Anda di halaman 1dari 6

Nama : Anang isniaji

Nim : 19650127
Prodi Profesi NERS

TUGAS MINGGU KEDUA


Jawablah soal berikut sesuai dengan ruangan dinas kalian sertakan pembahasan mengapa
memilih jawaban tersebut. Pembahasan harus mencantumkan daftar pustaka yang dirujuk.

SOAL RUANG HCU ANAK


1. Seorang anak berusia 2 bulan dirawat di HCU anak dengan keluhan kebiruan pada saat
menangis lama. Anak didiagnosis tetralogy of fallot. Anak sudah membaik dan
diperbolehkan pindah ke ruangan perawatan anak. Ibu bertanya apa yang harus dilakukan
jika anak mengalami kebiruan. Apa yang anda jelaskan kepada ibu tersebut terkait
pertanyaan yang diberikannya?
a. Tenagkan anak saat menangis
b. Ajarkan posisi knee chest
c. Beri istirahat cukup
d. Tinggikan kepala
e. Batasi aktivitas

Jawaban : a. Tenangkan anak saat menangis

Gejala Tetralogy of Fallot
Gejala TOF tergantung pada tingkat keparahan gangguan aliran darah dari bilik
jantung sebelah kanan dan aliran darah ke paru-paru. Umumnya, gejala yang dialami
penderita TOF meliputi:

 Sesak napas, terutama saat beraktivitas, misalnya pada saat bayi menyusu.
 Kulit dan bibir membiru (sianosis) akibat peredaran darah yang kekurangan kadar
oksigen. Kondisi sianosis ini bisa memburuk saat bayi menangis

Dalam kasus ini perlu adanya edukasi bagi orang tua tentang aktifvitas yang dapat
memperburuk kondisi anak dalam kondisi menurun pada pasien dengan TOF
diantaranya cara memposisikan bayi nyaman saat menyusui, meminimalkan kondisi
ruang yang merangsang sesak pada anak, meminimalisir keadaan yang menyebabkan
aktivitas berlebih seperti menangis, memberontak, dan gelisah, agar tidak
memperberat kerja jantung dan pulmo.

Daftar Pustaka:

Bailliard, F, Anderson, RH. (2009). Orphanet Journal of Rare Diseases, 13, pp. 4:2.
Shinebourne, EA. (2006). Tetralogy of Fallot: from fetus to adult. Heart, 92(9), pp.
1353–1359.
American Heart Association (2018). Tetralogy of Fallot.

2. Seorang anak dirawat di HCU anak dengan keluhan kejang demam berulang, panas tinggi.
Klien tampak lemah, menggigil, suhu 39oC. Apa implementasi keperawatan pada kasus
ini?
a. Kolaborasi pemberian antipiretik
b. Memberikan edukasi pada ibu penanganan demam
c. Melakukan kompres hangat
d. Menganjurkan banyak minum
e. Menyelimuti dengan selimut

Jawaban : a. Kolaborasi pemberian antipiretik

Studi yang dilakukan oleh Vyas dkk3 pada tahun 2014 melibatkan 99 anak
berusia 6 bulan hingga 12 tahun. Kriteria inklusi adalah anak dengan suhu >38o C
yang diukur menggunakan termometer membran timpani. Pasien yang telah
diberikan antipiretik 6 jam sebelum mengikuti studi, penyakit berat, atau pasien
imunosupresi tidak diikutkan pada penelitian. Studi ini menilai penurunan suhu pada
4 jam pertama pasca terapi pada 3 kelompok. Kelompok pertama (kelompok
parasetamol) dengan jumlah subjek 30 orang anak diberi parasetamol 15 mg/kg.
Kelompok kedua (kelompok ibuprofen), 32 anak dengan ibuprofen 10 mg/kg dan
kelompok ketiga (kelompok kombinasi), 31 anak diterapi dengan parasetamol dan
ibuprofen pada saat yang bersamaan. Hasil studi didapatkan kelompok kombinasi
menurunkan suhu lebih efektif yaitu (2,19±0,83) o C dibandingkan dengan terapi
tunggal parasetamol (1,48± 0,94)o C ataupun ibuprofen (1,87±0,99)o C, p=0,013.
Terdapat perbedaan bermakna pada penurunan suhu antara kelompok kombinasi dan
parasetamol (p=0,03), namun tidak ditemukan perbedaan antara kelompok kombinasi
dan ibuprofen (p=0,167) dan antara kelompok ibuprofen dan parasetamol (p=0,102).
Pada kelompok kombinasi terjadi penurunan suhu 7,21% pada jam keempat, 152
sedangkan pada kelompok parasetamol dan ibuprofen didapatkan penurunan
berturut-turut 1,58% dan 6,52%.
Daftar Pustaka:
Dimple G. Nagrani dkk: Efektivitas kombinasi parasetamol dan ibuprofen
sebagai antipiretik Sari Pediatri, Vol. 17, No. 2, Agustus 2015.
Vyas FI, Rana DA, Patel PM, Patel VJ, Bhavsar RH. Randomized
comparative trial of efficacy of paracetamol, ibuprofen and paracetamol-ibuprofen
combination for treatment of febrile children. Perspect Clin Res 2014;5: 25-31

3. Seorang anak menderita DHF dan mengalami melena. Klien di rawat di HCU anak hari
kedua. Hasil pemeriksaan hari ini didapatkan klien tampak pucat, CRT > 3 detik,
konjungtiva anemis, akral dingin, klien mengalami penurunan kesadaran, suhu 38 oC.
Masalah keperawatan yang menjadi prioritas adalah:
a. Kekurangan volume cairan dan elektrolit
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Hipertermi
d. Perfusi jaringan perifer tidak adekuat
e. Diare
Jawaban : c. Hipertermi
setelah dilakukan pengkajian analisa data dan analisa kasus muncul tiga diagnosa
pada pasien. diagnosa yang muncul antara lain hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi virus dengue, resiko tinggi kekurangan volume cairan vaskuler berhubungan
dengan pindahnya cairan dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler, resiko
terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan.
Daftar pustaka:
NANDA. 2012. Diagnosa Nanda: Definisi dan klasifikasi. Philadelphia: USA

4. Seorang anak dirawat di HCU anak dengan keluhan bengkak pada wajah, BB meningkat
drastis dan nyeri kepala. Hasil pengkajian ditemukan oedema seluruh tubuh, mengalami
penurunan kesadaran, konjungtiva pucat, hematuria. Diagnosis medis nefrotik sindrom.
Masalah keperawatan yang tepat adalah:
a. Nyeri akut
b. Intoleransi aktivitas
c. Risiko tinggi infeksi
d. Kelebihan volume cairan
e. Ketidakseimbangan nutrisi
Jawaban : d. Kelebihan volume cairan

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan dan
ruang ke tiga Batasan karakteristik mayor : Edema, (perifer,sakral), kulit menegang,
mengkilap. Sedangkan batasan karakteristik minor : asupan lebih banyak daripada
keluaran, sesak nafas, peningkatan berat badan (Carpenito, 2009)
Daftar Pustaka:
Carpenito,L.J. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta . EGC.

5. Seorang anak usia 2 tahun dirawat di HCU anak karena sebelumnya mengalami diare
10x sehari dengan konsistensi cair, tidak mau makan. Di IGD telah diberikan resusitasi
cairan. Di HCU anak didapatkan hasil pemeriksaan fisik anak tampak lemah dan
kesadaran apatis. Masalah keperawatan prioritas yang tepat untuk kasus ini adalah:
a. Risiko cidera
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Diare
d. Intolernasi aktivitas
e. Kekurangan volume cairan
Jawaban : b. Nutrisi kurang dari kebutuhan
Pasien yang menderita diare biasanya juga menderita anoreksia sehingga
masukan nutrisinya menjadi kurang. Kekurangan kebutuhan nutrisi akan bertambah
jika, pasien mengalami Muntah-muntah atau diare lama, keadaan ini menyebabkan
makin menurunnya daya tahan tubuh sehingga penyembuhan tidak lekas tercapai,
bahkan dapat timbul komplikasi. Pada pasien yang menderita malabsorbsi pemberian
jenis makan yang menyebabakan malabsorbsi harus dihindarkan. Pemberian makanan
harus mempertimbangkan umur berat badan dan kemampuan anak menerimanya.
Pada umumnya anak umur 1 tahun sudah bisa makan makanan biasa, di anjurkan
makan bubur tanpa sayuran pada saat masih diare, dan minum teh. besoknya jika
kondisinya telah membaik boleh diberi wortel, daging yang tidak berlemak
(Nagstiyah,2014).
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan
penurunan intake makanan
Daftar Pustaka :
Ngastiyah. ( 2014 ). Perawatan Anak Sakit Edisi Dua. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta. North American Nursing Diagnosis Association ( NANDA ). ( 2016 ).
Diagnosis Keperawatan 2009 – 2011. Jakarta : EGC

6. Seorang anak usia 10 tahun dengan asma eksaserbasi akut di HCU anak. Perawat harus
melakukan monitoring. Manakah tanda yang menunjukkan memburuknya kondisi klien
yang harus diwaspadai perawat?
a. Kulit hangat dan kering
b. Penurunan gerakan dada
c. Denyut nadi 90x/menit
d. Respirasi 18x/menit
e. TD 110/70 mmHg
Jawaban : b. Penurunan gerakan dada
Diagnosis asma yang tepat sangatlah penting, sehingga penyakit ini dapat
ditangani dengan baik, mengi (wheezing) berulang dan/atau batuk kronik berulang
merupakan titik awal untuk menegakkan diagnosis. Diagnosis asma didasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Diagnosis klinis asma
sering ditegakkan oleh gejala berupa sesak episodik, mengi, batuk dan dada
sakit/sempit. Pengukuran fungsi paru digunakan untuk menilai berat keterbatasan arus
udara dan reversibilitas yang dapat membantu diagnosis. Mengukur status alergi dapat
membantu identifikasi faktor risiko. Pada penderita dengan gejala konsisten tetapi
fungsi paru normal, pengukuran respons dapat membantu diagnosis. Asma
diklasifikasikan menurut derajat berat, namun hal itu dapat berubah dengan waktu.
Untuk membantu penanganan klinis, dianjurkan klasifikasi asma menurut ambang
control.
Daftar Pustaka:
Anwar Nuari, Tri Umiana Soleha & Muhammad Maulana (2018).Penatalaksanaan
Asma Bronkial Eksaserbasi Pada Pasien Perempuan 46 Tahun Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Kecamatan Gedong Tataan Majority | Volume 7 | Nomor 3 |
Desember 2018.
7. Perawat sedang mengobservasi pasien bayi yang mengalami penyakit jantung bawaan
yang mengarah pada tanda-tanda gagal jantung. Apakah yang harus dikaji oleh perawat
terkait dengan tanda awal gagal jantung?
a. Muka pucat
b. Batuk
c. Takikardi
d. Pernafasan dangkal dan lambat
e. Suara ngorok/stridor
Jawaban : d pernafasan dangkal dan lambat

Ketika anak masih bayi, lanjutnya, penyakit jantung bawaan ini juga dapat terlihat melalui
perilaku menyusui si bayi. Bayi dengan penyakit jantung bawaan cenderung tidak kuat saat
menyusu pada ibu. Di tengah proses menyusu, bayi dengan penyakit jantung bawaan akan
sering berhenti dan mengambil jeda. Bayi benderung lemas dan tidak aktif disertai dengan
pernafasan yang lemah.

8. Seorang anak 5 tahun muntah-muntah, lemah, pucat, mukos bibir kering, turgor kulit
lambat, kelopak mata cekung, ada ptekie, mimisan, akral dingin, nadi 100x/menit, suhu
38,5 oC, frekuensi nafas 29 x/menit. Intervensi keperawatan yang tepat untuk segera
dilakukan adalah adalah:
a. Kolaborasi cairan intravena RL
b. Observasi intake output
c. Kolaborasi pemberian antiemetic
d. Kolaborasi pemberian antipiretik
e. Observasi adanya perdarahan
Jawaban : b. Observasi intake output
Pasien dengan gejala muntah muntah berulang maka diperlukan tindakan
Monitor intake cairan dan output
Rasional : Untuk mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur
keseimbangan cairan

9. Seorang anak usia 1 tahun menderita hidrosefalus. Hasil pengkajian kesadaran menurun,
LK 69 cm, terdapat sunset eyes sign, belum bisa duduk, hanya berbaring di tempat tidur.
Apa masalah keperawatan utama kasus ini?
a. Deficit nutrisi
b. Intoleransi aktivitas
c. Gangguan mobilitas fisik
d. Gangguan perfusi jaringan cerebral
e. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Jawaban : c. Gangguan mobilitas fisik
 Pasien dengan hidrosefalus mengalami beberapa masalah yang dialami salah satunya
gangguan mobilitas fisik karena pembesaran pada ukuran kepala sehingga kepala
menjadi berat sehingga leher tidak mampu menopang beratnya kepala sehingga
mengharuskan pasien untuk berbaring dan tidak bisa beraktifitas lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
System Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
10. Seorang anak usia 4 tahun dibawa ke RS karena mengalami kejang di rumah. Karena
kejang berulang selama di RS pasien diobservasi di HCU anak. Hasil pengkajian
menunjukkan anak memiliki riwayat kejang demam sejak bayi, demam sudah 3 hari
disertai batuk pilek, anak tampak lemah, suhu tubuh 40 o C, frekuensi nafas 30 x/menit.
Masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah:
a. Hipertermia
b. Risiko cidera
c. Risiko infeksi
d. Intoleransi aktivitas
e. Pola nafas tidak efektif
Jawaban : b. Resiko cidera
Pasien dengan riwayat kejang diharuskan untuk dijauhkan dari resiko jatuh atau
terluka antara lain benda2 yang melukai, lokasi tempat tidur tang beresiko pasien
jatuh dan benda benda yang menciderai pasien.

Anda mungkin juga menyukai