Anda di halaman 1dari 18

Di Susun Oleh :

Zahrah Alvita Sari


P2.31.30.1.14.074
Tk,1 D IV B
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi
Politeknik Kesehatan KEMENKES Jakarta II
2014/2015

Aneurisma aorta adalah aneurisme yang


melibatkan aorta dimana terjadi dilatasi
abnormal
dari
arteri
berupa
pelebaran
pembuluh darah. Aneurisma aorta sering terjadi
di abdominalaneurysm dan thoracic aneurysm.

Faktor penyebab utama terjadinya aneurisma ialah


kelainan dinding pembuluh akibat arteriosklerosis atau
hipertensi.
Penyebab lain adalah :
Sifilis
Mikosis
Kadar kolesterol yang tinggi
Diabetes
Perokok
pengguna alcohol
obesitas.
Aneurisma juga dapat timbul pasca stenosis dan secara
kongenital.

Aneurisma terjadi karena pembuluh darah kekurangan elastin,


kolagen dan matriks ekstraseluler yang menyebabkan melemahnya
dinding aorta. Kekurangan komponen tersebut bisa diakibatkna oleh
inflamasi (arterosklerosis). Sel radang pada dinding pembuluh darah
yang
mengalami
aterosklerosis
mengeluarkan
matriks
metalloproteinase. Matrik tersebut akan menghancurkan elastin dan
kolagen sehingga persediaannya menjadi berkurang. Selain matriks
metalloproteinase faktor yang berperan terjadinya aneurisma adalah
plasminogen activator dan serin elastase.
Selain itu, interaksi dari banyak faktor lain dapat menjadi predisposisi
pembentukan aneurisma pada dinding aorta. Aliran turbulen pada
daerah bifurkasio dapat ikut meningkatkan insiden aneurisma
ditempat tempat tertentu. Suplai darah ke pembuluh darah melalui
vasa vasorum diduga dapat terganggu pada usia lanjut,
memperlemah tunika media dan menjadi faktor predisposisi
terbentuknya aneurisma. Apapun penyebabnya perkembangan
aneurisma selalu progresif. Tegangan atau tekanan pada dinding
berkaitan langsung dengan radius pembuluh darah dan tekanan intra
arteri. Dengan melebar dan bertambahnya radius pembuluh darah,
tekanan dinding juga meningkat sehingga menyebabkan dilatasi
pembuluh darah.

Prosedur
diagnostik berdasarkan lokasi
terjadinya aneurisma aorta:
1.Aorta Torakalis
Diagnosis
Aneurisma
aorta
torakalis
ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis,
pemeriksaan laboratorium serologis untuk
sifilis, dan pemeriksaan tambahan seperti foto
polos toraks, ultrasonografi, dan angiografi.
Foto polos toraks dapat memberikan informasi
tentang letak, luas, dan ukurannya.

2. Aorta Abdominalis

Ditegakkan berdasarkan keluhan, gejala klinis


dan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan
perut ditemukan massa yang berdenyut dan
letaknya di tengah abdomen. Terdengar bising
yang selaras dengan denyut jantung di atas
massa tersebut. Pemeriksaan foto polos
abdomen tidak banyak membantu membuat
diagnosis, kecuali untuk melihat kalsifikasi
pada
dinding
aneurisme.
Pemeriksaan
penunjang yang perlu adalah ultrasonografi.
USG untuk menentukan letak aneurisma, dan
CTscan.

