Pemeriksaan fisik
Klasifikasi Kramer
DIARE
Berak encer dan sering, merupakan hal biasa pada neonatus yang
mendapat ASI saja.
Diare diidentifikasi bila ada perubahan konsistensi lebih cair dan
frekuensi lebih sering dari biasanya. Diare dapat menyebabkan
timbulnya tanda-tanda dehidrasi.
Bayi yang dehidrasi, biasanya gelisah atau rewel. Jika dehidrasi
berlanjut, bayi menjadi letargis atau tidak sadar. Karena bayi
kehilangan cairan, matanya mungkin kelihatan cekung. Jika kulit perut
dicubit, kulitnya akan kembali dengan lambat atau sangat lambat.
MASALAH PEMBERIAN ASI
Masalah hambatan kenaikan berat badan perhari setelah minggu pertama
menunjukkan adanya kendala pada pemberian ASI. Pada minggu pertama berat
badan boleh turun kurang dari 10% berat lahir.
Setelah minggu pertama, berat badan harus naik 10-30 g/kgBB/hari sampai melebihi
berat badan lahir.
MASALAH PEMBERIAN ASI
Tanyakan:
Berapa kali bayi diberi ASI sepanjang pagi, siang dan malam
Apakah bayi diberi makan/minum selain ASI? Jika “Ya” berapa kali selama 24 jam?
Alat apa yang digunakan untuk memberi minum bayi? Botol atau cangkir?
Lihat:
Tentukan berat badan menurut umur kehamilan. Menentukan berat badan
berdasarkan umur menggunakan standar WHO 2005 pada neonatus cukup bulan.
Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut?
Adakah celah bibir atau langit-langit?
MASALAH PEMBERIAN ASI
Jika bayi tidak ada indikasi dirujuk, lakukan penilaian tentang cara
menyusui:
Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir?
Jika “TIDAK”, minta ibu untuk menyusui
Jika “YA”, minta ibu menunggu dan memberi tahu jika bayi sudah mau
menyusu lagi
Amati pemberian ASI dengan seksama
Bersihkan hidung yang tersumbat jika menghalangi bayi untuk menyusu
RUJUKAN NEONATUS
Langkah awal menentukan tindakan/pengobatan pada neonatus sakit adalah
menentukan apakah bayi perlu segera dirujuk atau tidak. Bayi muda dengan
klasifikasi merah muda memerlukan rujukan segera. Namun khusus untuk
DIARE DEHIDRASI BERAT, jika tidak ada klasifikasi berat lainnya dan
fasilitas kesehatan mampu memberikan terapi intravena, maka dapat
dilakukan langkah rehidrasi dengan Rencana Terapi C terlebih dahulu
sebelum merujuk. Jika tidak mampu, RUJUK SEGERA.
Sebelum merujuk Neonatus ke rumah sakit, berikan semua tindakan pra
rujukan yang sesuai dengan klasifikasinya (Neonatus dalam kondisi stabil).
Neonatus dapat dirujuk, jika syarat rujukan terpenuhi, yaitu:
Suhu tubuh minimal 36,5°C
Denyut nadi 100-160 kali/ menit (Lancet, 2011)
Tidak ada tanda dehidrasi berat.
GANGGUAN NAPAS
Gangguan nafas dapat ditandai dengan frekuensi nafas cepat (≥ 60 kali/ menit) atau
lambat (< 40 kali/ menit) yang disertai dengan tanda atau gejala sianosis, tarikan
dinding dada ke dalam yang sangat kuat, pernafasan cuping hidung, dan terdengar
suara merintih.
KEJANG
Jika neonatus ditemukan dalam kondisi kejang, segera lakukan henti kejang sebelum
melakukan penilaian kemudian RUJUK SEGERA.
Obat anti kejang pilihan yang pertama adalah Fenobarbital intravena. Apabila sediaan
Fenobarbital intravena tidak tersedia, maka dapat diberikan Fenobarbital
intramuskular dengan dosis 30 mg (0,6ml). Penyuntikan fenobarbital intravena
ataupun intramuskular harus dilakukan dengan perlahan dan harus memperhatikan
frekuensi napas bayi.
Apabila Fenobarbital intravena ataupun intramuskular tidak tersedia, dapat diberikan
Diazepam per rektal sebagai obat anti kejang lini ketiga dengan dosis 0,25 ml pada
neonatus berat kurang dari 2500 gram dan 0,5 ml pada neonatus berat lebih dari 2500
gram. Pemberian diazepam dilakukan dengan sediaan ampul menggunakan spuit 1
ml tanpa jarum dan diberikan per rektal. Pemberian dapat diulang satu kali dengan
interval 15 menit. Apabila kejang tidak berhenti, segera rujuk dengan menjaga
bebasnya jalan nafas.
KEJANG
Jika bayi kejang, dapat dicurigai sebagai TETANUS NEONATORUM dengan ditandai gejala:
Kejang/kaku seluruh tubuh baik dirangsang maupun spontan
Mulut mencucu seperti mulut ikan
Biasanya kesadaran masih baik tetapi bayi tak bisa menyusu.
Lakukan tindakan :
Beri obat anti kejang Diazepam
Beri dosis pertama antibiotik intramuskular Ampicillin dan Gentamisin.
Rujuk segera
Lihat pedoman Eliminasi Tetanus Neonatorum untuk tindakan berikutnya.
KEJANG
Cara memberikan diazepam per rektal: sedot Diazepam ke dalam semprit tuberkulin
atau BCG (1 ml) sebanyak yang diperlukan, kemudian lepas jarumnya dan
masukkan semprit tersebut ke rektum sekitar 4 cm dan semprotkan Diazepam ke
dalam rektum.
Cara memberikan diazepam dapat dilihat pada gambar berikut:
MENCEGAH HIPOGLIKEMIA
Jika bayi masih bisa menyusui, minta ibu agar tetap menyusui bayinya
Jika bayi tidak lagi bisa menyusu, tapi masih bisa menelan, berikan ASI perah
dengan cangkir kecil atau sendok atau ditetesi dengan pipet. Berikan 20-50 ml (10
ml/kg) atau susu formula
Jika bayi tidak bisa menelan, berikan 20-50 ml (10 ml/kg) ASI perah, atau susu
formula melalui pipa lambung
TERMOREGULASI
Bayi dengan suhu badan <36,5˚C harus segera dihangatkan sebelum dirujuk,
caranya sebagai berikut:
Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan handuk/ kain kering. Ganti
pakaian, selimut/ kain basah dengan kain yang kering
Hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru atau menggunakan cahaya lampu
60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi, sampai suhu tubuh bayi normal dan
pertahankan bayi tetap hangat
Bungkus kepala bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala. Jaga bayi
tetap hangat. Hindari ruangan yang banyak angin, jauhkan bayi dari jendela dan
pintu
Pada bayi dengan Hipotermia (<36,5˚C), lakukan dengan Metode Kanguru.
Terima kasih