PENDAHULUAN
Hemoptisis adalah ekspektorasi darah akibat perdarahan
pada saluran napas di bawah laring atau
perdarahan yang
lokasi
perdarahan
adalah
atau
gangguan
hemodynamic
sangat
perlu
yang
guidelines
dilaporkan
hanya
1,5
%.
Meskipun
terdapat
observasi
dan
manajemen
dalam
pengobatan
dimengerti
mengingat
populasi
pasien
dengan
yang
berulang
tidak
dapat
setelah
dilakukan
reseksi
paru
pembedahan,
dan
penolakan
pasien.3,6,8
Arteri bronchial merupakan sumber utama pendarahan
hemoptisis masif 90% kasus, sedangkan arteri nonbronkial
sistemik seperti cabang arteri intercostal 10% kasus. Bronchial
artery angiography dan embolization (BAE) merupakan tindakan
invasif minimal yang meningkat digunakan sebagai pengobatan
lini pertama untuk kontrol hemoptisis pada
pasien dengan
definitif
atau
tindakan
bedah
non-emergency
lebih
yang
stabil.
Umumnya
pasien
hemoptisis
masif
memiliki
Dalam
menentukan
asal
perdarahan
diperlukan
pemilihan
darah
kasus
terjadinya
ini
untuk
menentukan
asal
hemoptisis.
Pemeriksaan
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi :
Hemoptisis adalah ekspektorasi darah akibat perdarahan
pada saluran napas di bawah laring atau
perdarahan yang
diketahui
untuk
menentukan
klasifikasi
hemoptisis
1,2, 5, 17 20,21
B. Anatomi.
Sirkulasi darah paru berasal dari 2 sistem sirkulasi yaitu
sirkulasi pulmoner dan sirkulasi bronkial. Arteri bronkial biasanya
tidak tervisualisasi pada aortografi pada pasien tanpa penyakit
paru.
80
individu
memperlihatkan
gambaran
angiografi,
gambaran
ICBT
sering
dijumpai
pada
sisi
8,17
1. Arteri Bronkial
Arteri bronchial bervariasi dalam asal sumber arteri dan
pola percabangan selanjutnya. Arteri bronchial umumnya berasal
dari aorta se tinggi T3 - T8 dan mendarahi trachea, bronkus,
jaringan alveoli pulmo, nervus vagus, mediastinum posterior,
jaringan
getah
bening
bronkopulmonal,
perikardium
dan
dari
berbagai
(brachiocephalic,
struktur
termasuk
subclavian,
cabang
internal
thorax
mammary,
1, 2,3,11,14,17,21
yang
berasal
dari
intercostobronchial
trunk
yang
dengan asal
kanan,
salah
satunya
berhubungan
dengan
trunkus
kemungkinan
di
aksesori,
keterlibatan
arteri
Arteri collateral
3. Arteri pulmonalis
Evaluasi pembuluh darah thorax harus selalu menyertakan
sirkulasi paru. Perdarahan yang berasal dari arteri pulmonalis
sekitar 10% dari penyebab hemoptisis. Hemoptisis berasal dari
arteri paru dicurigai ketika embolisasi arteri sistemik tidak
menanggulangi perdarahan Khalil et al
17
C. Etiologi
Di seluruh dunia, penyebab paling umum hemoptisis
adalah TB aktif (Tabel 1) . Pada negara-negara berkembang
seperti Amerika Serikat, hemoptisis paling sering terjadi pada
6
proses
kriptogenik, dan
1,6,8,15,18,19,21
perubahan
keadaan
aliran
vaskuler
dan
terminal
distribusi
menyebabkan
normal.
Kondisi
faktor
pertumbuhan
dan
pertumbuhan
angiogenik
pembentukan
menyebabkan
neovascularity
dari
arteri
meningkatkan
ruptur
pembuluh
darah
yang
rapuh.
penurunan
perfusi
arteri
paru
keseluruhan
menyebabkan
1,17
subtraction
arteriography
dilakukan
sebelum
semua
menggunakan
pencitraan
dan
intervensi
lebih
sering
penyuntikan
dipilih/ditentukan
diameter
arteri
dan
berdasarkan
bronkial
tingkat
pada
dan
(tekanan)
penilaian
tingkat
laju
harus
intraprosedur
aliran
darah.
Atau,
injeksi
listrik
dapat
dilakukan
dengan
Angiogenesis
transpleural
terjadi
dalam
kondisi
mempunyai
karakteristik
yang
menyerupai
mungkin
berbagi
mengaliri percabangan
dengan
trunkus
communis
yang
dapat dilakukan
10
untuk
menemukan situs
digital
atas
Arteri
bronkial
kadang-kadang
dan
arteri
diperlukan.
lainnya
memasok
situs
untuk
kateterisasi superselective.
Arteri spinalis
atau
Prosedur
logam
gulungan
dapat
biasanya
membutuhkan
digunakan.
2-4
jam.Setelah
2,6,7,8,19
ketika
kemudahan
memilih
pemberian,
bahan
daya
emboli
tahan
harus
oklusi,
dan
lebih
mencapai
distal
untuk
menghentikan
bronkial
yang
lebih
besar
embolisasi
menggunakan
seperti
etanol
absolut
atau
polimer
arsiklik
dapat
2,6,19,21
bronkial
lebih
dini,
dapat
menurunkan
rekurensi
I. Komplikasi
Penggunaan media kontras non-ionik, kateter coaxial dan
tehnik digital substraction angiography, komplikasi serius yang
timbul dari embolisasi arteri bronkial tidak umum terjadi.
