SYSTEM
Oleh :
Kelompok 32 B
4.1 Bagaimana cara membaca AXR
Indikasi untuk AXR meliputi:
· Erect CXR dapat dimasukkan dari bagian seri abdomen rutin untuk melihat perkembangan
- Komplikasi dada dari kondisi perut, contohnya efusi pleura pada pankreatitis
- Kondisi dada dengan keluhan nyeri perut contohnya di lower lobe pneumonia
· Erect AP abdomen: digunakan untuk melihat fluid level dan udara bebas pada kasus suspek obstruksi intestinal atau perforasi.
check-list dari “hal yang harus dicari” :
· Organ berongga
- Perut
- Usus halus : umumnya tidak ada udara yang terlihat, meskipun beberapa loop berisi udara yang tidak melebar dapat terlihat pada pasien usia lanjut sebagai temuan normal.
- Usus besar
- Kandung kemih: terlihat bulat, soft tissue “massa” timbul dari dasar panggul
· Margins: diafragma, garis otot psoas, flank stripe, atau dikenal dengan garis lemak peritoneal
· Tulang-tulang: tulang iga bawah, tulang belakang, pelvis, panggul dan persendian sacroiliac
· Kalsifikasi
- Aorta
- Arteri lainnya: arteri limpa yang lebih sering terjadi pada orang tua dan terlihat kalsifikasi yang berliku liku di atas kiri abdomen
- Phleboliths: kecil, kalsifikasi sekitar dengan vena pelvis, sangat umum bahkan pada pasien muda dan jangan bingung dengan batu ureter
- Kelenjar getah bening: kalsifikasi kelenjar getah bening kemungkinan karena sebelumnya terdapat infeksi dan umunmnya terdapat pada fossa kanan iliaka dan pelvis
● Barium follow-through:
pemeriksaan usus kecil
Pemeriksaan sederhana dan non invasif Barium meal umumnya telah diganti dengan
menggunakan cairan barium. endoskopi untuk pemeriksaan gejala saluran cerna
bagian atas (GIT) :
Pasien menelan dan saat melewati
kerongkongan, gambar dapat diperoleh. ● dispepsia
● dugaan perdarahan saluran cerna bagian
Indikasi : atas
● penurunan berat badan
• Disfagia
● anemia yang tidak diketahui penyebabnya.
• Gangguan menelan pada orang tua setelah
stroke atau trauma sistem saraf pusat (SSP) Bahan kontras yang larut dalam air (Gastrografin)
digunakan untuk penilaian anastomosis pasca
• Diduga refluks gastro-esofagus operasi lambung, termasuk berbagai prosedur
• Pasca operasi esofagus bedah yang digunakan untuk mengontrol obesitas,
seperti gastric banding, sleeve gastrectomy dan
Roux-en-Y gastric bypass.
● Small bowel enema : Enema
● Barium follow-through:
usus kecil (enteroklisis)
pemeriksaan usus kecil
Barium follow-through atau part pada usus Pada enteroklisis, selang nasogastrik
kecil adalah prosedur sederhana yang dimasukkan ke dalam lambung dan dengan
bantuan kawat kemudi kemudian dipandu
digunakan untuk menunjukkan patologi
melalui duodenum ke fleksura duodenojejunal.
usus halus, seperti obstruksi mekanis
atau malrotasi. Campuran barium dengan air atau metil
selulosa disuntikkan dengan cepat melalui
Pasien meminum sejumlah barium atau tabung ke dalam usus kecil dan memberikan
Gastrografin dan gambar diperoleh efek kontras ganda.
sampai bahan kontras mencapai obstruksi
Enteroclysis telah digantikan oleh CT atau
atau memasuki usus besar. magnetic resonance (MR) enterography serta
berbagai teknik endoskopi termasuk enteroskopi
kapsul nirkabel, enteroskopi dorong, dan
enteroskopi balon tunggal dan ganda.
● Barium enema:
pemeriksaan usus besar
Disfagia mengacu pada perasaan yang subjektif dengan rasa kesulitan menelan yang disebabkan oleh
berbagai gangguan struktural atau fungsional rongga mulut, faring, kerongkongan atau lambung.