3. Toracoabdominalis Aneurysm

Pemeriksaan
foto
rontgen,
akan
memperlihatkan pelebaran dari bayangan
aorta torakalis serta pemeriksaan aortografi

CT-Scan
Foto Polos
Thorax

USG
Angiografi

Gambaran klinis berdasarkan lokasi terjadinya


aneurisma aorta:
1. Aorta Torakalis
Kebanyakan
tidak
bergejala
dan
diagnosis
ditegakkan
secara
kebetulan
saat
dilakukan
pemeriksaan foto polos toraks untuk keperluan lain,
seperti check up.
Tanda dan Gejala Klinisnya : tergantung dari
besar dan letak aneurisma. Gejala dapat berupa
nyeri yang menjalar ke punggung, kerongkongan,
atau lengan. Juga dapat berupa tanda penurunan
aliran darah ke lengan kiri akibat obstruksi dari arteri
subclavia sinistra atau sindrom curi subclavia. Hasil
pemeriksaan nadi dan tekanan darah lengan kanan
dan kiri mungkin berbeda. Kadang terdapat
hipertensi.

2. Aorta Abdominalis

Kelainan ini biasanya tanpa keluhan,


kecuali adanya massa di abdomen yang
ditemukan secara kebetulan. Bila ada keluhan
berupa nyeri pinggang intermiten dan terasa
denyutan di abdomen. Nyeri ini sering
disebabkan oleh rupture kecil atau kebocoran
aneurisma
di
retroperitoneum
yang
menyebabkan
perdarahan
sedikit
atau
berangsur. Bila demikian, aneurisma dikelilingi
oleh hematom besar yang mengandung
banyak bekuan darah.

3. Toracoabdominalis Aneurysm

Pasien aneurisma toracoabdominalis tidak


mengeluhkan
gejala.
Pasien
yang
mengeluhkan gejala mungkin karena telah
mengalami rupture. Gejala tersering adalah
nyeri punggung terlokalisasi.

Komplikasi aneurisma dapat berupa rupture atau


emboli. Rupture aneurisma aorta abdominalis tidak
jarang terjadi. Emboli yang berasal dari thrombus di
dalam anerurisma dapat menyebabkan obstruksi
arteri di ekstremitas maupun alat vital.
Pecahnya aneurisma aorta dapat menyebabkan
pendarahan internal yang mengancam jiwa. Secara
umum, semakin besar aneurisma, semakin besar
kemungkinannya untuk pecah.
Komplikasi lain dari aneurisma aorta adalah risiko
gumpalan darah. Gumpalan darah kecil dapat
berkembang di area aneurisma aorta. Jika gumpalan
darah lepas dari dinding dalam aneurisma, maka
pembuluh darah di tempat lain akan terhambat dan
menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.

1.

Operatif
Bedah elektif. Keputusan untuk melakukan operasi pada pasien
aneurisma bergantung dari risiko aneurisma tersebut mengalami
ruptur. Pembedahan elektif dilakukan bila diameter lebih dari 50 mm.
Bedah darurat. Pasien dengan dugaan ruptur aneurisma perlu
dipertimbangkan dilakukan bedah darurat.
Bedah Konvensional. Bedah konvensional adalah dengan
menggunakan graft prosthetic. Pemasangan graft dinilai efektif.
Endovaskular stent atau endoprotesis. Merupakan alat yang
dimasukkan
secara
endovaskular
melalui
arteri
femoralis.
Endoprotesis ini seperti selang yang diameternya dapat dibuat
sedimikian rupa hingga menyerupai diameter arteri normal. Dengan
adanya selang ini, darah hanya mengalir melalui selang tersebut,
tidak lagi melalui kantung aneurisma. Akibatnya, risiko trombosis
dan ruptur berkurang. Untuk menjaga agar diameter selang tidak
berubah, maka pada selang digunakan stent.

2.

Kendalikan faktor risiko


Terapi non-operatif atau obat-obatan dapat diberikan
berupa beta bloker, dimana obat ini diperkirakan mampu
menurunkan laju pelebaran dan risiko ruptur dari abdominal
aortic aneurysm.
Yang tidak kalah pentingnya adalah mengendalikan
faktor risiko seperti hipertensi. Merokok sebisa mungkin
dihentikan. Aneurisma yang terlalu kecil untuk dibedah
sebaiknya dipantau secara bertahap untuk menilai
perkembangan diameternya.

Anda mungkin juga menyukai