Anda di halaman 1dari 5

1.1.

Ringkasan langkah penilaian triase


gawat darurat dan penanganannya
Periksa tanda kegawatdaruratan dalam 2 tahap:

 Tahap 1: Periksa jalan napas dan pernapasan, bila terdapat masalah


segera berikan tindakan untuk memperbaiki jalan napas dan berikan
napas bantuan.
 Tahap 2: Segera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak sadar,
kejang, atau diare dengan dehidrasi berat.

Bila didapatkan tanda kegawatdaruratan:

 Panggil tenaga kesehatan profesional terlatih bila memungkinkan, tetapi


jangan menunda penanganan. Tetap tenang dan kerjakan dengan tenaga
kesehatan lain yang mungkin diperlukan untuk membantu memberikan
pertolongan, karena pada anak yang sakit berat seringkali memerlukan
beberapa tindakan pada waktu yang bersamaan. Tenaga kesehatan
profesional yang berpengalaman harus melanjutkan penilaian untuk
menentukan masalah yang mendasarinya dan membuat rencana
penatalaksanaannya.
 Lakukan pemeriksaan laboratorium kegawatdaruratan (darah lengkap,
gula darah, malaria). Kirimkan sampel darah untuk pemeriksaan golongan
darah dan cross-match bila anak mengalami syok, anemia berat, atau
perdarahan yang cukup banyak.
 Setelah memberikan pertolongan kegawatdaruratan, lanjutkan segera
dengan penilaian, diagnosis dan penatalaksanaan terhadap masalah yang
mendasarinya.

Tabel diagnosis banding untuk kasus dengan tanda kegawatdaruratan


dapat dilihat di bagian 1.4.
Bila tidak didapatkan tanda kegawatdaruratan, periksa tanda prioritas (konsep
4T3PR MOB):

 Tiny baby (bayi kecil < 2 bulan)


 Temperature (anak sangat panas)
 Trauma (trauma atau kondisi yang perlu tindakan bedah segera)
 Trismus
 Pallor (sangat pucat)
 Poisoning (keracunan)
 Pain (nyeri hebat)
 Respiratory distress (distres pernapasan)
 Restless, irritable, or lethargic (gelisah, mudah marah, lemah)
 Referral (rujukan segera)
 Malnutrition (gizi buruk)
 Oedema (edema kedua punggung kaki)
 Burns (luka bakar luas)

Anak dengan tanda prioritas harus didahulukan untuk mendapatkan


pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut dengan segera (tanpa menunggu
giliran). Pindahkan anak ke depan antrean. Bila ada trauma atau masalah bedah
yang lain, segera cari pertolongan bedah.
Bagan 2: Triase untuk semua anak sakit
Bagan 2: Triase untuk semua anak sakit (lanjutan)
Bagan 3: Tatalaksana anak tersedak (bayi umur <1 tahun)
Bagan 3: Tatalaksana anak tersedak (bayi umur >1 tahun)
Bagan 4: Tatalaksana jalan napas
Bagan 4: Tatalaksana jalan napas (lanjutan)
Bagan 4: Tatalaksana jalan napas (lanjutan)
Bagan 4: Tatalaksana jalan napas (lanjutan)
Bagan 5: Cara pemberian oksigen
Bagan 6: Tatalaksana posisi untuk anak tidak sadar
Bagan 7: Tatalaksana pemberian cairan infus pada anak syok tanpa gizi buruk
Bagan 8: Tatalaksana pemberian cairan infus pada anak syok dengan gizi buruk
Bagan 9: Tatalaksana kejang
Bagan 10: Tatalaksana pemberian cairan glukosa intravena
Bagan 11: Tatalaksana dehidrasi berat pada keadaan gawat darurat setelah
penatalaksanaan syok
1.2. Catatan untuk penilaian tanda
kegawatdaruratan dan prioritas
Menilai jalan napas (airway = A) dan pernapasan (breathing = B)
Apakah pernapasan anak kelihatan tersumbat? Lihat dan dengar apakah ada
aliran udara napas yang tidak adekuat selama bernapas.
Apakah ada gangguan pernapasan yang berat? Pernapasan anak sangat berat,
anak menggunakan otot bantu pernapasan (kepala yang menganggukangguk),
apakah pernapasan terlihat cepat, dan anak kelihatan mudah lelah? Anak tidak
bisa makan karena gangguan pernapasan.
Apakah ada sianosis sentral? Terdapat perubahan warna
kebiruan/keunguanpada lidah dan mukosa mulut.
Menilai sirkulasi (circulation = C) (untuk syok)
Periksa apakah tangan anak teraba dingin? Jika ya:
Periksa apakah capillary refill lebih dari 3 detik. Tekan pada kuku ibu jari tangan
atau ibu jari kaki selama 3 detik sehingga nampak berwarna putih. Tentukan
waktu dari saat pelepasan tekanan hingga kembali ke warna
semula (warna merah jambu).
Jika capillary refill lebih dari 3 detik, periksa denyut nadi anak. Apakah denyut
nadi anak tersebut lemah dan cepat? Jika denyut nadi pergelangan tangan
(radius) kuat dan tidak terlalu cepat, anak tidak mengalami syok. Jika tidak dapat
dirasakan adanya denyut nadi radius pada bayi (kurang dari 1 tahun), rasakan
denyut nadi leher, atau jika bayi berbaring rasakan denyut nadi
femoral. Jika tidak dapat dirasakan denyut nadi radius, cari karotis. Jika ruangan
terlalu dingin, gunakan denyut nadi untuk menentukan apakah anak dalam
keadaan syok.
Menilai koma (coma = C) atau kejang (convulsion = C) atau kelainan status
mental lainnya
Apakah anak koma? Periksa tingkat kesadaran dengan skala AVPU:

 A: sadar (alert)
 V: memberikan reaksi pada suara (voice)
 P: memberikan reaksi pada rasa sakit (pain)
 U: tidak sadar (unconscious)

Jika anak tidak sadar, coba untuk membangunkan anak dengan berbicara atau
mengguncangkan lengan anak. Jika anak tidak sadar, tetapi memberikan reaksi
terhadap suara, anak mengalami letargis. Jika tidak ada reaksi, tanyakan kepada
ibunya apakah anak mempunyai kelainan tidur atau susah untuk dibangunkan.
Lihat apakah anak memberikan reaksi terhadap rasa sakit atau tidak. Jika
demikian keadaannya berarti anak berada dalam keadaan koma (tidak sadar)
dan memerlukan pengobatan gawat darurat.
Apakah anak kejang? Apakah ada kejang berulang pada anak yang tidak
memberikan reaksi?

Menilai dehidrasi (dehydration = D) berat pada anak diare


Apakah mata anak cekung? Tanyakan kepada ibunya apakah mata anak terlihat
lebih cekung daripada biasanya.
Apakah cubitan kulit perut (turgor) kembali sangat lambat (lebih lama dari 2
detik)? Cubit kulit dinding perut anak pertengahan antara umbilikus dan dinding
perut lateral selama 1 detik, kemudian lepaskan dan amati.
Menilai tanda Prioritas
Pada saat melakukan penilaian tanda kegawatdaruratan, catat beberapa tanda
prioritas yang ada:

 Apakah ada gangguan pernapasan (tidak berat)?


 Apakah anak tampak lemah(letargi) atau rewel atau gelisah?
Keadaan ini tercatat pada saat menilai koma.
Catat juga tanda prioritas lain (lihat bagian 1.1)
1.3. Catatan pada saat memberikan
penanganan gawat-darurat pada anak
dengan gizi buruk
Selama proses triase, semua anak dengan gizi buruk akan diidentifikasi sebagai
anak dengan tanda prioritas, artinya mereka memerlukan pemeriksaan dan
penanganan segera.
Pada saat penilaian triase, akan ditemukan sebagian kecil anak gizi buruk
dengan tanda kegawatdaruratan.

 Anak dengan tanda kegawatdaruratan Jalan Napas, Pernapasan dan


Koma atau Kejang harus mendapat penanganan gawat-darurat yang sama
dengan yang tanpa gizi buruk (lihat bagan pada halaman 4 - 18)
 Anak dengan tanda dehidrasi berat tetapi tidak mengalami syok tidak
boleh dilakukan rehidrasi dengan infus. Hal ini karena diagnosis dehidrasi
berat pada anak dengan gizi buruk sulit dilakukan dan sering terjadi salah
diagnosis. Bila diinfus berarti menempatkan anak ini dalam risiko over-
hidrasi dan kematian karena gagal jantung. Dengan demikian, anak ini
harus diberi perawatan rehidrasi secara oral (melalui mulut) dengan
larutan rehidrasi khusus untuk gizi buruk (ReSoMal). Lihat Bab Gizi Buruk
 Anak dengan tanda syok dinilai untuk tanda lainnya (letargis atau tidak
sadar). Pada gizi buruk, tanda gawat darurat umum yang biasa terjadi
pada anak syok mungkin timbul walaupun anak tidak mengalami syok.
o Jika anak letargis atau tidak sadar, jaga agar tetap hangat dan
berikan cairan infus (lihat Bagan 8, halaman 15, dan catatan di
bawah ini) dan glukosa 10% 5 ml/kgBB iv (Lihat Bagan 10, halaman
17).
o Jika anak sadar (tidak syok), jaga agar tetap hangat dan berikan
glukosa 10% 10 ml/kgBB lewat mulut atau pipa nasogastrik dan
lakukan segera penilaian menyeluruh dan pengobatan lebih lanjut
(untuk jelasnya Lihat Gizi Buruk).

Catatan: Ketika memberikan cairan infus untuk anak syok, pemberian cairan
infus tersebut berbeda dengan anak yang dalam kondisi gizi baik. Syok yang
terjadi karena dehidrasi dan sepsis mungkin dapat terjadi secara bersamaan dan
hal ini sulit untuk dibedakan dengan tampilan klinis semata. Anak dengan
dehidrasi memberikan reaksi yang baik pada pemberian cairan
infus (napas dan denyut nadi lebih lambat, capillary refill lebih cepat). Anak yang
mengalami syok sepsis dan tidak dehidrasi, tidak akan memberikan reaksi.
Jumlah cairan yang diberikan harus melihat reaksi anak. Hindari terjadi over-
hidrasi. Pantau denyut nadi dan pernapasan pada saat infus dimulai dan tiap 5–
10 menit untuk melihat kondisi anak mengalami perbaikan atau tidak. Ingat
bahwa jumlah dan kecepatan aliran cairan infus berbeda pada gizi buruk.
Semua anak dengan gizi buruk membutuhkan penilaian dan pengobatan segera
untuk mengatasi masalah serius seperti hipoglikemi, hipotermi, infeksi berat,
anemia berat dan kemungkinan besar kebutaan pada mata. Penting juga
melakukan pencegahan timbulnya masalah tersebut bila belum terjadi pada saat
anak dibawa ke rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai