Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KASUS

INFEKSI SALURAN KEMIH


Identitas pasien
 Nama : An. NH
 Usia : 9 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tanggal Lahir : 23 Desember 2009
 Alamat : JL. Kramat RT11/07
 Pekerjaan : Pelajar Tingkat SD
 Status perkawinan : belum menikah
 No Rekam Medis : 620121
 Agama : Islam
 Tanggal & jam masuk : 7 Januari 2019, pukul
10.29
 Tanggal & jam pemeriksaan : 7 Januari 2019,
pukul 10.29
Riwayat penyakit sekarang
Dilakukan Alloanamnesis pada ibu pasien pada 7
Januari 2019 pukul 10.29 WIB di Poliklinik Anak
Rumah Sakit Sumber Waras.

Keluhan utama :
Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah
sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah
sejak 3 hari SMRS, muntah dirasakan secara
perlahan dengan frekuensi +10 x konsistensi cair,
berwarna kuning kecoklatan, berisi makanan
sesuai makanan yang sebelumnya dimakan, Darah
(-).
Keluhan tambahan :
Rasa ingin selalu berkemih, tetapi saat
berkemih, urin yang dikeluarkan hanya
sedikit dan tidak lampias sejak 2 hari yang
lalu. Nyeri saat berkemih (+) urine
berwarna kekuningan dan keruh (+), darah
(-), berpasir (-). Keluhan lain didapatkan
nyeri perut pada perut bagian bawah kanan
dan kiri dibagian depan, tidak menjalar
hingga kebagian perut belakang.
Riwayat penyakit dahulu
O Pasien sempat menjalani perawatan inap dirumah

sakit dengan diagnosis infeksi saluran kemih pada


tahun 2017.
O Pasien sempat menjalani perawatan inap dirumah

sakit dengan diagnosis Diare cair akut dengan


dehidrasi ringan sedang pada 3 desember 2018.
O Pasien sempat menjalani perawatan inap kembali

dirumah sakit dengan diagnosis infeksi saluran kemih


pada tahun 7 Januari 2019.
Riwayat Penyakit Keluarga

O Riwayat keluhan berkemih yang


serupa seperti pasien pada keluarga
: disangkal
Riwayat kebiasaan
O Pasien mempunyai kebiasaan selalu menahan BAK

saat ingin berkemih


O Pasien mempunyai kebiasaan kurang

membersihkan kemaluan nya dengan bersih dan


sering menggunakan air pada toilet umum untuk
membersihkan alat kelamin nya.
O Pasien jarang untuk meminum air putih/ mineral

O Pasien mempunyai kebisaan minum minuman

manis
Riwayat perinatal
O Merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara

O Lahir cukup bulan (38 minggu) persalinan pervaginan di

Rumah sakit.
O Selama kehamilan ibu pasien rajin kontrol kehamilan

sesuai jadwal
O Tidak ada penyulit saat kehamilan maupun persalinan

O Keadaan saat lahir: Bayi cukup bulan, sesuai masa

kehamilan, langsung menangis, aktif bergerak, bernafas


spontan, tidak ada kuning
Riwayat Imunisasi
Riwayat Imunisasi

• Hepatitis B : usia 0,2,3,4 bulan

• BCG : usia 1 bulan, scar (+) deltoid kanan

• HiB : usia 2,3,4 bulan

• Polio : usia 0,2,3,4 bulan

• Campak : usia 9 bulan

Kesan: imunisasi dasar lengkap


Riwayat Riwayat perkembangan:
pertumbuhan:
O Mengangkat kepala 45° :

usia 2 bulan
BBL: 2.800 gr
O Tengkurap : usia 4 bulan
PBL: 50 cm
O Duduk : usia 6 bulan
BB sekarang: 25
kg, O Berdiri : usia 9 bulan

PB sekarang: 126 O Berjalan : usia 12 bulan

cm
O KPSP usia 12 bulan:

Jawaban Ya 10
O Kesan : perkembangan

sesuai usia
Riwayat asupan nutrisi
O ASI ekslusif selama 6 bulan
O Susu formula selama 7 bulan - 5 tahun
O MP-ASI mulai sejak usia 6 bulan
O Makanan padat mulai sejak usia 12 bulan
O Kebutuhan cairan : 1.600 cc
O Kebutuhan kalori : 2.320 kkal
O Kebutuhan protein : 29 g

Waktu Jenis makanan Kalori (kkal)


Pagi Nasi putih + tempe 175 kkal + 118 kkal + 129,4 kkal =
goreng + ayam 422,4 kkal
Siang Nasi putih + sup 175 kkal + 95 kkal + 180,7 kkal =
ayam + ikan bandeng 450,7 kkal
Malam Nasi putih + sayur 175 kkal + 78 kkal + 118 kkal = 371
bayam + tempe
goreng
Total 1,244.1 kkal

O Kesan: secara kuantitas tidak mencukupi kebutuhan energy


Antopometri

Antropometri
• BB = 25 kg BBI: 29 kg
• TB = 126 cm
• CDC antropometri :
• BB/U : P25 - 50
• TB/U : P25
• BB/TB : P50 - 75
• Waterlow: 86%
Kesan : Status gizi baik
Status generalis
Dilakukan Alloanamnesis pada ibu pasien
pada 7 Januari 2019 pukul 10.29 WIB di
Poliklinik Anak Rumah Sakit Sumber Waras.

• Keadaan umum : Tampak sakit ringan


• Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
• Tekanan darah :110/70 mmhg
• Berat badan : 25 kg
• Tinggi badan :126 cm
• Frekuensi nadi :125 kali/menit
• Frekuensi napas : 30 kali/menit
• Suhu : 36,5 oC
Pemeriksaan Fisik
Kepala normosefali,rambut hitam distribusi rambut
merata, tidak mudah dicabut
Mata Kelopak mata cekung, konjungtiva anemis
(-)/(-), sklera ikterik (-) /(-), pupil isokor Ø 3
mm, refleks cahaya langsung dan tidak
langsung (+)/(+), palpebra edema (-)/(-)
Hidung bentuk normal, mukosa dalam batas normal,
rinorrhea (-/-)
Telinga normotia, liang telinga terlihat lapang, tidak
ada sekret, serumen (-/-), nyeri tarik daun
telinga (-), nyeri tekan tragus (-)
Mulut bibir tidak kering, mukosa mulut normal
Tenggorokan faring tidak hiperemis, tonsil T1- T1
Pemeriksaan Fisik
Leher letak trakea di tengah, tidak ada pembesaran
KGB, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, retraksi
suprasternal (-)
Jantung Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : pulsasi ictus cordis tidak teraba, thrill
(-)
Perkusi : redup, batas jantung normal
Auskultasi : BJ I & II dalam batas normal
Paru Inspeksi : dinding thorax normal, simetris
kanan/kiri saat Inspirasi dan ekspirasi, retraksi
(-/-)
Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri sama
kuat
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Pemeriksaan Fisik
Abdomen Inspeksi : dinding abdomen tampak cembung
Perkusi : timpani di seluruh lapang
abdomen, hepar
pekak sampai di arcus costae, di bawah tidak
pekak, shifting dullness (-), lien schuffner II
Auskultasi : bising usus (+) 10 x/menit
Palpasi : supel, distensi (-), defens
muskuler (-),
nyeri tekan (+)
KGB tidak teraba ada perbesaran KGB

Kulit pucat (-), sianosis (-), turgor kulit baik


Ekstremit akral dingin (-/-), edema ekstremitas (-/-), CRT
as <2s;
inspeksi saat istirahat dan bergerak normal,
tidak tampak adanya kelainan.
Pemeriksaan penunjang
HEMATOL HASIL NILAI Hitung HASIL NILAI
OGI NORMAL
jenis NORMAL
Eritrosit 6.35 3.70- Basofil 0 0-1
(H) 5.20
Eosinofil 2 0-3
Hb 13.9 10.7-14.7
Batang 2 0-6
Ht 42.7 31.0-43.0 Segmen 79 (H) 50-70

Trombosit 529 (H) 150-440 Limfosit 11 (L) 20-40


Monosit 6 0-8
Leukosit 10.7 4.5-13.5
LED 8 0-20
MCV 67.2 (L) 78.0-102.0

MCH 21.9 (L) 25.0-33.0

MCHC 32.6 31.0-37.0


Pemeriksaan penunjang(07/01/19)
URINALISA HASIL NILAI NORMAL
Sedime HASIL NILAI

Warna Kuning n urine NORMAL


Leukosit 2-4 0-6
Kejernihan Agak Keruh
Eritrosit 0 -1 0-3
Glukosa (-) (-)
Silinder (-) (-)
Bilirubin (-) (-)
Epitel (+)
Keton 2+ (-) Kristal (-) (-)
Berat jenis 1.025 1.005-1.030 Bakteri (+) (-)

Darah (-) (-) Lain lain (-) (-)


Ph 6.0 4.5-8.0

Protein 1+ (-)

Urobilinogen 0,2 0.1-1.0

Nitrit (-) (-)

Esterase (-) (-)


leukosit
Resume
Telah diperiksa Pasien dengan keluhan mual dan muntah sejak 3 hari SMRS,
muntah dirasakan secara perlahan, dengan frekuensi +10 x konsistensi cair,
berwarna kuning kecoklatan, berisi makanan sesuai makanan yang sebelumnya
dimakan, Darah (-). Keluhan lain didapatkan, berupa rasa ingin selalu berkemih,
yang terjadi sejak 2 hari setelah terjadi keluhan muntah. Saat berkemih, pasien
merasakan, urine yang dikeluarkan hanya sedikit dan tidak lampias, urine
berwarna kekuningan dan keruh,nyeri saat berkemih (+), darah (-), berpasir (-).
Selain itu pasien mengeluh nyeri perut pada perut bagian bawah kanan dan kiri
dibagian depan, dan tidak menjalar hingga kebagian perut belakang. Dari hasil
pemeriksaan fisik : TD : 120/70 mmhg, HR : 125 x/ menit, RR : 30 x/ menit, T : 36.5
C Dari hasil pemeriksaan lab darah : peningkatan eritrosit dan trombosit serta
penurunan MCV dan MCH dan hitung jenis : adanya peningkatan neutrofil segmen
dan penurunan limfosit. Pemeriksaan urinalisa : terdapat kekeruhan pada warna
urine, keton 2 +, protein : 1+, dan bakteri (+).
Daftar Masalah Diagnosis Kerja

Demam Infeksi saluran


kemih : sistitis
Muntah
BAK tidak lampias Diagnosis Banding :
Pielonefritis
dan keruh
Rencana
Diagnostik :
O Pemeriksaan darah
rutin
O Pemeriksaan
urinalisis
O BNO IVP
CLINICAL REASONING
O ISK merupakan penyakit yang sering ditemukan pada anak,

sering merupakan tanda kelainan ginjal dan saluran kemih,


dan potensial menyebabkan parut ginjal yang berlanjut
menjadi gagal ginjal terminal. ISK sering dijadikan sebagai
tanda adanya suatu kelainan pada ginjal dan saluran kemih
yang serius seperti refluks vesikoureter atau uropati
obstruktif. Dari hasil anamnesis pada pasien didapatkan mual
dan muntah disertai keluhan buang air kecil yang sering
tidak terkontrol, tetapi pasien mengeluh bahwa pancaran
urin nya tidak lampias. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
pasien tampak rewel, mata cekung, nyeri perut pada bagian
bawah.
Rencana Terapi Rencana Terapi
Farmakologis Non Farmakologis

Ondansetron 2 x IVFD tridex 27 B


2,5 mg 1500 cc
Dexamethason 3 Kebutuhan cairan
x 2,5 mg : 1.600 cc
Cefotaxime 3 x Kebutuhan
750 mg kalori : 2.030 kkal
Kebutuhan
protein : 29 g
Edukasi
O Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien

agar mengetahui dampak atau risiko keluhan Infeksi


saluran kemih bagi kesehatan pasien.
O Memberikan pencegahan mengenai infeksi saluran

kemih kepada pasien dan keluarga pasien, seperti :


 Jangan menahan buang air kecil hingga pasien tak

tertahankan untuk berkemih


 Rutin meminum air putih

 Menjaga kebersihan alat kelamin dengan menyiram alat

kelamin dengan benar dan memakai air yang bersih.


Prognosis

O Ad vitam : ad bonam

O Ad functionam : ad bonam

O Ad sanationam : ad bonam
Tinjauan Pustaka
Infeksi saluran kemih
O Infeksi saluran kemih : pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri di dalam saluran
kemih, termasuk kandung kemih dan
parenkim ginjal, dalam jumlah yang
signifikan.

O Isk merupakan penyebab demam kedua


tersering setelah infeksi saluran pernapasan
pada anak usia < 2 thn. Penyebab tersering,
yakni Escheria coli.

O Faktor predisposisinya adalah adanya


gangguan aliran urine (obstruksi
mekanik/fungsional).
Epidemiologi
O Prevalensi ISK pada neonatus berkisar antara 0,1%

hingga 1%, dan meningkat menjadi 14% pada neonatus


dengan demam, dan 5,3% pada bayi.

O Pada bayi asimtomatik, bakteriuria didapatkan pada 0,3

hingga 0,4%.13 Risiko ISK pada anak sebelum pubertas


3-5% pada anak perempuan dan 1-2% pada anak laki.
Pada anak dengan demam berumur kurang dari 2 tahun,
prevalensi ISK 3-5%.
Etiologi
O penyebab tersering (60-80%) pada ISK
serangan pertama : Escherichia coli (E.coli)

O Lainnya : Proteus mirabilis, Klebsiella


pneumonia, Klebsiella oksitoka, Proteus
vulgaris, Pseudomonas aeroginosa,
Enterobakter aerogenes, dan Morganella
morganii, Stafilokokus, dan Enterokokus.

O ISK kompleks : Pseudomonas, golongan


Streptokokus grup B, Stafilokokus aureus
atau Epidermidis, Haemofilus influenzae dan
parainfluenza
Klasifikasi
O ISK atas : terjadi di bagian atas kandung kemih,

ginjal dan ureter

O ISK bawah : kandung kemih dan uretra

O ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI) :

infeksi pada saluran kemih yang normal tanpa


kelainan struktural maupun fungsional saluran
kemih yang menyebabkan stasis urin.
O ISK kompleks (complicated UTI) : ISK yang disertai

dengan kelainan anatomik dan atau fungsional


saluran kemih yang menyebabkan stasis ataupun
aliran balik (refluks) urin.
Manifestasi klinis pada neonatus
O Apatis

O Anoreksia

O ikterus atau kolestatis

O Muntah, Diare

O Demam, Hipotermia

O Tidak mau minum

O Oliguria

O iritabel, atau distensi abdomen

O Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan sering tidak

terdeteksi
O Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan warna

kulit keabu-abuan (grayish colour)


Manifestasi klinis pada bayi – 1 thn

O Demam

O penurunan berat badan

O gagal tumbuh, nafsu makan berkurang

O Cengeng

O Kolik, Muntah, Diare

O Ikterus

O distensi abdomen

O Pada palpasi ginjal anak merasa kesakitan

O Demam yang tinggi dapat disertai kejang.


Manifestasi klinis pada > 4 tahun hingga
anak yang lebih besar
Pada anak > 4 tahun
O demam yang tinggi  kejang

O muntah

O diare bahkan  dehidrasi

Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan


lebih ringan
O tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa

polakisuria,
O Disuria, urgency, frequency, ngompol,

O keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau pireksia (jarang)


Manifestasi klinis pielonefritis dan sistisis
Pielonefritis
O demam tinggi + menggigil

O Gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan

darah pada umumnya masih normal


O dapat ditemukan nyeri pinggang

O Gejala neurologis : iritabel dan kejang.

O Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk

pielonefritis, yang merupakan nefritis bakterial interstitial


yang dulu dikenal sebagai nefropenia lobar

Sistitis
O demam jarang melebihi 380C, nyeri pada perut bagian bawah

O Frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa diskomfort

suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan


Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan
O Anamnesis

O pemeriksaan fisik,

O pemeriksaan laboratorium

yang dipastikan dengan


biakan urin.
Pemeriksaan lab
O Urinalisis

O Pemeriksaan darah

O Biakan urine
Tatalaksana
Tatalaksana ISK terdiri atas:

1. infeksi akut

2. Deteksi dan tata laksana kelainan

anatomi dan fungsional pada ginjal


dan saluran kemih

3. Deteksi dan mencegah infeksi

berulang.
Infeksi akut
Bayi < 3 bulan :

harus segera dirujuk ke dokter spesialis anak, pengobatan harus


dengan antibiotik parenteral.

Bayi ≥ 3 bulan dengan pielonefritis akut/ISK atas:


O Pertimbangkan untuk dirujuk ke spesialis anak .

O antibiotik oral 7-10 hari, dengan antibiotik yang resistensinya

masih rendah berdasarkan pola resistensi kuman, seperti


sefalosporin atau ko-amoksiklav.
O Jika antibiotik per oral tidak dapat digunakan,  antibiotik

parenteral, : sefotaksim atau seftriakson selama 2-4 hari


dilanjutkan antibiotik per oral hingga 10 hari.
Infeksi akut
Bayi ≥ 3 bulan dengan sistitis/ ISK bawah:
O Antibiotik oral hari berdasarkan pola resistensi kuman

setempat. Bila tidak ada hasil pola resistensi kuman 


trimetroprim, sefalosporin, atau amoksisilin.
O Bila dalam 24-48 jam belum ada perbaikan klinis harus dinilai

kembali  pemeriksaan kultur urin untuk melihat


pertumbuhan bakteri dan kepekaan terhadap obat.
Infeksi akut
Sistitis akut : antibiotik oral
O trimetoprim-sulfametoksazol, nitrofurantoin, amoksisilin,

klavulanat, sefaleksin, dan sefiksim.


O ISK simpleks umumnya memberikan respon yang baik dengan

amoksisilin, sulfonamid, trimetoprim-sulfametoksazol, atau


sefalosporin

Pielonefritis akut :
O tetapi umumnya antibiotik diberikan selama 7-10 hari,6

meskipun ada yang menuliskan 7-14 hari.11,18 atau 10-14


hari.
O Pemberian antibiotik parenteral selama 7 - 14 hari sangat

efektif dalam mengatasi infeksi pada pielonefritis akut,


Deteksi dan tata laksana kelainan anatomi
dan fungsional pada ginjal dan saluran kemih

Berbagai jenis pemeriksaan

OUltrasonografi (USG)

OMiksio-sistouretrografi (MSU)

OPIV (pielografi inravena)

OSkintigrafi DMSA (dimercapto succinic

acid)

OCT-scan

OMagnetic resonance imaging (MRI)


Algoritma pencitraan pada bayi <6 bulan
dengan ISK
Algoritma pencitaan pada anak usia
6 bulan – 3 tahun
Algoritama pencitraan pada anak usia > 3
tahun
Deteksi dan mencegah infeksi
berulang.
O Memperbaiki status gizi, edukasi tentang pola hidup

sehat, dan menghilangkan atau mengatasi faktor risiko,


Asupan cairan yang tinggi dan , miksi yang teratur
bermanfaat mencegah ISK berulang
O Risiko terjadinya ISK pada bayi laki-laki yang tidak

disirkumsisi meningkat 3-15 kali dibandingkan dengan


bayi laki-laki yang sudah disirkumsisi.
O Pemberian antibiotik profilaksis merupakan upaya

pencegahan ISK berulang yang sudah sejak lama


dilaksanakan.
Komplikasi
ISK dapat menyebabkan :
O gagal ginjal akut, bakteremia, sepsis, dan meningitis.

Komplikasi ISK jangka panjang :


O parut ginjal, hipertensi, gagal ginjal,

O komplikasi pada masa kehamilan : preeklampsia

O Parut ginjal terjadi pada 8-40% pasien setelah

mengalami episode pielonefritis akut


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai