Anda di halaman 1dari 26

INVAGINASI / INTUSUSEPSI

Oleh :
Dendian Berlia Jelita 15710223
Tri Suci Kiki Nurmayasari 15710234

Dokter Pembimbing :
dr. Hendra Setiawan, Sp.B

SMF BEDAH
FK UWKS
RSUD dr. Haryoto Lumajang
2017
DEFINISI
Invaginasi/ Intususepsi adalah suatu
keadaan dimana segmen usus
proksimal (intususeptum)
berinvaginasi ke dalam segmen
distal (intususipien) serta kemudian
di dorong ke distal oleh peristaltik
usus.
ANATOMI USUS
1. USUS HALUS
. Usus halus terdiri dari 3 bagian
yaituduodenum, jejunum dan ileum.
. Panjang duodenum 26 cm, sedangkan
yejunum+ileum: 6 m. Dimana 2/5 bagian
adalah jejunum.
. Panjang usus halus manusia dewasa
adalah5-6 m5 .
. Batas antara duodenum dan jejunum
adalahligamentum treits.
2. USUS BESAR
Usus besar merupakan tabung muscular berongga
dengan panjang sekitar 5 kaki (sekitar 1,5 m) yang
terbentang dari sekum sampai kanalisani.
Diameter usus besar lebih besar daripada usus kecil.
Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi
makin dekat anus diameternya semakin kecil.
Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah
selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan
jaringan ikat.
Usus besar terdiri dari : sekum, kolon (ascenden,
transversum, desenden), rektum
INSIDEN
Insiden penyakit ini tidak diketahui
secara pasti. Kelainan ini umumnya
ditemukan pada anak-anak dibawah 1
tahun dan frekuensinya menurun
dengan bertambahnya usia.
Umumnya invaginasi ditemukan lebih
sering pada laki-laki dengan
perbandingan antara laki-laki dan
perempuan 3:2
DEFINISI
Proses di mana segmen
intestin masuk ke dalam
bagian lumen usus
obstruksi pada saluran cerna
(prolapsus suatu bagian
usus ke dalam lumen bagian
yang tepat berdekatan)
Intususeptum: Bagian usus
yang masuk
Intususipiens : bagian yang
menerima intususeptum.
Invaginasi disebut juga
intususepsi.6-8
ETIOLOGI
Etiologi terbagi atas Idiopatik dan Kausatif:
1. Idiopatik: 95% invaginasi pada anak umur 1 bulan sampai
3 tahun sering tidak dijumpai penyebab yang jelas,
sehingga digolongkan Infatil idiophatic intususseption.
Pada saat operasi hanya ditemukan penebalan dari dinding
ileum terminal berupa hyperplasia jaringan follikel
submukosa yang diduga sebagai infeksi rotavirus.
Penebalan ini merupakan titik awal (lead point) terjadinya
invaginasi.
2. Kausatif: Pada penderita invaginasi yang berumur lebih 2
tahun biasanya ditemukan adanya kelainan usus sebagai
penyebab terjadinya invaginasi, seperti: Inverted Meckels
Divertikulum, Hemangioma, Lymphoma, Duplikasi usus,
Polip Usus
Invaginasi dapat juga terjadi setelah
laparotomi yang biasanya timbul
setelah dua minggu pasca bedah, hal
ini terjadi akibat gangguan peristaltik
usus disebabkan manipulasi usus
yang kasar dan lama, diseksi
retroperitoneal yang luas dan
hipoksia lokal.
PATOFISIOLOGI
Invaginasi akan menimbulkan gangguan
pasase usus ( obstruksi ) baik partiil maupun
total dan strangulasi. Proses terjadinya
invaginasi dimulai dengan hiperperistaltik
usus bagian proksimal yang lebih mobile
menyebabkan usus masuk ke dalam
lumen usus distal kemudian berkontraksi
terjadi edema mengakibatkan
terjadinya perlekatan yang tidak dapat
kembali normal sehingga terjadi invaginasi.
Sedangkan pada orang dewasa biasanya di awali
adanya gangguan motilitas usus lainnya yang
terfiksir/ atau kurang bebas dibandingkan bagian
lainnya,karena arah peristaltik adalah dari oral ke
anal sehingga bagian yang masuk ke lumen usus
adalah yang arah oral atau proksimal, keadaan
lainnya karena suatu disritmik peristaltik usus.
Akibat adanya segmen usus yang masuk ke
segmen usus lainnya akan menyebabkan dinding
usus yang terjepit sehingga akan mengakibatkan
