Conduit
Radical Cystectomy
• Tindakan operasi untuk kanker kandung kemih
• Pada pasien laki-laki : tindakan pengangkatan seluruh
kandung kemih, disertai dengan ureter bagian bawah,
kelenjar prostat, dan vesicula seminalis
• Pada pasien perempuan : Tindakan pengangkatan seluruh
kandung kemih, disertai dengan uterus, ovari, dan dinding
anterior vagina
• EBL pada operasi ini berkisar 560-3000 ml, dengan durasi
operasi hingga 6 jam
Gainsburg DM, Bryson EO, Frost EAM. Anesthesia for Urologic Surgery. New York:
Springer; 2014
Jaffe RA, Schmiesing CA, Golianu B. Anesthesiologist’s Manual of Surgical Procedures.
5th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2014
Illeal Conduit
Gainsburg DM, Bryson EO, Frost EAM. Anesthesia for Urologic Surgery. New York:
Springer; 2014
Jaffe RA, Schmiesing CA, Golianu B. Anesthesiologist’s Manual of Surgical Procedures.
5th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2014
Preoperative
Gainsburg DM, Bryson EO, Frost EAM. Anesthesia for Urologic Surgery. New York:
Springer; 2014
Intraoperatif:
Pemilihan teknik Anestesi
• Pemilihan teknik anestesi baik umum ataupun
regional dapat dipilih berdasarkan dari lamanya
prosedur, coexisting disease
• Kombinasi Anestesi Umum dan Blok Neuroaksial
lebih disarankan karena dapat dipertimbangkan
karena lebih baik untuk penanganan nyeri pasca
operasi
• Blok sensori yang disarankan pada operasi Radical
Cystectomy adalah setinggi Th6 karena dapat terjadi
stimulasi peritoneal pada prosedur ini
Gainsburg DM, Bryson EO, Frost EAM. Anesthesia for Urologic Surgery. New York:
Springer; 2014
Post Operatif
Gainsburg DM, Bryson EO, Frost EAM. Anesthesia for Urologic Surgery. New York:
Springer; 2014
Komplikasi
• Komplikasi terbesar dari pemasangan Illeal
conduit adalah kolonisasi dari bakteri
(bakteremia), pemberian antibiotic profilaksis
dapat dipertimbangkan
• Selain itu dapat terjadi gangguan metabolic akibat
terserapnya kembali kandungan ammonia,
ammonium, hydrogen dan klorida pada urin
melalui ileus yang menjadi illeal conduit.
• Hypothermia akibat durasi operasi yang lama
Gainsburg DM, Bryson EO, Frost EAM. Anesthesia for Urologic Surgery. New York:
Springer; 2014
Jaffe RA, Schmiesing CA, Golianu B. Anesthesiologist’s Manual of Surgical Procedures.
5th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2014
\
https://www.blood.gov.au/pubs/pbm/module1/transfusi
Kriteria Aktivasi MTP
1. Kehilangan 4 unit darah aktual atau diantisipasi dalam waktu <4 jam, disertai hemodinamik yang tidak stabil, dan atau antisipasi
perdarahan yang berkelanjutan
2. Trauma berat pada thorax, abdomen, pelvis atau fraktur tulang panjang multipel
3. Perdarahan mayor pada kasus obstetri, pembedahan atau perdarahan saluran cerna
Tatalaksana awal perdarahan Resusitasi
• Cegah hipotermia, hangatkan pasien secara aktif
• Identifikasi penyebab perdarahan
• Cegah pemberian kristaloid yang berlebihan
• Tindakan awal
• Berlakukan permissive hypotension (TDS 80–100 mmHg) hingga
- Kompresi daerah perdarahan
perdarahan terkontrol
- Tourniquet • Jangan gunakan hemoglobin sebagai parameter tunggal untuk
- Packing
• Tatalaksana bedah : memulai tranfusi
- Lakukan pembedahan atau angiografi darurat
Situasi Khusus
• Pasien yang menggunakan warfarin:
Konsiderasi khusus • tambahkan vitamin K atau tranfusi FFP
Apabila terdapat perubahan fisiologi yang signifikan, • Perdarahan pada kasus obstetri :
pertimbangkan pembedahan damage control atau • DIC sering muncul lebih awal, pertimbangkan kriopresipitat
angiografi • Pada kasus trauma kepala
• Target jumlah trombosit > 100 × 109/L
• Kontraindikasi untk permissive hypotension
Trombosit < 50 x 109/L 1 dosis terapi dewasa
INR > 1.5 FFP 15 mL/kg
Dosis Konsiderasi penggunaan rFVIIab
Fibrinogen < 1.0 g/L Kriopresipitat 3–4 gr Penggunaan rutin rFVIIa pada pasien trauma tidak dianjurkan karena
Asam Tranexamat Dosis bolus 1 g selama 10 kurangnya efek pada mortalitas (Grade B) dan efek variabel pada morbiditas
menit, kemudian (Grade C). Penggunaan rFVIIa dapat dipertimbangkan jika ada:
dilanjutkan drip kontinyu 1 • Perdarahan yang tidak terkontrol pada pasien yang dapat diselamatkan, dan
gr selama 8 jam • Tindakan bedah atau radiologis yang gagal untuk mengontrol perdarahan,
dan
• Penggantian komponen darah yang memadai, dan
• pH > 7,2 atau suhu > 34oC.
https://www.blood.gov.au/pubs/pbm/module1/transfusion.html
Massive Transfusion
• Komplikasi massive transfusion : immediate & late
• immidiate
– Inadequate resuscitation hipoperfusi SIRS
– TACO transfusion associated circulatory overload
– Dilutional coagulopathy
– Citrate toxicity
– Electrolite imbalance hiperkalemi, hiponagnesemia,
hipokalsemia
– Hipotermi
– Acidosis
Massive Transfusion
• Late
– TRALI transfusion related acute lung injury
– SIRS
– Sepsis
– Thrombotic complication
Massive Transfusion
• Monitoring massive transfusion
– ECG ECG changes electrolyte imbalance
– ETCO2 thrombus & emboli
– Arterial line hipovolume
– Core temperature hipotermia
– Urine output hipovolume
Massive Transfusion
• Target massive transfusion
– MAP + 60 mmHg atau SBP 80-100 mmHg
– Hb 7-9 gr/dL
– INR < 1.5; aPTT < 42s
– Fibrinogen > 1.5‑2 g/L
– Platelets > 50 × 103/L
– pH 7.35‑7.45
– Core temperature > 35.0°C
– Base deficit < 3.0 atau lactates < 2mEq/L.
DAFTAR PUSTAKA
1. Patil V, Shetmahajan M. Massive transfusion
and massive transfusion protocol. Indian J
Anaesth. 2014;58(5):590-595.
2. Irita K. Risk and crisis management in
intraoperative hemorrhage: Human factors in
hemorrhagic critical events. Korean J
Anesthesiol. 2011;60(3):151-160.