Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Keluarga


Program Profesi Ners Angkatan X

Disusun oleh :

Bayu Septian Ibrahim

KHGD 20059

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN X

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

2020
A. Tinjauan Teori
Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu yang
dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak
memiliki hubungan darah / hukum yang mencirikan orang tersebut
kedalam satu keluarga (Whall, 1986).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 1998).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu
rumah (Friedman, 1998).
B. Tipe Keluarga
1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian,
pisah atau ditinggalkan
 Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
 Bujang dewasa yang tinggal sendirian
 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja
 Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan
dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
 keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
 keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
 keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih
satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang
sama

2) Menurut Anderson Carter


 Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat
 Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah
 Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti
 Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga yang
terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak
angkat yang disebabkan karena perceraian atau kematian
 Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama
 Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa
pernikahan

Keluarga Binaan dengan tipe keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri,
dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama. Keluarga Inti (nuclear family)
yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat.

C. Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
 Saling memuaskan antar pasangan
 Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak
 Merencanakan dengan matang jumlah anak
 Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
 Mempersiapkan biaya persalinan
 Mempersiapkan mental calon orang tua
 Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak

3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi


Tugas:
 Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI ekslusif 6 bln)
 Memberikan kasih sayang
 Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan
 Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga
baru termasuk siklus hubungan sex
 Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan

4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah


Tugas:
 Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
 Mulai menanamkan keyakinan beragama
 Mengenalkan kultur keluarga
 Memenuhi kebutuhan bermain anak
 Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitar
 Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
 Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak

5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah


Tugas:
 Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun biaya
sekolah
 Membiasakan belajar teratur
 Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolahnya
 Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat penting untuk
masa depan anak
 Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan sekitarnya

Dalam hal ini keluarga binaan ada dalam tahap perkembangan ini :

6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja


Tugas:
 Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
 Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah/kegiatan di luar
sekolah
 Memberikan kebebasan dalam batasan yang bertanggung jawab
 Mempertahankan komunikasi dua arah

7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat


Tugas:
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu anak untuk mandiri
 Mempertahankan komunikasi
 Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu
 Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal anak

8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali


Tugas:
 Menjaga keintiman pasangan
 Merencanakan kegiatan yang akan datang
 Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan

9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua


Tugas:
 Saling memberikan perhatian yang menyenangkan antar pasangan
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
 Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan berolahraga,
berkebun, mengasuh cucu
 Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya kehidupan yang
kekal setelah kehidupan ini

D. Tugas Perkembangan Saat Ini


1. Mempertahankan keintiman pasangan
2. Membantu anak untuk mandiri
3. Mempertahankan komunikasi
4. Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu
5. Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal anak

E. Stress dan Koping Keluarga


a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
1. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyesuaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.
2. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyesuaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
d) Strategi adaptasi fungsional yang digunakan bila menghadapi masalah
e) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga, metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik. Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan
harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

F. Rencana Intervensi
1. Ketidakfektifan pemeliharan kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang pencegahan penyakit
ANALISA DATA
Data Mayor :
Melaporkan atau memperlihatkan gaya hidup yang tidak sehat (misalnya
penggunaan obat-obatan, makan dalam jumlah yang berlebihan, diet tinggi lemak)
Data Minor :
Melaporkan atau memperlihatkan :
 Sistem pernapasan (sering terinfeksi, batuk kronis, dispnea saat aktivitas)
 Rongga mulut (sering sariawan, ompong pada usia dini)
 Sistem pencernaan dan nutrisi (obesitas, anoreksia, kakeksia, anemia kronis)
 Sistem musculoskeletal ( tot sering tegang, sakit punggung, nyeri leher)
 Konstitusional (keletihan kronis, malaise, apatis)
 Neurosensori (sakit kepala,adanya kerutan pada wajah)
 Psikoemosional (emosi rapuh, gangguan perilaky, sering merasa sanga kacau)

Intervensi :
a. Kaji pengetahuan tentang pencegahan primer
 Diet yang sehat ( misalnya, “empat dasar”, rendah lemak dan garam, tinggi
karbohidrat kompleks, asupan vitamin, mineral yang mencukupi, air 2-3
liter sehari)
 Kontrol berat badan
 Hindari penyalahguanaan zat (misalnya alcohol, obat-obatan, tembakau)
 Hindari penyakit hubungan seksual
 Hygiene gigi/mulut (misalnya setiap hari, dokter gigi)
 Imunisasi
 Pola olahraga teratur
 Penatalaksanaan stress
 Bimbingan gaya hidup (misalnya seks aman, keluarga berencana,
ketermpilan menjadi orangtua, perencana keuangan)
b. Ajarkan pentingnya pencegahan sekunder
c. Tentukan pengetahuan yang diperluakn untuk mengatasi kondisi penyakit
d. Kaji apakah sumber daya yang dibutuhkan dirtumah tersedia (pemberi asuhan,
keuangan, peralatan)

2. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan pertentangan dalam system


pendukung
ANALISA DATA
Data Mayor :
 Mengungkapkan ketidakpastian tentang pilihan-pilihan dan konsekuensi
alternative tindakan yang diinginkan
 Kebimbangan tentang alternative pilihan
 Menunda pengambilan keputusan
Data Minor :
 Mengungkapakan perasaan disstres saat mengupayakan suatu keputusan
 Berfokus pada diri sendiri tanda-tanda fisik disstres atau keteganagan
(peningkatan frekuensi jantung dan ketegangan otot, gelisah)saat keputusan
menjadi focus perhatian
 Mempertanyakan nilai-nilai atau keyakinan pribadi saat mengusahakan suatu
pengambilan keputusan
Intervensi :
a. Jalin hubungan saling percaya dan berarti yang meningkatkan saling pengertian
dan perhatian
b. Fasilitasi proses pengambilan keputusan yang logis
 Bantu individu mengenlai apa masalahnya dan dengan jelas
mengidentifikasi keputusan yang harus dibuat
 Gali apa yang akan timbul bila tidak membuat keputusan
 Bantu mengidentifikasi kemungkinann hasil berbgaai alternative
 Bantu individu untuk menghadapi ketakutan
 Benahi kesalahan informasi
 Bantu dalam mengevaluasi alternative berdasarakan pada ancaman
potensial atau actual terhadap nilai-nilai atau keyakinan
 Beri dorongan pada individu untuk membuata keputusan
c. Beri dorongan pada orang terdekat untuk terlibat dalam keseluruhan proses
pengambilan keputusan
d. Dengan aktif yakinkan individu bahwa keputusan sepenuhnya ditangannya dan
menjadi haknya untuk melakukan itu
e. Libatkan seluruh anggota keluarga dalam proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi. (2008). Konsep Keluarga. Diambil tanggal 19 Oktober 2020 dari


http://creasoft.files.wordpress.com.pdf
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3.
Jakarta: EGC
Setiawati, Santun dkk. (2005). Tuntunan Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.
Bandung:Rizqi press
Sudiharto, (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

Anda mungkin juga menyukai