosit
• Karena onset nya cepat, maka LMWH sedikit mengaktivasi lekosit dan trombosit serta deposit
fibrin pada permukaan dializer
Senyawa LMWH Yang Sering Digunakan
CITRAT REGIONAL (KONSENTRASI TINGGI)
• Sebuah alternative untuk dialisis bebas heparin adalah untuk antikoagulasi darah di sirkuit
ekstrakorporeal dengan menurunkan konsentrasi kalsium terionisasinya (kalsium dibutuhkan
untuk proses pembekuan)
• Kadar kalsium terionisasi di darah ekstrakorporeal diturunkan dengan cara memasukkan infus
trisodium sitrat (kompleks kalsium) ke dalam arterial blood line dan dengan menggunakan larutan
dialisis yang tidak mengandung kalsium
• Untuk mencegah kembalinya darah ke dalam tubuh pasien dengan kadar calcium terionisasi
sangat rendah, maka diberikan infus CaCl2 ke dalam dialyzer blood outlet line
• Mahal
• Danaparoid adalah campuran dari 84% heparin, 12% dermatan, dan 4% kondroitin sulfat.
• Danaparoid mempengaruhi terutama faktor Xa dan oleh karena itu harus dimonitor
pemeriksaan anti-Xa
• Diberikan pada pasien dengan immune-mediated HIT baik dengan unfractionated heparin
atau LMWH
• Dosis :
• BB>55 kg : 750-IU loading dose
• BB<55 kg : 500 IU loading dose
• Dosis tambahan dapat diberikan sampai mencapai actifitas anti Xa 0.4 – 0.6
Kesimpulan
• Untuk mencegah pembekuan di sirkuit ekstrakorporeal pada proses hemodialisis biasanya diberikan
anti koagulan.
• Pasien dengan HD kronis umumnya prothrombotik. Namun, kita harus menilai adanya risiko
perdarahan melebihi risiko pembekuan yaitu pada pasien dengan
▪ trombositopenia berat
▪ terdapat bukti perdarahan aktif
▪ riwayat operasi besar dalam 72 jam sebelumnya perdarahan intrakranial atau ekstradural aktif
▪ perikarditis uremik
▪ faktor koagulasi VII atau defisiensi VIII
▪ atau yang sedang dirawat dengan mendapat anti koagulan sistemik