KELAINAN /
DETEKSI DINI
Diagnosis dini, KEGAWATAN-DARURATAN’
Penanganan dini,
cepat & tepat
CACAT/ MENINGGAL
4
ANAMNESIS
• Status GPA
• Usia ibu
• Usia kehamilan
• Antenatal care
• Penyakit kehamilan ibu
• Riwayat perdarahan
• Cairan ketuban
• Cara persalinan
• Kondisi bayi saat lahir
• Plasenta
CONTOH
• 21 Februari 2017, pukul 08.00 telah lahir bayi dari ibu G1P0A0,
usia ibu 22 tahun, hamil 38 minggu. ANC >4x di SpOG, penyakit
kehamilan pre eklamsia (+), riwayat perdarahan (-), ketuban
pecah saat persalinan, jernih, bau khas, jumlah cukup.
• Lahir bayi laki-laki secara SCTP atas indikasi pre eklamsia,
langsung menangis, skor APGAR 9-10-10, BBL 2600 gram.
Plasenta lahir secara manual, tidak ada infark dan kotiledon
lengkap.
PEDOMAN PEMERIKSAAN FISIK
9
PENILAIAN : SUHU
10
PENILAIAN : DENYUT JANTUNG
14
PENILAIAN : PERNAPASAN
16
PENGUKURAN PERTUMBUHAN
17
BERAT BADAN
21
PENILAIAN SISTEM PERNAPASAN
22
Klasifikasi Gawat Napas
0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Napas
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis
dengan O2 menetap
walaupun diberi
O2
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
23
GANGGUAN NAPAS
WHO PONED
Parameter Keterangan
Prekordium Tenang atau aktif
Bunyi jantung Jelas, dengan splitting dari S2
Ritme Normal atau menggambarkan
aritmia
Murmur Jelaskan jika ada
Pengisian kembali kapiler Berapa detik?
25
PENILAIAN SISTEM
GASTROINTESTINAL
Parameter Keterangan
Bising usus Ada, tidak ada, hiperaktif, atau
hipoaktif.
Lingkar perut Catat pengukuran dalam cm.
Emesis (atau residual) Volume dan gambarannya.
Dinding perut Merah atau kehilangan warna.
Meregang atau terlihat batas perut
membuncit.
Palpasi Lembek, nyeri atau meregang.
26
PENILAIAN SISTEM SYARAF
Parameter Keterangan
Aktivitas Tenang, terjaga, rewel atau tertidur
Tingkat kesadaran Letargis, sadar atau dalam sedasi
Gerakan Spontan, terhadap rasa nyeri, atau tidak
ada
Tonus Hipertonik, normal, atau lemah
Pupil Ukuran: Kanan Kiri
Reaksi: Lamban, cepat atau tidak ada
27
PENILAIAN SISTEM SYARAF
Parameter Keterangan
Membuka mata Terhadap rasa nyeri, terhadap suara, tidak
ada atau spontan
28
PENILAIAN SISTEM LAINNYA
30
REFLEKS PRIMITIF (MORO)
REFLEKS PRIMITIF (ROOTING)
REFLEKS PRIMITIF (PALMAR GRASP)
REFLEKS PRIMITIF (STEPPING)
REFLEKS PRIMITIF (BABINSKI)
TORTIKOLIS
PNEUMOTHORAKS
HERNIA UMBILIKALIS
PERDARAHAN SUB ARACHNOID
DISMORFOLOGI
ASUHAN BAYI BARU LAHIR
Bathe quickly
Warm room ; warm water
Menangis
Cortisol Kehilangan
darah
Nyeri
Cemas
PEMBERIAN VITAMIN K1
• Suntikan vitamin K1
(Phytomenadione)
sebanyak 1 mg IM di
paha kiri
• Diberikan untuk
pencegahan perdarahan
pada bayi
• Ampul yang sudah dibuka
tidak bisa disimpan
PENCEGAHAN INFEKSI MATA
• Salep atau tetes mata
diberikan setelah IMD
• Risiko penularan
Hepatitis B pada saat
lahir secara vertikal dan
horisontal
DETEKSI DINI KEGAWATDARURATAN
NEONATUS
58
PERSIAPAN KELAHIRAN
MODUL 6.1 60
Bayi Risiko rendah = Bayi Normal
0-7 hari
(32%)
28 hari-
11 bln
60%
8-28 hari-
(8%)
MODUL 6.1 64
Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia
13%
27%
10% As fiks ia
BBLR
Te tanus
6% Infe ks i
Gang g uan he mato lo g ik
Ms lh pe mbe rian minum
5%
Lain-lain
10%
29%
MODUL 6.1 65
PEMANTAUAN TANDA BAHAYA
• Tidak mau minum atau memuntahkan semua
• Kejang
• Bergerak hanya saat dirangsang
• Nafas cepat (>60x) atau nafas lambat (<30x)
• Tarikan dinding dada dalam atau merintih
• Teraba demam atau teraba dingin
• Nanah yang banyak pada mata
• Pusar kemerahan
• Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki
PROBLEM MENYUSUI
• Bagaimana penyusuan
itu selesai / berhenti ?