1, 2,6,7
13
. Cabang
bronchial
artery-pulmonary
veins
shunt
1,6,12
atau
Non-target
20%
pasien
dengan
embolisasi
mengalami
darah
yang
mendapat
suplai
nutrisi
termasuk
sekitar
rekanalisasi
<
10%
pembuluh
pasien
dengan
darah
yang
hemoptisis
telah
masif,
diembolisasi,
berulang
berhasil
dilakukan
14
pada
pasien
yang
K. Prognosis
15
6,18,19
rekurensi
perdarahan
setelah
embolisasi
sehingga
membutuhkan
tindakan
pembedahan
lamanya
terutama
pada
pasien
dengan
gambaran
16
BAB III
PEMBAHASAN
dan
awal
1960-an
menggunakan
aortography
pertama melakukan
kami.
Kontrol
cepat
perdarahan
dicapai
dengan
yang
menjalani
usaha
prosedur
embolisasi
untuk
pasien
dan
menemukan
17
bahwa
BAE
mengendalikan
dan
pengobatan
hemoptisis.
(Tabel
penelitian lainnya.
Tidak
ada
1)
definitif
beberapa
membandingkan
hasil
pasien
dengan
kami
dengan
korelasi
antara
4,17,23,26
ukuran
arteri
dan
risiko
dalam jumlah dan asal arteri. Lebih dari 70% arteri bronkial
muncul dari aorta descendens setnggi Vertebra thoracal 5-6.
Berdasarkan studi dari 150 mayat manusia pada tahun 1948,
Cauldwell et al mendefinisikan empat jenis variasi anatomi. Type
yang paling umum adalah satu arteri bronkial kanan dengan dua
arteri bronkial kiri (41%). Sampai dengan 20% dari arteri bronkial
arteri memiliki asal yang menyimpang (dari arteri sistemik
lainnya), dan hampir 10% berasal dari permukaan anterior arkus
aorta atau aorta descendens. Arteri tulang belakang dapat
berasal dari arteri bronkial pada 5% dari pasien, dengan sisi
kanan lebih umum daripada sisi kiri. Arteri tulang belakang
diidentifikasi pada sembilan pasien kami, lima terjadi di sisi kiri
dan empat terjadi di sisi kanan. Hemoptisis secara signifikan
diindikasikan untuk bronkial arteriografi bronkial dari 53 pasien
kami (98%).
18
(26%),
aspergilloma
(18%),
pneumokoniosis
4,8
Computed
seperti
bronkiektasis,
karsinoma
bronkogenik,
13
19
darurat.
Sebaliknya,
hasil
sangat
membantu
dalam
bronkoskopi
kami
menunjukkan
menentukan
lokasi
Untuk
mencegah
komplikasi
neurologis
seperti,
47
superselectif
pasien
yang
dengan
dilakukan
hemoptisis.
embolotherapy
dengan
menggunakan
20
minggu;
dan
paraplegia
komplit
tanpa
regresi.
21
tindakan
yang
sama,
jika
pada
angiografi
terbukti
dan
memungkinkan
embolisasi
lebih
lanjut.
22
BAB IV
KESIMPULAN
Hemoptisis
masif
adalah
keadaan
darurat
klinis,
aman
hemoptisis
dan
efisien
akut.
untuk
merupakan
keberhasilan
terapi
pengelolaan
alternatif
dalam
yang
tepat
anatomi
arteri
bronkial,
menyebabkan
parenkim
dan
lesi
arteri,
sehingga
perdarahan
berulang.
Hasil
jangka
panjang
18
Perlu
6, 18,21
Daftar Pustaka
1. Sopko D. R, M.D.,1 and Smith T.P, M.D. Bronchial Artery Embolization
for Hemoptysis. Semin Intervent Radiol 2011;28:4862.
2. Burke C. T, M.D and Mauro M. A, M.D., F.A.C.R., F.S.I.R., F.A.H.A.
Bronchial Artery Embolization. Seminars in Interventional Radiology.
2004 ; 21: 1.
3. Natsis K et al A rare cadaveric finding of ectopic origin of a bronchial
artery: surgical and imaging consequences. Folia Morphol. 2013 ; 72 : 1
4. Swanson K.L, DO et al Bronchial Artery Embolization : Experience With
54 Patients . CHEST 2002; 121:789795
5. Fruchter O et al. Ol Bronchial artery embolization for massive
hemoptysis: Long-term follow-up. Asian Cardiovascular & Thoracic
Annals. 2015 ; 23(1) : 5560
6. Shabani M.A. and Saberi H. BRONCHIAL ARTERY EMBOLIZATION IN
MASSIVE HEMOPTYSIS WITH A RARE CAUSE AND UNUSUAL BRONCHIAL
ARTERY ANATOMY. Acta Medica Iranica. 2004 ; 42 : 4
7. BRONCHIAL ARTERY EMBOLIZATION Information for patients. Diakses
tanggal 17 Januari 2015
24
ratio.
http://radiopaedia.org.
Diakses
tanggal
28
januari 2015.
13. Yoon Y. J, MD,
Massive
Hemoptysis
in
Patients
with
Longstanding
Pulmonary
25
19. Oliv I G ,
Threatening
Requiring
Artery
Embolization
Arch
Bronconeumol. 2014;50(2):5156
20. Fernando H.C, FRCS et al. Role of Bronchial Artery Embolization in the
Management of Hemoptysis. Arch surg. 1998 ; 133 : 862-866
21. Vidjak V et al. Transcatheter embolization of bronchial arteries in the
treatment of haemoptysis. Radiol Oncol 2009; 43(3): 152-161.
26