aliran darah menurun dan keadaan akhir adalah
akan menyebabkan nekrosis dinding usus.
KLASIFIKASI
Invaginasi dapat dibagi menurut lokasinya yaitu pada
bagian usus mana yang terlibat :
1. Ileo-ileal, adalah bagian ileum masuk ke bagian
ileum.
2. Ileo-colica, adalah bagian ileo-caecal masuk ke
bagian kolon.
3. Ileo-caecal, adalah bagian ileo-caecal masuk ke
bagian apex dari invaginasi.
4. Appedicial-colica, adalah bagian caput dari caecum
terinvaginasi.
5. Colo-colica, adalah bagian colon masuk ke bagian
kolon.
Gambar.Invaginasi ileo-ileal
Gambar. Invaginasi ileosekal
Gambar. Invaginasi ileokolika
GEJALA KLINIS
Nyeri perut
Sifatnya mendadak pada bayi usia sekitar 3-9 bulan.
Bayi menjadi rewel, gelisah, menangis keras dan
teriak-teriak. Nyeri bersifat kolik
Muntah
Muntah dapat terjadi sejak awal, pada awal tumpahan
jernih makin lama bersifat fekal
Berak darah dan lendir ( currant jelly stool )
Akibat laserasi mukosa
Ada massa (sausage shaped mass) yang
lokasinya biasanya di abdomen tengah atas, sesuai
dengan lokasi intususepsinya
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
Kadang-kadang PALPASI
dapat dilihat darm Perut kanan bawah
steifung dan darm teraba kosong
counter. (dances sign)
Didapatkan Dapat teraba
distensi bila sudah massa yang
terjadi ileus lokasinya sesuai
lokasi intususepsi
RECTAL TOUCHER
AUSKULTASI
Didapatkan darah
Bising usus
dan lendir pada
meningkat hingga
sarung tangan
terdengar metalic
sound Dapat ditemukan
massa yang
berbentuk seperti
mulut rahim
apabila
intususeptum
mencapai rektum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG Abdomen
Didapatkan gambaran target lesion,
pesudokidney sign
Foto polos abdomen
Didapatkan gambaran osbtruksi usus
Foto kontras enema
Dilakukan jika kondisi masih baik dengan
tujuan diagnosis dan terapi. Didapatkan
gambaran coiled spring atau cupping
Foto Barium enema
Barium enema
Dikerjakan untuk
tujuan diagnosis dan
terapi, untuk diagnosis
dikerjakan bila gejala-
gejala klinik
meragukan. Pada
barium enema akan
tampak gambaran
cupping, coiled spring
appearance
DIAGNOSIS BANDING
Disentri Amoeba, diareyang mengandung
lendir dan darah, serta adanya obstipasi bila
disentri berat disertai adanyanyeri perut,
tenesmus dan demam
Divertikulum Meckel, dengan perdarahan
biasanya tidak ada rasa nyeri
Prolaps recti atau rectal prolaps, dimana
biasanya terjadi berulang kali dan pada
colok dubur didapati hubungan antara
mukosa dengan kulit perianl sedangkan
pada invaginasi didapatkan adanya celah
PENATALAKSANAAN
1. Dekompresi dengan pipa lambung
2. Koreksi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
3. Reposisi usus yang mengalami invaginasi dengan
cara :
Bila intususepsi masih belum disertai tanda-
tanda strangulasi dan perforasi, maka reposisi
usus dapat dikerjakan dengan enema hirostatik
atau enema pneumatik. Enema hidrostatik dapat
dikerjakan dengan enema barium atau dengan
larutan salin normal. Dengan memberi tekanan
hidrostatik peranum diharapan intususeptum
dapat terdorong ke proksimal sehingga
tereposisi. Bila gagal harus dilakukan operasi
Bila intususepsi sudah disertai dengan tanda-
tanda strangulasi, maka reposisi intususeptum
hanya dikerjakan dengan laparotomi. Enema
barium dapat dikerjakan hanya sebagai
diagnostik bukan sebagai terapeutik.
Bila disertai tanda peritonitis, tidak ada
indikasi melakukan pemeriksaan dengan
kontras enema. Lakukan segera resusitasi,
dekompresi, pemberian antibiotik dan lakukan
pembedahan.
4. Bila didapatkan usus sudah nekrosis
(nonviable) maka harus dilakukan
reseksi dan dibuat stoma. Untuk
melakukan anastomosis primer
memerlukan pertimbangan yang
ketat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai