Anda di halaman 1dari 24

Latihan menentukan

tindakan/pengobatan
Menentukan obat oral
Kasus 1: Jokowi, 2 tahun, 11 Kg,TB 100cm, batuk
3 hari, HR 51x/menit. Keluar nanah dari telinga
kurang dari 14 hari. Tentukan tindakan pada
kasus ini (kunjungan pertama)
Kasus 2: Megawati, 3 thn, 16 Kg, TB 110 cm, diare
3 hari, ada darah dalam tinja. Tidak letargis, tidak
rewel, tidak cekung matanya, minum spt biasa,
cubitan kulit perut kembali segera. Tentukan
tindakan pada kasus ini (kunjungan pertama)
Udin, 9 bulan, memerlukan suplemen vit A.
tentukan jenis, dosis dan jadwal vit A
David, 4 thn, sangat kurus dan positif campak.
Becham, 2 thn, 11 Kg, anemia.
Menentukan jenis terapi cairan
Gabrielle, 15 bulan, DIARE TANPA DEHIDRASI.
Cairan apa saja yang boleh diberikan ibu
dirumah?
Lola, 9 bln, 8 Kg, diare dehidrasi ringan/sedang
Lola masih menetek, makan 3xsehari dengan
nasi tim+sayuran. Tindakan apa yg saudara
lakukan? Jika setelah 3 jam masih dehidrasi
ringan/sedang, apakah yang saudara lakukan?
Latihan 1. (hal.58 modul 3)
Adi,laki2, 2.5 thn, BB 10 Kg, PB/TB 74cm, suhu 37C,
keluhan diare dan nanah keluar dr telinga, kunjungan
pertama.
Tanda bahaya umum (-)
Diare 3hr, gelisah (+), rewel (+), cekung (+), minum lahap
(+), cubitan perut lambat.
Demam (-), batuk sukar bernafas (-)
Nyeri telinga (+), nanah (+), 15 hari,
Telapak tangan tidak pucat
Status imunisasi lengkap semua dalam catatan KMS
Vitamin A sudah dapat Februari lalu.
Latihan 2. (hal 61 modul 3)
Upik, perempuan, 18 bln, 11Kg/78Cm, uhu 38.5C,
keluhan batuk dan panas, kunjungan pertama
Tidak ada Tanda bahaya Umum
Batuk (+) 6 hari, FN 46x/m, tidak ada stridor dan TDD
Tidak diare
Demam (+), 2 hari, risk tinggi malaria, tidak campak
dlm 3 bln terakhir, kaku kuduk (-), pilek (+), tidak ada
tanda2 campak dan DBD, tidak ada masalah telinga,
telapak tangan tidak pucat.
Status imunisasi: BCG(+), HB0,1,2(+), polio 1,2,3 (+),
DPT 1,2 (+), belum mendapat vit A bulan februari lalu
KASUS 1
Antono, anak laki-laki umur 10 bulan, berat badan 8.2 kg. Panjang
badan 78 cm. Suhu 37.5C. Ibu berkata bahwa Antono menderita ruam
kemerahan (rash) dan batuk selama 5 hari. Ini adalah kunjungan pertama ke
Puskesmas.

Petugas kesehatan memeriksa Antono untuk tanda bahaya umum. Ia bisa


minum, tidak muntah, tidak kejang dan masih sadar serta tidak letargis.

Petugas menghitung napas : 43 kali per menit, dan tidak mendengar stridor ketika Antono sedang
tenang.

Antono tidak menderita diare.

Risiko malaria di daerah itu tinggi. Ibu berkata bahwa Antono demam selama 2
hari. Lehernya tidak kaku. Menurut ibu, saat ini Antono pilek. Pada
pemeriksaan RDT hasilnya positif.

Seluruh tubuh Antono tertutup ruam kemerahan, matanya merah. Petugas


kesehatan tidak menemukan luka di mulut, tidak ada nanah pada mata dan tak
ada kekeruhan pada kornea.
Kasus 2
Kasus : Febrina

Febrina anak perempuan, umur 12 bulan, berat badan 7.2 kg Panjang badan
67 cm dan suhu badan 36,5C. Ibu membawa ke Puskesmas hari ini karena
demam selama 2 hari.
Ia tidak mempunyai tanda bahaya umum. tidak batuk atau sukar bernapas.