Endoskopi adalah pemeriksaan pilihan pertama ketika curiga terdapat keganasan esofaring
berdasarkan klinis. Keuntungan endoskopi yaitu termasuk visualisasi secara langsung dari permukaan
mukosa kerongkongan, kinerja biopsi, serta intervensi lain, seperti dilatasi dan penempatan stent.
● Disfagia karena motilitas esofagus abnormal yang sering terjadi pada pasien usia lanjut,
dan juga dapat terlihat berhubungan dengan refluks esofagitis, akalasia dini dan berbagai
penyebab neuropati termasuk diabetes.
● Pasien dengan gangguan menelan karena masalah SSP, seperti stroke atau penyakit
Parkinson, atau setelah laringektomi dapat dinilai dengan penelanan barium yang
dimodifikasi
● Proses menelan cairan dan makanan padat dengan berbagai konsistensi di bawah
pengawasan terapis wicara dan ahli radiologi dengan rekaman video pada saat menelan
Disfagia pada pasien immunocompromised biasanya karena esofagitis infeksius
Manifestasi :
- Diare intermiten
CROHN
- Obstruksi usus
DISEASE
- Tanda-tanda infeksi
- Abses
Inflamasi transmural granulomatous dengan ulserasi yang dalam, sinus-sinus dan fistula.
Keterlibatan usus kecil saja di 30 persen, usus besar di 30 persen dan keduanya usus kecil dan besar pada 40 persen. Keterlibatan
adalah terputus dengan usus normal antara sakit segmen ('skip lession').
- Kontras
- Keakuratan tinggi
- Diagnosis : inflamasi dinding usus, komplikasi sinus, abses,
striktur
- Keterbatasan : Radiasi sangat tinggi
CROHN DISEASE : MR ENTEROGRAFI
- Alternatif pemeriksaan
- Distensi usus
- Buscopan dan Gadolinium
- Radiasi minimum : direkomendasikan untuk pemeriksaan lanjutan
berulang
ULSERATIF COLITIS
Rektum terlibat dalam hampir semua kasus dengan penyakit yang meluas ke proksimal di usus
besar. Distribusi penyakit terus menerus tanpa 'Skip Lession'.
ENDOSKOPI KOLONOSKOPI
Perdarahan saluran cerna bawah • Kontrol kehilangan darah yang baik dengan
endoskopi terapi hemostatik, radiologi intervensi
atau pembedahan.
Pendarahan saluran gastrointestinal atas
Penyebab umum:
● Angiodisplasia
● Penyakit divertikular.
Pemeriksaan Penunjang:
● sigmoidoskopi.
● skintigrafi,
● CT angiografi
Skintigrafi
Skintigrafi sel darah merah (RBC) menunjukkan titik perdarahan
dengan peningkatan aktivitas di area perdarahan dan dengan
tingkat perdarahan (0,1-0,2 mL) untuk menghasilkan hasil yang
positif.
CT Angiografi
4.8.3 Uretrogram
❖ Cedera uretra menyebabkan komplikasi sekitar 15% terhadap fraktur panggul
anterior pada laki-laki.
❖ Kateterisasi kandung kemih tidak boleh dicoba sebelum urethrogram pada setiap
pasien dengan fraktur panggul anterior atau dislokasi, atau dengan darah di uretra
meatus setelah trauma.
❖ Uretrogram adalah prosedur sederhana yang dapat dilakukan dengan cepat dalam
ruang gawat darurat. Bulbus proksimal uretra adalah situs yang paling umum dari
cedera uretra.
Cedera uretra: uretrogram. Garis besar
uretrogram kandung kemih dan uretra dengan
kebocoran bahan kontras (panah)
menunjukkan robekan uretra
4.8.4 CT Sistogram
❖ Cedera kandung kemih dapat disebabkan oleh benda tumpul, penetrasi ataupun trauma
iatrogenik.
❖ Tanda-tanda radiografi yang menunjukkan trauma kandung kemih meliputi fraktur dan/atau
dislokasi panggul, dan massa jaringan lunak di panggul disebabkan karena kebocoran air
seni.
❖ CT kontras perut dan panggul yang dilakukan untuk trauma perut memiliki hasil sensitivitas
yang buruk untuk mendeteksi cedera kandung kemih.
❖ Akurasi CT untuk diagnosis dan kategorisasi cedera kandung kemih dapat ditingkatkan
dengan CT sistogram, yaitu CT dengan injeksi langsung pada bahan kontras ke dalam
kandung kemih melalui kateter.
❖ Jika uretrogram menunjukkan bahwa uretra normal, kateter dapat diteruskan ke kandung
kemih dan dilakukan sistogram.
❖ Tanda-tanda trauma kandung kemih yang terdapat pada CT sistogram meliputi deformitas
kandung kemih dan kebocoran bahan kontras.
❖ Kebocoran bahan kontras terjadi karena 80% ekstraperitoneal dan 20% intraperitoneal
Cedera kandung kemih: CT sistogram. CT
transversal setelah memasukkan bahan
kontras ke dalam kandung kemih
menunjukkan kebocoran ekstraperitoneal
(panah) melalui robekan di bagian bawah
kandung kemih anterior. Note: balon kateter
(C).
4.9 Deteksi dan Karakterisasi dari Massa Hepar
● Massa hepar dapat dicurigai secara klinis pada:
○ Nyeri abdomen bagian atas
○ Nyeri abdomen akut yang disebabkan oleh perdarahan spontan
○ Penurunan fungsi hepar secara spontan dikarenakan kanker hepar yang
terjadi pada penyakit sirosis hati
● Sebagian besar massa hepar ditemukan secara insidentil (Incidental
Finding)
● Massa hepar juga biasa ditemukan pada pencitraan untuk skrining
metastasis dari suatu fokus keganasan primer ekstrahepatal
4.9 Deteksi dan Karakterisasi dari Massa Hepar
● Massa hepar dapat dicurigai secara klinis pada:
○ Nyeri abdomen bagian atas
○ Nyeri abdomen akut yang disebabkan oleh perdarahan spontan
○ Penurunan fungsi hepar secara spontan dikarenakan kanker hepar yang
terjadi pada penyakit sirosis hati
● Sebagian besar massa hepar ditemukan secara insidentil (Incidental
Finding)
● Massa hepar juga biasa ditemukan pada pencitraan untuk skrining
metastasis dari suatu fokus keganasan primer ekstrahepatal
Massa Hepar yang biasa ditemukan
Jinak Ganas
Adenoma
Pencitraan Dinamis untuk Hepar
● Pencitraan dinamis hepar memungkinkan karena hepar menerima suplai
darah dari 2 tempat.
○ Arteri Hepatika → 20%
○ Vena Porta Hepatika → 80%
● Terdapat 3 fase pada pencitraan yang terjadi setelah injeksi material
kontras secara bolus intravena:
○ Fase Arterial : Dimulai sekitar 25 detik setelah injeksi dilakukan
○ Fase Vena Porta : Dimulai saat 70 detik, setelah darah bersirkulasi melalui
mesenteium, usus dan limpa
○ Fase Ekuilibrium : Terjadi beberapa menit setelah injeksi, terdapat redistribusi material
kontras ke dalam rongga ekstraseluler
Pencitraan Dinamis untuk Hepar
● Sebagian besar tumor hepar → menerima suplai dari arteri hepatika
● Sebagian besar tumor hepar tergolong hipovaskular
○ Menerima suplai darah lebih sedikit dari jaringan hepar sekitarnya
○ Pencitraan maksimal terhadap lesi ini termasuk metastasis terjadi pada fase vena porta
dengan kontras
● Sebagian kecil tumor hepar tergolong hipervaskular
○ Menerima suplai darah lebih banyak dari jaringan hepar sekitarnya
○ Pencitraan maksimal terhadap lesi ini terjadi pada fase arterial
Pencitraan Dinamis untuk Hepar
CT-Kontras CT-Kontras
Hiperplasia nodular fokal (FNH): MRI dengan agen kontras hepatobilier (BOPTA). (a) Transverse
T1-Weighted MRI saat kontras fase arterial yang menunjukan adanya massa hipervaskuler(panah).