• Bagaimana kondisi
payudara ibu ?
Teknik Mendeteksi Masalah Menyusui
• SABAR
• LENGKAP
• JELI
• JELAS
Apnea
MODUL 6.1 73
Manajemen
Apnea
MODUL 6.1 74
Manajemen Apnea (lanjutan)
• Langkah Resusitasi :
• Ventilasi Tekanan Positip
• Kompresi dada
• Pemasangan pipa Endotrakheal
• Pemberian obat-obatan
• Perawatan pasca resusitasi :
• Rawat di Ruang Perawatan Suportip (Bangsal Bayi Risiko Tinggi )
• Pantauan tanda vital
• Patensi jalan napas
• Pantau kadar glukosa darah
MODUL 6.1 75
KEJANG PADA
BAYI BARU LAHIR
BATASAN
Kejang adalah perubahan secara tiba-
tiba fungsi neurologi, baik motorik
maupun autonomik, karena kelebihan
pancaran listrik pada otak
DIAGNOSIS
Anamnesis :
Riwayat persalinan: bayi lahir prematur, lahir dengan
tindakan, penolong persalinan, asfiksia neonatorum.
Riwayat imunisasi tetanus.
Anamnesis :
Riwayat bayi malas minum sesudah dapat minum
normal.
Adanya faktor risiko infeksi.
Spasme:
Bayi tetap sadar, menangis kesakitan
Trismus, kekakuan otot mulut, rahang
kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir
mencucu.
Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas,
perut, kontraksi otot tidak terkendali.
Dipicu oleh kebisingan, cahaya, atau
prosedur diagnostik.
Infeksi tali pusat.
Pemeriksaan / Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
diagnosis lain diagnosis
Timbul saat lahir Kejang, tremor, Kadar glukose Hipoglikemia
sampai dengan hari letargi atau tidak darah kurang
ke 3 sadar dari 45 mg/dL
Riwayat ibu Diabetes Bayi kecil (2.6 mmol/L)
Bayi sangat besar
(berat lahir >4,000 g)
Medikamentosa
Fenobarbital 20 mg/kg berat badan intra vena dalam
waktu 5 menit
Jika kejang tidak berhenti dapat diulang dengan dosis 10
mg/kg berat badan sebanyak 2 kali dengan selang waktu
30 menit. Jika tidak tersedia jalur intravena dan atau tidak
tersedia sediaan obat intravena, maka dapat diberikan
intramuskuler
Bila kejang berlanjut diberikan fenitoin 20 mg/kg berat
badan intravena dalam larutan garam fisiologis dengan
kecepatan 1 mg/kg berat badan/menit.
MANAJEMEN UMUM
Pengobatan rumatan
Fenobarbital 3-5 mg/ kg BB /hari, dosis
tunggal atau terbagi tiap 12 jam secara
intravena atau per oral. Sampai bebas kejang
7 hari.
Fenitoin 3-5 mg/kg/ hari intravena atau per
oral. Dosis terbagi dua atau tiga
Spasme/ tetanus
MODUL 6.1 90
Manajemen Hipotermia Berat
MODUL 6.1 91
Manajemen Hipotermia Berat (lanjutan)
MODUL 6.1 92
Manajemen Hipotermia Berat (lanjutan)
MODUL 6.1 94
Manajemen Dehidrasi berat
MODUL 6.1 95
Manajemen Dehidrasi berat
MODUL 6.1 96
Manajemen Dehidrasi berat
• Lakukan pengamatan dan penilaian dalam 18 jam
berikutnya:
• Jika bayi telah terehidrasi dan tidak diare lagi, berikan
cairan dengan dosis rumatan sesuai umur;
• Jika bayi telah terehidrasi tapi masih diare, tambahkan
cairan rumatan dengan 10 mL setiap kali diare dan
sesuaikan volume cairan yang diberikan.
• Lakukan kaji ulang setelah 12 jam.
MODUL 6.1 97
Syok = Renjatan
MODUL 6.1 98
Etiologi Syok
• Hipovolemik
• Kardiogenik
• Septik
• Karena pengaruh obat
• Neurogenik
• Endokrinologik
MODUL 6.1 99
Manajemen Syok
• Tujuan terapi
– 1.Meningkatkan dan stabilisasi tekanan
darah
– 2. Meningkat perfusi jaringan
– 3. Memantapkan diuresis
– 4. Koreksi asidosis metabolik
• Dua jenis :
- Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi/indirek
- Hiperbilirubinemia terkonjugasi/direk
HEME + Globin CO
(He
me
Ok
sig
en
ase
BILIVERDIN
)
HATI
UCB
BILIRUBIN
Alb
Bilirubin terkonjugasi
BILIRUBIN
Tidak terkonjugasi : Terkonjugasi:
• Bilirubin indirek • Bilirubin direk
• Tidak larut dalam air • Larut dalam air
• Berikatan dengan albumin • Tidak larut dalam lemak
untuk transport • Tidak toksik untuk otak
• Komponen bebas larut dalam
lemak
• Komponen bebas bersifat
toksik untuk otak
MENGAPA BAYI MENGALAMI IKTERUS
PADA MINGGU PERTAMA KEHIDUPAN?
• Meningkatnya produksi bilirubin
• Turnover sel darah merah yang lebih tinggi
• Penurunan usia sel darah merah
• Menurunnya ekskresi bilirubin
• Penurunan uptake dalam hati
• Penurunan konjugasi oleh hati
• Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik
Ekskresi bilirubin membaik setelah 1 minggu
IKTERUS FISIOLOGIS
• Perhatikan riwayat penyakit ikterus fisiologis pada bayi
cukup bulan
• Awitan terjadi setelah 24 jam
• Memuncak pada 3 sampai 5 hari
• Menurun setelah 7 hari
• Bayi cukup bulan rerata memiliki kadar bilirubin serum
puncak 5-6 mg/dl
• Ikterus fisiologis berlebihan ketika bilirubin serum
puncak adalah 7-15 mg/dl pada bayi cukup bulan
• Selalu pertimbangkan usia bayi dan kadar bilirubin
IKTERUS FISIOLOGIS
14
12
10
8
Axis Title S.Bili mg/dl
6
0
HARI 1 HARI 3 HARI 5 HARI 7
KADAR BILIRUBIN SERUM PADA BAYI
CUKUP BULAN DAN PREMATUR
16
14
12
10 Cukup bulan
no rmal
8
Pre matur
6
4
2
0
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7
IKTERUS PADA BAYI PREMATUR
20
18
16
14
12
fis io lo g is
10 no n- fis io lo g is
8
6
4
2
0
hari hari hari hari hari hari hari
1 2 3 4 5 6 7
IKTERUS NON FISIOLOGIS
• Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
• Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam
• Tingkat cutoff
> 15 mg/dl pada bayi cukup bulan?
> ? mg/dl pada bayi prematur?
• Ikterus bertahan
> 8 hari pada bayi cukup bulan
> 14 hari pada bayi prematur
• Tanda penyakit lain
DIAGNOSIS
• Riwayat
• Pemeriksaan fisik :
• Usia kehamilan
• Aktivitas/pemberian minum
• Kadar ikterus
• pucat
• hepatosplenomegali
• memar, cephalhematoma
IKTERUS YANG BERKEMBANG
SECARA CEPAT PADA HARI KE-1
Kemungkinan besar
• Rhesus, ABO, atau penyakit hemolitik lain
• Sferositosis
Kemungkinan yang lebih jarang
• Infeksi kongenital
• Defisiensi G-6-P-D
IKTERUS YANG BERKEMBANG SECARA
CEPAT SETELAH USIA 48 JAM
• Kemungkinan besar
• Infeksi
• Defisiensi G-6-P-D
• Kemungkinan yang lebih jarang
• Rh, ABO, sferositosis
NOMOGRAM UNTUK PENENTUAN RISIKO
BERDASARKAN KADAR BILIRUBIN SERUM SPESIFIK
BERDASARKAN WAKTU, PADA SAAT BAYI PULANG
BHUTANI ET AL., PEDIATRICS 1999
• Laju sefalokaudal
• Wajah: 5 mg/dl (kurang lebih)
• Dada atas: 10 mg/dl (kurang lebih)
• Abdomen dan paha atas: 15 mg/dl (kurang lebih)
• Telapak kaki: 20 mg/dl (kurang lebih)
• Pemeriksaan secara visual mungkin membuat kita kurang
tepat memahami situasi
DIAGNOSIS
Uji Laboratorium
– Kadar bilirubin: total dan direk
– Golongan darah ibu dan tipe Rh-nya
– Golongan darah bayi dan tipeRh-nya
– Uji Coomb direk pada bayi
– Hemoglobin
– Sediaan apus darah
– Hitung retikulosit
TATALAKSANA HIPERBILIRUBINEMIA
• Fenobarbital
PEMBERIAN MINUM
UNTUK MENCEGAH DAN MENGOBATI
IKTERUS NEONATORUM
• Ibu harus menyusui bayinya setidaknya 8
sampai 12 kali setiap hari untuk beberapa hari
pertama