Febrina diare selama 2 -3 hari, tidak ada darah dalam tinjanya. Anak sadar
dan tidak letargis. Matanya tidak cekung dan ia minum seperti biasanya.
Cubitan kulit perut kembali segera.

Risiko malaria di daerah ini rendah dan anak tidak pergi keluar daerahnya.
Ia tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir. Lehernya tidak kaku, tidak
pilek dan tidak ada ruam menyeluruh. Ia tidak mempunyai penyebab demam
yang lain. Pada pemeriksaan RDT hasilnya negatif.
Mentari anak perempuan, umur 2 tahun, berat badan 12 kg
Tinggi badan 83 cm dan suhu 38 C.
Ibu berkata anak teraba panas dan mengeluh nyeri ulu hati sejak sehari yang
lalu, ia bisa minum, tidak muntah, tidak kejang dan dan masih sadar serta tidak
letargis. Anak tidak batuk dan tidak diare.

Karena suhu badan Mentari 38 C, petugas kesehatan melanjutkan memeriksa


untuk gejala yang berhubungan dengan demam.

Daerah tersebut risiko rendah malaria dan anak tidak pergi ke daerah lain. Ibu
juga memberitahu bahwa ia demam selama 3 hari, tidak menderita campak
selama 3 bulan terakhir. Pada pemeriksaan RDT hasilnya negatif.

Tidak ada kaku kuduk, pilek, mata merah dan ruam yang menyeluruh. Karena
demam kurang dari 7 hari, petugas kesehatan melakukan penilaian untuk
DBD. Anak muntah, hidung dan gusinya tidak berdarah dan bab nya
biasa saja. Yang dikeluhkan adalah nyeri ulu hati sejak kemarin. Tidak
ditemukan perdarahan dari hidung atau gusi. bintik perdarahan pada kulit positif
Ujung ekstremitas dingin, nadinya lemah dan anak gelisah.
BB 12 KG + demam 38 derajat
tpm
Kasus 4
Kasus : Aditya

Aditya anak laki-laki, umur 24 bulan, berat badan 9.5 kg Tinggi badan 75 cm.
dan suhu badan 370 C. Ibu berkata anak tidak mau makan akhir-akhir ini.

Petugas memeriksa tanda bahaya umum. Anak bisa minum, tidak muntah,
tidak kejang dan masih sadar serta tidak letargis.

Anak tidak batuk dan tidak diare.

Ibu berkata Aditya teraba panas selama 2 hari. Daerahnya risiko tinggi malaria.
Anak dibawa bepergian keluar kota, tetapi bukan ke daerah dengan risiko
malaria. Anak tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir. Pada
pemeriksaan RDT hasilnya positif

Tidak ditemukan kaku kuduk, tidak pilek dan tak mempunyai ruam. Dia tidak
mempunyai gejala yang mengarah ke campak.

Tidak ada perdarahan dari hidung maupun gusi, tidak muntah dan beraknya
normal, dan tidak ada tanda syok.

Setelah diperiksa dengan teliti, petugas menemukan bintik perdarahan pada


perut Aditya. Selanjutnya petugas melakukan uji Tourniquet dan ternyata
hasilnya positif.
Kasus 5
Kasus : Nabilla

Nabilla, anak perempuan umur 3 tahun, berat badan 13 kg, tinggi badan 86
cm. suhu badan 37.50C. Ibu datang ke klinik hari ini karena Anak demam
selama 2 hari terakhir. Ia menangis tadi malam dan berkata bahwa telinganya
sakit.

Petugas kesehatan memeriksa dan tidak menemukan tanda bahaya umum.

Anak tidak batuk atau sukar bernapas dan tidak diare. Risiko malaria di daerah
tersebut tinggi. Demamnya diklasifikasikan sebagai MALARIA.

Tidak ditemukan gejala yang mengarah ke DBD, oleh karena itu ia di


klasifikasikan sebagai DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD

Ibu berkata bahwa ia merasa pasti telinga Nabilla sakit. Hampir sepanjang
malam anak menangis karena telinganya sakit. Petugas tidak menemukan
cairan/nanah yang keluar dari telinga anak. Ia meraba bagian belakang telinga
dan merasakan pembengkakan yang nyeri di belakang salah satu telinga.
Kasus 6
Rafli, anak laki-laki umur 18 bulan, berat 7 kg, panjang badan 68
cm dan suhu
38.5C. Ibu membawanya hari ini karena anak demam d an ada
ruam. Petugas kesehatan melihat Rafli kelihatan seperti tulang
tertutup kulit, anak
bisa minum, tidak muntah, tidak kejang, sadar dan tidak letargis.
Ia tidak batuk atau sukar bernapas dan tidak diare. Rafli tinggal
di daerah risiko rendah malaria. Ibu membawa anak
mengunjungi
keluarga yang tinggal di daerah risiko malaria tinggi sekitar 1
minggu yang lalu.
Anak demam selama 5 hari, mempuyai ruam kemerahan
menyeluruh dan
matanya merah. Ia menderita campak. Lehernya tidak kaku dan
tidak ada
Kasus contoh rujuk
Lat D hal 24. Modul 3

Latihan menulis surat rujukan hal 25-27 modul


3
KASUS 7 (RUJUK)
Dini, 4 bln, perempuan, BB 7 Kg, PB/TB 65 cm, suhu 38C,
dibawa ke PKM karena batuk, kunjungan pertama
Tanda bahaya Umum tidak ada
Batuk 6 hari, HR 54x/m
Tarikan dinding dada (+)
Diare (+), 2 hari, mata cekung
Demam (+) 3 hr, risk rendah malaria, RDT (+) falsiparum, tidak
sakit campak dlm 3 bln terakhir
Tanda2 mengarah ke DBD (-), tidak ada masalah telinga
Telapak tangan tidak pucat
Status immunisasi: BCG(+), HB0 (+), DPT1HB1 (+), polio 1 (+),
polio 2 (+).
Vit A sudah didapat bulan Feb lalu
Kasus MTBS 2015
Azizah anak perempuan umur 18 bulan. Berat badan 11,5
kg. Panjang badan 81 cm, Suhu badan 37,5C. Ibu
membawanya ke klinik karena batuk dan sukar bernapas.
Ini adalah kunjungan pertama untuk penyakit ini.
Petugas kesehatan memeriksa Azizah untuk tanda-tanda
bahaya umum. Azizah bisa minum, tidak muntah, tidak
kejang. Ia sadar dan tidak letargis. Ibu mengatakan bahwa
Azizah batuk selama 6 atau 7 hari. Azizah duduk tenang di
pangkuan ibunya. Petugas kesehatan menghitung napasnya
dalam satu menit, ternyata 41 kali per menit. Wheezing (+).
Petugas kesehatan tidak melihat adanya tarikan dinding
dada ke dalam dan tidak mendengar stridor.
MTBS 2015-batuk
Audi anak perempuan, umur 7 bulan, Berat
badan 5,8 kg. Panjang badan 59 cm. Suhu badan
37C. Ibu berkata anaknya batuk selama 3
minggu. Petugas kesehatan memeriksa tanda-
tanda bahaya umum. Ibu berkata bahwa Audi
dapat menyusu. Ia tidak muntah dan tidak
kejang. Anak sadar dan tidak letargis.
Frekuensi pernapasan Audi : 38 kali per menit. Ia
tidak melihat tarikan dinding dada ke dalam dan
tidak mendengar stridor ataupun wheezing.
Kasus MTBS 2015-demam
Febrina anak perempuan, umur 12 bulan, berat badan 7.2 kg
Panjang badan 67 cm dan suhu badan 36,5C. Ibu membawa ke
Puskesmas hari ini karena demam selama 2 hari. Ia tidak
mempunyai tanda bahaya umum. tidak batuk atau sukar bernapas.
Febrina diare selama 2 - 3 hari, tidak ada darah dalam tinjanya.
Anak sadar dan tidak letargis. Matanya tidak cekung dan ia minum
seperti biasanya. Cubitan kulit perut kembali segera.
Risiko malaria di daerah ini rendah dan anak tidak pergi keluar
daerahnya. Ia tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir.
Lehernya tidak kaku, tidak pilek dan tidak ada ruam menyeluruh. Ia
tidak mempunyai penyebab demam yang lain. Pada pemeriksaan
RDT hasilnya positif Vivax / Ovale.
Imunisasi lengkap
Vit A bulan agustus belum
Masalah pemberian makan susah makan, masih asi, ibu bekerja
Annisa, umur 3 tahun, berat badan 10 kg, tinggi badan 81 cm dan
suhu 38C.
Ibu membawa ke Puskesmas karena batuk dan mempunyai ruam.
Ia bisa minum, tidak memuntahkan semuanya dan tidak kejang. Ia
sadar dan tidak letargis.
Ibu berkata anak batuk selama 2 hari. Hitung napas : 42 kali per menit,
tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, tidak terdengar stridor
ketika anak sedang tenang.
Annisa tidak diare, ia tinggal di daerah risiko rendah malaria dan tidak
pergi ke luar daerah. Ia demam selama 3 hari. Lehernya tidak kaku
dan tidak pilek. Pada pemeriksaan RDT hasilnya negatif untuk
semua Plasmodium.
Ada ruam di seluruh tubuh Annisa. Matanya merah, tidak ada luka di
mulut. Tidak ada nanah keluar dari mata dan korneanya tidak keruh.
Catat gejala anak dan klasifikasikan dalam Formulir Pencatatan
Mentari anak perempuan, umur 2 tahun, berat badan 12 kg Tinggi
badan 83 cm dan suhu 380 C. Ibu berkata anak teraba panas dan
mengeluh nyeri ulu hati sejak sehari yang lalu, ia bisa minum, tidak
muntah, tidak kejang dan dan masih sadar serta tidak letargis. Anak
tidak batuk dan tidak diare. Karena suhu badan Mentari 380 C,
petugas kesehatan melanjutkan memeriksa untuk gejala yang
berhubungan dengan demam.
Daerah tersebut risiko rendah malaria dan anak tidak pergi ke daerah
lain. Ibu juga memberitahu bahwa ia demam selama 3 hari, tidak
menderita campak selama 3 bulan terakhir. Pada pemeriksaan RDT
hasilnya positif Falsiparum.
Tidak ada kaku kuduk, pilek, mata merah dan ruam yang menyeluruh.
Karena demam kurang dari 7 hari, petugas kesehatan melakukan
penilaian untuk DBD. Anak tidak muntah, hidung dan gusinya tidak
berdarah dan beraknya biasa saja. Yang dikeluhkan adalah nyeri ulu
hati sejak kemarin. Tidak ditemukan perdarahan dari hidung atau
gusi atau bintik perdarahan pada kulit. Ujung ekstremitas tidak
dingin, nadinya normal dan anak itu tidak gelisah.
Aditya anak laki-laki, umur 24 bulan, berat badan 9.5 kg Tinggi badan
75 cm. dan suhu badan 370 C. Ibu berkata anak tidak mau makan
akhir-akhir ini.
Petugas memeriksa tanda bahaya umum. Anak bisa minum, tidak
muntah, tidak kejang dan masih sadar serta tidak letargis.
Anak tidak batuk dan tidak diare.
Ibu berkata Aditya teraba panas selama 2 hari. Daerahnya risiko tinggi
malaria. Anak dibawa bepergian keluar kota, tetapi bukan ke daerah
dengan risiko malaria. Anak tidak menderita campak dalam 3 bulan
terakhir. Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif
Tidak ditemukan kaku kuduk, tidak pilek dan tak mempunyai ruam. Dia
tidak mempunyai gejala yang mengarah ke campak.
Tidak ada perdarahan dari hidung maupun gusi, tidak muntah dan
beraknya normal, dan tidak ada tanda syok.
Setelah diperiksa dengan teliti, petugas menemukan bintik perdarahan
pada perut Aditya. Selanjutnya petugas melakukan uji Tourniquet
dan ternyata hasilnya positif.
Catat gejala pada Aditya dan klasifikasinya pada Formulir Pencatatan
Rafli, anak laki-laki umur 18 bulan, berat 7 kg, panjang badan 68 cm dan suhu
38.5C. Ibu membawanya hari ini karena anak demam d an ada ruam.
Petugas kesehatan melihat Rafli kelihatan seperti tulang tertutup kulit,
anak bisa minum, tidak muntah, tidak kejang, sadar dan tidak letargis. Ia
tidak batuk atau sukar bernapas dan tidak diare.
Rafli tinggal di daerah risiko rendah malaria. Ibu membawa anak mengunjungi
keluarga yang tinggal di daerah risiko malaria tinggi sekitar 1 minggu yang
lalu.
Anak demam selama 5 hari, mempuyai ruam kemerahan menyeluruh dan
matanya merah. Ia menderita campak. Lehernya tidak kaku dan tidak ada
pilek. Petugas kesehatan memeriksa gejala komplikasi campak. Anak tidak
mempunyai luka di mulut. Tidak ada nanah keluar dari matanya dan tidak
ada kekeruhan pada kornea. Tidak ada tanda perdarahan termasuk bintik
perdarahan di kulit, dan tidak ada tanda-tanda syok atau gejala DBD yang
lain.
Rafli tidak mempunyai masalah telinga
Selanjutnya petugas memeriksa status gizi dan anemia. Rafli tampak sangat
kurus, tidak pucat, kedua kakinya tidak bengkak.
Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif falsiparum.
Catat gejala Rafli dan klasifikasinya dalam Formulir Pencatatan
Miranda, anak perempuan umur 4 bulan, berat badan 5,5 kg, panjang
badan 59 cm dan suhu badan 38,0C. Ia ada di klinik hari ini karena
diare.
Ia tidak mempunyai tanda bahaya umum, tidak batuk atau sukar
bernapas. Menurut ibu, Miranda diare selama 2 hari dan ada darah
dalam tinjanya. Anak tidak gelisah atau rewel, sadar dan tidak
letargis. Matanya tidak cekung, ia minum secara normal dan tidak
kelihatan haus. Kulitnya segera kembali jika dicubit.
Selanjutnya petugas kesehatan memeriksa untuk demam. Tak ada
risiko malaria di daerah itu dan Miranda belum pernah bepergian
sejak lahir. Anak demam selama 2 hari, tidak menderita campak
dalam 3 bulan terakhir. Lehernya tidak kaku dan ia tidak pilek. Tidak
ada gejala yang mengarah campak atau DBD.
Miranda tidak mempunyai masalah telinga. Petugas kesehatan
memeriksa status gizi dan anemia. Miranda tidak sangat kurus.
Tidak pucat dan tidak ada pembengkakan pada kedua kaki.
Segera setelah lahir, anak mendapat imunisasi BCG, Polio-1 dan HB-1.
4 minggu yang lalu ia mendapat DPT-1 , Polio-2 dan HB-2
Pradipta, anak laki-laki umur 7 bulan berat badan 4,5 kg, panjang
badan 61 cm dan suhu badan 37C. Ibu membawa dia ke klinik
kare na batuk dan demam. Ibu juga khawatir karena anak
kelihatan kurus. Petugas kesehatan tidak menemukan tanda
bahaya umum apapun. Anak sudah batuk selama lbh dari 3
minggu. Petugas kesehatan menghitung napas 42 kali per
menit. Dinding dada Pradipta tidak tertarik ke dalam, dan
tidak ada stridor pada waktu anak dalam keadaan tenang.
Wheezing (+).Pradipta tidak menderita diare dan tidak panas.
Tidak ada masalah telinga. Petugas kesehatan melihat bahwa
Pradipta sangat kurus. Telapak tangan tidak pucat dan kedua
kaki tidak bengkak. Petugas kesehatan mengukur LILA 11 cm
. Ia sudah mendapat BCG, Polio-1 , DPT-1 dan HB-1
Ia belum pernah mendapat kapsul vitamin A.
Ibu Pradipta positiv HIV, dan ASI tidak diberikan sejak lahir.

Anda mungkin juga menyukai