Anda di halaman 1dari 38

BATASAN USIA

Neonatus (bayi baru lahir) Infant (bayi)


0 – 28 hari (1 bulan) 1 - < 12 bulan (1 tahun)
TANDA BAHAYA UMUM
TANDA BAHAYA PADA NEONATUS (1)
Bayi terlalu dingin
Sulit menyusu Sedikit energi
atau panas
• Tidak bisa • Kurang aktif • Suhu < 36,5 0C
menghisap • Tidak menyusu atau > 37,5 0C
• Menghisap lemah • Bergerak hanya • Akral dingin
• Berhenti menyusu bila disentuh
lebih cepat • Lemas
TANDA BAHAYA PADA NEONATUS (2)
Mata, tali pusat, atau
Sulit bernapas Kejang
kulit terinfeksi
• Bernapas lambat • Gerakan kaku atau • Kelopak mata
(<40x/menit) atau jerky pada lengan bengkak dan merah
cepat (>60x/menit) dan kaki • Tali pusat berbau
• Napas cuping • Terdapat nanah
hudung
• Tarikan dinding
dada
KEMATIAN BAYI
S
• Sugar level (kadar gula darah) and Safe Care

T
• Temperature (suhu)

A
• Airway (jalan napas) dan breathing (pernapasan)

B
• Blood pressure (tekanan darah)

L
• Laboratory works (pemeriksaan laboratorium)

E
• Emotional support (dukungan emosional)
EVALUASI GANGGUAN NAPAS (SKOR DOWNE)
Skor 0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Napas
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang dengan O2 Sianosis menetap
walaupun diberi O2
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan udara Tidak ada udara
masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar dengan Dapat didengar tanpa
stetoskop alat bantu

Skor < 4 gangguan pernapasan ringan CPAP


Skor 4 – 5 gangguan pernapasan sedang
Skor > 6 gangguan pernapasan berat Intubasi
PEMBERIAN CPAP
Tanpa CPAP Dengan CPAP
PENYEBAB KEMATIAN BAYI
Pusdatin
Pada Tahun 2019,
dilaporkan:
• 885.551 balita pneumonia
(CFR 0,07)
• 1.591.944 balita
mengalami diare
• 11,7% anak usia 0- 23 bulan
kurus dan sangat kurus
(masalah gizi)

Pusdatin Kemenkes. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia, 2019.


PNEUMONIA
PNEUMONIA
• THE FORGOTTEN KILLER (5,9 JUTA KEMATIAN DI 2015)

• LAPORAN SUBDIT ISPA (2017): INSIDEN DI


INDONESIA 20,54/ 1000 BALITA
GEJALA PNEUMONIA (ISPA BAWAH)
Respiratorik (saluran napas)
• Batuk, sesak (takipneu), merintih, napas cuping hidung, retraksi
dinding dada (subcostal dan intercostal), kebiruan (sianosis), dan
crackles (reak)
Non-respiratorik
• Panas badan, lesu, anoreksia (penurunan nafsu makan), gangguan
kesadaran, dapat disertai gejala saluran cerna: muntah, mencret
PEMERIKSAAN FISIK (1)
• KEADAAN UMUM DAN TANDA VITAL • NAPAS CEPAT (TACYPNEU)
(LAJU NAPAS DIHITUNG DALAM 1 MENIT, BERDASARKAN USIA (KALI/ MENIT)
SUHU, NADI) • < 2 BULAN > 60
• LAKUKAN PEMERIKSAAN SATURASI • 2 - < 12 BULAN > 50
OKSIGEN • 1 - < 5 TAHUN > 40
• PEMERIKSAAN KEPALA: HIDUNG,
RONGGA MULUT, TONSIL, FARING,
TELINGA

Mulholland K. Pneumonia in children 2016; WHO 2013; tatalaksana pneumonia di fasyankes 2017
PEMERIKSAAN FISIK (2)
 Desaturasi: saturasi oksigen <90% dengan pulse oximetry
 Pemeriksaan dada: Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
 Suara napas tambahan seperti crackles
 Adakah suara napas tambahan lain? Adakah tanda bahaya?
 Pemeriksaan lain sesuai kondisi pasien (kelainan yang menyertai)
 Tarikan dinding dada ke dalam (TDDK)

Tarikan Dinding Dada/retraksi


Mulholland K. Pneumonia in children 2016; WHO 2013; tatalaksana pneumonia di fasyankes 2017
Mulholland K. Pneumonia in children 2016; WHO 2013; tatalaksana pneumonia di fasyankes 2017
PENDEKATAN DIAGNOSIS PNEUMONIA (2018)
Gejala Klasifikasi
• Ada tanda bahaya Pneumonia berat
• TDDK atau atau
Saturasi O2 <90% Penyakit sangat berat
Napas cepat Pneumonia
Tidak ada tarikan dinding dada ke Batuk bukan pneumonia
dalam
Tidak ada napas cepat

Kementerian Kesehatan RI. Tatalaksana Pneumonia Balita di FKTP 2018


PENANGGULANGAN
PNEUMONIA BERAT

Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)


Dan / atau

Saturasi Oksigen perifer <90% (pulse oxymeter)


Beri dosis pertama antibiotik (injeksi atau oral)
Beri Oksigen per nasal 1 - 2 Liter/ menit
Obati stridor/ wheezing bila memungkinkan
Rujuk segera

Kementerian Kesehatan RI. Tatalaksana Pneumonia Balita di FKTP 2018


PENANGGULANGAN
PNEUMONIA
Napas Cepat
60 x/menit atau lebih pada anak usia < 2 bulan
50 x/menit atau lebih pada anak usia 2 - 11 bulan
40 x/menit atau lebih pada anak usia 12 - 59 bulan
Rawat jalan
Amoxicillin per oral 80 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis

Kementerian Kesehatan RI. Tatalaksana Pneumonia Balita di FKTP 2018


PENANGGULANGAN
BATUK BUKAN PNEUMONIA

Tidak ada tanda bahaya


Tidak ada tanda pneumonia/pneumonia berat

Obat simtomatis (sesuai gejala)


Sesuai penyebab batuk

Kementerian Kesehatan RI. Tatalaksana Pneumonia Balita di FKTP 2018


BATUK DAN SUKAR BERNAPAS
DIARE
KENAPA DIARE MEMATIKAN?
YANG PERLU DIPERHATIKAN
•BERAPA LAMA DIARE?
•BERAPA KALI BUANG AIR BESAR DALAM SATU HARI?
•BAGAIMANA WARNA DAN KONSISTENSI TINJA?
•APAKAH TINJANYA ADA DARAH DAN ATAU LENDIR?
•APAKAH ADA MUNTAH? JIKA ADA, BERAPA KALI BAYI
MUNTAH DALAM SATU HARI?
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum, kesadaran, tanda vital dan berat badan

Tanda utama:
• Keadaan umum sadar atau gelisah/ cengeng atau lemah/ letargi/ koma
• Mata tampak normal atau cekung, normal atau tampak haus atau malas
minum/ tidak bisa minum
• Turgor kulit abdomen (perut) kembali cepat atau lambat (> 2 detik)

Tanda dehidrasi diklasifikasikan status dehidrasinya


KLASIFIKASI DEHIDRASI BERAT
• Kehilangan cairan > 10% berat badan atau > 100 ml/ kgBB

• Terdapat 2 (dua) atau lebih dari tanda di bawah ini:


1. Letargis/tidak sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum atau malas minum
4. Cubitan kulit perut kembali sangat lambat ( ≥ 2 detik)
Klasifikasi DEHIDRASI RINGAN-SEDANG
• Kehilangan cairan 5 – 10% berat badan atau 50 – 100 ml/ kgBB

• Terdapat 2 (dua) atau lebih tanda di bawah ini:


1. Rewel, gelisah
2. Mata cekung
3. Minum dengan lahap, haus
4. Cubitan kulit kembali lambat
Klasifikasi TANPA DEHIDRASI

• Kehilangan cairan <5% berat badan atau < 50 ml/kg


BB
• Tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan
sebagai dehidrasi ringan sedang atau berat
PENANGGULANGAN
• Prinsip dari tatalaksana diare adalah LINTAS Diare (Lima
Langkah Tuntaskan Diare) :

(1) Berikan Oralit


(2) Berikan Seng (zink) selama 10 hari berturut-turut
(3) Teruskan ASI – makan
(4) Berikan antibiotik secara selektif
(5) Berikan nasihat pada ibu/ keluarga
RENCANA TERAPI A (TANPA DEHIDRASI)

• Menyusui lebih sering-lama. Beri oralit atau air matang sebagai tambahan ASI. Setelah diare berhenti,
lanjutkan kembali ASI eksklusif.
• Jika tidak ASI eksklusif, beri satu atau lebih cairan tambahan dibawah ini:
• larutan oralit
• cairan rumah tangga (seperti sup, air tajin, dan kuah sayuran)
• air matang
• Nasihati ibu memberi oralit atau cairan tambahan lain sampai diare berhenti (untuk mencegah dehidrasi)
• Jika anak muntah, tunggu 10 menit , lanjutkan dengan lebih lambat, sedikit demi sedikit
RENCANA TERAPI B (DEHIDRASI RINGAN SEDANG)

• Oralit 3 jam pertama 75 ml/kg BB (berdasarkan umur jika berat badan anak tidak diketahui)
• Oralit atau cairan tambahan lain tetap diberikan setiap kali BAB sampai diare berhenti.
• Observasi selama rehidrasi dan evaluasi setelah 3 jam (bila tidak bisa minum oralit atau keadaannya
terlihat memburuk, periksa segera anak sebelum 3 jam)
• Jika masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi pengobatan untuk 3 jam berikutnya dengan
ORS seperti di atas dan mulai beri anak makanan, susu atau jus dan berikan ASI sesering mungkin.
• Jika timbul tanda dehidrasi berat, lanjutkan ke Rencana Terapi C
RENCANA TERAPI B (LANJUTAN)
• Jika muntah profus atau diare yang cepat seperti kolera (>15 – 20
ml/kg/jam) meskipun belum terjadi dehidrasi berat, berikan cairan iv RL
atau Ringer Asetat (jika tidak tersedia, gunakan cairan NaCl 0,9%) 70
ml/kg BB dalam 2,5 jam (usia 12 bulan – 5 tahun) atau dalam 5 jam (bayi
di bawah usia 12 bulan)
• STOP pemberian oralit, Jika terdapat tanda distensi abdomen dengan
ileus paralitik/ tanda malabsorbsi glukosa (peningkatan tinja saat
oralit diberikan atau kegagalan tanda-tanda membaik), rehidrasi iv
RENCANA TERAPI C (DEHIDRASI BERAT)

Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidak teraba

• Berikan RL atau Ringer Asetat (atau jika tidak tersedia, gunakan cairan NaCl 0,9%) 100
ml/kg BB iv secepatnya.
• Jika bisa minum, beri ORS, sementara infus disiapkan dan berikan ORS 5 ml/kg BB segera
setelah anak mau minum.
• Evaluasi setiap 15 – 30 menit dan evaluasi klasifikasi dehidrasi kembali pada anak
setelah 6 jam atau bayi setelah 3 jam dan kemudian pilih rencana terapi yang
sesuai (A, B atau C) untuk melanjutkan penanganan.
RENCANA TERAPI C (LANJUTAN)
• RUJUK untuk pengobatan intravena (bila ada fasilitas terdekat) dan jika anak bisa
minum, beri ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada anak
sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan
• Jika tidak ada fasilitas terdekat, rehidrasi dengan ORS melalui pipa nasogastrik atau
mulut sebanyak 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg). Segera rujuk anak
untuk pengobatan intravena jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik
(anak muntah terus menerus atau perut semakin kembung)
• Jika tidak ada fasilitas pemberian cairan intravena yang terdekat dalam 30 menit,
tidak ada tenaga terlatih dalam menggunakan pipa nasogastrik dan anak malas/
tidak minum, segera rujuk ke Rumah Sakit untuk pengobatan intravena
DIARE

Anda mungkin juga menyukai