(b) Fase Delayed (hepatobilier) menunjukan adanya penampakan kontras lanjutan dari lesi, yang
sangat mendukung untuk diagnosis FNH.
4.10 Investiga Pencitraan Jaundice (Penyakit kuning)-Yys
Penyebab jaundice (penyakit kuning) dapat dibagi menjadi dua kategori besar:
● Obstruksi empedu mekanis
● Stasis empedu intrahepatik, juga dikenal sebagai ikterus hepatoseluler atau
non-obstruktif.
Note: Pencitraan tidak memiliki peran penting dalam penyakit kuning hepatoseluler,
selain US (ultrasonography) untuk biopsi hepar.
Obstruksi empedu mekanis dapat terjadi pada tingkat apa pun dari hepar ke duodenum.
Peran pencitraan adalah untuk menentukan keberadaan, tingkat dan penyebab obstruksi
empedu.
● Dilatasi terkait saluran pankreas utamanya menunjukkan obstruksi pada tingkat caput pankreas atau
ampulla Vater.
● Letak dan penyebab obstruksi didefinisikan pada US hanya dalam 25 persen kasus karena gas
duodenum yang terlalu banyak sering mengaburkan ujung bawah ductus biliaris komunis
Dilatasi bilier: Dilatasi ductus hepatica komunis (CHD) dilihat sebagai struktur tubular anechoic
anterior untuk vena portal (PV).
Choledocholithiasis: Biliary calculus dilihat sebagai fokus hiperechoic (+) pada ductus biliaris
komunis.
Tergantung pada hasil US, pemeriksaan lebih lanjut dapat diarahkan sebagai berikut:
● Saluran empedu tidak melebar: penyakit kuning hepatoseluler bisa dipertimbangkan
dan biopsi hepar dapat diindikasikan.
● Saluran empedu melebar karena biliary calculus: retrograde endoskopi
cholangiopancreatography (ERCP) dan sfingterotomi atau pembedahan.
● Saluran empedu melebar karena massa jaringan lunak: CT untuk karakterisasi lebih
lanjut
● Saluran empedu melebar tanpa penyebab yang jelas: CT dapat dilakukan karena
memiliki tingkat yang lebih tinggi untuk diagnosis penyebab obstruksi empedu daripada
US
Obstruksi empedu karena karsinoma caput pankreas: CT. (a) Saluran empedu melebar yang terlihat pada
CT sebagai pola percabangan atenuasi rendah (panah) di hepar. (b) Perhatikan pembesaran caput
pankreas (P) karena tumor dan kantong empedu yang disetensi (GB).
Tergantung pada temuannya, US dan CT dapat diikuti oleh pencitraan yang lebih definitif
terhadap biliary system dengan resonansi magnetik cholangiopancreatography (MRCP),
CT cholangiography, USG endoskopi (EUS), ERCP atau kolangiografi transhepatik
perkutaneus (PTC).
Magnetik Resonansi Kolangiopancreatografi
Tidak memerlukan
Tidak melibatkan
Non-invasif bahan kontras
radiasi pengion intravena
MRCP menggunakan heavily T2-weighted images yang menunjukkan cairan stasioner seperti
empedu sebagai sinyal tinggi, dengan fluida bergerak dan padatan sebagai sinyal rendah.
Saluran empedu dan kantong empedu dilihat sebagai struktur yang cerah pada latar belakang
yang gelap.
● MRCP tidak dipengaruhi oleh kadar bilirubin, dan
● Dapat dikombinasikan dengan modalitas lainnya untuk memberikan pencitraan hepar
dan pankreas yang lebih komprehensif.
● MRCP sebagian besar telah menggantikan ERCP diagnostik sebagai pemeriksaan
pilihan untuk pencitraan sistem empedu, termasuk penilaian pasien penyakit kuning
dengan saluran empedu melebar dengan US.
● MRCP biasanya digunakan sebelum kolesistektomi laparoskopi untuk mendiagnosis
varian kalkulus saluran empedu (biliary calculus) dan saluran empedu, dan untuk
menghindari eksplorasi intraoperatif ductus biliaris komunis.
Keterbatasan MRCP
● Pasien tidak cocok untuk MRI, misalnya: alat pacu jantung, klaustrofobia.
● Resolusi spasial terbatas, oleh karena itu kesulitan memvisualisasikan batu <3 mm, stenosis
empedu yang ketat, saluran empedu perifer kecil dan cabang samping kecil dari saluran
pankreas.
● Tidak ada aplikasi terapeutik, yaitu tidak dapat melakukan sfingterotomi, stent sisipan,
● dll.
Choledocholithiasis: MRCP. Kalkulus bilier (biliary calculus) dipandang sebagai cacat pengisian
(panah) di dalam saluran empedu yang melebar (BD). Catatan juga: saluran pankreas (PD), lambung
(G) dan duodenum (D).
Kebocoran empedu pasca-laparoskopi kolesistektomi: CT cholangiogram. Note drain (Dr), klip bedah (C), duktus
biliaris komunis (CBD) dan duodenum (D). Bahan kontras yang terletak di luar sistem empedu (panah) yang
menunjukkan kebocoran empedu.
CT Kolangiografi
Seperti namanya, EUS menggabungkan USG dengan endoskopi. EUS sangat sensitif dalam
mendeteksi massa bilier kecil dan tumor pankreas. EUS dapat digunakan untuk memandu
biopsi massa kecil atau aspirasi kista.
● Untuk ERCP, ampulla Vater diidentifikasi secara endoskopi dan kanula kecil masuk ke
dalamnya di bawah visualisasi endoskopi langsung.
● Bahan kontras kemudian disuntikkan ke dalam saluran bilier dan pankreas.
● Jika MRCP tidak tersedia, ERCP digunakan untuk menilai obstruksi empedu yang
didiagnosis pada US atau CT.
● ERCP adalah penyelidikan pilihan untuk dugaan obstruksi empedu distal yang mungkin
memerlukan intervensi seperti sfingterotomi, pengambilan keranjang batu, biopsi bilier atau
penempatan stent bilier.
Kerugian ERCP
→ PTC dilakukan di bawah fluoroskopi dengan jarum halus yang dilewatkan ke saluran empedu
perifer di hati dan bahan kontras yang disuntikkan untuk menguraikan sistem empedu.
4.11 RADIOLOGI INTERVENSI HATI DAN SALURAN BILIER
Tidak semua massa hati harus menjalani biopsi dan biopsi massa hati tebatas pada beberapa
indikasi spesifik
4.11.2 Manajemen non-bedah batu saluran empedu
Dilakukan melalui ERCP → Pelebaran ujung bawah saluran empedu (Sphincterotomy) dan
pengangkatan batu melalui kawat kecil. Terkadang, batu saluran empedu dapat dikeluarkan
melalui saluran T-tube.
Komplikasi jarang terjadi dan mungkin termasuk pankreatitis, kolangitis, dan kebocoran empedu.
4.11.3 Manajemen non-bedah obstruksi bilier ganas
Indikasi:
Metode (bervariasi sesuai jenis tumor dan lokasi, ditambah keahlian lokal dan prefensi:
Kolesistogram dilakukan setelah penyakit akut sembuh, dengan bahan kontras disuntikkan melalui
kateter drainase. Batu yang menyebabkan obstruksi duktus sistikus mungkin memerlukan
pembedahan; jika tidak, kateter dilepas.
4.11.5 Transjugular intrahepatic portosystemic stent shunting (TIPSS)
Penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada pasien dengan sirosis hepatis adalah perdarahan
dari varises esofagus. TIPSS dilakukan dalam pengaturan hipertensi portal untuk perdarahan
varises kronis berulang yang tidak dapat dilakukan skleroterapi.
TIPSS → teknik intervensi yang digunakan untuk membentuk shunt dari system portal ke sirkulasi
vena sistemik, sehingga menurunkan tekanan vena portal.
Komplikasi TIPSS: